Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN

CAIR - SEMIPADAT
“STABILITAS SUSPENSI”

DOSEN PENGAMPU :

apt. Fitra Indah Wiratantri, S. Farm.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1/J

1. Syifa Rahmawati (27216641A)


2. Wenda Oktaviana (27216642A)
3. Kurnia Nur Indah (27216643A)
4. Agus Angelus Permadi (27216644A)
5. Julita Marisa De Fatima (27216646A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2024
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau
sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa
zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan (Depkes, 1978).
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus dan
tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan disebut sebagai
emulgator (joenoes, 1990).
Suspensi juga dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel
obat yang terbagi secata halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata
dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa
suspensi resmi diperdagangkan tersedia dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan
dalam cairan pembawa dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik
lainnya ( Ansel, 1989).
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya
(dalamvolume yang sama ). Sedangkan semakin besar luas penampang
partikeldaya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel
untukmengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat
dilakukandengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel
yangdikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa
kekentalansuspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi
endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa
macamcampuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian
adakemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan
bahanyang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut
sudahmerupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
( Anonim,2004 )
Pada pembuatan Suspensi di kenal 2 macam sistem , yaitu sistem Deflokulasi
dan Sistem Flokulasi. Dalam system flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat
lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake.
Sedangkan pada system Deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengendap perlahan
lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya
cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. ( Farmasetika ,163 ).
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam
batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, yaitu
"Shelf life" nya, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat
produk dibuat (Depkes, 2014).Tiap bahan di dalam suatu bentuk sediaan, baik yang
berkhasiat terapi aktif atau inaktif dapat mempengaruhi stabilitas. Faktor lingkungan
seperti suhu, radiasi, cahaya, udara (terutama oksigen, karbon dioksida dan uap air)
dan kelembapan juga dapat mempengaruhi stabilitas. Demikian juga faktor seperti
ukuran partikel, pH, sifat alir dan pelarut lain yang digunakan, sifat wadah dan adanya
bahan kimia lain yang berasal dari kontaminasi atau dari pencampuran produk
berbeda yang disengaja dapat mempengaruhi stabilitas (Depkes, 2014).
Pada sediaan cair yang menjadi perhatian utama adalah homogenitas dan bebas
dari kontaminasidan pertumbuhan mikroba berlebih Ketidakstabilan dapat ditunjukan
oleh kekeruhan atau endapan dalam larutan, pecahnya emulsi, gumpalan dalam
suspensi yang tidak dapat disuspensikan kembali atau perubahan organileptik.
Pertumbuhan mikroba dapat disertai dengan perubahan warna, kekeruhan atau
pembentukan gas (Depkes, 2014)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat
- Beaker glass
- Mikroskop
- pH meter
- Viskometer Bookfield
- Viskometer Cup and Bob
Bahan
- Suspensi Paracetamol

D. CARA KERJA

Nama bahan FI F2 F3 F4 F5
% Mg % mg % mg % mg % mg
Parasetamol
Propilenglikol
CMC Na
Na Benzoat
Al klorida
heksahidrat
Aquadest ad 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
ml ml ml ml ml

Pembuatan Formula 1
Siapkan beaker glass 50 ml , larutkan Na Benzoat dengan kurang lebih 10 ml aquades
aduk hingga larut semua Larutan pengawet

Masukan serbuk parasetamol kedalam beaker glass, tambahkan kurang lebih 50 ml


akuades sedikit demi sedikit aduk sampai homogen tidak ada gumpalan serbuk
Disperse parasetamol
Masukan larutan pengawet kedalam wadah berisi disperse parasetamol ( bilas wadah
larutan pengawet dengan aquades secukupnya, masukan air bilasan ke dalam wadah
dispersi parasetamol ) aduk sampai homogen tambahkan aquades
hingga mencapai volume 100 ml sambil diaduk kontinyu dan homogen

Pembuatan Formula 2
Siapkan gelas bekaer 50 ml, larutkan Na Benzoat kurang lebih 10 ml aquades
aduk sampai larut sempurna larutan pengawet

Masukan serbuk sulfamerazin ke dalam beaker glass, tambahkan propilen glikol


aduk sampai homogen tidak ada gumpalan serbuk disperse parasetamol

Masukan larutan pengawet ke dalam wadah berisi disperse zat aktif ( bilas wadah
larutan pengawet dengan aquades secukupnya, masukan air bilasan ke dalam wadah
dispersi parasetamol ) aduk sampai homogen

Tambahkan aquades sedikit demi sedikit sampai sampai sambil diaduk hingga volume
100 ml aduk sampai homogen

Pembuatan Formula 3
Siapkan gelas bekaer 50 ml, larutkan Na Benzoat kurang lebih 10 ml aquades
aduk sampai larut sempurna larutan pengawet

Dalam beaker glass lain : CMC Na ditambah dengan kurang lebih 20 ml aquades
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut dispersi susp, agent CMC
Masukan serbuk parasetamol ke dalam mortir/beaker glass, tambahkan propilen glikol
aduk sampai homogen tuidak ada gumpalan serbuk disperse parasetamol

Masukan larutan pengawet dan disperse CMC kedalam wadah berisi disperse zat aktif
aduk sampai homogen

Bilas wadah bekas larutan pengawet dan disperse CMC dengan aquades secukupnya
masukan air bilasan ke dalam campuran nomor 4 tambahkan aquades sampai
volume 100 ml aduk sampai homogen

Pembuatan Formula 4 dan 5


Siapkan gelas bekaer 50 ml, larutkan Na Benzoat kurang lebih 10 ml aquades
aduk sampai larut sempurna larutan pengawet

Dalam beaker glass lain : CMC Na ditambah dengan kurang lebih 20 ml aquades
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut dispersi susp, agent CMC Na

Masukan serbuk parasetamol ke dalam mortir/beaker glass, tambahkan propilen


glikol aduk sampai homogen tuidak ada gumpalan serbuk disperse
parasetamol

Masukan larutan pengawet dan disperse CMC Na kedalam wadah berisi disperse zat
aktif aduk sampai homogen
Bilas wadah bekas larutan pengawet dan CMC Na dengan aquades secukupnya
masukan air bilasan ke dalam campuran nomor 4 tambahkan aquades sampai
volume 100 ml aduk sampai homogen

UJI MUTU FISIK SIRUP


1. Uji Organoleptik

Lakukan pengamatan terhadap karakteristik sediaan sirup yang meliputi bentuk,


aroma, warna, dan rasa sirup

2. Uji pH
Kalibrasi pH meter

Lakukan kalibrasi pH meter dengan cairan kalibrator pH 4,7 dan 10. amati dan
catat hasil kalibrasi untuk menentukan apakah pH meter dalam kondisi baik atau
tidak

Pengujian pH sampel

Pastikan alat pH meter sudah dikalibrasi, dalam kondisi baik dan elektroda dalam
kondisi bersih. Jika kotor, bersihkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan
Masukanaquadest
sampel hingga
sirup kebersih
dalamdan
beaker
kemudian
glass 100
di lap
mldengan
sebanyak
tisukurang
keringlebih 70
ml, kemudian celupkan electroda pH meter ke dalam cairan sampel

Amati dan tunggu hingga pH meter menghasilkan pembacaan pH yang stabil

Catat nilai pH yang tertera pada display pH meter

3. Pengujian Viskositas

Pegang alat viscometer, pasang alat ke wadah yang akan digunakan untuk
menaruh sampel yg akan diuji
Pilih nomor spindel yang akan digunakan, lalu pasangkan ke alat viscometer
dengan menahan tombol yang ada disamping kiri alat dan putar sesuai arah jarum
Tuang sampel sampai tanda
jambatas yang ada di spindel
Turunkan tombol yang ada di sebelah kiri alat, lalu tekan on pada alat

Amati dan catat hasil

4. Uji Bobot Jenis

Timbang bobot piknometer kosong = catat hasilnya

Isi piknometer kosong tadi dengan aquadest yang baru dididihkan dan sudah
didinginkan hingga suhu 25º, kemudian timbang dan catat hasilnya

Atur suhu zat uji hingga kurang lebih 20º, masukan cairan ke dalam piknometer

Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25º, buang kelebihan zat uji
dan timbang. Jika pada monografi tertera suhu yang berbeda dari 25º, piknometer
yang telah diisi harus diatur hingga mencapai suhu yang diinginkan sebelum
Kurangkan bobot piknometer kosong
ditimbang
dari bobot piknometer yang telah diisi

5. Pengujian dengan Mikroskop

Siapkan mikroskop, kemudian masukan kalibrasi lensa objektif dan okuler,


amati sampai menghasilkan kalibrasi yang tepat dengan skala 0,001 m

Setelah dikalibrasi kemudian teteskan sampel ke objek glass dan ditutup dengan
deck glass , bersihkan sampel yang keluar dari deck glass

Amati sampel sampai ketemu objeknya dan dihitung ada berapa skala dalam
sampel tersebut
Hasil yang didapat kemudian dihitung dan dicatat hasilnya

6. Pengujian tinggi endapan

Siapkan gelas ukur dan sampel, kemudian tuangkan sampel sebanyak 10 ml ,


lalu amati endapan yang terjadi setiap 0, 5, 15, 20, 25, 30, 45 dan 60 menit
berapa ml endapan yang terjadi
Kemudian hitung dengan F=Hu/Ho dan catat hasilnya

E. HASIL PENGAMATAN
Formula 1
Stabilitas Suspensi
Uji Stabilitas Hari ke-1 Hari ke-7
1. 1. Organoleptik Rasa : pahit Bentuk : Cair
Aroma : tidak ada Warna : Kuning pekat
Warna : kuning Aroma : Khas
Bentuk : cair Rasa : Pahit
Endapan : Ada Endapan : Ada

2. 2. pH 7,3 5,48
3. 3. Viskositas Viskometer Brookfield Viskometer Cup and Bob
Nomor spindle =2 Nomor spindle = 4
Kecepatan putaran spindle = 100 Lama pengujian = 10 detik
rpm Suhu sampel = 26 °C
Torsi(torque) = 17,8 % Viskositas = 2 mPas
Lama pengujian = 15 detik
Suhu ruang = 27,4℃
Hasil =71.20 cPs
4. 4. Rata-rata =7/10 x 0,01mm 7/10 x 0,01 mm = 0,007 mm
=0,007mm = 7 μm
Ukuran Partikel (
 3 x 0,007 = 0,021mm =  3 x 7 = 21 μm
μm) 21 µm  2 x 7 = 14 μm
 2,5 x 0,007 = 0,0175mm  2,5 x 7 = 17,5 μm
=17,5 µm Rata-rata = 17,5 μm
 4 x 0,007 = 0,028mm =
28µm
Rata-rata = 0,0221mm = 22,1µm

Formula 2
Stabilitas Suspensi
Uji Stabilitas Hari ke-1 Hari ke-7
1. Organoleptik Rasa : pahit Bentuk : Cair
Aroma : tidak berbau Warna : Kuning
Warna : kuning Aroma : Khas
Bentuk : cair Rasa : Pahit
Endapan : Ada Endapan : Ada
F. 2. pH 7,36 5,47
G. 3. Viskositas Nomor spindle =4 Nomor spindle = 4
Kecepatan putaran spindle = - Lama pengujian = 10 detik
Torsi(torque) =- Suhu sampel = 27 °C
Lama pengujian = 10 detik Viskositas = 2,4 cPs
Suhu ruang = 26℃
Hasil =2,2mPa’s
H. - Rata-rata = 7/10 x 0,01mm = 7/10 x 0,01 mm
= 0,007mm = 0,007 mm = 7 μm
Ukuran Partikel (
 2 x 0,007 = 0,014mm =  2 x 7 = 14 μm
μm) 14 µm  2 x 7 = 14 μm
 2 x 0,007 = 0,014mm =14  1 x 7 = 7 μm
µm Rata-rata = 11,7 μm
 2 x 0,007 = 0,014mm =
14 µm
Rata-rata = 0,014mm = 14µm

Formula 3
Stabilitas Suspensi
Uji Stabilitas Hari ke-1 Hari ke-7
1. Organoleptik Rasa : pahit Bentuk : Cair
Aroma : tidak berbau Warna : Kuning
Warna : kuning Aroma : Tidak ada
Bentuk : cair Rasa : Pahit
Endapan : Tidak ada Endapan : Ada
2. pH 7,73 6,76
K. 3. Viskositas Nomor spindle =3 Torsi (torque) = 17,1%
Kecepatan putaran spindle = 100 Kecepatan putaran spindle =
rpm 200 rpm
Torsi(torque) = 20,3 % Nomor spindle = 3
Lama pengujian = 15 detik Lama pengujian = 15 detik
Suhu ruang = 26℃ Suhu sampel = 27,2 °C
Hasil = 203 cPs Viskositas = 85.50 cPs
L. 4. Rata-rata =7/10 x 0,01mm 7/10 x 0,01 mm = 0,007 mm
=0,007mm = 7 μm
Ukuran Partikel (
 2 x 0,007 = 0,014mm =  2 x 7 = 14 μm
μm) 14 µm  3 x 7 = 21 μm
 2 x 0,007 = 0,014mm =14  2 x 7 = 14 μm
µm Rata-rata = 16,3 μm
 2 x 0,007 = 0,014mm =
14 µm
Rata” : 0,014mm = 14µm

Formula 4
Stabilitas Suspensi
Uji Stabilitas Hari ke-1 Hari ke-7
M. 1. Organoleptik Rasa : manis Bentuk : Cair
Warna : kuning Warna : Coklat
Bau : jeruk Bau : Tidak ada
Bentuk : cair Rasa : Pahit
Endapan : Tidak Ada
N. 2. pH 7,73 6,39
O. 3. Viskositas Nomor spindle =3 Torsi (torque) = 14,9%
Kecepatan putaran spindle= 100 Kecepatan putaran spindle =
rpm 200 rpm
Torsi(torque) = 28,3% Nomor spindle = 3
Lama pengujian = 15 detik Lama pengujian = 15 detik
Suhu ruang = 28,7℃ Suhu sampel = 26,9 °C
Hasil = 283 cPs Viskositas = 74,50 cPs
P. 4. Rata-rata =7/10 x 0,01mm 7/10 x 0,01 mm = 0,007 mm
=0,007mm = 7 μm
Ukuran Partikel (
 8 x 0,007 = 0,056mm =  20 x 7 = 140 μm
μm) 56 µm  31 x 7 = 217 μm
 10 x 0,007 = 0,07mm =70  34 x 7 = 238 μm
µm Rata-rata = 198,3 μm
 11 x 0,007 = 0,077mm =
77 µm
Rata-rata = 0,067mm = 67µm

Formula 5
Stabilitas Suspensi
Uji Stabilitas Hari ke-1 Hari ke-7
Q. 1. Organoleptik Rasa : manis Bentuk : Cair
Warna : kuning Warna : Kuning
Bau : jeruk Aroma : Tidak ada
Bentuk : cair Rasa : Pahit
Endapan : Ada Endapan : Ada
R. 2. pH 7,37 6,66
S. 3. Viskositas Nomor spindle =4 Nomor spindle = 4
Kecepatan putaran spindle = - Lama pengujian = 10 detik
Torsi(torque) =- Suhu sampel = 26°C
Lama pengujian = 10 detik Viskositas = 2,1 cPs
Suhu ruang = 27℃
Hasil = 1,9
mPa’s
T. 4. Rata-rata = 7/10 x 0,01mm 7/10 x 0,01 mm = 0,007 mm
= 0,007mm = 7 μm
Ukuran Partikel (
 2 x 0,007 = 0,014mm =  2 x 7 = 14 μm
μm) 14 µm  2 x 7 = 14 μm
 2 x 0,007 = 0,014mm =14  3 x 7 = 21 μm
µm Rata-rata = 16,3 μm
 2 x 0,007 = 0,014mm =
14 µm
Rata-rata = 0,014mm = 14µm

U. PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN
Dari hasil diatas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Evaluasi mutual sediaan suspensi parasetamol dosis 120 mg/ 5 ml
yaitu:
 Pada uji organileptik sediaan berwarna kuning pekat, bentuk
suspensi, kosistensi cair, dan bau khas, endapan ada,dan rasa
pahit
 Uji pH didapatkan 5,48 ; 5,47 ; 6,76 ; 6,39 ; 6,66
 Uji viskositas didapatkan hasil 2 Mpa’s ; 2,4 Cps ; 85,50 Cps
; 74,50 Cps ; dan 2,1 Cps
DAFTAR PUSTAKA

Ghina Trihandayani. 2017. FORMULASI SEDIAAN CAIR SUSPENSI Universitas


Islam Bandung
https://unisbaac.id/Teknologi_Formulasi_Sediaan_Liquid_Suspeni
Wendi wijaya 2016. SEDIAAN SUSPENSI. Universitas Muhammadiyah Surakarta
https://ums.ac.id/Teknologi_Formulasi_Sediaan_Suspensi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai