Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sediaan liquid merupakan sediaan dengan wujud cair,

mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi

stabil dalam medium yang homogen pada saat diaplikasikan.

Sediaan cair atau sediaan liiquid lebih banyak diminati oleh

kalangan anak-anak dan usia lansia, sehingga satu keunggulan

sediaan liquid dibandingkan dengan sediaan-sediaan lain dari segi

rasa dan bentuk sediaan.

Beberapa bentuk obat yang umumnya dipakai dalam

pembuatan obat, setiap bentuk sediaan memiliki fungsi dan

kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk

apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat

yang sering dijumpai dan sering digunakan adalah suspensi.

Jadi, alasan pembuatan suspensi yaitu untuk membuat

sediaan sediaan obat dalam bentuk cair dengan menggunakan zat

aktif yang tidak dapat larut dalam air tetapi hanya terdispersi secara

merata. Dengan kata lain, bahan-bahan obat yang tidak dapat larut

dapat dibuat dalam bentuk suspensi.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pembuatan sediaan suspensi ?

2. Bagaimana cara mengevaluasi sediaan suspensi?

C. Tujuan Percobaan

1. Memahami dan mengetahui cara pembuatan suspensi.

2. Memahami dan mengetahui cara mengevaluasi suspensi.

D. Manfaat Percobaan

Adapun manfaat yang didapatkan pada praktikum ini adalah

dapat memahami dan mengetahui cara pembuatan sediaan

suspensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Suspensi

Suspensi adalah sediaan cair mengandung partikel padat

tidak larut yang terdispersi dalam fase cair ( Tim Penyusun, 2016).

Suspensi adalah sediaan obat yang terbagi dengan halus

yang ditahan dengan suspensi dengan menggunakan pembawa

yang sesuai. (Ansel 2011)

Suspensi adalah sediaan obat yang dibuat dengan metode

tersebar yang memiliki karakteristik yang dapat berubah secara

signifikan karena adanya komponen lain. (Allen, 2009)

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat

padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan

pembawa. Zat yang terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yag

terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila

dikocok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali

( Anief Mohammad, 2010).

B. Stabilitas suspensi adalah sebagai berikut :

1. Ukuran partikel

Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas

penampangnya. Sedangkan semakin besar ukuran partikel

semakin besar luas penampangnya partikel daya tekan ke atas


cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk

mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut

dapat dilakukan denga memperkecil ukuran partikel.

2. Kekentalan

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan

aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan

alirannya makin kecil ( kecil ).

3. Jumlah partikel

Apabila di dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah

besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan

yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel

tersebut.

4. Sifat/ muatan partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari

beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu

sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar

bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut

dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah

merupakan sifat alam, maka kita dapat mempengaruhinya.

(Tim Penyusun, 2016)


C. Bahan Suspensi

Bahan pensuspensi atau suspending agent dikelompokkan

menjadi 2, yaitu :

1. Bahan pensuspensi dari alam

Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut

gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau

mengingat air sehingga campuran tersebut membentuk

mucilago atau lendir. Contohnya algin,chondrus, dll.

2. Bahan pensuspensi sintesis

a. Derivat selulosa

Termasuk golongan metil selulosa (methasol, tylose),

karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.

b. Golongan organik polimer

Yang paling terkenal dalam kelompok ini carbophol 934

(nama dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih

bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan

tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.

Metode pembuatan suspensi :

1. Metode dispersi dengan cara menambahkan serbuk

bahan obay ke dalam mucilago yang telah terbentuk

kemudian baru diencerkan.

2. Metode praesipitasi. Zat yang hendak didispersi

dilarutkan dalam pelarut organik yang hendak


dicampur air. Setelah larut dalam pelarut

organik ,diencerkan dengan larutan pensuspensi

dalam air. Akan terjadi endapan halus dan

tersuspensi dengan bahan pensuspensi. ( Tim

Penyusun, 2016)

D. Sistem pembentukan suspensi

1. Sistem flokulasi

Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,

cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan

mudah tersuspensi kembali.

2. Sistem deflokuasi

Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap

perlahan dan pada akhirnya membentuk sedimen, dimana

terjadi agregarasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar

tersuspensi kembali. ( Tim Penyusun, 2019)

E. Farmakokinetika Zat Aktif

1. Absorbsi

Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga

konsekuensinya amoxicillin tidak cocok untuk pengobatan

shigella atau eteritis karena salmonella,, karena kadar efektif

secara terapetik tidak mencapai organisme dalam cerah

intestinal.
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorbsi 74-

92% disaluran pencernaan pada penggunaan dosis tunggal

secara oral.

2. Distirbusi

Distribusi obat bebas keseluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat

melewati sawar plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan

efek teratogenik. Namun demikian, penetrasinya ke tempat

tertentu seperti tulang atau cairan serebsospinalis tidak cukup

untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi.

3. Eliminasi

Jalan utama eliminasi melalui sistem sekresi asam organik

(tubulus) di ginjal, sama seperti melalui filtrat glomerulus.

Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat yang

diberikan harus diselesaikan.

F. Master Formula

Nama Produk : Remafiamox Suspen

Jumlah Produk : 1 botol

No. Registrasi : DBL 190040033 A1

No. Batch : 9200611


Produksi:

Tgl Tgl Dibuat Disetujui


Formulasi Produksi : 20 Oleh: Oleh: Ririn
: Juni 2019 Kelompok 4 Muliana,Am
d.Farm
Kode Nama Bahan Fungsi Jumlah/ Jumlah/

Bahan Dosis batch

P – 01 Amoxicillin Zat aktif 1,5 gram 1,5 gram

trihydrate

P – 02 Sirupus Pemanis 42 gram 42 gram

simplex

S – 01 Tragacanth Pensuspensi 1 gram 1 gram

M – 01 Asam sitrat Larutan dapar 0,6 gram 0,6 gram

O – 01 Natrium Pengawet 0,3 gram 0,3 gram

Benzoate

A – 01 Aquadest Pelarut 14,4 ml 14,4 ml

G. Uraian Formula

Tiap 60 ml mengandung :

1. Amoxicillin trihidrate : 1,5 gram

2. Sirupus simplex : 42 ml
3. Tragacanth : 1,2 gram

4. Asam sitrat : 0,6 gram

5. Natrium benzoate : 0,3 gram

6. Aquadest : ad 100%

H. Perhitungan Bahan

60 ml
1. Amoxicillin trihydrate : x 125 mg=1,5 gram
5 ml

70
2. Sirupus simlplex : x 60 ml=42 gram
100

2
3. Tragacanth : x 60 ml=1,2 gram
100

1
4. Asam sitrat : x 60 ml=0,6 gram
100

0,5
5. Natrium benzoate : x 60 ml=0,3 gram
100

6. Aquadest : 60 ml – (1,5 gr + 42 gr + 1,2 gr + 0,6 gr

+ 0,3 gr )

: 60 ml – 45,6 ml

: 14,4 ml

I. Uraian Bahan

1. Amoxicillin trihydrate

Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih, sangat

Higroskopik.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, agak

sukar larut dalam kloroform dan dalam

eter
2. Asam sitrat

Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau

massa hablur atau serbuk warna putih,

tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah

mudah larut dalam etanol.

3. Natrium benzoate

Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih tidak

berbau atau praktis tidak berbau.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol

4. Aquadest

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, tidak punya rasa.

Kelarutan : Larut dalam etanol gliser.

5. Tragacanth

Pemerian : Tidak berbau, mempunyai rasa tawar.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, tetapi

mengembang menjadi massa

homogen, lengket dan seperti

gelatin.
BAB III

METODE KERJA

A. Jenis Praktikum

Jenis praktikum yang dilakukan adalah pembuatan sediaan

suspensi

B. Waktu dan Tempat Praktikum

Waktu dilaksanakan praktikum pada tanggal 20 Juni 2019

pada pukul 14.00 WITA. Tempat dilaksanakannya di Laboratorium

Teknologi Sediaan Liquid dan Semi Solid.

C. Alat dan Bahan

1). Alat

Adapun alat-alat yang digunakan yaitu lumpang dan alu,

gelas ukur 10 ml, timbangan analitik, pH universal, botol cokelat

60 ml, beaker gelas 250 ml

2). Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu amoxicillin

trihydrate, sirupus simplex, tragacanth, asam sitrat, natrium

benzoate, dan aquadest.

D. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dikalibrasi botol 60 ml.


3. Ditimbang tragacanth sebanyak 1,2 gram.

4. Ditimbang amoxicillin trihydrate sebanyak 1,5 gram.

5. Ditimbang asam sitrat sebanyak 0,6 gram.

6. Ditimbang natrium benzoate sebanyak 0,3 gram.

7. Diukur sirupus simplex sebanyak 42 ml.

8. Dimasukkan tragacanth kedalam beaker gelas dan dilarutkan

dalam air panas. Kemudian dimasukkan kedalam lumpang,

digerus hingga terbentuk mucilago.

9. Dimasukkan asam sitrat kedalam lumpang digerus hingga

homogen

10. Dimasukkan natrium sitrat kedalam lumpang digerus hingga

homogen.

11. Dimasukkan amoxicillin kedalam lumpang digerus hingga

homogen

12. Dimasukkan sedikit demi sedikit sirupus simplex kedalam

lumpang kemudian digerus hingga homogen.

13. Dimasukkan kedalam botol cokelat kemudian dicukupkan

volumenya menggunakan aquadest ad 60 ml.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Evaluasi Organoleptis

a. Bau : Tidak berbau

b. Rasa : Manis

c. Warna : Putih

2. Evaluasi sediaan Ph : pH 4

3. Evaluasi kekentalan : Kental

4. Evaluasi tinggi sedimentasi

No Waktu (t) Tinggi Endapan

1 0 menit -

2 10 menit -

3 20 menit -

4 30 menit -

5 60 menit -

6 120 menit -

7 24 jam -

8 36 jam 1 cm
B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan

suspensi.Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk memahami

dan mengetahui cara pembuatan sediaan suspensi. Adapun alat

yang digunakan yaitu, lumpang dan alu, gelas ukur 10 ml,

timbangan analitik, pH universal, botol cokelat 60 ml, beaker gelas

250 ml. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu amoxicillin

trihydrate, sirupus simplex, tragacanth, asam sitrat, natrium

benzoate, dan aquadest.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan

suspensi yaitu menimbang semua bahan kemudian dimasukkan

tragacanth kedalam beaker lalu dilarutkan menggunakan air panas

kemudian dimasukkan kedalam lumpang lalu digerus hingga

terbentuk mucilago. Kemudian masukkan semua bahan kedalam

lumpang lalu digerus hingga homogen kemudian dimasukkan

kedalam botol cokelat 60 ml lalu cukupkan volumenya

menggunakan aquadest ad 60 ml.

Setelah sediaan suspensi dibuat sesuai formula, kemudiaan

sediaan tersebut dilakukan evaluasi. Adapun evaluasi yang

dilakukan meliputi, organoleptis, pemeriksaan pH, kekentalan, dan

tinggi endapan.
Pada pengujian organoleptis, yaitu menguji sediaan dari

warna, bau, dan rasanya. Dipantau dari warna, sediaan suspensi

memiliki warna putih, tidak memiliki bau, dan rasanya manis.

Pada pengujian pemeriksaan pH, yaitu menggunakan

indikator universal. Yaitu dengan mencelupkan indikator universal

selama 1 menit kemudian setelah itu dicocokkan dengan tabel

universal. Dan diperolehlah pH sebesar 4 Yang menandakan

sediaan sirup bersifat asam lemah.

Pada pengujian kekentalan yaitu bentuk sediaan yang cukup

kental.

Pada pengujian tinggi sedimentasi yaitu hanya

membutuhkan waktu selama 36 jam untuk mendapatkan tinggi

sedimentasi 1 cm.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

metode yang digunakan pada pembuatan sediaan suspensi adalah

metode dispersi yaitu mencampurkan bahan aktif kedalam

mucilago yang telah terbentuk. Adapun evaluasi sediaan yanng di

dapatkan yaitu bentuk suspensi yang dibuat adalah berwarna putih

dengan rasa manis, bentuk kental, tidak berbau dan memliki tinggi

sedimentasi 1 cm

B. Saran

Pada saat pembuatan suspensi, praktikan harus mengetahui

kelarutan dari bahan-bahan obat yang dikerjakan, praktikan juga

harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas

suspensi.
DAFTAR PUSTAKA

Allen. 2009. Handbook of Pharmaceutical Expicients.

Pharmaceutical Press and American Pharmacists

Association : London

Anief, Mohammad. 2010. Ilmu Meracik Obat. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Ansel, H.c., 2011. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed V, Alih

bahasa Ibrahim, F. UI Press : Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Tim Dosen. 2019. Penuntun Praktikum Sediaan Cair dan Padat.

STIKES Pelamonia Kesdam VII/WRB : Makassar.

Tim Penyusun. 2016. Ilmu Resep Teori. SMK Kesehatan Plus

Prima Mandiri Sejahtera : Makassar.


LAMPIRAN

A. Gambar

Gambar 1 Gambar 2

Proses penimbangan bahan Proses penuangan bahan

kedalam lumpang.

Gambar 3 Gambar 4

Proses pembuatan sediaan Hasil pembuatan sediaan

suspensi
Gambar 5 Gambar 6

Proses evaluasi sediaan Proses evaluasi sediaan

menggunakan indikator pH
A. SKEMA KERJA

Anda mungkin juga menyukai