Anda di halaman 1dari 30

IMUNOLOGI

PENGUKURAN IMUNOKIMIA

Kelompok 1 (S1-VIA)
ELA MULIA MAHESA (1601014)
INDAH KUSUMA DEWI (1601018)
LUSI ASMARANI DEWI (1601022)
RENI WULANDA (1601037)
RONA SYAFIRA (1601041)
DESFITRI YOLA (1601092)

DOSEN : Dr. MEIRIZA DJOHARI, M.Kes.,Apt


DEFINISI ANTIBODI

FUNGSI ANTIBODI

STRUKTUR ANTIBODI
PENGUKURAN
PEMBAHASAN IMUNOKIMIA
TEST PRIMER

TEST SEKUNDER

TEST TERTIER
DEFINISI ANTIBODI

Imunoglobulin atau antibody adalah molekul protein


yang disekresikan oleh sel plasma limfosit B akibat
stimulasi molekul asing (antigen), mempunyai aktivitas
atau kemampuan mengikat secara spesifik dengan
substansi yang membangkitkan respon imun.

Antibodi ditemukan pada serum, ASI, air mata,


urin, permukaan sel limfosit B dan cairan tubuh
lainnya. Pada manusia dikenal 5 kelas utama
antibody yaitu IgA, IgD, IgE, IgG dan IgM.
FUNGSI ANTIBODI

Mengikat antigen

Mengikat komplemen secara tidak spesifik

Mengikat permukaan metosit sehingga


terjadi pelepasan bahan histamine
STRUKTUR ANTIBODI
PENGUKURAN
IMUNOKIMIA

Test Test Test


Primer Sekunder Tertier
TEST PRIMER

Pemeriksaan primer dilakukan apabila ingin


diketahui keberadaan antigen atau antibody tertentu
secara kuantitatif. Untuk menentukan adanya reaksi
primer dapat digunakan cara fisika dan kimia. Kondisi
yang di syaratkan untuk mendeteksi reaksi primer
tersebut, yaitu :
• Antara antigen bebas dan yang sudah terikat harus
dapat dibedakan secara cermat
• Antigen harus dapat dibedakan dengan antibodinya
dalam larutan reaksi.
Beberapa contoh test berdasarkan reaksi primer, yaitu :

• A. RIA (radioimmunoassay),
1

• B. Elisa (Enzyme linked immunosorbent assay)


2

• C. Imunofluoresensi.
3
• A. RIA (radioimmunoassay),
1

Teknik radio immuno assay (RIA) merupakan


cara diagnosis yang mampu mengukur konsentrasi
antigen maupun antibodi yang berkadar rendah,
sehingga memungkinkan untuk mendeteksi adanya
kelainan tubuh secara dini. Ada dua cara untuk
melakukan pemeriksaan dengan teknik RIA, yang
pertama adalah cara penentuan berdasarkan reaksi
antigen antibodi dalam larutan (liquid phase radio
immuno assay) dan yang kedua adalah berdasarkan
reaksi pada zat padat atau partikel (solid phase
radio immuno assay).
• B. Elisa (Enzyme linked immunosorbent assay)
2

ELISA digunakan untuk menemukan antibody. Dalam hal ini mula-mula


diikat dengan benda padat kemudian ditambah antibody yang akan dicari.
Setelah itu ditambahkan lagi antigen yang bertanda enzim, seperti peroksidase
dan fosfatase.Akhirnya ditambahkan substrat kromogeni yang bila berekasi
dengan enzim dapat menimbulkan perbuahan warna. Perubahan warna terjadi
sesuai dengan jumlah enzim yang diikat dan sesuai pula dengan kadar antibody
yang dicari. Teknik elisa telah digunakan untuk berbagai keperluan
mendiagnosis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau untuk
serodiagnosis lainnya, misalnya penetapan petanda keganasan, alergi dan
penyakit autoimun.Teknik ELISA juga telah dikembangkan dalam bentuk kit
diagnostik, dimana prosedur penentuannya dapat dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan spektrofotometer atau ELISA reader.
• C. Imunofluoresensi.
3

Fluoresein, seperti isotiosianat dan tetra-metilrodamin


isotiosianat, dapat berkopel dengan antibodi tanpa
mengganggu spesifisitas antibodi tersebut.Pendaran-
cahaya (fluoresens) terjadi ketika molekul, yang sudah
tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, kembali ke
tingkat energi normal. Ekses energi dibebaskan dalam
bentuk cahaya..
• C. Imunofluoresensi.
3

Imunofluoresens direk dipakai untuk


mengukur kadar antigen. Pada teknik ini,
fluoresein berikatan dengan salah satu
komponen pada antiserum yang
mengandung antibodi terhadap komponen
sel atau jaringan yang spesifik.
• C. Imunofluoresensi.
3

Imunofluoresens indirek dipakai untuk


mendeteksi antibodi dalam serum pasien.
Serum ditambahkan langsung pada
specimen jaringan yang mengandung
antigen-spesifik terhadap antibodi yang
dicari.
TEST SEKUNDER

Apabila kebutuhannya hanya pada tingkat kualitatif


yang tidak terlalu cermat, maka pemeriksaan didasarkan
pada reaksi sekunder yang cukup memadai. Sebagai
lanjutan dari reaksi primer, apabila kondisi
memungkinkan, akan berlangsung menjadi reaksi
sekunder. Reaksi sekunder dapat bermanifestasi dengan
adanya presipitasi, flokulasi dan aglutinasi.
Aplikasi berdasakan reaksi sekunder terdapat berbagai
jenis, yang diklasifikasi menjadi : reaksi presipitasi dan
aglutinasi.
• A. PRESIPITASI
1

Presipitasi merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu kimia untuk


menyatakan terbentuknya endapan pada dasar tabung reaksi setelah
berlangsung reaksi antara bahan-bahan yang larut. Istilah tersebut dipakai
juga dalam serologi untuk menyatakan adanya agregat senyawa antigen-
antibodi (senyawa kompleks imun) yang berkumpul di dasar tabung reaksi
sebagai endapan karena adanya gaya berat.Presipitasi dapat terbentuk apabila
terapat keseimbangan antara kadar antigen dan antibodi. Seluruh senyawa
antigen-antibodi membentuk anyaman sehingga akan mengendap membentuk
presipitasi. Walaupun terjadi ikatan antara antigen dan antibody
spesifiknya,namun jika terdapat kelebihan kadar antigen atau kadar antibody
nya senyawa kompleks imun tidak dapat membuat presipitasi.
Presipitasi

Test Cincin

Imunodifusi
• B. AGLUTINASI
2

Aglutinasi adalah pengendapan sebagai akibat reaksi


antigen-antibodi,tetapi antigennya menempel pada
permukaan partikel atau sel sebagai bagian integral.
Aglutinasi sebuah antigen merupakan hasil hubung-silang
oleh antibody yang bergantung pada perbandingan yang
tepat antigen terhadap antibodinya, seperti halnya terjadi
pada presipitasi.
Reaksi aglutinasi sangat luas dipakai dalam laboratorium
klinik untuk kepentingan diagnosis berbagai penyakit dan
pemeriksaan golongan darah.
• B. AGLUTINASI
2

Aglutinasi Direk

Aglutinasi Pasif
TEST TERTIER

Reaksi antigen-antibodi sebagai kelanjutan


reaksi sekunder dinamakan reaksi tertier. Berbeda
dengan reaksi primer dan sekunder yang dapat
berlangsung secara in vivo dan in vitro, reaksi tertier
hanya dapat berlangsung secara in vivo karena
dibutuhkan lingkungan jaringan tubuh.
TEST TERSIER dilakukan jika dibutuhkan
informasi pada efek dari reaksi antigen-antibodi
pada tubuh.
TEST TERTIER

Uji kulit dengan memberikan antigen


tertentu merupakan cara untuk mengetahui
terjadinya interaksi antara antigen dan antibody
pada tingkat tertier. Seseorang yang sangat peka
terhadap berbagai jenis antigen, akan
menunjukkan reaksi di tempat uji kulit secara
jelas.
Contoh Pengujian Immunokimia
Pemeriksaan B-Human Chorionic Gonadotropin (B-
hCG) dalam 'Urinedengan Teknik Inhibisi Aglutinasi

Alat dan Bahan


• Lempeng uji
• Batang pengaduk, Iidi, atau rotator
• Tabung reaksi, 75 mm x 12 mm
• Rak tabung reaksi
• Antibodi anti-B-human chorionic gonadotropin CB-hCG)
• Reagen lateks hCG (suspensi partikellateks yang dilapisi dengan
hCG)
• Kontrol negatif
• Kontrol positif (positif kuat dan positif lemah).
LANJUTAN

•Siapkan beberapa sampel urine dan semua bahan di atas, taruh di dalam ruangan pada
suhu kamar.
•Teteskan sampel urine dan larutan kontrol, masing-masingnya setetes, pada lempeng uji yang
berbeda.
•Tambahkan setetes antibodi anti-B-hCG pada masing-masing lempeng uji.
•Kocok reagen lateks hCG hingga terbentuk suspensi yang homogen; dengan batang
pengaduk atau lidi (satu untuk tiapsampel), aduk sampel hingga tercampur rata, atau putar-
putar lempeng.
•Setelah 3 menit, amati reaksi yang teIjadi pada tiap-tiap sampel uji dan bandingkan dengan
kontrol.
•Kalau tidak terjadi aglutinasi, berarti hasilnya positif (hamil atau ditemukan B-hCG). Kalau
terjadi aglutinasi, berartihasilnya negatif (tidak hamil atau tidak ditemukan 13-hCG).
Contoh Pengujian Immunokimia
Pemeriksaan-Kuantitatif IgA, IgG, dan IgM dengan
Metode ImunodifusiRadial

Alat dan Bahan


• Lempeng-kacasilikon 8 cm x 12 cm, atau cawan Petri (kaca atau plastik)
• Kotak yang dapat ditutup rapat
• Pembolong, diameter dalam 2 mm
• Pipet, 5 l
• Penangas air
• Termometer
•Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Larutan agar 3% dalam air suling
• Larutan natrium klorida 0,15 mol/I, mengandung natrium azida 0,1%
• Agarosa atau agar
• Antiserum 1gA
• Antiserum IgG
• Antiserum IgM
LANJUTAN
•Lapisi lempeng kaca (atau cawan Petri) sebanyak yang dibutuhkan (satu per pasien) dengan larutan
agar 3%.
•Tentukan dengan tepat volume gel agarosa 1% yang dibutuhkan untuk melapisi semua lempeng,
masing-masingnyasetebal1,5 mm. Rumus penghitungannya sebagai berikut.
•Buat 40 ml larutan agarosa 1% dalam natrium klorida 0,15 mol/l yang mengandung natrium azida 0,
1%.
•Larutkan agarosa dalam larutan tersebut dengan memanaskannya di atas penangas air pada l00°C.
Ketika suspensi sudah tampakjernih, dinginkan sampai 56°C.
•Panaskan antisera sampai 56°C di atas penangas air.
•Tambahkan 0,1 ml antiserum IgA per 10 mllarutan agarosa. Kocok hingga homogen.
•Tuangkan campuran agarosa-antiserum tersebut, .dengan volume yang tepat, pada tiap-tiap lempeng
kaca (atau cawan Petri) di atas dan diamkan pada suhu kamar hingga terbentuk lapisan gel yimg
padat .
•Buat lagi dua gel agarosa dengan cara yang sama: gel yang pertama dibuat dengan menambahkan
0,2 ml antiserum IgGper 10 mllarutan agarosa dan gel yang kedua dibuat dengan menambahkan
0,13 ml antiserum IgM per 10 mllarutan agarosa.
LANJUTAN

•Dengan pembolong, buat lubang berdiameter 2 mm pada tiap-tiap gel.


Encerkan serum standar dengan larutan natrium klorida 0,15 mol/I, berurutan sampai volumenya dua kali semula padasetiap
pengenceran, sebagai berikut :
untuk memeriksa IgA:1:8, 1:16, 1:32, 1:64, dan 1:128.
untuk memeriksa IgG: 1:20, 1AO, 1:80, 1:160, dan 1:320
untuk memeriksa IgM: tidak diencerkan, 1:2, 1:4, 1:8, dan 1:16.
•Encerkan serum pasien dengan 0,15 mol/l natrium klorida, 1: 2, 1: 16, dan 1:40, berturut-turut untuk memeriksa IgM,IgA,
dan IgG.
•Dengan pipet, teteskan serum standar dan serum pasien ke dalam lubang gel agarosa yang sesuai, masing-masingnya
sebanyak 5 l (lihat langkah 6 dan 7) .
•Pada kondisi udara yang lembab, masukkan lempeng ke dalam kotak tertiltup dan inkubasi selama 3 hari pada suhukamar.
•Ukur diameter lingkaran presipitat (dalam mm) dengan penggaris.
•Buat kurva titrasi untuk serum standar dengan mem-plot diameter'lingkaran presipitat pada sumbu-x dan kadar
serumstandar pada sumbu-y
•Tentukan kadar IgA, IgG, dan IgM dalam serum pasien berdasarkan kurva titrasi tersebut.
Contoh Pengujian Immunokimia
Pemeriksaan Antibodi HIV (ELlSA)

Alat dan Bahan’

• Mikropipet
•Inkubator atau penangas air, pada 37°C
•Alat-cuci atau pomp a vakum
•Spektrofotometer (alat-baca)
•Air suling atau air bebas-ion (deionized water)
• Set uji ELISA (tersedia di pasaran)
•Sistem fase-solid, reagen, dan kontrol.
LANJUTAN

•Teteskan sampel (serum) uji pada sistem fase-solid yan'g dilapisi antigen dan inkubasi
sistem tersebut (suhu danlamanya sesuai petunjuk yang diberikan).
•Isap cairan pada fase-solid perlahan-lahan dan "cuci" untuk membersihkan ekses sampel dan
protein-protein lainnya."Pencucian" ini jangan sampai melepaskan antibodi HIVyang sudah
terikat pada fase-solid sewaktu inkubasi.
•Tambahkan sejumlah konjugat (IgG anti-human terikat-enzim (biasanya dari kambing) dan
inkubasi lagi system tersebut sesuai petunjuk yang diberikan.
•Isap lagi cairannya untuk melepaskan konjugat yang tak-terikat dan "cuci" lagi sistem
fase"solid tersebut.
•Tambahkan sejumlah substrat dan inkubasi lagi sistem tersebut sesuai petunjuk yang
diberikan. Tahap ini merupakan tahap pembentukan warna sehingga sistem harus terhindar
dari paparan cahaya.
LANJUTAN

•Ketika inkubasi selesai, tambahkan larutan "penghenti" pada sistem. Larutan "penghenti" ini
akanmenghambat reaksi lanjut antara enzimdan substrat.
•Baca hasilnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu (sesuai petunjuk
yang diberikan).
•Tentukan nilai ambang-batas untuk tiap-tiap uji sesuai petunjuk yang diberikan.
•Kalau hasil uji terletak pada nilai ambang-batastersebut, ulang uji karena mungkin ada
kesalahan teknis. Kalau hasilnya ternyata masih terletak padanilai ambang-batas, uji sampel
tersebut dengan metode western blot. Alternatifnya, ulangl agi uji tersebut dengan metode
ELISA yang lain dan/atau dengan metode uji yang cepat . Uji dianggap tidak sahih kalau
nilai kontrol positif terletak di bawah nilai ambang-batas yang sudah ditentukan. Dalam hal
ini,uji harus diulang.

Anda mungkin juga menyukai