Anda di halaman 1dari 6

I.

SUSPENSI ORAL & TOPIKAL


I. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui cara pembuatan dan mengevaluasi formula sediaan suspensi untuk
penggunaan obat dalam maupun luar sesuai formula yang telah dirancang.

II. DASAR TEORI


Sediaan suspensi adalah sediaan dengan sistem heterogen yang terdiri dari fase
terdispersi sebagai fase dalam dan fase pendispersi sebagai fase luar. Fase terdispersi
berbentuk partikel dengan kehalusan yang tidak larut dalam fase pendispersi. Fase luar
merupakan bagian terbesar yang berbentuk cairan. Jumlah partikel yang terdispersi
didalam suspensi oral tergantung dari dosis bahan berkhasiat yang dipakai. Misalnya
untuk suspensi antibiotika dalam 5cc harus berisi 125 sampai 500 mg bahan aktif,
sedangkan untuk sediaan antasida dan zat pengontras dalam penyinaran mempunyai
jumlah partikel yang lebih banyak.

Secara umum sediaan suspensi terdiri dari:


1. Bahan berkhasiat dengan kelarutan yang relative kecil didalam fase pendispersi.
Sifat partikel yang harus diperhatikan adalah: ukuran partikel dan sifat
permukaan padat-cair. Partikel yang terdispersi dapat bersifat hidrofilik dan
hidrofobik. Untuk partikel yang hidrofobik perlu dilakukan proses pembasahan
terlebih dahulu agar dapat terdispersi dengan sempurna dalam pelarut. Bahan
pembasah yang lazim dipakai adalah surfaktan yang mempunyai sifat dapat
menurunkan tegangan permukaan antara zat padat dengan zat cair. Humektan
merupakan bahan pembasah yang dapat menghilangkan lapisan udara disekitar zat
padat yang terdispersi sehingga lebih mudah dibasahi oleh pelarut. Untuk zat padat
yang bersifat hidrofobik lebih baik digunakan surfaktan sebagai zat pembasah, karena
dengan berkurangnya tegangan permukaan padat-cair proses pembasahan zat padat
yang terdispersi akan lebih baik.
2. Bahan penambah:
 Pembawa atau fase luar: air, minyak, dan lain-lain
 Bahan pembasah : surfaktan dan derivate polyalcohol (humektan)
 Bahan pensuspensi yang ditambahkan kedalam sediaan suspensi adalah untuk
memodifikasi viskositas fase luar dan mencegah terjadinya proses pengendapan
zat padat yang terdispersi dalam fase luar.
 Dapar
 Pengawet
 Flavor (corigensia) : pewarna, pemanis, penutup rasa.

Suspensi dengan pembawa air digunakan sebagai sediaan peroral dengan dosis
obat yang mempunyai kelarutan di dalam air kecil. Luas permukaan fase terdispersi
yang cukup besar akan mempengaruhi absorptivitas obat. Kecepatan disolusi
ditentukan oleh ukuran partikel. Apabila ukuran partikel zat padat yang terdispersi
lebih besar dari pada 10 µm, kecepatan disolusi berbanding lurus dengan luas
permukaan. Dengan demikian disini luas permukaan partikel merupakan faktor
penentu kecepatan disolusi.
Berdasarkan data kecepatan disolusi, ketersediaan hayati obat dalam tubuh
setelah pemberian dapat diasumsikan bahwa sediaan larutan suspensi > kapsul > tablet
> tablet salut.
Cara pengembangan bahan pensuspensi didalam sediaan suspensi memegang
peranan penting dalam menjaga stabilitas zat padat yang terdispersi dalam bahan
pembawa.oleh karena itu bahan pensuspensi harus mengembang maksimum sebelum
dimasukkan kedalam sediaan. Pengembangan bahan pensuspensi tergantung dari sifat
bahan pensuspensi yang digunakan.

III. PROSEDUR PEMBUATAN SUSPENSI DENGAN BAHAN PEMBASAH

1. Didihkan air yang akan dipakai sebagai fase pendispersi, dinginkan dalam keadaan

tertutup.

2. Timbang bahan berkhasiat dan bahan pembantu sesuai dengan kebutuhan


3. Haluskan bahan-bahan yang digunakan sampai ukuran partikel tertentu.
4. Kembangkan bahan pensuspensi sesuai dengan sifat bahan
5. Campurkan bahan berkhasiat dengan bahan pembasah kemudian diencerkan dengan
pembawa
6. Tambahkan bahan pensuspensi yang telah dikembangkan, kemudian tambahkan
pengawet dan korigensia.
7. Tambahkan air sampai volume yang diminta.

Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak larut di
dalam cairan pembawa adalah langkah yang paling penting. Kadang-kadang adalah sukar
mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain kontaminan.
Serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, walaupun BJ-nya besar mereka
mengambang pada permukaan cairan. Pada serbuk yang halus mudah kemasukkan udara
dan sukar dibasahi meskipun ditekan dibawah permukaan dari suspensi medium.
Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang
dibentuk serbuk dengan permukaan cairan.

Jika interaksi antara padatan dan cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan
udara, sudut kontak yang terbentuk antara padatan dengan cairan ialah >90°, hal ini
menyebabkan partikel/padatan tersebut sulit untuk dibasahi bahkan akan berada di udara
(mengapung) jika sudut kontaknya. Sudut kontak dibawah <90°, menyebabkan padatan
yang siap dibasahi.

IV. FORMULASI

RESEP GOL KHASIAT DL DM

R/ Chloramphenicol Palmitat 150 mg


CMC Na 50 mg
Polysorbatum-80 25 mg
Propilen glicolum 1 gr
Sirupus simplex 1,5 gr
Nipagin 0,1 %
Perasa q.s
Aqua destilata hingga 60 ml

Mf Suspensi
S 3 dd C I

Pro : Carla
Umur : 6 tahun
Alamat : Jl. Bangau Sakti
KELENGKAPAN RESEP :

- Usul cara kerja dianggap aseptis karena ada antibiotika.


- BJ = 1,5 g/60 ml = < 1/6 = 1
FORMULAE OFFICINALIS (FO) :

-
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM :

-
KELARUTAN
SIFAT FISIKA/KIMIA (PEMERIAN) (DISESUAIKAN) PUSTAKA

a. Chloramphenicol Palmitat : Praktis tidak larut dalam air, FI ed III, hal 145
Serbuk hablur putih, licin, putih, bau lemah, larut dalam 45 bagian
rasa tawar. etanol.
b. Na. CMC FI ed III, hal 401
Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning Mudah mendispersi dalam air,
gading, tidak berbau atau hampit tidak membentuk suspensi
berbau, higroskopik. koloidal.
c. Polysorbatum-80 FI ed III, hal 509
Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning,
bau asam lemak, khas. Mudah larut dalam air, dalam
d. Propilen glikol etanol 95%. FI ed III, hal 534
Cairan kental, jernih, tidak bewarna, tidak
berbau, rasa agak manis, higroskopik. Dapat campur dengan air,
e. Syrupus simplex dengan etanol 95%. FI ed III, hal 49
Cairan jernih, tidak bewarna.
f. Nipagin - FI ed III, hal 378
Serbuk hablur, putih, hampir tidak berbau,
tisak mempunyai rasa, kemudian agak Larut dalam 500 bagian air,
membakar diikuti rasa tebal. dalam 20 bagian air
mendidih.
PENIMBANGAN BAHAN-BAHAN :

- Chloramphenicol = 125 mg
- CMC Na = 50 mg
- Air pensuspensi = 20 x 50 mg = 1 ml ~ 2 ml
- Polysorbatum-80 = 50 mg
- Propilen glicolum = 1 gr
- Sirupus simplex = 1,5 gr
- Nipagin = 0,1 %
- Perasa =
- Aqua destilata hingga 60 ml
CARA KERJA :

1. Botol dikalibrasi 60 ml.


2. Kembangkan CMC Na dalam air panas (2 ml)  M1
3. Chloramfenikol digerus halus dalam lumpang, masukkan ke dalam beaker glass, tambahkan M1,
gerus cepat hingga terbentuk inti suspensi yang baik, encerkan dengan sirupus simplex, gerus
homogen, ditambkan propilen glikol, gerus homgen, masukkan kedalam botol.
4. Nipagin gerus halus dalam lumpang, masukkan ke dalam beaker glass, ditambah air (2 ml) aduk
larut, masukkan kedalam botol.
5. Polysorbatum-80 gerus halus dalam lumpang, pindahkan ke dalam beaker glass, ditambah air (2
ml) aduk larut, masukkan kedalam botol.
6. Tambah aquadest ad 60 ml, tambahkan perasa, tutup botol, beri etiket putih.
PENYERAHAN
APOTEK FARMASIANA
WADAH:
Jalan. Kesehatan No.116
ETIKET:
APA: SIPA:
NO. PEKANBARU,

Carla

Sehari Tiga Kali Satu Sendok


Makan (15 mL)
LABEL:

Anda mungkin juga menyukai