Anda di halaman 1dari 20

Diskusi Kasus

Osteosarcoma of Mandible:

A rare Report with Literature review

Penyusun :

Fami Widya Pangestika 021923143007


Rima Syafira Humaidy 021923143077
Krisnynda Ayu Pridanti 021923143092
Eshleen Nisha S Kumar 021923143107
Efraim D. Makanuai 021923143157

Departemen Radiologi Kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Osteosarcoma of Mandible:

A rare Report with Literature review”. Terima kasih saya ucapkan kepada Alhidayati Asymal

drg., M.Kes. yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga

saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami

bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah diskusi kasus yang kami buat ini masih jauh dari kata

sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan

agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah diskusi kasus ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa

bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.


ABSTRAK

Osteosarkoma adalah tumor tulang dan dapat terjadi di seluruh tulang manapun.
Osteosarkoma jarang terjadi dan merupakan tumor ganas, hanya mewakili 4 sampai 8 % dari
semua kasus osteosarkoma. Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus osteosarkoma pada seorang
laki-laki berusia 35 tahun.
Kata kunci : Mandibula, Osteoblas, Osteosarkoma
Laporan kasus oleh : Agustine D, Ramesh M, Muralis S, Sekar B, Paul G. Osteosarkoma pada
mandibula : Laporan kasus langka dengan Tinjauan Literatur. Dunia J Dent 2014 ; 5 (3) : 190-
192.
DAFTAR ISI

Sampul Depan...........................................................................................................................1

Kata Pengantar..........................................................................................................................2

Abstrak......................................................................................................................................3

Daftar Isi...................................................................................................................................4

Daftar Gambar..........................................................................................................................5

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................6


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................6
1.3 Tujuan.................................................................................................................................6

Bab 2: Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi..............................................................................................................................7
2.2 Etiologi...............................................................................................................................8
2.3 Tanda & Gejala..................................................................................................................9
2.4 Manifestasi osteosarkoma di rongga mulut........................................................................9
2.5 Gambaran klinis................................................................................................................10
2.6 Gambaran histopatologi....................................................................................................11
2.7 Gambaran radiografiosteosarkoma...................................................................................12

Bab 3 : Laporan Kasus

Laporan Kasus........................................................................................................................15
Bab 4 : Pembahasan

Pembahasan...........................................................................................................................17
Kesimpulan...........................................................................................................................19
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambaran intra oral osteosarcoma pada mandibul a yang terjadi pasca pencabutan
gigi dan terlihat adanya oedem disertai pembengkakan.

Gambar 2 Gambaran extra oral penderita osteosarcoma pada maksila terlihat adanya massa
tumor yang padat disertai pembengkakan dan adanya oedem.

Gambar 3 Gambaran intra oral osteosarcoma pada maksila disertai dengan adanya massa tumor

dan pembengkakan pada antrum.

Gambar 4 Gambar radiografi osteosarcoma tipe osteolitik, dimana terlihat adanya perluasan
kehancuran tulang dan adanya keteribatan tulang pada daerah mandibula.

Gambar 5 Osteosarcoma pada mandibula tipe osteoblastik dimana terlihat daerah yang tebal
berwarna putih menggantikan tulang cansellous dan memperlihatkan
gambaran radiolusen dan radiopak. Terlihat juga keterlibatan bagian sentral dan
peripher dan gambaran radiografi menunjukkan invasi tumor

Gambar 6 Gambar 6 a dan b merupakan gambaran radiografi Osteosarcoma, dimana terlihat


gambaran spikula-spikula sunray

Gambar 7 7A. Tampilan ekstraoral, pembengkakan diffuse pada sudut


mandibular kanan 7B. Tampilan intraoral

Gambar 8 Gambaran panoramik

Gambar 9 9A dan 9B gambaran histopatologi


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Osteosarcoma of the jaws (JOS) adalah penyakit langka, bersifat agresif dan termasuk
dalam tumor mesenkim ganas yang ditandai dengan pembentukan jaringan osteoid, yang
merupakan 5% hingga 13% dari semua kasus osteosarkoma skeletal. Taksiran insiden kasus
baru JOS per tahun adalah 0,07 dalam 100.000.
Osteosarkoma rahang biasanya ada di urutan ketiga dan keempat dalam dekade
kehidupan. Rahang atas dan rahang bawah memiliki posisi yang sama terlibat. Tumor
mandibula lebih sering muncul di bagian posterior dan pada ramus horizontal, sedangkan
rahang atas tumor ditemukan lebih umum di ridge alveolar, yaitu dasar sinus, dan langit-
langit.
Manifestasi klinis utama JOS adalah nyeri dengan intensitas bervariasi,
pembengkakan pada tulang dan jaringan lunak yang letaknya berdekatan, gigi menggembung
dan dislokasi, kurangnya penyembuhan dan pembengkakan di lokasi gigi ekstraksi, trismus
dan hypoesthaesia atau paresthaesia dalam kasus ini tumor mandibula, dan sumbatan hidung
pada tumor rahang atas.
Protokol pengobatan untuk osteosarcoma termasuk pembedahan radikal atau
konservatif yang dilengkapi dengan radioterapi dan / atau kemoterapi. Profesional gigi
mungkin yang pertama mendeteksi osteosarkoma rahang dalam tahap awal mereka. Terlepas
dari perilaku biologis yang menguntungkan, pasien, osteosarkoma biasanya menunjukkan
tumor stadium lanjut, seperti yang sering luput dari perhatian dokter gigi, dengan demikian
menekankan perlunya diagnosis dini lesi.

1.2 Rumusan masalah


1. Diagnosa apakah yang terdapat dalam kasus tersebut?
2. Apa differential diagnosis dari diagnosa tersebut?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui diagnosa dan differential diagnosis pada kasus berdasarkan klinis dan
radiografi.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteosarcoma adalah sel mesenkim yang ganas yang mempunyai kemampuan untuk
membentuk osteoid atau tulang yang imatur. Osteosarcoma pada rahang jarang terjadi dan
gambaran histopatologinya hampir sama dengan osteosarcoma pada tulang panjang.
Osteosarcoma sering terdapat pada alveolar ridge, maksila dan mandibula. Osteosarcoma
pada maksila lebih berbahaya dibandingkan dengan mandibula.
Trauma dipercaya mempunyai peranan penting di dalam kondisi ini. Namun ada
beberapa faktor lain yang dipercaya mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi
kondisi ini antara lain ekstrinsik karsinogenik, karsinogenik kimia dan virus. Tumor ini
termasuk semua sarkoma berasal dari sel-sel osteoblas. Oleh sebab itu bermacam-macam
gambaran histologi yang terjadi, seperti fibromyxosarcoma, myxosarcoma,
myxochondrosarcoma, chondrosarcoma, dan seterusnya. Tahap-tahap perkembangan
osteoblastik juga dapat terlihat mulai dari kumparan-kumparan sel yang sederhana ke
mukoid, kartilago dan tulang.
Neoplasma biasanya muncul sebagai suatu tumor yang tunggal, bisa terjadi pada
maksila dan mandibula. Bagaimanapun, tulang yang paling umum terpengaruh adalah tulang
panjang dan tulang panggul. Thoma (1962), menggolongkan osteosarcoma ke dalam tiga
subklas yaitu : osteolitik, osteoblastik, dan telangiektatik.
1. Osteolitik osteosarkoma
Jenis ini lebih sering pada orang dewasa, sifat regenerative dari tulang bersifat lebih
lemah dibandingkan pada usia muda. di sini terjadi kerusakan tulang dan diganti dengan
jaringan tumor yang terdiri atas sel-sel yang tidak terbentuk sempurna, zat-zat intercelular
dihasilkan kemudian tulang rawan atau myxomatous atau jaringan fibrous atau semua
jaringan bergabung.
2. Osteoblastik osteosarkoma
Pada jenis ini produksi tulang meningkat. Lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa muda. Pembentukan periosteal yang tampak seperti tangkaitangkai, spikula-spikula
atau lamellae yang membentang dalam arah vertikal dari tulang sampai ke batas luar dari
tumor. Hal ini terlihat dalam gambaran radiografi, dikenal sebagai pengaruh sinar matahari
”sun-ray effect”. pengaruh sinar matahari ini bukan merupakan gambaran yang khas pada
osteosarkoma, gambaran ini juga dapat ditemukan pada tumor-tumor yang lain dan
adakalanya dijumpai pada infeksi kronis tulang yang ringan. Jenis osteoblastik bukan tumor
ganas pada mandibula seperti di tulang-tulang yang lain.
3. Telangiektatik osteosarcoma
Menurut Ewing tumor yang tandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah dan sinus-
sinus darah yang banyak digolongkan sebagai teleangiektatik osteosarkoma. Berkembang
dengan cepat, menghancurkan tulang, mengakibatkan fraktur, periosteum perforasi dengan
cepat dan bercabang melalui otot dan jaringan lunak.
Kecepatan pertumbuhan tumor-tumor ini sangat bervariasi di dalam rongga mulut. Tumor
osteoblastik berkembang dengan baik dan terlokalisir dimana bagian atas selaput mukosa
2
tidak terlibat, biasanya berkembang lambat dan tidak ganas. Jenis vaskuler lunak dimana
sulit untuk diketahui dan menembus tulang adalah sangat ganas, tumbuh lebih cepat, terutama
setelah masuk ke periosteum. Rekurensi sering terjadi setelah operasi. Pada keadaan ini
kondisi umum pasien tidak begitu parah. Metastases ke paru-paru sering terjadi. Lymph
nodes jarang terlibat dan metastases ke tulang jarang. Pada tahap akhir terjadi anemia yang
serius dimana kulit tampak seperti kapur. Kematian biasanya terjadi dalam dua atau tiga
tahun.

2.2 Etiologi
Etiologi osteosarcoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai macam faktor
predisposisi sebagai penyebab osteosarcoma. Adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan osteosarcoma antara lain :
1. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya injuri.
Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama karena tulang
yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan osteosarcoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga
diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh adalah radium.
Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous
displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan osteosarcoma.
3. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis mengakibatkan 14
dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
4. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma baru dilakukan pada
hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik virus pada osteosarcoma
manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan adanya partikel seperti virus
pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan.
Bahan kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma, pertumbuhan yang cepat dan besarnya
ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma selama masa pubertas. Hal
ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas bagaimana hormon dapat
mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma.

2.3 Tanda Dan Gejala


Gejala dan tanda biasanya dapat terjadi seminggu atau sebulan (biasanya lama)
sebelum pasien didiagnosa.
Gejala umum :
 Adanya rasa sakit, ketika beraktifitas
 Penderita osteosarcoma akan merasakan nyeri pada tulangnya pada saat malam hari.
 Penderita osteosarcoma sering jatuh
 Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi
 Faktor herediter
Gejala sistemik :
 Demam
 Berkeringat pada malam hari (biasanya terjadi pada penderita tuberculosis yang
menggunakan thorium sebagai obat )
Pemeriksaan secara fisik biasanya dilakukan untuk mengetahui tumor primer antara lain :
 Palpasi, adanya massa yang lunak dan panas.
 Adanya pergerakan
 Respiratori, auskultasi yang tidak normal.

2.4 Manifestasi Osteosarcoma Di Rongga Mulut


Beberapa rangkaian kasus osteosarcoma pada rahang sudah dibicarakan dalam
beberapa tahun ini. Garington dkk telah menganalisis 56 kasus dan menemukan bahwa gejala
yang paling sering muncul pada pasien adalah bengkak pada area yang terlibat, terdapat
adanya deformitas pada wajah dan rasa sakit serta diikuti dengan kehilangan gigi, rasa kebas
(parastesia), sakit gigi, perdarahan dan obstruksi pada hidung (hidung tersumbat).
Pada penderita osteosarcoma gejala yang paling sering muncul dan terlihat pada usia
sekitar 27 tahun. Dari 44 kasus osteosarcoma pada rahang dan tulang wajah yang dilaporkan
oleh Kragh dkk, rata-rata usia yang terkena adalah 33 tahun. Dalam berbagai hal, tumor
maksila lebih sering terjadi dari pada mandibula dan selalu terdapat pada pria.

2.5 Gambaran Klinis


Osteosarcoma pada rahang jarang terjadi, hanya sekitar 7% osteosarcoma terjadi pada
rahang. Lokasi yang sering terlibat osteosarcoma pada mandibula ialah ramus mandibula.
Daerah lain yang menjadi lokasi tumor ini ialah simphysis, ramus, angle dan temporo
mandibular joint.
Tumor pada mandibula biasanya ditandai adanya pembengkakan atau massa.
Pembengkakan bervariasi mulai dari pelebaran permukaan yang menyebar hingga menjadi
mengeras. Lesi ini juga ditandai dengan adanya perpindahan tempat dan kehilangan gigi.
Parestesia pada dagu dapat terjadi karena adanya keterlibatan nerfus inferior alveolar pada
kanal mandibula yang disebabkan adanya tumor.
Pada maksila osteosarcoma lebih sering terjadi pada alveolar ridge dan antrum. Tanda
dan gejala tumor pada maksila hampir sama dengan mandibula. Hal ini ditandai dengan
adanya pembengkakan atau massa. Rasa sakit yang dirasakan pada setengah wajah. Adanya
parastesia pada nervus infraorbital dan epistaxis, kehilangan gigi, mata terlihat menonjol
keluar dan letak gigi yang menjadi tidak teratur.
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa osteosarcoma selalu ditandai dengan adanya
massa tumor, pembengkakan, oedem disekitar lesi. Gambaran klinis osteosarcoma pada
maksila dan mandibula hampir sama, dimana rasa sakit dan bengkak yang terjadi pada rahang
merupakan gejala awal yang menunjukkan terjadinya osteosarcoma. Kecenderungan untuk
terjadinya fraktur pada rahang yang terlibat osteosarcoma jarang terjadi.

Gambar 1. Gambaran intra oral osteosarcoma pada mandibul a yang terjadi pasca pencabutan
gigi dan terlihat adanya oedem disertai pembengkakan.
Gambar 2. Gambaran extra oral penderita osteosarcoma pada maksila terlihat adanya massa
tumor yang padat disertai pembengkakan dan adanya oedem.

Gambar 3. Gambaran intra oral osteosarcoma pada maksila disertai dengan adanya massa
tumor dan pembengkakan pada antrum.

2.6 Gambaran Histopatologi


Osteosarcoma biasanya terjadi oleh karena pembentukan sel-sel tulang baru (Osteoid
tumor). Secara histologis, osteosarcoma dapat dibedakan atas 2 tipe : sklerosing atau tipe
osteoblast dan tipe osteolitik osteosarcoma. Pada sklerosing osteosarcoma terjadi proliferasi
osteoblast yang tidak teratur, bentuk dan ukuran bervariasi serta adanya inti sel yang
berwarna gelap. Osteoblas ini kemudian menghasilkan osteoid tumor baru dan membentuk
tulang yang kadang-kadang lebih keras dari trabekula tulang.
Sel-sel pembentuk tulang dapat berdiferensiasi buruk dan pusat osteoidnya tidak
berkembang sehingga gambaran utama osteolitik lebih menunjukkan kerusakan tulang dari
pada pembentuknya. Pada osteolitik osteosarcoma ini dijumpai adanya sel raksasa berinti satu
maupun berinti banyak dimana bentuk susunannya tidak teratur.
2.7 Gambaran Radiografi Osteosarcoma
Gambaran radiografi sangat diperlukan untuk mengetahui lokasi osteosarcoma.
Umumnya osteosarcoma lebih sering terdapat pada maksila dari pada mandibula. Meskipun
lesi dapat muncul pada bagian rahang mana saja, posterior mandibula, daerah struktur
pendukung gigi, sudut rahang dan vertical ramus yang merupakan daerah yang paling sering
infeksi. Pada maksila daerah posterior termasuk bagian yang umumnya terkena antara lain :
Alveolar ridge, antrum dan palatum. Lesi ini juga dapat timbul pada daerah midline.
Batas dan bentuk osteosarcoma juga dapat terlihat dari gambaran radiografi. Dalam
beberapa hal batas dan bentuk dari lesi tidak begitu jelas. Ketika dibandingkan dengan tulang
yang normal, lesi biasanya radiolusen. Gambaran radiografi osteosarcoma tidak disertai
sclerosis atau enkapsulasi. Jika lesi melibatkan jaringan periosteum secara langsung atau
karena perluasan, maka akan terlihat spikula-spikula sunray yang khas atau ‘hair-on-end’
pada trabekula. Hal ini terjadi ketika periosteum digantikan atau sebagian dari periosteum itu
hancur dan tidak tersusun sebagai mana mestinya atau tidak teratur. Jika periosteum diangkat
atau ditinggikan dan mempertahankan potensi osteogenik namun terputus ditengahnya, maka
codman’s triangele disekeliling tepi periosteum terbentuk.
Osteosarcoma kemungkinan memperlihatkan gambaran radiografi radiolusen secara
keseluruhan, campuran radiolusen dan radiopak, atau sedikit radiopak. Sedangkan struktur
internal osseus kemungkinan terlihat seperti granular atau menyerupai tulang sklerotik, bola-
bola kapas, untaian-untain rambut atau sarang lebah. Gambaran ini terjadi dipinggir lesi atau
batas antara lesi dengan jaringan normal.
Efek adanya osteosarcoma pada rahang terhadap struktur tulang adalah pelebaran
membran periodontal yang terkait dengan osteosarcoma. Namun pelebaran ini juga terlihat
pada malignansi-malignansi yang lain. Antral atau dinding kortikal nasal kemungkinan hilang
pada lesi maksila. Pada lesi mandibula kemungkinan menghancurkan korteks kanal
neurovascular dan batas lamina dura atau kanal neurovascular kemungkinan melebar secara
simetris dan membesar. Thoma (1962), osteolitik, osteoblastik, dan telangiektatik.
1. Osteolitik osteosarkoma
Jenis tumor ini lebih sering pada orang dewasa, sifat regenerative dari tulang bersifat
lebih lemah dibandingkan pada usia muda. Disini terjadi kerusakan tulang dan diganti dengan
jaringan tumor yang terdiri atas sel-sel yang tidak terbentuk sempurna, zat-zat intercelular
dihasilkan kemudian tulang rawan atau myxomatous atau jaringan fibrous atau semua
jaringan bergabung.
Gambar 4. Gambar radiografi osteosarcoma tipe osteolitik, dimana terlihat adanya perluasan
kehancuran tulang dan adanya keteribatan tulang pada daerah mandibula.

2. Osteoblastik osteosarkoma
Pada jenis ini produksi tulang meningkat. Lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa muda. Pembentukan periosteal yang tampak seperti tangkaitangkai, spikula-spikula
atau lamella yang membentang dalam arah vertikal dari tulang sampai ke batas luar dari
tumor. Hal ini terlihat dalam gambaran radiografi, dikenal sebagai pengaruh sinar matahari
”sun-ray effect”. Pengaruh sinar matahari ini bukan merupakan gambaran yang khas pada
osteosarkoma, Gambaran ini juga dapat ditemukan pada tumor-tumor yang lain dan
adakalanya dijumpai pada infeksi kronis tulang yang ringan. Pada mandibula jenis
osteoblastik tidak termasuk tumor ganas.

Gambar 5. Osteosarcoma pada mandibula tipe osteoblastik dimana terlihat daerah


yang tebal berwarna putih menggantikan tulang cansellous dan memperlihatkan gambaran
radiolusen dan radiopak. Terlihat juga keterlibatan bagian sentral
dan peripher dan gambaran radiografi menunjukkan invasi tumor.
3. Telangiektatik osteosarcoma
Menurut Ewing, tumor yang ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah dan
sinus-sinus darah yang banyak digolongkan sebagai teleangiektatik osteosarkoma. Tumor ini
berkembang dengan cepat, dapat menghancurkan tulang, mengakibatkan fraktur, periosteum
perforasi dengan cepat dan bercabang melalui otot dan jaringan lunak.

Gambar 6 a dan b merupakan gambaran radiografi Osteosarcoma, dimana terlihat gambaran


spikula-spikula sunray.
BAB 3

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki 35 tahun melapor ke klinik gigi swasta dengan k eluhan utama berupa
pembengkakan yang menyakitkan di daerah bawah rahang kanan dan kesulitan dalam
pengunyahan sejak 1 bulan. Riwayat medis tidak berkontribusi.
Pada pemeriksaan klinis, terlihat pembengkakan difus pada sudut kanan mandibula
membentang di bawah perbatasan inferior. Meluas ke anteroposterior dari premolar hingga
ramus mandibula (Gbr. 7A). Pembengkakan ekstraoral keras dan lunak saat palpasi. Tidak
ada kelenjar getah bening yang teraba.
Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya ulserasi exophytic massa dengan batas
berbeda yang melibatkan alveolus di daerah molar kanan (Gbr. 7B). Massa itu diraba keras
tanpa ada perubahan. Itu berkaitan dengan jaringan di bawahnya. Orthopantomogram
mengungkapkan lesi campuran dengan batas tidak jelas, resorpsi akar gigi yang terlibat dan
perforasi dari batas inferior mandibula (Gbr. 8). Diagnosis sementara adalah Osteosarcoma
dengan diagnosis banding aggressive ossifying fibroma.

Gambar 7A dan 7B : A. Tampilan ekstraoral, pembengkakan diffuse pada sudut


mandibular kanan B. Tampilan intraoral

Gambar 8 Gambaran
panoramik
Evaluasi mutu pada gambaran panoramic adalah obyek mencakup tepi bawah
mandibula, kondilus kanan dan kiri sesuai dengan tujuan pembuatan radiograf.
Kontras,detail,ketajaman baik. Terdapat distorsi vertikal. Tidak terdapat radiolusen yang
overlap dengan apikal gigi anterior rahang atas. Tidak terdapat artefak dan terdapat ghost
image berupa cervical spine .
Radiograf dapat diinterpretasi.
Interpretasi gambaran panoramik pada kasus ini adalah lokasi pada regio 46.47,48.
Struktur internal terdapat lesi campur radiolusen-radiopak, dengan cumulus appearance.
Bentuk irregular dengan batar ill difiner border. Efek terhadap jaringan sekitar adalah
hilangnya lamina dura gigi yang terlibat, pelebaran ligament periodontal, hilangnya plat
mandibula. Differential diagnosis dari kasus ini adalah chondrosarcoma yang memiliki
struktur internal tampak radiopak-radiolusen. Perbedaan dengan osteosarcoma,
chondrosarcoma batasnya lebih sering sering well defined dan kadang corticated, dan
terdapat kalsifikasi. Ossifying fibrioma yang memiliki struktur internal radiopak radiolusen,
namun dengan batas well defined dan pembesaran tulang rahang masih dalam batas normal.
Fibous Dysplasia yang memiliki struktus internal radiopak-radiolusen, dengan batas ill
defined atau well defined, tidak menyebabkan pembesaran tulang rahang
Pada evaluasi histopatologi terlihat proliferasi bentukan spindel, plump, osteoblas
ganas (Gbr. 9A) pada daerah tumor osteoid terlihat. Tampilan kekuatan tinggi menunjukkan
osteoblas yang ganas berupa pleomorfik dengan inti hiperkromatik dan sedikit area dari
osteoid tumor (Gbr. 9B).

Gambar 9A dan 9B gambaran histopatologi

Diagnosis akhir osteosarcoma osteoblas disimpulkan. Hemimandibulektomi dilakukan


tanpa komplikasi pasca operasi. Pasien dipulangkan 1 minggu setelah operasi dalam kondisi
baik dan dirujuk terapi radiasi. Belum ada kekambuhan yang diamati setelah 6 tahun masa
tindak lanjut
BAB 4
PEMBAHASAN

Osteosarkoma adalah tumor tulang agresif yang sangat ganas yang jarang menyerang
daerah kepala dan leher. OS maxillofacial terjadi satu atau dua dekade lebih lama dari OS
tulang panjang dengan sedikit dominasi laki-laki.
Osteosarkoma dapat timbul de novo atau karena faktor predisposisi. Faktor risiko
utama untuk pengembangan OS rahang mirip dengan OS tulang panjang, yaitu iradiasi
sebelumnya pada daerah kepala dan leher, riwayat Paget disease, dan displasia fibrosa.
Kelainan tulang lainnya seperti osteomielitis kronis, osteochondromatosis multipel, myositis
ossificans dan trauma juga telah diusulkan sebagai faktor risiko. Pasien kami tidak memiliki
kondisi yang disebutkan di atas, dalam kasus kami, hal itu dapat terjadi secara de novo atau
faktor genetik dapat dicurigai.
Osteosarkoma biasanya muncul sebagai lesi agresif yang besar yang menyebabkan
rasa sakit dan ketidaknyamanan yang cukup besar pada pasien. Osteosarkoma tumbuh dengan
cepat menyebabkan perluasan pelat kortikal. Perpindahan dan resorpsi akar sering terjadi.
Osteosarkoma dengan mudah menyerang struktur yang berdekatan karena pola pertumbuhan
invasif dengan ulserasi mukosa dan fraktur patologis sering terjadi. Kelainan sensorik ditemui
saat saraf perifer terlibat. Kasus kami disajikan sebagai lesi agresif dengan perforasi batas
inferior mandibula, manifestasi neurologis tidak terlihat.
Ossifying Fibroma yang agresif dan osteoblastoma harus dipertimbangkan dalam
diagnosis banding klinis yang dapat menyerupai OS dalam presentasi klinis dan perilaku
biologis yang agresif. Mencatat riwayat klinis yang akurat penting dalam kasus tersebut,
radiografi sebagai tambahan dapat membantu dalam membedakan ketika gambaran
histopatologi tidak jelas.
Secara radiografik, dapat muncul sebagai lesi sklerotik campuran untuk memberikan
tampilan awan kumulus atau sebagai lesi radiolusen. Pada lebih dari 50% kasus, tampilan
sunburst klasik terlihat yang paling baik ditunjukkan dalam computed tomography dan
oklusal radiograf. Ini karena pembentukan tulang osteofit. Margin yang tidak jelas tanpa
sklerosis adalah gambaran umum; fitur-fitur ini konsisten dalam kasus kami dengan tampilan
awan kumulus.
Secara histologis, OS dapat diklasifikasikan menurut tipe komponen selulernya
sebagai varian osteoblas, kondroblastik dan fibroblastik. Pada tipe osteoblas, osteoblas ganas
atipikal terlihat dengan pembentukan tumor osteoid. Tipe kondroblastik, terdiri dari sel-sel
nukleasi pleomorfik atipikal yang tersusun dari area kondroid dan tipe fibroblastik
menunjukkan hiperkromatik atipikal, spindelsel berbentuk. Berdasarkan fitur ini, kasus kami
didiagnosis OS osteoblastik. Diagnosis banding histopatologi dari Ossifying fibroma agresif
trabekuler kadang-kadang dapat menjadi dilema karena pleomorfisme sel dan pembentukan
osteoid yang menyerupai tumor osteoid OS. Derajat pleomorfisme dan keberadaan figur
mitosis lebih tinggi pada osteosarkoma. Ossifying fibroma agresif sering dapat dibedakan dari
OS berdasarkan tampilan radiografi. Gambaran radiografi OS adalah striasi ortoradial,
destruksi korteks dengan pertumbuhan komponen jaringan lunak, pelebaran ruang ligamen
periodontal secara umum dan destruksi lamina dura, yang semuanya tidak ada pada ossifying
fibroma yang agresif. Diferensiasi ini sangat penting karena ossifying fibroma yang agresif
adalah lesi jinak. Eksisi bedah lengkap adalah pengobatan andalan.
Total maxillectomy / mandibulectomy atau hemimaxillectomy atau
hemimandibulectomy dilakukan berdasarkan luasnya lesi di rahang. Radioterapi adjuvan dan
kemoterapi tampaknya memiliki pengaruh yang kecil kecuali dalam menunda kekambuhan
dan tampaknya tidak meningkatkan tingkat kelangsungan hidup secara signifikan.
Margin pembedahan pada OS adalah prognostik penting. Pasien menunjukkan
kelangsungan hidup yang lebih baik dengan margin bedah lebih besar dari 5 mm, rekurensi
lokal yang lebih sedikit dan penyakit metastasis yang lebih sedikit dibandingkan dengan
mereka yang memiliki margin kurang dari 5 mm. Meskipun mencapai batas lebar jaringan
normal merupakan tantangan di rahang, batas yang jelas berperan dalam pemberantasan
penyakit dan pembatasan ekstensi intramedulla.
BAB 5
KESIMPULAN

Prognosis OS di rahang buruk. Pasien kami menjalani hemimandibulektomi yang


dilanjutkan dengan radioterapi, tidak ada kekambuhan yang teramati selama 6 tahun terakhir
yang membuat kasus ini menarik untuk dilaporkan. Diagnosis banding dari fibroma
pengerasan agresif trabekuler kadang-kadang dapat menjadi dilema diagnostik klinis dan
histopatologis. Membedakan keduanya wajib dilakukan karena kedua lesi memiliki prognosis
yang bervariasi.
Daftar Pustaka

1. William G. Shafer, B.S., D.D.S., M.S. A Textbook of Oral Pathology. 4th ed.

Philadelphia ; W.B. Saunders Company 1983 : 180-3.

2. Mc. Call, Wald Clinical Dental Roentgenology Technic and Interpretation. 4th ed.

W.B. Saunders Company. Philadelphia ;1962 : 364-8

3. Osteosarkoma of the jaw http://cebp.aacrjournals.org/cgi/content/abstract/11/11/1434

(November 2017)

4. Baghaie F, Motahhary P. Osteosarcoma Of The Jaws : A Retrospective Study.

Tehran ; 2003 : (Vol 41) :113-21.

5. Brad W, Douglas D, Carl M, Jerry E Bouquot. Oral & Maxillofacial pathology. 2nd

ed. New York ; 2002 : 574-8.

6. Douglas J, Pritchard, Miriam P, Finkel, Christopher A, Reilly. The Etiology of

Osteosarcoma. 1957 ; 14-7.

7. Siew-Ting Ong, Chen-Kiong Shim et al. Osteosarcoma presenting as an aggressive

nodular mass in the region of the mandible. J.Oral Sci. 2004 : 46, 55-9.

8. N Givol, A Buchner et al. Radiological features of osteogenic sarcoma of the jaws. A

comparative study of different radiographic modalities. Dentomaxillofacial

Radiology. Israel ; 1998 : 27 ; 313-20.

Anda mungkin juga menyukai