Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Pil merupakan sediaan yang berbentuk bulat telur, sediaan ini merupakan sediaan per oral. Pil
berasa dari bahasa latin “pila” yang berarti bola. Salah satu bentuk sediaan yang digunnakan
adalah pil atau pilluae. Menurut edisi faremakpe edisi ketiga pil adalah sediaan adalah suatu
sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat padat. Pil adalah suatu
bentuk sediaan yang terdiri dari butir – butir bulat, dibagi menurut bobotnya dimana pilulae
dengan bobot dari 60 – 300mg, granula dengan bobot yang kurang dari 60 mg dan boli
dengan bobot yang lebih dari 300mg.
Pada prinsipnya pembuatan pil adalah mencampurkan bahan – bahan, baik bahan obat zat
utama / zat aktif dan zat – zat tambahan sampai homogen. Setelah homogen, campuran di
tetesi dengan zat pembasah sampai menjadi masa lembek pil yang baik, lalu dibuat bentuk
batang )silinder) dengan cara menekan sampai sepanjang pil yang diminta. Bahan penabur
ditaburkan pada alat penggulung dan alat pemotong pil agar masa tidak menempel pada alat
pembuat pil tersebut.
Pada percobaan ini pembuatan pil dengan komponen – komponen sebagai berikut :
1. Zat aktif / zat utama yang digunakan pada resep ini adalah asetosal.
Asetosal atau yang dikenal dengan Aspirin atau asam asetilsalisilat adalah obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik, antipiretik, dan anti-
inflamasi. 
2. Adapun zat tambahan yag terdiri dari :
a. Zat pengisi : Saccharum Lactis
Zat pengisi berfungsi untuk meningkatkan ataupun memperoleh massa agar dapat
mencukupi massa campuran sehingga dapat dicetak
b. Zat pengikat : adeps lanae
Zat pengikat berfungsi untuk memperbesar daya kohesi maupun daya adhesi
massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak
c. Zat penabur : Talkum
Zat penabur fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan antara moolekul yang
sejenis maupun yang tidak sejenis, sehingga masa pil menjadi tidak lengkat satu
sama lain, lengket pada alat pembuat pil atau lengket satu sama lain.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Kemudian masukkan asetosal )zat aktif) dan sl )zat pengisi) kedalam mortir gerus ad
homogen. Kemudian tambahkan adeps lanae sedikit demi sedikit. Pada praktikum ini zat
pengikat yang digunakan pada asetosal adalah adeps lanae kenapa tidak menggunakan
succus, karena asetosal itu tidak bisa terkena air kalaunya terkena air asetosal itu akan
terhidrolisa menjadi asam asetat dan asam salisilat jadi maka dari itu tidak dibuat dengan
succus. Sehingga solusinya kalau tidak dibuat dengan succus itu adalah pengikatnya
menggunakan adeps lanae. Selanjutnya jika sudah terbentuk massa pil yang baik, panjangkan
pada alat pillen plank )alat papan memanjang + pemotong pil) dengan ditaburi sedikit talkum
agar saat pemotongan masa tidak lengket. Setelah massa pil dipotong maka potongan –
potongan tersebut dibulatkan dengan pillen roller dan hitng apakah jumlah pil sesuai dengan
yang dikehendaki. Kemudian masukkan pil kedalam pot beri etiket putih sebagai penanda “
2x sehari 1 pil”

Pembahasan
Definsi lotio
Pada praktikum pembuatan lotio kumerfeldi yang digunakan sebagai obat jerawat, dalam
pembuatannya harus sesuai dengan resep standar yang ada dalam buku CMN . dan untuk
memperoleh hasil emulsi lotio kumerfeldi yang baik kita harus benar dan teliti dalam
pencampuran dan penggerusannya. Bahan yang digunakan adalah camphor, sulf.
Praecipitatum, mucilago gummi arabic, sol hydratatis calcici dan aqua rosarum. Untuk zat
pengental menggunakan mucilago gummi arabic atau biasa dikenal dengan PGA.bahan ini
diperoleh dari eksudat tanaman akasia sp. Dapat larut dalam udara, tidak larut dalam alkohol,
dan bersifat asam, viskositas mucilagonya optimum adalah ph 5 – sembilan. Mucilago gom
arab dengan kadar 35% memiliki kekentalan kira – kira sama dengan gliserin. Gom ini
mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam ketegangan harus ditambahkan pengawet. Dalam
pembuatan resep ini dibagi menjadi 2 massa. Untuk masa A ) PGA + ½ air mawar, dimana
pga disini dibuat terlebih dahulu dengan menambahkan air panas kemudian ketika sudah
homogen baru ditambahkan ½ air mawar. Massa b berisi champor yang ditetesi dengan sp.
Fortior kemudian dikeringkan menggunakan sulfur praecipitatum. Kemudian masukkan masa
a yang sudah dibuat kedalam masa b hingga masa menjadi suspensi. Setelah itu masukkan
kedalam botol, sisa sisa bahan pada mortir dibilas menggunakan sisa air mawar dan
tambahkan sol. Hydratis calcici solutioner)

camphor adalah zat yang mudah mengkristal kembali oleh karena itu, cara pengerjaannya
adalah dengan menghaluskannya dengan etanol :&; hingga
larut.8 e n t h o l   a d a l a h   c a m p u r a n   y a n g   m u d a h   m e n c a i r ,   m a k a   c a r a   p e n g e r j a a
n n y a dicampur dengan camphor atau dilarutkan dengan etanol :&;. %arena di
dalamresep terdapat camphor, maka digerus bersamaan hinnga larut, dimaksudkan
digerus bersama karena mereka memiliki titik lebur yang rendah sehingga
mudahmelarutkan satu sama lain.   etelah  dilarutkan kemudian dikeringkan deng
antalkum yang telah diayak.
Hasil akhir lotio kumerfeldi adalah semua bahan tercampur ad homogen tetapi masih terdapat
masa yang mengendap dimana ketika ingin menggunakan harus di kocok terlebih dahulu dan
lotio kumerfeld ini digunakan untuk pemakaian luar oleh karena itu, etiket yang tertera
berwarna biru.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk gel. Menurut farmakope
indonesia edisi V pengertian gel adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibat dari
partikel non organik yang kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan
mengandung zat aktif, merupakan disperse koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan
oleh jaringan saling berikatan pada fase terdispersi.
Gel mengandung basis senyawa hidrofilik sehingga memiliki konsistens lembut dan
memberikan rasa dingin pada kulit. Rasa dingin tersebut merupakan efek
evaporasi )penguapan) air. Keuntungan gel adalah setelah kering akan membentuk lapisan
tipis tembus pandang elastic dengan daya lengket tinggi, yang tidak menyumbat pori kulit
dan dapat dengan mudah dicuci dengan air.
Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah ketoprofen, yang berkhasiat sebagai
antiinflamasi dan analgetik. CMC )Natrium Karbonsimetil Selulosa), berkhasiat sebagai
gelling agnt / zat pengental.  Na-CMC berbentuk serbuk granular berwarna putih hingga
hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis setelah pengeringan. 
Gliserol, berfungsi sebagai humektan pada kulit mampu memberikan efek lembut pada kulit.
Nipagin adalah nama dagang untuk senyawa metil hidroksi benzoat, yaitu senyawa ester
metil dari asam p-hidroksibenzoat. Senyawa ini merupakan bahan tambahan pangan senyawa
turunan asam benzoat, yang berfungsi sebagai bahan antimikroba atau pengawet. Senyawa ini
sering juga dikenal dengan nama metil paraben. dan aqua berfungsi sebagai zat tambahan.
Hal yang dilakukan dalam pembuatan gel adalah panaskan mortir menggunakan air panas.
Sembari memanaskan mortir ambil aquadest masukkan kedalam cawan taburkan dengan
CMC diamkan hingga mengembang. Pada praktikum kemaren cmc yang ada di cawan tidak
larut kebawah sehingga cmc yang ada di cawan tadi dimasukkan kedalam mortit kemudian di
gerus ad kuat hingga tercampur dan tidak terdapat putih – putih pada cmc tersebut. Setelah
itu bahan gliserol, nipagin, ketoprofen dimasukkan kedalam beakerglass diaduk hingga larut.
Setelah larut masukkan kedalam mortir yang berisi cmc tadi. Setlah itu gerus ad kuat and
homogen. Namun pada praktikum kemarin hasil gel yang saya buat teksturnya terlalu keras
seperti tepung kanji yang terkena air sehingga sulit diaplikasikan pada kulit. Adapun faktor
yang menjadikan tekstur gel mengeras kemungkinan kurangnya penambahan aqua sehingga
bentuk gel nya tidak terlalu cair dan pada saat penaburan cmc sediaan cmc nya tidak sampe
tenggelam.

Anda mungkin juga menyukai