Suspensi dengan pembawa air digunakan sebagai sediaan peroral dengan dosis
obat yang mempunyai kelarutan di dalam air kecil. Luas permukaan fase terdispersi
yang cukup besar akan mempengaruhi absorptivitas obat. Kecepatan disolusi
ditentukan oleh ukuran partikel. Apabila ukuran partikel zat padat yang terdispersi
lebih besar dari pada 10 µm, kecepatan disolusi berbanding lurus dengan luas
permukaan. Dengan demikian disini luas permukaan partikel merupakan faktor
penentu kecepatan disolusi.
Berdasarkan data kecepatan disolusi, ketersediaan hayati obat dalam tubuh
setelah pemberian dapat diasumsikan bahwa sediaan larutan suspensi > kapsul > tablet
> tablet salut.
Cara pengembangan bahan pensuspensi didalam sediaan suspensi memegang
peranan penting dalam menjaga stabilitas zat padat yang terdispersi dalam bahan
pembawa.oleh karena itu bahan pensuspensi harus mengembang maksimum sebelum
dimasukkan kedalam sediaan. Pengembangan bahan pensuspensi tergantung dari sifat
bahan pensuspensi yang digunakan.
1. Didihkan air yang akan dipakai sebagai fase pendispersi, dinginkan dalam keadaan
tertutup.
Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak larut di
dalam cairan pembawa adalah langkah yang paling penting. Kadang-kadang adalah sukar
mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain kontaminan.
Serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, walaupun BJ-nya besar mereka
mengambang pada permukaan cairan. Pada serbuk yang halus mudah kemasukkan udara
dan sukar dibasahi meskipun ditekan dibawah permukaan dari suspensi medium.
Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang
dibentuk serbuk dengan permukaan cairan.
Jika interaksi antara padatan dan cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan
udara, sudut kontak yang terbentuk antara padatan dengan cairan ialah >90°, hal ini
menyebabkan partikel/padatan tersebut sulit untuk dibasahi bahkan akan berada di udara
(mengapung) jika sudut kontaknya. Sudut kontak dibawah <90°, menyebabkan padatan
yang siap dibasahi.
IV. FORMULASI
Mf Suspensi
S 3 dd C I
Pro : Carla
Umur : 6 tahun
Alamat : Jl. Bangau Sakti
KELENGKAPAN RESEP :
-
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM :
-
KELARUTAN
SIFAT FISIKA/KIMIA (PEMERIAN) (DISESUAIKAN) PUSTAKA
a. Chloramphenicol Palmitat : Praktis tidak larut dalam air, FI ed III, hal 145
Serbuk hablur putih, licin, putih, bau lemah, larut dalam 45 bagian
rasa tawar. etanol.
b. Na. CMC FI ed III, hal 401
Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning Mudah mendispersi dalam air,
gading, tidak berbau atau hampit tidak membentuk suspensi
berbau, higroskopik. koloidal.
c. Polysorbatum-80 FI ed III, hal 509
Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning,
bau asam lemak, khas. Mudah larut dalam air, dalam
d. Propilen glikol etanol 95%. FI ed III, hal 534
Cairan kental, jernih, tidak bewarna, tidak
berbau, rasa agak manis, higroskopik. Dapat campur dengan air,
e. Syrupus simplex dengan etanol 95%. FI ed III, hal 49
Cairan jernih, tidak bewarna.
f. Nipagin - FI ed III, hal 378
Serbuk hablur, putih, hampir tidak berbau,
tisak mempunyai rasa, kemudian agak Larut dalam 500 bagian air,
membakar diikuti rasa tebal. dalam 20 bagian air
mendidih.
PENIMBANGAN BAHAN-BAHAN :
- Chloramphenicol = 125 mg
- CMC Na = 50 mg
- Air pensuspensi = 20 x 50 mg = 1 ml ~ 2 ml
- Polysorbatum-80 = 50 mg
- Propilen glicolum = 1 gr
- Sirupus simplex = 1,5 gr
- Nipagin = 0,1 %
- Perasa =
- Aqua destilata hingga 60 ml
CARA KERJA :
Carla