Anda di halaman 1dari 5

SEDIAAN FARMASI / FARMASETIKA

PIL

Definisi :
Pil merupakan bentuk sediaan padat berupa butir-butir bulat dengan bobot sekitar 50-500 mg;
sedangkan bobot yang umum antara 100-200 mg.
Bila bobotnya < 50 mg = granul
Bila bobotnya > 300 mg = boli
Pil merupakan prototipe dari tablet.

Komposisi Pil dibandingkan Komposisi Tablet


Komposisi Pil Komposisi Tablet
Bahan obat Bahan obat
Bahan pengisi Bahan pengisi
Bahan pengikat Bahan penghancur
Bahan penabur Bahan pengikat
Bahan penyalut (bila perlu) Bahan pelicin
Bahan penyalut (bila perlu)

1. Bahan obat
Merupakan bahan berkhasiat untuk pengobatan.
Misalnya :
Chinin HCl - anti malaria
Codein HCl, Ekstrak Thymi - anti batuk/antitusiv
Efedrin HCl - vasodilatasi (=memperlonggar pernafasan)
Jumlah yang digunakan tergantung pada dosis/ukuran yang diperlukan

2. Bahan pengisi
Kegunaannya untuk menyesuaikan bobot pil yang dikehendaki
Contoh :
a. Laktosa (Sakarum laktis); biasa digunakan untuk pil yang berwarna putih
b. Radix Liq. (serbuk tumbuhan); merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai
untuk kebanyakan bahan obat dan merupakan bahan pengisi yang paling baik disbanding
serbuk tumbuhan lainnya, karena radix menghasilkan massa pil yang kenyal sehingga
mudah dibentuk (digulung, dipotong dan dibulatkan).

DRA. DJENDAKITA PURBA, M.SI., APT. 20


SEDIAAN FARMASI / FARMASETIKA

Biasanya bila sebagai bahan pengisi yang digunakan radix, maka pasangan yang sesuai
sebagai bahan pengikat adalah succus liq. Dan jumlah pemakaiannya sama banya k,
disebut p.p.p = pulvis pro pilulis. Pil yang dihasilkan berwarna coklat.

3. Bahan pengikat
Tujuan pemakaian bahan pengikat adalah untuk mendapatkan massa pil yang kenyal (padu),
sehingga dapat digulung, dipotong, dan dibulatkan setelah ditambah bahan pembasah.
Contoh :
a. Succus liq: pemakaiannya = 2 g/60 pil
b. Pulvis Gummosus (PGS)
Merupakan campuran sama banyak antara gom arab, tragakan dan serbuk gula. Bila
dipakai, PGS sebagai pengikat maka sebagai pengisi dipakai laktosa, menghasilkan pil
berwarna putih. Pemakaian PGS : 500 mg / 60 pil. Keburukan pil dengan PGS yaitu pil
yang dihasilkan keras dan sukar pecah.
c. Ekstrak Liq (Ekstrak Kental)
Digunakan : 1-2 g/60 pil

4. Bahan pembasah
Contoh :
a. aqua glycerin, madu
b. gliserin c̄ tragakan = 10% tragakan di dalam gliserin
c. adeps lanae dan vaselin putih
Kedua bahan ini selain sebagai bahan pembasah merangkap sebagai bahan pengikat.
Bahan pembasah ini digunakan bila zat berkhasiatnya rusak/terurai apabila ada air (zat-
zat oksidator)
Contoh :
- Bahan obat yang bereaksi satu sama lain, misalnya campuran acetosal + Na CHO3
→ CO2
- Folia digitalis mengandung glikosida yang terurai bila ada air
Keburukan pemakaian adeps/vaselin, pil yang dihasilkan tidak pecah dalam lambung,
sehingga perlu ditambahkan bahan lain. Prinsip kegunaan bahan pembasah adalah pada
waktu menambahkan ke dalam massa, pil harus sedikit demi sedikit agar massa pil tidak
terlalu lembek.

DRA. DJENDAKITA PURBA, M.SI., APT. 21


SEDIAAN FARMASI / FARMASETIKA

5. Bahan penabur
Kegunaannya untuk mencegah massa pil lengket pada alat pencetak/pemotong pil dan untuk
mencegah lengketnya pil satu sama lain.
Contoh :
• Likopodium : untuk pil yang berwarna (seperti pil dengan radix & succus)
• Talkum : untuk pil yang berwarna putih (seperti pil dengan PGS dan laktosa)

Penyalutan Pil
Tujuan :
1. Untuk menutupi rasa obat yang tidak enak
2. Untuk melindungi isinya terhadap pengaruh udara terutama oksidasi, misalnya : pil dengan
vitamin A, vitamin C dan dengan garam ferro (Fe2+ )
3. Untuk mencegah pil pecah di lambung jika pil harus bekerja di usus
Contoh :
1. Perak (Agentum Foliatum); penggunaan = 2 lembar/30 pil
2. Tolubalsem; larutan 10% dalam CHCL3 biasaya digunakan untuk pil dengan garam Fe2+
3. Gelatin cair
4. Larutan gula
5. Schellac; khusus untuk melapisi pil yang harus dipecah di usus

Suppositoria

Definisi Suppositoria menurut Farmakope Indonesia Ed. IV (1995)


Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal,
vagina, atau uretra.
Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

Bahan dasar Suppositoria


Yang umum digunakan adalah lemak coklat (Ol. Cacao), gelatin gliserin, campuran polietilen glikol
(PEG=carbowax) berbagai BM. Jika tidak disebutkan lain maka sebagai bahan dasar digunakan lemak
coklat.

Bobot Suppositoria
Menurut Farmakope Indonesia Ed. III, kecuali dinyatakan lain suppositoria dengan bahan dasar Ol.
Cacao :

DRA. DJENDAKITA PURBA, M.SI., APT. 22


SEDIAAN FARMASI / FARMASETIKA

Dewasa =3g
Anak =2g
Menurut Farmakope Indonesia Ed. IV,
- Suppositoria rektal untuk dewasa berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya, biasanya
berbobot lebih kurang 2 g
- Suppositoria vaginal umumnya berbentuk bulat atau bulat telur, berbobot lebih kurang 5 g

1. BAHAN DASAR LEMAK COKLAT (OL. CACAO)


Bersifat lemak, mempunyai titik leleh 30 – 35 0 C. Bahan-bahan obat yang menurunkan titik leleh
Ol. Cacao :
- Fenol
- Kloral hidrat
- Kreosot
- Minyak menguap
Bila akan dibuat suppositoria dengan lemak coklat, maka harus dikombinasi dengan lilin (cera)
sebanyak 4% dari jumlah Ol. Cacao untuk mengimbangi titik leleh Ol. Cacao.
Bahan-bahan obat yang menaikkan titik leleh Ol. Cacao :
- AgNO3
- Pb Asetan

2. BAHAN DASAR YANG LARUT DALAM AIR/BERCAMPUR DENGAN AIR


Gelatin Gliserin
Biasanya digunakan untuk pembuatan suppositoria vagina; sifatnya lebih lambat melunak dan
bercampur dengan cairan tubuh disbanding dengan Ol. Cacao, sehingga waktu pelepasan bahan
obatnya lebih lama.
Bahan dasar gelatin gliserin terdiri dari campuran :
- Gliserin 70
- Gelatin 20
- Air 10
Karena bahan dasar ini cenderung menyerap uap air dan gliserin sendiri bersifat higroskopis,
maka bahan dasar ini harus dilindungi dari udara lembab agar terjaga bentuk dan konsistensi
suppositorianya.

DRA. DJENDAKITA PURBA, M.SI., APT. 23


SEDIAAN FARMASI / FARMASETIKA

Polietilen Glikol (Carbowax)


Suppositoria dengan PEG tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi perlahan-lahan melarut dalam
cairan tubuh. Untuk mendapatkan dasar suppositoria yang diinginkan konsistensinya, dapat
dibuat dengan 2 jenis atau lebih PEG.
Misalnya :
- PEG 1000 75% ; 95%
- PEG 3350 25% ; 5%
- PEG 400 60%
- PEG 8000 40%

Sifat-sifat bahan dasar Suppositoria yang baik :


1. Dapat meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh
2. Mudah membebaskan bahan obatnya
3. Tidak toksis dan tidak merangsang membran mukosa
4. Mudah bercampur dengan bahan-bahan obat yang ditambahkan
5. Stabil di dalam penyimpanan, tidak berubah warna dan baunya

Alasan pemberian obat bentuk Suppositoria :


1. Untuk obat-obat yang rusak dalam lambung
2. Pasien tidak dapat menelan obat (karena pingsan & muntah-muntah)
3. Untuk anak-anak yang belum bisa menelan obat
4. Untuk obat-obat yang dapat menyebabkan rangsangan lambung dan rasa mual bila diberi per
oral

Penyimpanan Suppositoria
1. Suppositoria dengan Ol. Cacao disimpan pada lemari es, dibungkus dalam kertas aluminium
foil untuk setiap Suppositoria
2. Suppositoria dengan gelatin gliserin, dikemas dalam wadah gelas dan ditutup rapat untuk
mencegah perubahan kelembapan. Disimpan pada suhu di bawah 350 C

DRA. DJENDAKITA PURBA, M.SI., APT. 24

Anda mungkin juga menyukai