Rika Handayani
1.2
Departemen Kebidanan, FakultasKeperawatan dan Kebidanan, Universitas Megarezky
3,4,5,6
Program Studi Diploma III, Jurusan Kebidanan, FakultasKeperawatan dan Kebidanan,
Megarezky University
7
Jurusan Gizi, FakultasKeperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
PenulisKoresponden: Rahmat Haji Saeni
ABSTRAK
Latar belakang: Rambut mempunyai peranan yang penting bagi manusia sebagai proteksi
terhadap lingkungan yang merugikan yaitu suhu dingin, suhu panas, dan sinar ultraviolet.
Perawatan rambut perlu dilakukan agar rambut tetap sehat, salah satu caranya dengan
memberikan rambut nutrisi dan vitamin untuk pertumbuhan rambut Salah satu bahan herbal
yang diyakini dapat merangsang pertumbuhan rambut adalah biji papaya (Carica papaya L.)
pada biji papaya memiliki kandungan kimia yaitu flavanoid, fenol, alkaloid, terpenoid, dan
saponin yang dapat merangsang pertumbuhan rambut
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) dapat
diformulasikan sebagai sediaan hair tonic dan stabil secara fisik dan mengetahui konsentrasi
sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang paling efektif untuk pertumbuhan
rambut kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus).
Metode:Metode penelitian ini yaitu desain penelitian laboratorium dengan yang bertujuan untuk
mengetahui efek formulasi sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang terhadap
pertumbuhan rambut kelinci jantan.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal
(Carica papaya L.) yang sudah matang memiliki efek terhadap pertumbuhan rambut kelinci dan
sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang pada setiap formulasi memiliki
efektivitas sebagai hair tonic (penumbuh rambut) dengan memiliki hasil yang berbeda-beda
yaitu formula I konsentrasi 1% mendapatkan hasil 14,13 mm, Formula II Konsentrasi 2%
mendapatkan hasil 15,53 mm dan Formula III konsentrasi 3% mendapatkan hasil 17,43 mm yang
memberikan efek pertumbuhan pada rambut kelinci tidak berbeda dengan kontrol positif Natur.
Rambut mempunyai peranan yang penting bagi manusia sebagai proteksi terhadap
lingkungan yang merugikan yaitu suhu dingin, suhu panas, dan sinar ultraviolet, Selain itu
rambut mempunyai fungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat dan sebagai
penampilan akan tetapi tingkat kepercayaan diri seseorang dapat terganggu karena adanya
yaitu endogen yang diakibatkan oleh penyakit sistemik, hormonal, status gizi, intoksikasi,
maupun kelainan genetik, dan faktor eksogen yang disebabkan oleh stimulus dari lingkungan (19).
Perawatan rambut perlu dilakukan agar rambut tetap sehat, salah satu caranya dengan
Salah satu bahan herbal yang diyakini dapat merangsang pertumbuhan rambut adalah
biji papaya (Carica papaya L.) pada biji papaya memiliki kandungan kimia yaitu flavanoid,
untuk memacu pertumbuhan rambutyaitu dengan cara memperkuat dinding kapiler pada
tangkai rambut sehingga suplai zat makanan bertambah untuk menutrisi rambut (44).
Sedangkan
Senyawa saponin yang terkandung dalam ekstrak biji pepaya mempunyai kemampuan untuk
membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit dari kotoran serta sifatnya sebagai
pertumbuhan rambut(35).
Salah satu sediaan perangsang pertumbuhan rambut adalah hair tonic dimana hair
tonic adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk melebatkan dan merangsang pertumbuhan
rambut pada kebotakan atau rambut rontok, adapun bahan utama yang terdapat dalam sediaan
hair tonic adalah zat pelarut dan zat berkhasiat dimana zat berkhasiat memiliki fungsi
menghilangkan atau mencegah ketombe, memperbaiki sirkulasi darah pada kulit kepala,
memperbaiki dan memulihkan kelenjar sebum, daya pembersih dan merangsang pertumbuhan
rambut (21).
Sediaan hair tonic saat ini telah banyak digunakan dipasaran baik yang mengandung
bahan kimia maupun bahan herbal, penggunaan bahan kimia pada produk kosmetik dinilai
kurang aman karena dapat menimbulkan efek samping pada penggunaan jangka panjang.Salah
satu bahan sintesis yang digunakan adalah minoxidil yang memiliki efek samping alergi pada
kulit, sakit kepala, vertigo, lemas dan edema.Penggunaan bahan herbal telah diterima secara luas
di Negara berkembang dan negara maju pada bidang pengobatan maupun pada bidang kosmetik.
Di Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, terutama pada keanekaragaman floranya yang
mendukung penggunaan bahan herbal dimana secara empiris masyarakat sudah mengenal cara
(Carica papaya L.) dalam bentuk sediaan gel terhadap pertumbuhan rambut kelinci dimana
ekstrak biji pepaya menggunakan konsentrasi 5%, 10%, 15%. Dimana pada konsentrasi tersebut
ekstrak biji pepaya memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan rambut kelinci jantan
(Oryctolagus cuniculus).
Penelitian oleh (38). telah menguji aktivitas antioksidan ekstrak biji pepaya (Carica papaya
L.) dengan metode DPPH, Hasil uji menunjukkan nilai IC50 yaitu 867,68 µg/mL dan
melakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak biji papaya dimana ekstrak biji pepaya
Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest, etanol 96%,ekstrak biji pepaya lokal yang
matang,kain flanel, kertas perkamen, kertas saring, mentol, metil paraben, natur, propilenglikol.
mengetahui efek formulasi sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang terhadap
cara 500 gram serbuk biji pepaya dimasukkan kedalam bejana maserasi kemudian di masukkan
etanol 96% sebanyak 3750 mL didiamkan selama 1×24 jam sambil sesekali diaduk kemudian
dipisahkan ampas dan filtratnya dengan cara disaring, Ampas dimaserasi kembali dengan pelarut
yang sama lalu hal ini dilakukan sebanyak 3 kali. kemudian filtrat yang diperoleh disatukan dan
Rancangan Formula
Tabel 1. Formulasi Sediaan Hair Tonic
Konsentrasi (%)
Bahan Kegunaan
F1 F2 F3 K(-) K(+)
Uji Efektivitas sediaan Hair Tonic Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhapap
pertumbuhan Rambut kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus)
Masing-masing hewan coba kelinci dicukur rambutnya pada bagian punggung hingga
bersih menggunakan gunting atau alat cukur dengan ukuran 2x2 cm sebanyak 5 bagian masing-
masing diberi jarak 1 cm. lima bagian pada kotak tersebut merupakan daerah perlakuan yang
meliputi :
FI +
F2 -
F3
Hasil
Tabel 3. Uji Organoleptik Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Tabel 4. Uji pH Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
FI 5,0 5,2
4,5-6,5
FII 4,8 5,1 (Sona, 2018)
FIII 4,6 5,0
K- 4,8 5,2
Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- :Basis
5.2
5.1
5
4.9
4.8 Sebelum peny-
4.7 impanan
4.6 Sesudah peny-
4.5 impanan
4.4
4.3
4.2
F1 F2 F3 K-
Gambar 8.Grafik pengukuran pH formula sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya (Carica papaya
L.) sebelum dan sesudah penyimpanan.
Tabel 5. Uji Kejernihan Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Kejernihan
Formula Sebelum Cycling Test Sesudah Cycling Test
FI Jernih Jernih
FII Jernih Jernih
FIII Jernih Jernih
K- Jernih Jernih
Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- : Basis
Tabel 6. Uji Homogenitas Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Homogenitas
Formula Sebelum Cycling Test Sesudah Cycling Test
FI Homogen Homogen
FII Homogen Homogen
FIII Homogen Homogen
K- Homogen Homogen
Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- : Basis
Tabel 7. Hasil uji efek sediaan hairtonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap
pertumbuhan Rambut kelinci jantan
Kelompok Rata-Rata Panjang Rambut (mm)
H6 H12 H18
R1 R2 R3 Rata- R1 R2 R3 Rata- R1 R2 R3 Rata-
rata rata rata
FI 3,4 3,6 3,7 3,56 7,7 8,1 7,3 7,7 14,1 14,0 14,3 14,13
FII 4,2 4,3 4,3 4,26 8,7 9,0 8,4 8,7 15,6 15,1 15,9 15,53
FIII 5,1 5,4 5,3 5,26 9,7 10,0 9,1 9,6 17,7 17,5 17,1 17,43
K(+) 6,5 6,7 6,7 6,63 11,4 12,0 11,5 11,63 19,33 19,3 19,5 19,37
K(-) 0,8 0,8 0,7 0,76 4,2 5,0 4,9 4,7 9,1 9,7 9,6 9,46
Keterangan :
F1 : Kelompok Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Kelompok Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Kelompok Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K+ : Kelompok kontrol positif (Natur ®)
K- :Basis
20
18
16
14
12
10 FI
8 FII
6 FIII
4 K(+)
2 K(-)
0
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
R1
R2
R2
R3
R3
R1
R1
R2
R3
H6 H12 H18
Rata-Rata Panjang Rambut (mm)
Gambar 9.Grafik Pertumbuhan Rambut Sediaan Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica
papayaL.)
Diskusi
Dalam penelitian ini biji pepaya (Carica papaya L.) lokal yang masak digunakan sebagai
bahan aktif dalam sediaan hair tonic, pemilihan bentuk sediaan didasarkan pada sediaan hair
tonic yang berbentuk larutan, mudah diaplikasikan dan tidak lengket dikulit kepala.Formulasi
sediaan hair tonic dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi bahan aktif ekstrak biji pepaya
yaitu formula I dibuat dengan konsentrasi zat aktif ekstrak biji pepaya 1%, formula IIdibuat
dengan konsentrasi zat aktif ekstrak biji pepaya 2%, formula III dibuat dengan konsentrasi zat
aktif ekstrak biji pepaya 3%, Kontrol negatif yaitu zat tambahan tanpa ekstrak dan kontrol positif
menggunakan natur, alasan dari pemilihan kontrol positif natur ekstrak lidah buaya karena
mampu membantu proses pertumbuhan rambut pada kelinci seperti yang telah diketahui melalui
berbagai macam penelitian bahwa lidah buaya memiliki khasiat untuk membantu pertumbuhan
rambut dan berperan dalam menutrisi dan memperkuat sel-sel rambut (20).
Adapun senyawa yang terdapat dalam biji pepaya yaitu alkaloid, flavanoid dan saponin yang
meningkatkan pertumbuhan rambut dan memperbesar tangkai rambut karena suplai zat makanan
bertambah untuk menutrisi rambut dimana mekanisme kerja dari senyawa alkaloid adalah
dengan meningkatkan aliran darah ke papila dermal sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
memperkuat dinding kapiler pada pembuluh darah folikel rambutserta senyawa saponin yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit kepala
dari kotoran dan merangsang pertumbuhan rambut dimana mekanisme kerja dari senyawa
saponin yaitu dengan meningkatkan sirkulasi darah ke folikel rambut sehingga dapat
Pada pembuatan formulahair tonic bahan tambahan yang digunakan adalah aquadest, etanol
96%, mentol, propilenglikol dan metil paraben. Etanol 96% digunakan untuk melarutkan mentol
serta berfungsi untuk meningkatkan penetrasi sediaan kedalam kulit kepala, metil paraben
digunakan sebagai pengawet karena kandungan air dalam sediaan hair tonic yang cukup besar
dan dapat menjadi media pertumbuhan mikroba,mentol selain digunakan untuk memberi sensasi
dingin pada kulit kepala juga untuk memberikan bau yang segar serta dapat meningkatkan
Formulasi hair tonic ekstrak biji pepaya dibuat sebanyak 3 formula dengan tingkat
konsentrasi ekstrak etanol biji papaya 1%, 2%dan 3% dimana perbedaan konsentrasi ini
bertujuan untuk membandingkan tingkat kestabilan sediaan maupun efek dari sediaan tersebut.
Formulasi sediaan hair tonic dibuat berupa larutan dimana proses pembuatanya dengan cara
menimbang semua bahan yang diperlukan kemudian dilarutkan 0,05 gram mentol kedalam
etanol 96% secukupnya kedalam gelas kimia diaduk hingga larut, ditambahkan metil paraben
yang sebelumnya telah dilarutkan dengan etanol 96% kemudian diaduk hingga larut dan
ditambahkan propilenglikol 15 mL sedikit demi sedikit kedalam gelas kimia diaduk hingga larut
dan ditambahkan ekstrak biji pepaya yang sebelumnya telah dilarutkan dengan sedikit aquadest
aduk hingga larut setelah itu cukupkan volumenya hingga 100 mL lalu disaring dan dimasukkan
Evaluasi sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sediaan yang dibuat sesuai dengan kriteria baik fisik maupun sifat kimianya. Evaluasi yang
dilakukan yaitu uji organoleptik,uji pH, uji Kejernihan, uji homogenitas serta cycling test.
Pengujian organoleptik sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya meliputi bau,warna dan bentuk.
ketidakstabilan fisik dari sediaan selama proses penyimpanan. Hasil pengujianorganoleptik pada
sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya dapat dilihat pada tabel 3 dimana dapat dilihat bahwa
berdasarkan warna,bau dan bentuk tidak mengalami perubahan selama proses penyimpanan.
Uji kejernihan dapat disimpulkan bahwa formulaI,II, III dan kontrol negatif sebelum dan
sesudah penyimpanan selama 12 hari memiliki warna jernih. Selanjutnya di lakukan pengujian
homogenitas dari hasilpengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwaformula I, II, III, maupun
kontrol negatif memilikihomogenitas yang baik, karena tidak adanyabutirankasar pada sediaan
yang dibuat. Pengujjian homogenitas ini bertujuan untuk melihat adatidaknya gumpalan atau
4,5-6,5 dimana rentang pH tersebut merupakan rentang pH kulit kepala. Pada pengujian ini
dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan selama 12 hari. Hasil yang diperoleh pada
formula I, II, III dan kontrol negatif memiliki nilai pH 4,6-5,2 hal ini sesuai dengan rentang pH
kulit kepala sehingga dapat disimpulkan bahwa pH sediaan hair tonic aman digunakan.
Sediaan hair tonic yang dibuat selanjutnya diujikan terhadap pertumbuhan rambut kelinci
yang terdiri dari kontrolnegatif, kontrol positif, sediaan hair tonic formula I ekstrak biji pepaya
1% , formula II ekstrak biji pepaya 2% dan formula III ekstrak biji pepaya 3% yang dioleskan
pada pagi dan sore hari. Pengamatan panjang rambut tiap daerah perlakuan dilakukan pada hari
ke 6, 12 dan 18 kemudian dilakukan pengamatan dengan cara rambut kelinci dicabut lalu diukur
rambut terpanjang yang diletakan pada kertas hitam kemudian diukur panjangnya menggunakan
Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang rambut kelinci yang tumbuh pada setiap
daerah uji, pengukuran panjang rambut dapat digunakan untuk menyatakan kemampuan hair
tonic ekstrak biji pepaya dalam menstimulasi panjang rambut kelinci dimana rambut terpanjang
sebagai hasil optimal pertumbuhan pada hari ke 18. Alasan dilakukannya pengamatan
pertumbuhan rambut selama 18 hari karena pada waktu 18 hari sudah dapat memberikan
gambaran pertumbuhan rambut kelinci dan jika pengamatan dilakukan kurang dari 18 hari akan
mengalami kesulitan pengukuran karena rambut yang tumbuh hanya beberapa millimeter saja (46).
Hasil penelitian terhadap pertumbuhan rambut kelinci hari ke 6 pada setiap kelompok
perlakuan yaitu pada kontrol negatif didapatkan 0,76 mm, kontrol positif 6,63 mm, formula I
ekstrak biji pepaya 1% 3,56 mm, formula II ekstrak biji pepaya 2%4,26 mm, formula III ekstrak
biji pepaya 3% 5,26 mm dan hari ke 12 pada setiap kelompok perlakuan yaitu pada kontrol
negatif didapatkan 4,7 mm, kontrol positif 11,63 mm, formula I ekstrak biji pepaya 1% 7,7 mm,
formula II ekstrak biji pepaya 2% 8,7 mm, formula III ekstrak biji pepaya 3% 9,6 mm serta pada
hari ke 18 pada setiap kelompok perlakuan yaitu pada kontrol negatif didapatkan 9,46 mm,
kontrol positif 19,3 mm, formula I ekstrak biji pepaya 1% 14,13 mm, formula II ekstrak biji
pepaya 2% 15,53 mm, formula III ekstrak biji pepaya 3% 17,43 mm. Setelah mengukur panjang
rambut kelinci maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan melakukan uji normalitas data
menggunakan Shapiro wilk untuk jumlah subjek ≤ 50 dan uji homogenitas variasiselanjutnya
dianalisis parametrik menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjutan post
Berdasarkan uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Saphiro-Wilk
dengan jumlah sampel ≤ 50, maka dapat dikatakan data tersebut terdistribusi normal dan syarat
untuk dilakukannya uji One Way ANOVA telah terpenuhi jika p>0,05. Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan memiliki data yang normal,Semua kelompok
perlakuan dikatakan memiliki data yang normal karena nilai signifikannya P>0,05. Untuk
bahwa data yang diperoleh memiliki variasi konsentrasi yang sama atau homogen.
Berdasarkan tabel ANOVA yang menunjukkan hasil uji berbeda rata-rata secara keseluruhan
pada tabel tersebut didapatkan nilai F=0,757 dengan sig= 0,044. Oleh karena itu nilai sig<0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan rambut kelinci yang
signifikan akibat perbedaan konsentrasi dari ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
Berdasarkan uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan uji
homogenitas variasi menunjukkan data homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD
yang menunjukkan adanya perbedaan untuk pertumbuhan rambut kelinci yang diamati selama 18
hari dengan nilai signifikan p<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kontrol positif dengan kontrol negatif, kontrol positif dengan formula 1, kontrol
positif dengan formula 2, kontrol positif dengan formula 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi ekstrak pada sediaan hair tonicdapat mempengaruhi pertumbuhan rambut pada
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal (Carica papaya L.) yang sudah matang
2. Sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang pada setiap formulasi memiliki
efektivitas sebagai hair tonic (penumbuh rambut) dengan memiliki hasil yang berbeda-beda
mendapatkan hasil 15,53 mm dan Formula III konsentrasi 3% mendapatkan hasil 17,43 mm
yang memberikan efek pertumbuhan pada rambut kelinci tidak berbeda dengan kontrol
positif Natur
Bibliografi
1) Aini, Q. (2017).Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan Dari Sediaan Hair
Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium
L.) Jurnal Farmasi Lampung.
2) Ansel, H.C.(1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed 4. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
3) Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.2013. Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan
Berbasis Ekstrak Volume 2. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
4) Baki, G., & Alexander K.S. (2015).Introduction to Cosmetics Formulations and
Technology, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
5) Cabi.(2018). Oryctolagus cuniculus (Rabbits).https://www.cabi.org
6) Depkes RI. (1985).Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen kesehatan
RI.
7) Depkes RI. (1979). Farmakope IndonesiaEdisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia,.
8) Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Edisi I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
10) Fauzi, Arif. (2017). Aneka Tanaman Obat Dan Khasiatnya. Yogyakarta: Media
pressindo.
11) Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC.
12) Izemi. (2015). Potensi Sediaan Cair Ekstrak Campuran Kemiri (Aleurites moluccana L.)
Dan Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Sebagai Penumbuh Rambut. Skripsi,Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
13) Kharisma, Y. (2017). Tinjauan pemanfaatan tanaman papaya dalam kesehatan.
Fakultas kedokteran UNISBA.
14) Maharani, A. (2015).Penyakit Kulit, Terapi Untuk Penyakit Kulit, Macam Nutrisi Untuk
Kesehatan Kulit, Langkah Tepat Dalam Menanggulangi Penyakit Kulit. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press
15) Marjoni, M. R. (2016). Dasar-Dasar Fitokimia. Jakarta Timur: Cv. Trans Info Media.
16) Maria, A. S. (2018). Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L)
Terhadap Pertumbuhan Malassezia furfur Secara In Vitro.Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 7(2), 724–732.
17) Malole, M.B.M., Paramono C.S.U., (1989). Pengunaan Hewan-Hewan Percobaan
Dilaboratorium. Bogor: PAU pangan dan gizi IPB.
18) Masanto, R., Agus, A.(2010). Beternak Kelinci Potong. Sleman: PT Niaga Swadaya.
19) Meilani A., Kanedi, M., Yulianty, Nurcahyani N. (2019).Uji Efektivitas Pemberian
Estrak Biji Pepaya (Carica Papaya L ) Terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci
(Oryctolagus cuniculus L). Jurnal Kelitbangan, 7(3): 221-228.
20) Musdalipah & Karmilah. (2018).Efektivitas Estrak Daun Cabe Rawit (Capsicum
Frutescents L) Sebagai Penumbuh Rambut Terhadap Hewan Uji Kelinci (Oryctolagus
cuniculus).Politeknik Bina Husada.
21) Mulyanti, G.D., Nurhayanti Y., Ariska, A. (2019). Uji Efek Formulasi Sediaan Hair
Tonic Perasan Daun Kacang Panjang(Vigna sinensis (l.) savihassk) Terhadap
Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan. Wellness dnd Healthy Magazine, 1(2): 285-294.
22) Mukhriani. (2014).Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal kesehatan, Vol. VII No. 2, 361-367
23) Noviani, V., Thauresia S., Simanjutak P. (2019). Uji Aktivitas Tonik Rambut Yang
Mengandung Fraksi Air Yang Mengandung Flavanoid Dari Etrak Etanol Daun The Hijau
(Camellia Sinensis L).Jurnal Farmagazine, 6(1).
24) Nuraini, N.D. (2014). Aneka Daun Berkhasiat Obat. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
25) Nusmara,K.G.2012.Menguji Stabilitas Fisik Dan Aktivitas Pertumbuhan Rambut Tikus
Putih Dari Sediaan Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Pare(Momordica
charantia).Skripsi, Sarjanafarmasi FMIPAUI,Depok.
26) Pangesti, T., Fitriani I.N., Ekaputra F., Hermawan A.(2013). Sweet Papaya Seed Candy”
Antibacterial Escherichia Coli Candy With Papaya Seed (Carica Papaya L.). Pelita,
8(2):156-163.
27) Pationa, K.(2019). Uji Aktivitas Kombinasi Virgin Coconut Oil (VCO) Dan Castor Oil
Sebagai Hair Tonic Terhadap Pertumbuhan Rambut Pada Kelinci Jantan (Oryctolagus
cuniculus). Skripsi, Universitas Citra Bangsa, Kupang.
28) Putri, Utami. (2016). Untung Besar Dari Berkebun Pepaya. Jawa Barat: Akar publishing.
29) Pratiwi, E. (2010). Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, dan Reperkolasi Dalam
Ekstraksi Senyawa Aktif Andrograapholide dari Tanaman Sambiloto (Andrographis
paniculata ((Burm) F.) Ness). Journal of Pharmacy, 3(1).
30) Ramadhana, N., Syukuri, M. (2016).Identifikasi Potensi Lokal Pada Tumbuhan Biji
Pepaya (Carica Papaya) Sebagai Obat Tradisional Masyarakat Di Kecamatan Banggae
Timur.Prosiding Seminar dan Poster Ilmiah FDI.
31) Rajput, R. (2017). The Concept of Cyclical Nutritional Therapy for Hair Growth Which
Can Be Applied for Wellness. Journal of nutrition & food sciences, 7(4):1-7.
32) Rowe, R.C., Paul, J.S., Marian, E.Q. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients,
6thEd. London: The Pharmaceutical Press.
33) Rook,A., & R. Dawber. (1991). Disease Of The Hair And Scalp, 2nded. London:
Blackwell Scientific Pub.
34) Rusdiana, I., & Maspiyah.(2018). PengaruhProporsi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera)
danMadu Sebagai Bahan Aktif Hair Tonic.e-Journal, 7(2): 113 – 120.
35) Sayuti, A.N., Winarso, A., Lestari T.(2015). Formulasi Gel dan Mikroemulsi Penumbuh
Rambut Kombinasi Ekstrak Ethanol Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L) dan Buah Asam
(Tamarindus indica L Jurnal Ilmu Kesehatan.
36) Septiatin, A. (2009). Apotek Hidup dari Tanaman Buah. Bandung: Cv.Yrama Widya.
37) Soepardiman L, (2010). Kelainan Rambut. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
38) Solichin, V.O., Pratiwi, L., Wijianto, B.(2016). Uji efektivitas antioksidan ekstrak bji
papaya (Carica papaya L) terhadap DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazil). Jurnal
Mhasiswa Farmasi UNTAN.
39) Sona, R.F. (2018). Formulasi Hair Tonic Ekstrak Lidah Buaya (Aloevera L Burm. F.).
dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Pada Tikus Putih Jantan. Skripsi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Keperawatan, Malang.
40) Septiani, R., & Ami, T.(2016).Tanaman Pepaya (Carica papaya L) dan Manfaatnya
Dalam Pengobatan. Farmaka, 14(1).
41) Tranggono, Retno,I., Latifah F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
42) Tousalwa, T.(2020). Formulasi dan Uji Efektivitas Hair Tonic Kombinasi Ekstrak Daun
Teh Hijau (Cameliasinensis) dan Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Pertumbuhan
Rambut Kelinci Jantan. Skripsi, Unimerz Makassar.
43) Tanaka, S., Saito, M., Tabata, M. (1980). Bioassay of Crude Drugs for Hair Crowth
Promoting Activity in Mice by a New Simple Method. Journal of Medicinal Plant
Research. Pp. 84-89.
44) Vania, I., Nofianti, T., Rahayu, N.N.(2019). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Pandan
Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Hair Tonic pada Kelinci Jantan Galur
Lokal.Jurnal Penelitian Stikes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
45) Voight, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta:Universitas Gajah
Mada Press.
46) Wulansari, D.E.,Masruriati,E.,Dewanti,D. (2017). Uji Pertumbuhan Rambut Kelinci
dengan Krim Ekstrak Seledri,Krim Minyak Kemiri,Krim Ekstrak Seledri-Minyak Kemiri
dan Pengujian Fisik Sediaan. Media Farmasi Indonesia, 3(1).
47) Yohed, I., &Kristianita, R.A. (2017).Pengaruh Jenis Pelarut dan Temperatur Terhadap
Total Phenolic Content, Total Flavonoid Content, Dan Aktivitas Antioksidan Di Ekstrak
Daun Nyamplung (Calophyllum inohyllum).Thesis, Departemen Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri,Surabaya.
48) Yusuf, N.A., Hardianti, B., Rahma. (2021). Formulasi dari Ekstrak Teh Hitam (Camellia
sinensis) Sebagai Pertumbuhan Rambut. Journal of Fundamental and Applied
Pharmaceutical Science, 2(1): 43-51.