Anda di halaman 1dari 8

SEDIAAN OBAT

BENTUK PIL
apt. ALFRITA, S.Farm​
DEFINISI
Pil menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah suatu sediaan berupa
massa bulat yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Boli menurut
farmakope Indonesia Edisi III adalah pil yang beratnya diatas 300mg dan
cara pembuatannya sama dengan pil. Granula menurut Farmakope Indonesia
Edisi III adalah pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30mg dan
mengandung 1mg bahan obat. Lozenges atau tablet isap menurut Farmakope
Indonesia edisi IV adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat.
KOMPONEN PIL
 Zat pengisi
Zat ini digunakan untuk memperbesar volume pil, contohnya akar manis, bolus alba, atau bahan lain yang cocok
 Zat pengikat
Zat ini digunakan untuk membuat massa agar saling melekat antara satu dengan yang lain, contohnya sari akar
manis, gom akasia, tragakan, atau bahan lain yang cocok
 Zat pembasah
Zat ini digunakan untuk membasahi massa sebelum dibentuk, contohnya air, gliserol, sirup, madu, campuran bahan
bahan tsb
 Zat penabur
Zat ini digunakan untuk membuat sediaan yang sudah terbentuk tidak melekat satu sama lain, contohnya lycopodium
atau talk
 Zat penyalut
Zat ini digunakan untuk beberapa alasan, yaitu:
1. Menutupi rasa dan bau yang kurang enak
2. Mencegah perubahan karena pengaruh udara
3. Supaya pil pecah dalam usus
Contohnya adalah perak, keratin, gelatin, gula dan bahan lain yang cocok
PERSYARATAN PIL

Pil harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

1. Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada compressi


(Farmakope Indonesia Edisi III)
2. Memenuhi keseragaman bobot pil (Farmakope Indonesia
Edisi III)
3. Pada penyimpanan, bnetuknya harus tetap tetapi tidak begitu
keras sehingga dapat hancur dalam saluran pencernaan
5

PEMBUATAN SEDIAAN PIL


Umumnya pembuatan pil dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-
bahan obat padat hingga homogen, ditambahkan zat-zat tambahan, dan
setelah homogen ditetesin bahan pembasah. Selanjutnya, massa pil ditekan-
tekan hingga diperoleh massa yang elastis dibuat bentung batang dan
dipotong dengan alat pemotong pil (pillen plank) sesuai dengan jumlah pil
yang diminta. Bahan penabur ditambahkan setelah terbentuk massa pil agar
massa pil yang telah jadi tidak melekat pada alat pembulat pil (pillen roller).
Setelah pil menjadi bulat, ditambahkan penabur yang lebih tebal agar
diperoleh pil dengan lapisan yang rata. Terakhir, pil tersebut dihitung
melalui lubang pada alat pembulat pil dan dimasukkan ke dalam wadah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan pil adalah:

1. Bobot pil ideal antara 100-150mg , rata-rata 120mg


2. Jika memungkinkan, radix liquiritiae digunakan sebagai zat pengisi, kecuali ada reaksi, kadang digunakan
bolus alba. Jumlah yang digunakan umumnya dua kali jumlah zat pengikatnya ( biasanya succus liquiritiae).
Dikenal juga istilah Pulvis Pro Pilulis, yaitu campuran succus liquiritiae dan radix liquiritiae sama banyak.
3. Jika memungkinkan succus liquiritiae 2 gram/ 60 pil digunakan sebagai zat pengikat, kecuali ada reaksi,
kadang digunakan adeps lanae atau vaselin.
4. Pada pembuatan massa pil, harus ditambahkan cairan (zat pembasah) ke dalam campuran obat, radix, dan
succus agar pada pengepalan diperoleh massa homogen yang cukup baik untuk dikerjakan selanjutnya. Zat
pembasah yang paling baik digunakan adalah aqua glicerinata yaitu campuran air dan gliserin sama banyak.
5. Setelah pembuatan massa pil, massa pil digulung dan dipotong menurut jumlah yang diminta kemudian pil-pil
dibulatkan. Untuk mencegah pil melekat pada alat pembulat pil, ditaburkan talcum/likopodium dengan rata.
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN PADA PEMBUATAN PIL DENGAN BAHAN-BAHAN
KHUSUS ADALAH :
1. Pil dengan senyawa KMnO4, KNO3, FeCl3, AgNO3, atau garam-garam Pb. Pada pembuatan pil ini,
pengisi yang digunakan adalah 100mg bolus alba dan pengikat adeps/vaselin secukupnya. Selain itu,
pillen plank ebonit juga digunakan
2. Pil dengan extractum gentian (bereaksi asam). Apabila extract gentian diberikan Bersama-sama
dengan zat asam, dapat melepaskan gas, seperti ferrum reductum, ferrum pulveratum, natrii carbonas
dan natrii bicarbonas. Jadi, perlu ditambahkan MgO sebanyak 100mg pada setiap 3 gram extract
gentian untuk menetralkan asamnya
3. Pil dengan garam-garam ferro. Pil ini harus dibulatkan dengan tolubalsam untuk mencegah oksidasi
oleh udara
4. Pil dengan liquor fowleri (mengandung As2O3). Penggunaan liquor fowleri tidak boleh diganti dengan
As2O3 yang telah diperhitungkan
5. Pil dengan sari-sari cair. Dalam jumlah kecil, succus dan radix liquiritiae tetap digunakan sebagai
pengganti aqua gliserinata. Dalam jumlah besar, sari diuapkan kemudian ditambahkan radix
secukupnya atau diganti dengan sisa keringnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai