Anda di halaman 1dari 14

Nama : KrisEben Nazir (0432950720027)

Prodi : S1 Farmasi Semester 5 / Kelas Sore

I.Formula Suspensi Oral

Suspensi Antasida Doen

Prosedur Pembuatan

1. Disiapkan alat dan ditimbang


bahan
2. Disiapkan air panas lalu
dimasukkan ke mortir
3. CMC-Na ditaburkan di atas
air panas lalu diamkan
(Campuran I)
4. Dimasukkan Al(OH)2 dan
Mg(OH)2 ke dalam mortir
digerus ad homogen
dan halus (Campuran II)
5. Dilarutkan simetikon dengan
gliserin di dalam beaker glass
(Campuran III)
6. Kemudian campuran I diaduk
ad homogen ditambahkan
campuran II dan
campuran III lalu diaduk ad
terbentuk mucilago.
7. Dilarutkan nipagin dan
nipasol dalam propilenglikol
lalu dimasukkan ke
campuran diaduk ad homogen.
8. Ditambahkan sorbitol dan
Saccharin-Na yang sudah
dilarutkan dengan
aquadest, diaduk ad homogen
9. Ditambahkan pewarna dan
perasa qs, diaduk ad homogen
10. Dipindahkan ke dalam
beaker glass yang telah di
kalibrasi lalu
ditambahkan aquadest ad garis
tanda
11. Di cek pH dengan pH meter.
12. Dimasukkan ke dalam botol
lalu dikocok ad homogen
1. Disiapkan alat dan ditimbang
bahan
2. Disiapkan air panas lalu
dimasukkan ke mortir
3. CMC-Na ditaburkan di atas
air panas lalu diamkan
(Campuran I)
4. Dimasukkan Al(OH)2 dan
Mg(OH)2 ke dalam mortir
digerus ad homogen
dan halus (Campuran II)
5. Dilarutkan simetikon dengan
gliserin di dalam beaker glass
(Campuran III)
6. Kemudian campuran I diaduk
ad homogen ditambahkan
campuran II dan
campuran III lalu diaduk ad
terbentuk mucilago.
7. Dilarutkan nipagin dan
nipasol dalam propilenglikol
lalu dimasukkan ke
campuran diaduk ad homogen.
8. Ditambahkan sorbitol dan
Saccharin-Na yang sudah
dilarutkan dengan
aquadest, diaduk ad homogen
9. Ditambahkan pewarna dan
perasa qs, diaduk ad homogen
10. Dipindahkan ke dalam
beaker glass yang telah di
kalibrasi lalu
ditambahkan aquadest ad garis
tanda
11. Di cek pH dengan pH meter.
12. Dimasukkan ke dalam botol
lalu dikocok ad homogen
PROSEDUR PEMBUATAN
PEMBAHASAN
II. Formula Suspensi Rekonstitusi

SUSPENSI AMOXICILLIN

PROSEDUR PEMBUATAN
Ø  Kalibrasi botol 60 mL
1.        Masukkan air kran sebanyak 60 ml pada gelas ukur.
2.        Tuangkan air tersebut pada wadah botol 100 mL.
3.        Tandai batas kalibrasi, air kran yang ada dalam botol dibuang, bilas dengan aqudest dan
dikeringkan. Botol siap dipakai
Ø  Pembuatan sediaan granul
1.        Timbang propylparaben yang telah dilebihkan 5 %, sebanyak 0,1575 g, masukan kedalam
mortir, gerus halus.
2.        Timbang methyl paraben yang telah dilebihkan 5 %, sebanyak 0,892 g, tambahkan kedalam
mortir. Gerus halus homogeny.
3.        Timbang sodium lauryl sulfat yang telah dilebihkan 5 %,  sebanyak 5g, tambahkan kedalam
mortir, gerus halus homogen.
4.        Timbang sukrosa yang telah dilebihkan 5 %, sebanyak 105 g, tambahkam kedalam mortir, gerus
halus homogen.
5.        Masukan pewarna  red dry secukupnya kedalam mortir, gerus halus homogen.
6.        Timbang PVP yang telah dilebihkan 5 %,  sebanyak 1,110 g, larutkan kedalam ethanol 95%
sebanyak 5,5 mL. campurkan kedalam  campuran pada mortir, aduk ad tebentuk masa granul.
7.        Ayak sediaan menggunakan ayakan mess 12/14. Keringkan selama 10 menit didalam oven,
dalam suhu  50o C.
Ø  Pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi
1.        Kedalam masa granul yang telah dikeringkan, ditambahkan fines: Amoksisilin yang telah
dilebihkan 5 %,  sebanyak 12,6 g ; Tragakan yang telah dilebihkan 5 % sebanyak 15,75 g; Acasia
yang telah dilebihkan 5 % sebanyak 15,75 g; dan sukrosa yang telah dilebihkan 5 % sebanyak
15,75g.
2.        Homogenkan dengan menggunakan mixer 5-10 menit.
3.        Timbang sebanyak 162,158 g, kemudian bagi sediaan untuk  8 botol, timbang masing-masing
sebanyak 20,26 g per botol.
4.        Lakukan penandaan, beri etiket, brosur, sendok, dan kemasan sekunder.

VIII.            PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dibuat formulasi sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin 120mg/5mL.
Dalam Aulton Hal 366 Untuk pasien yang mengalami kesulitan menelan kapsul dan tablet,
misalnya anak-anak, sediaan cair dari obat menawarkan alternatif yang cocok. Namun, banyak
obat-obatan, misalnya antibiotik, secara fisik atau kimia tidak stabil jika diformulasikan sebagai
larutan atau suspensi. Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah ketidakstabilan ini
adalah dengan membuat sediaan kering namun dimaksudkan untuk sediaan cair dalam wadah
yang sesuai dalam bentuk bubuk atau butiran. Ketika apoteker memberikan produk pada pasein
maka harus ditambahakan sejumlah air dengan takaran tertentu agar terbentuk massa suspensi
yang cair. Setelah dilarutkan maka sediaan tersebut hanya bisa tahan 1-2 minggu. Contohnya
adalah Erythroped Suspensi dan Amoxicillin Oral Suspension.
Untuk membuat sediaan suspensi maka diperlukan penambahan suspending agent untuk
meningkatkan viscositas larutan, memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel dan
mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak. Pada formulasi ini kami menggunakan
Tragacant, Acasia dan Sukrosa dalam penggunaan suspending agent, konsentrasi dari masing
komponen bahan penyusun suspending tersebut jumlahnya sama banyak seperti yang tertera
dalam Ilmu Meracik Obat Hal   128, namun sebelum menggunakan komponen diatas kami
melakukan optimasi untuk mengetahui seberapa bagus bahan mengembang yang digunakan
untuk membuat formulasi kami. Dan kamipun memulai dengan menggunakan CMC-Na dengan
konsentrasi 0.5% dalam 30 mL aqua, ketika di coba ternyata CMC-Na ketika dikocok dalam
beaker glass membutuhkan waktu lama untuk sampai larut dan mengembang, ketika pertama
dilihat pencampurannya dengan air, CMC-Na ini terlihat banyak sekali massa-massa
menggumpal tersebar diseluruh bagian pelarut. Namun ketika sudah ditunggu beberapa lama
ternyata menunjukan massa muscilago.
Kami pun  mencoba membuat optimasi dalam sediaan 30mL. semua bahan dilebihkan 5%,
ini dimaksudkan untuk mencegah kehilangan bobot pada proses pengayakan (kecuali Antibiotik)
dan pencampuran. Suspending agent yang diggunakan adalah CMC-Na konsentrasi 30%,  dibuat
prosedur pembuatan granul. massa granul yaitu campuran dari Sukrosa 20%, SLS 1%, pewarna
secukupnya, Methylparaben 0.17 % dan Propylparaben 0.03% yang ditambahkan larutan
pengental, PVP 1% dalam etanol secukupnya dan dikeringkan dalam oven selama 10 menit
dengan suhu 50oC, diangkat kemudian ayak dengan mess 12/14 kemudian didapatkan lah massa
granul. Ketika massa granul ditambahkan dengan fase serbuk yaitu campuran suspending agent
(CMC-Na) dan Bahan aktif kemudian ditambahkan air ad 30 ml, setelah itu dikocok, ternyata
menghasilkan massa yang sangat kental dan berbusa, massa seperti ini sangat tidak cocok dalam
sediaan suspense, dengan viscositas yang sangat tinggi akan menyulitkan dalam pengocokan dan
penuangan.
Sehingga kami pun mencoba dengan cara yang sama, namun digunakan suspending agent
dari Acasia, tragacant dan sukrosa sama banyak. Setelah dicampurkan antara fase granul dan fase
serbuk, ternyata massa suspense yang dihasilkan kurang memberikan kekentalan yang baik,
namun massa suspense dengan menggunakan suspending agent ini lebih baik dari pada
menggunakan suspending agent dari CMC-Na. sehingga kami pun menggunakan komponen
suspending agent dari Tragacant, Acasia dan sukrosa dengan konsentrasi sama banyak dalam
formulasi skala besar.
Setelah kami mencoba mencari literature lain ternyata dalam Pharmacetical compounding
and dispending hal 43: Compound Tragacanth Powder BP (containing: 15% Tragacanth BP,
20% Acacia BP, 20% Starch BP and 45% Sucrose BP). ini lah yang memberikan alasan
mengapa sediaan yang kami buat dalam optimasi dengan menggunakan suspending agent dari
Acasia, tragacant dan sukrosa sama banyak, tidak memberikan massa suspensi dengan viscositas
yang bagus, jika kami mencoba optimasi dengan menambahkan sukrosa 45% dan Starch 20% ini
mungkin akan memberikan viscositas yang bagus. Menurut kami, sediaan kami buat kurang
mendapatkan bahan untuk lebih meningkatkan viscositasnya.
Amoxycillin memiliki rasa yang pahit sehingga diperlukan penambahan pemanis maka
digunakan sukrosa 20% yang selain sebagai pemanis dapat pula sebagai pengental. Adanya
penambahan air sebagai pelarut dan pembawa juga penggunaan dosis berulang memungkinkan
terjadinya pertumbuhan mikroba pada sediaan sehingga ditambahakan kombinasi Methylparaben
dan Propyiparaben sebagai pengawet. Namun, kesalahan kami adalah kombinasi pengawet
tersebut efektif pada pH basa, sedangkan sediaan kami adalah sediaan asam maka seharusnya
dalam formulasi pengawet yang ditambahkan adalah Natrium benzoat yang efektif pada pH
asam, juga mudah larut dalam air.
Kurang stabilnya zat aktif diair digunakan sodium lauril sulfat sebagai pembasah 1%
untuk menurunkan tegangan permukaan zat aktif sehingga dispersi dapat ditingkatkan.
Sediaan ini ditujukan kepada anak-anak maka dari itu diberi pewarna yang menarik.
Kami pun memberi pewarna merah dalam sediaan, dimaksudkan agar lebih akseptebel dengan
anak-anak yang lebih suka dengan warna-warna yang menarik. Selain itu, pemberian pewarna
ditujukan untuk melihat homogenitas dari sediaan.

III. Formula Suspensi Topikal

Suspensi Calamin Lotion


Bahan Jumlah
calaminum 8g
Zinc Oxydum 8g
glycerolum 2ml
Bentolum magma 25ml
Calcii Hydroxydi Solutio Ad 100ml

Prosedur
Semua zat yang diperlukan ditimbang sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan. Pertama, buat bentonit magma terlebih dahulu , kembangkan 10 gram
bentonit dalam 200 ml air panas lalu gerus homogen ambil sebanyak 120 gram diamkan
selama 1 jam , lalu gerus calamin dan Zno sampai homogen , masukan gliserin gerus
homogen , kemudian tambahkan Na sitrat yang sudah di larukan dalam air mendidih 8
ml , gerus homogen selanjutnya masukan bentonit magma gerus homogen , lalu
tambahkan air sedikit-sedikit sampai 400 ml lalu lakukan evaluasi sediaan.
Pembahasan

Suspensi tipokal adalah sediaan cair yang mengandung partikel – partikel padat yang terdispersi dalam
suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. Beberapa suspense yang diberi
etiket sebagai “litio” termasuk dalam kategori ini. Langkah – langkah pembuatan suspensi topical
umumnya hampir sama dengan pembuatan suspensi oral hanya saja formulasi dari sediaan tersebut
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

 Ansel, Howard C, Penerjemah:Farida Ibrahim. PengantarBentukSediaanFarmasi,


edisikeempat, Jakarta:UI Press,1994.
 DepartemenKesehatan RI, Farmakope Indonesiaedisi III. Jakarta : 1979.
 DepartemenKesehatan RI, Farmakope Indonesiaedisi IV. Jakarta : 1995.
 Lachman Leon, Penerjemah: Siti Suyatmi, Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi
ketiga vol 2, Jakarta:UI Press,1994.
 Martindale 28, 1982. London: Pharmaceutical Press.
 Mc. Evory, Gerald K, American Hospital Formulary Service, Drug Information.
America Society of Hospital Pharmacist.
 Penuntun Praktikum Formulasi Sediaan Semi Padat dan Cair, Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila:2010.
 Wade Ainley dan Paul J Weller, Handbook Of Pharmaceutikal Excipients.Edisi VI.2009.

Anda mungkin juga menyukai