Adalah tes imunologi, yang menjadi salah satu jenis pemeriksaan untuk melihat seberapa kuat
sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai antigen atau benda-benda asing yang masuk
ke dalam tubuh. Antigen yang dimaksud biasanya berupa mikroba, seperti bakteri, virus, jamur,
dan parasit, yang dapat menyebabkan suatu penyakit. Namun, antigen juga dapat berupa benda
yang terbilang besar, seperti misalnya suatu organ yang ditransplantasikan, dapat membuat
sistem imun bereaksi karena menganggap organ tubuh yang baru tersebut adalah antigen.
Nah, tes imunologi dilakukan untuk mengetahui seberapa tangguhnya tubuh terhadap antigen,
dan apakah terdapat kelainan pada sistem imun seseorang. Kelainan pada sistem imun dapat
menyebabkan berbagai kondisi, salah satunya adalah penyakit autoimun, yang dapat menyerang
organ tubuh sendiri. Tes imunologi juga kerap dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami penyakit HIV atau tidak.
Tes imunologi yang perlu dijalani seseorang pun biasanya akan dilihat dari jenis antibodi yang
diduga mengalami gangguan. Berikut beberapa jenis antibodi yang ada dalam tubuh manusia:
1. Immunoglobulin A (IgA)
Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam tubuh, dan memiliki
peran dalam timbulnya reaksi alergi. IgA biasanya ditemukan dengan konsentrasi tinggi di
lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran
pencernaan, serta pada air liur dan air mata. Pemeriksaan untuk antibodi ini dapat membantu
dokter mendiagnosis gangguan ginjal, usus dan sistem imunitas.
2. Immunoglobulin E (IgE)
Antibodi IgE biasanya ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. IgE juga berperan dalam
reaksi alergi. Pemeriksaan IgE sering kali menjadi pemeriksaan awal untuk alergi.
3. Immunoglobulin G (IgG)
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan dalam darah dan cairan tubuh
lainnya. Antibodi ini melindungi tubuh dari infeksi dengan cara "mengingat" kuman yang telah
dihadapi sebelumnya. Jika kuman tersebut kembali, sistem kekebalan tubuh ini akan menyerang
mereka.
4. Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi jenis ini diproduksi tubuh saat pertama kali terinfeksi bakteri atau kuman, sebagai garis
pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Tingkat IgM biasanya akan meningkat dalam
waktu singkat saat terjadi infeksi. Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang
tinggi, menandakan adanya infeksi yang masih aktif.
Ruam kulit.
Alergi.
Tes antibodi juga memiliki manfaat lainnya, seperti untuk mendiagnosis myeloma, yaitu suatu
kondisi ketika sumsum tulang membuat terlalu banyak limfosit, sehingga jumlah antibodi tidak
normal. Tes antibodi dapat membantu dalam mendiagnosis beberapa jenis kanker, serta dapat
digunakan untuk mendeteksi penyakit tertentu pada kehamilan, misalnya pemeriksaan TORCH,
sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan.
Selain itu, tes imunologi juga sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan ketika mengalami
kondisi-kondisi seperti:
Mengalami 2 atau lebih keguguran setelah usia 35, atau 3 keguguran sebelum usia 35.
Mengalami 2 kegagalan IVF setelah usia 35, atau 1 kali gagal IVF sebelum usia 35.
Memiliki masalah kekebalan yang sudah ada sebelumnya, seperti lupus atau rheumatoid
arthritis.
Memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan imun, di kedua sisi keluarga.