Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat tidak

melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan

padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau

tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan

pembawa yang ditetapkan (Depkes, 1978).

Clorampenicol digunakan sebagai antibiotic yang digunakan

untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau membunuh

mikroorganisme. Yang mekanisme kerjanya berdasarkan perhitungan

sintesa polipeptida kuman, esternya palmiat dan strea tidak pahit

berlainan dengan cholramphenicol basa, maka sering digunakan untuk

sediaan suspense ester in aktif dalam usus dihidrolisis oleh tannin lipase

dan menghasilkan basa aktif kembali. Stabil pada suhu ruangan dan suhu

tinggi pada suspensi.

Bismuth subnitrat digunakan sebagai adstrigen saluran

pencernaan (obat yang digunakan untuk menciutkan selaput lendir dalam

saluran pencernaan) bismuth subnitrat juga dapat meningkatkan asam-

asam lemah dan menutupi bengkak lambung dengan satu lapisan

pelindung.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 1


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

Pada pembuatan suspensi untuk mencegah cendawan ragi dan

jasadrenik lainnya, dapat ditambahkan zat pengawet yang

cocok.penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah

stabilitas suspensi ,antara lain dengan penambahan bahan pengawet yang

sangat diperlukan terutama untuk sediaan suspensi yang menggunakan

hidrokoloid alam yang sangat mudah dirusak oleh bakteri.

Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil parabenzoat, etil

parabenzoat, Propil Paraben, dan Nipagin. Disamping itu banyak pula

digunakan garam kompleks merkuri sebagai pengawet karena hanya

diperlukan jumlah kecil, tidak toksis dan tidak iritasi misalnya fenil

merkuri nitrat, fenil merkuri klorida, dan fenil merkuri asetat.

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan

menjadi bahan pensuspensi dari alam dan bahan pensuspensi sintesis.

bahan pensuspensi dari alam atau yang sering disebut dengan gom dapat

larut dan mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut

membentuk mucilago atau lendir sehingga dengan terbentuknya mucilago

viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas

suspensi. Sedangkan bahan pensuspensi sintesis terdiri atas dua yaitu

derivate selulosa golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak

beracun, dan golongan organik polimer yang berupa serbuk putih,

bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 2


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

kulit sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan

pensuspensi.

B. Tujuan Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui cara pembuatan suspensi khususnya suspensi

khloramphenicol dan suspensi bismuth subnitrat.

2. Dapat mengetahui hasil evaluasi akhir sediaan yang meliputi uji

Homogenitas, uji pH, uji organoleptik, uji Sedimentasi, uji kecepatan

mengalir.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 3


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SUSPENSI
1. Definisi suspensi
Menurut FI edisi V, suspensi adalah sediaan cair yang

mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat tidak melarut

dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat

terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat

tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa

yang ditetapkan (Depkes, 1978).

2. Komponen suspensi

Bahan : Digunakan untuk memperlambat pengendapan

pensuspensi sehingga keseragaman dosis dapat diukur untuk

mencegah pengendapan dari masa konsentrasi yang

sulit untuk tersuspensi kembali dan untuk mencegah

koagulasi dari bahan berlemak.

Bahan : Penambahan bahan yang mengurangi tegangan

pembasah permukaan air sangat mudah untuk meningkatkan

dispersi bahan tidak larut.

Tambahan : Alcohol, Gliserin, PEG 400, PEG 4000 ,sorbitol,

suspensi sirup, gula , campuran polihidran yang membantu

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 4


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

dalam meningkatkan kualitas suspensi dan

memberikan reduksi dan viskositas.

Bahan : Bahan pengawet digunakan untuk menghambat

pengawet pertumbuhan mikroorganisme

3. Penggolongan Suspensi

a. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat

dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan

pengaroma yang sesuai ditunjukan untuk penggunaan oral.

b. Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat

dalam bentuk halus yang terdispersi dalam pembawa cair yang

ditunjukkan untuk penggunanan pada kulit.

c. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengadung partikel-

pertikel halus yang ditunjukkan untuk diteteskan pada telingga bagian

luar.

d. Suspensi oftalmik adalah sediaan cair yang steril mengandung

partikel-partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa

untuk pemakaian pada mata.

e. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan cair steril berupa suspensi

serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak boleh menyumbat

jarum suntik serta disuntikan secara intravena kedalam larutan spinal.

f. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering

dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 5


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril setelah

penambahan bahan pembawa yang sesuai (Syamsuni, 2007).

4. Keuntungan dan kerugiaan

a. Keuntungan

Ada beberapa alas an pembuatan suspensi oral salah satu adalah

karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam

larutan. Tapi stabil bila disuspensi. Dalam hal seperti ini suspensi oral

menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.

Untuk banyak pasian bentuk cair lebih disukai ketimbang bentuk padat

(tablet) atau kapsul dari obat yang sama karena mudahnya menelan

cairan dan keluwesan dalam pemberiaan dosis, pemberiaan lebih

mudah serta lebih mudah dalam pemberiaan dosis yang relatif sangat

besar, aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga muda diatur

penyesuaain dosisnya untuk anak.

b. Kerugiaan

Mempunyai rasa tidak enak bila diberikan dalam bentuk larutan

akan tidak terasa bila diberikan sebagai partikel yang tidak larut dalam

suspensi.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 6


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

B. JURNAL

a. Suspensi Chloramphenicol

I. Formula Suspensi choloramphenicol

Cloramphenicol 125 mg
Na- Cmc 50 mg
Polysorbat- 80 25 mg
Propylenglikol 1 g
Sirupus Simplex 1,5 g
Aquadest 5 ml

II. Spesifikasi Bahan


No Nama Bahan Kegunaan/ fungsi Range
penggunan
1. Na CMC Agen pensuspensi 0,25-1,0 %
2. propylenglikol Pengawet 10-25 %
antimikroba
3. Polysorbat Agen pelarut 1-15 %
4. Cloramphenicol Antibiotikum Obat 75-95 %
yang menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme atau
membunuh
mikroorganisme
5. Aquadest Zat pelarut

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 7


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

III. Alasan Penggunaan Bahan


a. Bahan Aktif
Menurut Drs. Tan hoan tjar dan Dr. kirana Rahardja cetakan

ke 3 edisi 6 dalam buku obat-obat penting tahun 2013 halaman

85 menyatakan bahwa clorampenicol digunakan sebagai

antibiotik yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan

mikroorganisme atau membunuh mikroorganisme. Stabil pada

suhu ruangan dan suhu tinggi pada suspensi.

b. Bahan Tambahan
1. Na CMC ( Natrium Karboksimetil selulosa ) larut dalam air

dingin dan panas. Pada perendaman akan menghasilkan

larutan jernih. Lebih sensitif terhadap pH dibandingkan

metil selulosa. Digunakan pada konsentrasi 0,5-1 %

digunakan sebagai suspending agen dalam sediaan cair baik

parental,oral .

2. Polisorbat-80 berkhasiat sebagai emulgatotor dan pelarut

memiliki bau yang khas dan hangat agak rasa pahit stabil bila

dicampur dengan elektrolit yaitu asam lemah dan basa

lemah agen pelarut 1-15 %.

3. Propylenglikol merupakan co-solvent, range penggunaanya

yaitu 10-25 %.

4. Sirupus simplex sebagai bahan pemanis dan peningkatan

kelarutan.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 8


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

IV. Uraian Bahan

1. Chloramphenicol (FI edisi V hal 684)


Nama Resmi : CHLORAMPHENICOLUM
Sinonim : Choloramphenicol
Rumus : C11 H12 Cl2 𝑁2 𝑂5
Molekul
Berat molekul
32 : 323,12
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang; putih hingga putih kelabu atau
putih kekuningan, larutan praktis netral
terhadap lakmus P, stabil dalam larutan netral
atau larutan agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol, dalam propilenglikol, dalam aseton
dan dalam etil asetat .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Simpan ditempat
sejuk dan kering.
k/p : Antibiotikum (Menghambat pertumbuhan
bakteri).

2. Na- CMC ( FI Edisi III hal 401)

Nama Resmi : NATRIICARBOXYMETHYLCELLUL


OSE
Sinonim : Natrium karboksimetilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran : putih atau
kuning gading, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, Higroskopik.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air,
membentuk suspense koloidal,

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 9


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

tidak larut dalam etanol (95%) P,


dalam eter P dan dalam pelarut
organik lain.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
K/P : Zat tambahan

3. Polysorbat-80 ( FI edisi V, hal. 1038)

Nama Resmi : POLISORBAT- 80


Sinonim : Polisorbat -80
Pemerian : Cairan seperti minyak jernih berwarna kuning
muda hingga coklat muda, bau khas lemah,
rasa pahit dan hangat.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak
berbau dan Praktis tidak berwarna, larut dalam
etanol dalam etil asetat tidak larut dalam
minyak mineral.
Stabilitas : Polisorbat stabil untuk elektrolit asam lemah
dan basa lemah.
Inkompabilitas : Perubahan warna yang terjadi dengan adanya
berbagai zat terutama fenol, tannin, dan bahan
tarlike.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
K/P : Zat tambahan.

4. Propylenglikol ( FI edisi V, hal. 1070 )


Nama Resmi : PROPILEN GLIKOL
Sinonim : Propylene glycol
Rumus : 𝐶3 𝐻8 𝑂2
molekul
Rumus bangun : CH3CH(OH)CH2OH

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 10


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

Berat molekul : 76,09


Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna rasa khas
praktis tidak berbau: menyerap air pada udara
lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan
dengan kloroform, larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak esensial: tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Stabilitas : Pada suhu dingin, stabil pada suhu tertutup tetapi
pada suhu tinggi ditempat terbuka cenderung
untuk mengoksidasi
Inkompabilitas : Propylenglikol tidak sesuai dengan reagen
pengoksidasi seperti kalium permanganat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
K/P : Zat tambahan

5. Sirupus simplex ( FI edisi III, hal. 567 )


Nama Resmi : SIRUPUS SIMPLEX
Sinonim : Sirup gula
Pemeriaan : Cairan jernih tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam 65 bagian sakrosa dalam larutan
metal paraben 0,25 % b/v hingga diperoleh 100
bagian sirop.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

6. Aquadest ( FI edisi III, hal. 96 )


Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Sinonim : Air suling, Air murni
Rumus Molekul : H2 O
Berat Molekul : 18,02

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 11


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

Pemeriaan : Cairan jernih,tidak berwarna; tidak berbau


,tidak mempunyai rasa.
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat pelarut

b. Suspensi Bismuth Subnitrat


I. Formula Suspensi Bismuth Subnitrat

Bismuth Subnitrat 2g
Tragakan 0,65 g
Alkohol 4g
Sodium Citrat 0,01 g
Aquadest ad 60 ml

II. Spesifikasi Bahan


No Nama bahan Kegunaan/fungsi Range
penggunan
1. Tragakan Pensuspensi
2. Alkohol Pengawet < 10 %
antimikroba
3. Bismut Subnitrat Adstrigensia(obat
untuk infeksi
saluran pencernaan
4. Sodium Citrat
5. Aquadest

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 12


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

III. Alasan Penggunaan Bahan


a. Bahan aktif
Menurut Drs. Tan hoan tjar dan Dr. kirana Rahardja

cetakan ke 3 edisi 6 dalam buku obat-obat penting tahun 2013

halaman 269-270 menyatakan bahwa bismuth subnitrat digunakan

sebagai adstrigen saluran pencernaan ( obat yang digunakan untuk

menciutkan selaput lender dalam saluran pencernaan ) bismuth

subnitrat juga dapat meningkatkan asam-asam lemah dan menutupi

bengkak lambung dengan satu lapisan pelindung.

b. Bahan tambahan

1. Tragakan merupakan eskudat dari tanaman astragallus

gummifera tragakan sangat lambat mengalami hidrasi sehingga

untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan.

Mucilage tragakan biasanya lebih kental, stabilisator suspense

memiliki pH 5-6.

2. Alcohol digunakan sebagai desinfektan dan pelarut dengan

konsentrasi 60 % dan 95 % v/v.

3. Sodium Citrat digunakan untuk mempertahankan pH pada zat

aktif.

4. Aquadest digunakan sebagai bahan tambahan dalam hal ini

sebagai pelarut.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 13


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

IV. Uraian Bahan


1. Bismuth Subnitrat ( FI. Edisi V hal.248 )
Nama Resmi : BISMUTH SUBNITRAT
Sinonim : Bismuth Subnitrate
Rumus Molekul : BI5O (OH)9 (NO3)4
Berat Molekul : 1461,99
Pemeriaan : Serbuk: putih, agak Higroskopis
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol mudah larut dalam asam klorida dan
dalam asam nitrat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Adstrigen ( obat yang digunakan untuk
menciutkan selaput lender dalam saluran
pencernaan)

2. Tragakan (FI edisi III, hal. 612)


Nama Resmi : NATRIUM SITRAT
Sinonim : Sodium citrate
Pemerian : Tidak berbau; hampir tidak berasa
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, tetapi
mengembang menjadi masa homogeny
lengket dan seperti gelatin
Stabilitas : Kedua bentuk serpihan dan bubuk dari
tragakan stabil. Gel tragakan bertujuan
untuk menunjukan kontaminasi mikroba
dengan spesies enterobacterial oleh karena
itu mengandung bahan pengawet
antimikroba yang sesuai.
inkompabilitas : Pada PH 7 tragakan lebih berkhasiat sebagai
pengawet antimikroba benzalkonium

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 14


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

klorida, pada PH 5 tragakan memiliki efek


buruk berkhasiat sebagai pengawet asam
benzoate
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan
PH : 5-6

3. Alkohol ( FI edisi V hal.399 )


Nama Resmi : ETANOL
Sinonim : Alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus bangun : CH3-CH2-OH
Berat molekul : 46,07
Pemeriaan : Cairan mudah menguap, jernih tidak
berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 780 mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut organic.
Stabilitas : Solusi etanol berair dapat disterilkan dengan
autoklaf atau filtrasi disimpan dalam wadah
kedap udara.
Inkompabilitas : Dalam kondisi asam, solusi etanol dapat
bereaksi keras dengan bahan pengoksida
campuran dengan alkali yang mengelapkan
warna karena reaksi dengan aldehida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
K/P : Zat tambahan
PH : 7,0-9,5

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 15


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

4. Sodium citrate ( FI edisi V hal 926 )


Nama resmi : NATRIUM SITRAT
Sinonim : Sodium citrate
Rumus Molekul : C6H5Na3O7
Rumus Bangun : CH2(COONa)C(OH)(COONa)CH2COONa
Pemeriaan : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih
Kelarutan : Dalam bentuk hidrat muda larut dalam air;
sangat mudah larut dalam air mendidih ;
tidak larut dalam etanol
penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
K/P : Antikoagulan ( obat yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya pembekuan darah.

5. Aquadest ( FI edisi III, hal. 96 )

Nama Resmi : AQUA DESTILATA


Sinonim : Air suling, Air murni
Rumus Molekul : H2 O
Berat Molekul : 18,02
Pemeriaan : Cairan jernih,tidak berwarna; tidak berbau
,tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat pelarut

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 16


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

BAB III
METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan


1. Alat yang digunakan
a). Batang Pengaduk
b). Botol Sediaan 30 ml ,100 ml
c). Botol Semprot
d). Cawan Krus
e). Cawan Porselin
f). Gelas kimia 100 ml
g). Gelas Ukur 10 ml, 100 ml
h). Hot plate
i). Kertas pH
j). Kertas Perkamen
k). Neraca Kasar
l). Pipet tetes
m). Sendok tanduk

2. Bahan yang digunakan


a). Aquadest
b). Alkohol
c). Bismuth Subnitrat
d). Choloramphenicol
e). Na CMC
f). Polisorbat –80
g). Propylenglikol
h). Sirupus Simplex
i). Sodium Citrat
j). Tragakan

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 17


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

B. Perhitungan
1. Perhitungan Bahan
a. Perhitungan Suspensi choloramphenicol
125 𝑚𝑔
1) Chloramphenicol = × 100𝑚𝑙
5 𝑚𝑙
2500
= 1000 = 2,5 𝑔
50 𝑚𝑔
2) Na CMC = × 100 𝑚𝑙
5 𝑚𝑙
1000
= 1000 = 1 g

Untuk pembuatan mucilago Na CMC ditambahkan dengan


penambahan Aqua panas: Aqua dingin ( 2: 1 )X berat Na CMC.
 Aqua panas = 20 bagian X 1 g = 20 ml
 Aqua Dingin = 10 bagian X 1 g = 10 ml
25 𝑚𝑔
3) Polisorbat = × 100 𝑚𝑙
5 𝑚𝑙
500
= 1000 = 0,5 𝑔
1𝑔
4) Propylenglikol = 5 𝑚𝑙 × 100 𝑚𝑙 = 20 𝑔
1,5 𝑔
5) sirupus Simplex = 5 𝑚𝑙 × 100 𝑚𝑙 = 30 𝑔

6) Aquadest = 100 – (2,5+1+20+10+0,5+20+30)


= 100−84
= 16 ml

b. Perhitungan Bismuth subnitrat


2𝑔
1) Bismuth Subnitrat = 60 𝑚𝑙 × 30 𝑚𝑙 = 1 𝑔
1
 Aqua Bismut = 4 × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑠𝑚𝑢𝑡ℎ
1
= 4 × 1 𝑔 = 0,25 ml
0,65 𝑔
2) Tragakan = 60 𝑚𝑙 × 30 𝑚𝑙 = 0,325 𝑔

 Aqua Tragakan = 20 × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑟𝑎𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛


= 20 × 0,325 = 6,5 𝑚𝑙

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 18


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI
4𝑔
3) Alkohol = 60 𝑚𝑙 × 30 𝑚𝑙 = 2 𝑚𝑙
0,01 𝑔
4) Sodium Citrat = 60 𝑚𝑙 × 30 𝑚𝑙 = 0,005 𝑔

5) Aquadest = 30- (1+0,25+0,325+6,5+5+2)


= 30- 11,075
= 18,025 ml
2. Perhitungan pembuatan Sirupus Simplex
65 𝑔
Sirupus Simplex = × 100 𝑚𝑙 = 26.000ml
0,25

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 19


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

C. Prosedur Kerja
1. Prosedur Pembuatan Sirupus Simplex

a). Disiapkan alat dan bahan

b). Ditimbang bahan :

a. sakarosa 130 g di gelas kimia.

b. Metil paraben 0,5 g di kertas perkamen

c). Diukur aquadest 200 ml kemudiaan dipanaskan diatas hot plate

selama 10 menit hingga mendidih.

d).Dimasukan sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk kemudiaan

setelah sukrosa larut dimasukan metil paraben.

e) Didiamkan selama 10 menit setelah itu larutan siap digunakan.

2. Prosedur pembuatan Sediaan

a. Suspensi Chloramphenicol.

1) Disiapkan alat dan bahan .

2) Dikalibrasi botol 100 ml.

3) Ditimbang bahan :

(a Choloramphenicol 2,5 g dikertas perkamen.

(b Na CMC 1 g di kertas perkamen.

(c Polisorbat- 80 0,5 g di cawan krus.

(d Propylenglikol 20 9 di cawan krus.

(e Sirupus Simplex 30 g di cawan porselin

4) Dibuat muccilago Na CMC dengan cara :

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 20


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

(a Dipipet Aquadest panas 20 ml atau diukur dimasukan

kedalam lumpang.

(b Ditaburkan Serbuk Na CMC diatas seluruh permukaan

aquadest panas.

(c Didiamkan selama 15 menit agar mengembang.

(d Ditambahkan aquadest dingin 10 ml kedalam lumping digerus

hingga terbentuk mucilago.

5) Dicampurkan polisorbat -80 dan propiylenglikol kedalam gelas

kimia diaduk hingga homogen ditambahkan serbuk

Choloramphenicol diaduk hingga homogen ( campuran 1 ).

6) Ditambahkan campuran 1 kedalam lumping yang berisi mucilago

Na CMC sedikit demi sedikit dan digerus hingga homogen.

7) Ditambahkan Sirupus Simplex Sedikit-demi sedikit sambil

digerus hingga homogen.

8) Dipindahkan kedalam botol wadah kemudiaan dicukupkan

volumenya menggunakan aquadest hingga tanda batas diberikan

etiket, kemasan, dan brosur.

9) Dilakukan Uji evaluasi

b. Suspensi Bismuth Subnitrat.

1) Disiapkan alat dan bahan .

2) Dikalibrasi Botol 30 ml.

3) Ditimbang bahan satu persatu :

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 21


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

(a Bismuth Subnitrat 1 gram di kertas perkamen.

(b Tragakan 0,32 gram di kertas perkamen.

(c Sodium Citrat 50 mg dikertas perkamen.

(d Alkohol 2 ml atau 2 g .

4) Dibuat pengenceran sodium citrat dengan cara 50 mg dilarutkan

dengan 50 ml aquadest.

5) Dipipet hasil pengenceran 5 ml.

6) Dibuat mucilago tragakan dengan cara diukur 20 ml aquadest

dimasukkan kedalam lumpang ditaburkan serbuk tragakan diatas

aquadest dibiarkan selama 10 menit hingga mengembang gerus

hingga homogen.

7) Dibasahi Bismuth Subnitrat dengan aquadest sebanyak 0,25 ml

pada cawan krus kemudiaan dimasukan kedalam lumping yang

berisi mucilago tragakan.

8) Digerus Hingga homogen.

9) Ditambahkan asama sitrat hasil pengenceran sebanyak 5 ml.

10) Ditambahkan alkohol 2 ml .

11) Dipindahkan kedalam botol wadah dan dicukupkan volumenya

hingga tanda batas.

12) Diberi etiket, brosur , dan kemasan.

13) Dilakukan uji evaluasi.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 22


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

3. Prosedur Evaluasi
a. Uji pH

1. Diambil Kertas pH universal.

2. Dicelupkan Kedalam larutan sediaan.

3. Diangkat kertas pH, kemudiaan cocokan warna untuk membaca

kertas pH.

b. Uji organoleptik .

Uji organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan

indra manusia sebagai alat untuk mengukur daya penerimaan

terhadapa sediaan. Dilakukan dengan cara diamati perubahan

warna,bau,rasa.

c. Uji homogenitas

Diamati partikel yang tidak larut .

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 23


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

1. Formula suspensi Cloramphenicol


a. Organoleptik
Organoleptik
No Formula warna rasa Bau
1. Kelompok I Cair sedikit pahit Khas
berbusa
2. Kelompok II Putih Pahit Khas
kekuningan
Kelompok II Pahit Khas

3. Kelompok III Putih Pahit Khas


kekuningan
4. Kelompok IV Putih pahit Khas
5. Kelompok VI Putih Pahit Khas
kekuningan

b. Uji pH
No Formula PH sediaan
1. Kelompok I 6
2. Kelompok II 6
Kelompok II 6
3. Kelompok III 6
4. Kelompok IV 6
5. Kelompok VI 6

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 24


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

c. Uji homogenitas

No Nama Kelompok Homogenitas


1. Kelompok I Tidak homogen
2. Kelompok II Tidak homogen
Kelompok II Tidak homogen
3. Kelompok III Tidak homogen
4. Kelompok IV Tidak homogen
5. Kelompok VI Tidak homogen

d. Uji kekentalan

No Nama kelompok Kekentalan


1. Kelompok I Kental
2. Kelompok II Kental
Kelompok II Kental
3. Kelompok III Kental
4. Kelompok IV Cair dan berbusa
5. Kelompok VI Kental

2. Formula suspensi Bismut subnitrat


a. Organoleptik
Organoleptik
No. Formula warna rasa Bau
1. Kelompok I Putih susu Tidak khas
beras
2. Kelompok Putih susu Tidak Khas
II berasa
Kelompok Putih Tidak khas
II kekuningan berasa

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 25


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

3. Kelompok Putih susu Tidak khas


III berasa
4. Kelompok Putih Tidak Khas
IV kekuningan berasa
5. Kelompok Putih Tidak Khas
VI kekuningan berasa

b. Uji pH
No. Formula pH sediaan
1. Kelompok I 7
2. Kelompok II 7
Kelompok II 7
3. Kelompok III 6
4. Kelompok IV 6
5. Kelompok VI 6

c. Uji homogenitas

No Nama Kelompok Homogenitas


1. Kelompok I Homogen
2. Kelompok II Tidak homogen
Kelompok II Tidak homogen
3. Kelompok III Tidak homogen
4. Kelompok IV Tidak homogen
5. Kelompok VI Tidak homogen

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 26


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

d. Uji kekentalan

No. Nama kelompok Kekentalan


1. Kelompok I Kental
2. Kelompok II Kental
Kelompok II Kental
3. Kelompok III Kental
4. Kelompok IV Kental
6. Kelompok 6 Kental

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 27


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

BAB V

PEMBAHASAN

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat padat yang

terdispersi dalam fase cair. Sediaan suspensi memiliki keuntungan dan kerugian,

keuntungan sediaan suspensi yaitu memiliki homogenitas yang cukup tinggi, baik

untuk digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul,

terutama untuk anak-anak lebih mudah diabsorbsi dari pada tablet. Karena luas

permukaan kontak dengan permukaan saluran cerna tinggi, dapat mengurangi rasa

tidak enak/pahit dari obat, dapat mengurangi zat aktif yang tidak stabil dalam air.

Sedangkan kerugian suspensi yaitu memiliki kestabilan yang rendah, jika

terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, Sehingga homogenitasnya

menjadi buruk, aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk

dituang, ketetapan dosis lebih rendah dibandingkan dengan sediaan larutan,

suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan pada saat penyimpanan

kemungkinan perubahan system disperse akan meningkat apabila terjadi

perubahan temperature pada tempat penyimpanan.

Pada praktikum kali ini dibuat sediaan suspensi yaitu kloramphenicol

sebagai zat aktif. Pada formula kloramphenocol dibuat sediaan suspensi tapi pada

pembuatan sediaan ini tidak berhasil dikarenakan pada proses pembuatanya

kurang baik sehingga membentuk caking dan sulit untuk terdispersi.

Sedangkan pada pembuatan sediaan suspensi yang kedua yaitu bismuth

subnitrat sebagai bahan aktif. Pada formula bismuth subnitrat dibuat sediaan

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 28


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

suspensi. Namun pada pembuatan sediaan ini tidak berhasil dikarenakan pada

proses pembuatan kurang baik. Hal ini perlu diperhatikan pada bab sebelumnya

bab tersebut menjelaskan bahwa uji organoleptik bismuth subnitrat tidak berasa,

berwarna kental dan tidak homogen.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 29


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

suspensi kloramfenikol tidak memenuhi syarat yang telah di tentukan,

sehingga sediaan tersebut tidak berhasil dikarenakan pada proses pembuatan

kurang baik. Begitupun dengan sediaan suspensi bismuth subnitrat tidak

berhasil sehingga tidak memiliki syarat yang telah ditentukan.

B. Saran
Dalam melakukan praktikum dilaboratorim para asisten sangat

diperlukan untuk keselamat praktikan dan kelancaran praktikum.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 30


LAPORAN SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID SUSPENSI

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Anggota IKAPI Universitas

Gadjah Mada.

Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI, 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 31

Anda mungkin juga menyukai