DISUSUN OLEH
(Anief,2005)
Sistem pembentukan suspensi
Sistem Flokulasi
Dalam sistem flokulasi partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan
pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
Sistem Deflokulasi
- Penimbangan Bahan
Menghitung Derajat Flokulasi: Penimbangan sesuai dengan formula pada
Tabel
Mengenal metode pembuatan suspensi
Sulfadiazina 167 mg = 10,020mg
Sulfamerazina 167 mg = 10,020mg
Sulfadimidina 167 mg = 10,020mg
Asam sitrat 200 mg = 12g
Na-CMC 25 mg = 1,5 g
Metil paraben 5 mg X 300/ 5 = 300mg
NaOH 100 mg =6g
Sirup simpleks 1,5 mL = 90 mL
Etanol 50 l = 5mL
Akuadest ad 5 mL ad = 300mL
Dispersi kemudian dituang ke dalam tabung reaksi berskala (sekitar 10-12 mL),
ditambah akuadest sampai 60 mL, digojok homogen.
Ditempatkan tabung dalam rak. Catat tinggi pengenapan pada waktu tertentu: 0,
5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 60 menit. diammati pula supernatannya.
Ditentukan suspensi yang deflokulasi dan suspensi yang flokulasi serta buat
grafik waktu vs harga F untuk kelima formula tersebut
Dibuat gel Na-CMC (b) dengan cara menambahkan sedikit air panas diaduk
sampai mengembang semua kemudian tambahkan sisa air sampai terbentuk
gel Na-CMC yang jernih dan homogen
Dilarutkan NaOH dalam sebagian air (c) (pastikan semua NaOH sudah larut)
Ditambahkan larutan NaOH (c) ke dalam campuran sulfa (a) sambil diaduk
sampai terbentuk larutan jernih dan homogeny (d)
Ditambahkan larutan metil paraben, sirup simpleks*, larutan asam sitrat dan
larutan NaOH diaduk sampai homogen.
Pengamatan dilakukan pada hari ke: 0, 1, 2 dan 3 dan bandingkan hasil yang
diperoleh dari cara presipitasi dan cara dispersi.
Dispersi
Ketiga obat dimasukan kedalamgelas bekerlalu ditambahkan gelCMC Na
sedikit demisedikit sambil diaduk hingga homogen. Selanjutnya
ditambahkan metilparaben yang sebelumnya telah dilarutkan dalam
etanol, sirupussimplek dan aduk sampai homogen. Tambahkan asam
sitrat dan NaOH . CMC Na berfungsi sebagai suspending agent dan
asamsitrat serta NaOH untuk meningkatkan dispersibilitas 3 sulfa
agarmenjaga stabiltas suspensi. Setelah semua campuran homogen
ditambahkan aquadest ad 300ml danaduk sampai homogen .
Lembar Kerja
MODUL I
SUSPENSI
Tujuan percobaan:
1. Menghitung derajat flokulasi (ᵝ)
2. Mengetahui cara pembuatan dan evaluasi bentuk sediaan suspensi
a. Volume sedimentasi
Tinggi Suspensi awal (Ho) = 12 cm
Hari ke Tinggi endapan (cm)
Presipitasi Dispersi
0 12 12
1 10,4 12
2 10,2 12
3 8,5 12
b. Diameter partikel
Hasil Kalibrasi skala okuler: Satu (1) skala okuler = 10 skala objektif (catatan:
1 skala objektif = 0,01 mm), Jadi 1 skala okuler = 0,1 mm = 100 µm.
1. 23 20
1 2. 21 18
3. 19 17
1. 19 20
3 2. 18 17
3. 17 16
d. Viskositas
Hari Viskositas Suspensi
ke Presipitasi Dispersi
0 50 8
0
1 49 7
9
3 48 7
8
e. pH
Hari pH Suspensi
ke Presipitasi Dispersi
0 4 6
1 4 6
3 4 6
Praktikan
(Yulinda Ningrum)
GRAFIK
1
F ( Vol.Endapan )
0,8
formula A
0,6 Formula B
Formula C
0,4
Formula D
0,2 Formula E
0
0 5 10 15 20 25 30 60
T (menit)
H. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan formulasi sediaan suspensi serta
melakukan kontrol kualitas sediaan suspensi. Flokulasi dan deflokulasi
merupakan peristiwa memisahnya fase terdispersi dan pendispersi dalam rentang
waktu yang berbeda. Dalam praktikum ini digunakan AlCl3. AlCl3 merupakan
suatu elektrolit agen pemflokulasi, sehingga semakin tinggi konsentrasi AlCl3
maka akan meningkatkan volume sedimentasi,semakin besar ukuran partikel dan
semakin besar derajat flokulasi. Elektrolit bekerja dengan mengurangi tahanan
elektrik antara partikel sehingga terjadi pengurangan Zeta potensial yang
menyebabkan ikatan antar partikel menjadi longgar.Pada percobaan yang telah
dilakukan menggunakan 5 formula(A,B,C,D,E) derajat flokulasi yang diperoleh
berturut turut yaitu 0,90; 0,83; 0,56; 0,83; 0,88. Komposisi formula A ialah
sulfadiazina, SLS, dan aquadest termasuk suspensi deflokulasi,karena pada
formula ini tidak ditambahkan AlCl3. Sedangkan pada B,C,D,E ditambahkan
AlCl3 sehingga termasuk dalam suspensi flokulasi. Suspensi Terflokulasi punya
sifat mudah mengendap secara cepat dan terdispersi kembali. Derajat flokulasi
tertinggi diperoleh pada formula A. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena
karena seharusnya semain banyak penambahan bahan pemflokulasi semakin
tinggi derajat flokulasinya.
Uji pH yang dilakukan pada hari 1,2, dan 3. Pada suspensi presipitasi
menunjukan pH 4 pada hari 1,2 dan 3 sedangkan suspensi dispersi menunjukan
pH 6 padahari 1,2 dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa pH suspensi stabil pada
saat penyimpanan. Pada suhu dingin dan suhu kamar pH penyimpanan suspensi
antibiotik sesuai dengan rentang pH yang dipersyaratkan yaitu 5-7,5. Sedangkan
pada suhu hangat lebih rendah dari persyaratan. (Rashati et al., 2013) pH
suspensi presipitasi lebih rendah dari suspensi dispersi. Hal ini mungkin
disebabkan :
Suhu area penyimpanan suspensi presipitasi lebih hangat
pada proses pembuatan suspensi presipitasi, asam sitrat ditambahkan di
akhir. Kemungkinan menyebabkan pH suspensi relative lebih asam.
I. Kesimpulan
Perbedaan konsentrasi elektrolit agen pemflokulasi atau AlCl3 pada
kelima formula dapat mempengaruhi derajat flokulasi suspensi.
Pada perhitungan volume sedimentasi hasil menunjukkan bahwa metode
dispersi lebih baik daripada presipitasi.
Pada penentuan diameter partikel sesuai dengan teori yaitu rata rata
denganmetode presipitas > dari metode dispersi
Uji Resperdibilitas menunjukan bahwa suspensi Dispersi lebih mudah
terdispersi kembali
Formula suspensi uji viskositas hasil praktikum baik secara presipitasi
maupun dispersi sudah memenuhi standar (suspense mudah dituang).
Hasil percobaan menunjukan pH suspensi stabil pada saat penyimpanan
J. Daftar Pustaka
Ali, H., Saad, R., Ahmed, A. and El-Haj, B., 2016. Extemporaneous furosemide
suspensions for pediatrics use prepared from commercially available
tablets. International Journal of Pharmacy & Pharmaceutical
Research, 5(2), p.116.
Anief, M..2005. Farmasetika.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Departemen Kesehatan RI.2020. Farmakope Indonesia Edisi 6. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Rashati D., Nisa D. and Jember A.F., 2013, STABILITAS FISIK SUSPENSI
AMOXICILLIN, , 27–32
Pujiharti, R., dkk. 2015. Pengaruh peebedaan pembuatan dengan metode
dispersi dan presipitasi pada karakteristik fisik dan rasio kekeruhan suspensi
kloramfenikol. Jurnal Farmasetis. VOL 4(1) ; 1-6
Syamsuni H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
K. Lampiran
PERHITUNGAN
1. Menghitung derajat flokulasi (ᵝ)
- Menghitung Volume Endapan
F=
a) Formula A
Menit ke Ho (cm) Hu (cm) F
0 12 12 1
5 12 11,5 0,96
10 12 11,3 0,94
15 12 11,2 0,93
20 12 11,1 0,93
25 12 11 0,92
30 12 11 0,92
60 12 10,7 0,90
b) Formula B
Menit ke Ho (cm) Hu(cm) F
0 12 12 1
5 12 11,6 0,96
10 12 11,3 0,94
15 12 11,1 0,92
20 12 11,2 0,93
25 12 11 0,92
30 12 10,7 0,89
60 12 10 0,83
c) Formula C
Menit ke Ho (cm) Hu (cm) F
0 12 12 1
5 12 11,6 0,96
10 12 10,4 0,86
15 12 10 0,83
20 12 9,5 0,79
25 12 9 0,75
30 12 8,3 0,69
60 12 6,7 0,56
d) Formula D
Menit ke Ho (cm) Hu (cm) F
0 12 12 1
5 12 11,5 0,96
10 12 11,2 0,93
15 12 11,1 0,92
20 12 11 0,92
25 12 10,8 0,90
30 12 10,5 0,88
60 12 10 0,83
e) Formula E
Menit ke Ho (cm) Hu (cm) F
0 12 12 1
5 12 11,5 0,96
10 12 11,5 0,96
15 12 11,2 0,93
20 12 11 0,92
25 12 11 0,92
30 12 10,8 0,9
60 12 10,5 0,88
- Derajat Flokulasi )
F 60 F0
A 0,90 1 0,90
B 0,83 1 0,83
C 0,56 1 0,56
D 0,83 1 0,83
E 0,88 1 0,88
- Metode Presipitasi
Hari ke H0 Hu (cm) F
0 12 12 1
1 12 10,4 0,87
2 12 10,2 0,85
3 12 8,5 0,71
- Metode Dispersi
Hari ke H0 Hu (cm) F
0 12 12 1
1 12 12 1
2 12 12 1
3 12 12 1
b. Diameter Partikel
- Metode Presipitasi
Hari 1 = = 45,45
Hari 2 = = 45,45
Hari 3 = =46,36
Rata-rata = = 45,75
- Metode Dispersi
Hari 1 = =45,45
Hari 2 = = 45,45
Hari 3 = = 45,45
Rata-rata = = 45,45