Anda di halaman 1dari 17

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK BIJI

PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PERTUMBUHAN RAMBUT KELINCI


JANTAN (Oryctolagus cuniculus)

Rika Handayani
1.2
Departemen Kebidanan, FakultasKeperawatan dan Kebidanan, Universitas Megarezky
3,4,5,6
Program Studi Diploma III, Jurusan Kebidanan, FakultasKeperawatan dan Kebidanan,
Megarezky University
7
Jurusan Gizi, FakultasKeperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
PenulisKoresponden: Rahmat Haji Saeni

ABSTRAK

Latar belakang: Rambut mempunyai peranan yang penting bagi manusia sebagai proteksi
terhadap lingkungan yang merugikan yaitu suhu dingin, suhu panas, dan sinar ultraviolet.
Perawatan rambut perlu dilakukan agar rambut tetap sehat, salah satu caranya dengan
memberikan rambut nutrisi dan vitamin untuk pertumbuhan rambut Salah satu bahan herbal
yang diyakini dapat merangsang pertumbuhan rambut adalah biji papaya (Carica papaya L.)
pada biji papaya memiliki kandungan kimia yaitu flavanoid, fenol, alkaloid, terpenoid, dan
saponin yang dapat merangsang pertumbuhan rambut
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) dapat
diformulasikan sebagai sediaan hair tonic dan stabil secara fisik dan mengetahui konsentrasi
sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang paling efektif untuk pertumbuhan
rambut kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus).
Metode:Metode penelitian ini yaitu desain penelitian laboratorium dengan yang bertujuan untuk
mengetahui efek formulasi sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang terhadap
pertumbuhan rambut kelinci jantan.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal
(Carica papaya L.) yang sudah matang memiliki efek terhadap pertumbuhan rambut kelinci dan
sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang pada setiap formulasi memiliki
efektivitas sebagai hair tonic (penumbuh rambut) dengan memiliki hasil yang berbeda-beda
yaitu formula I konsentrasi 1% mendapatkan hasil 14,13 mm, Formula II Konsentrasi 2%
mendapatkan hasil 15,53 mm dan Formula III konsentrasi 3% mendapatkan hasil 17,43 mm yang
memberikan efek pertumbuhan pada rambut kelinci tidak berbeda dengan kontrol positif Natur.

Kata kunci: Ekstrak Biji Pepaya, Efektivitas, Pertumbuhan Rambut


Pengantar

Rambut mempunyai peranan yang penting bagi manusia sebagai proteksi terhadap

lingkungan yang merugikan yaitu suhu dingin, suhu panas, dan sinar ultraviolet, Selain itu

rambut mempunyai fungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat dan sebagai

indera peraba yang sensitif (1).

Rambut yang indah akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang terhadap

penampilan akan tetapi tingkat kepercayaan diri seseorang dapat terganggu karena adanya

masalah dirambut seperti kerontokan rambut (20).


Kerontokan rambut disebabkan oleh 2 faktor

yaitu endogen yang diakibatkan oleh penyakit sistemik, hormonal, status gizi, intoksikasi,

maupun kelainan genetik, dan faktor eksogen yang disebabkan oleh stimulus dari lingkungan (19).

Perawatan rambut perlu dilakukan agar rambut tetap sehat, salah satu caranya dengan

memberikan rambut nutrisi dan vitamin untuk pertumbuhan rambut (31).

Salah satu bahan herbal yang diyakini dapat merangsang pertumbuhan rambut adalah

biji papaya (Carica papaya L.) pada biji papaya memiliki kandungan kimia yaitu flavanoid,

fenol, alkaloid, terpenoid, dan saponin (19).


Flavanoid pada biji pepaya memiliki peranan

untuk memacu pertumbuhan rambutyaitu dengan cara memperkuat dinding kapiler pada

pembuluh darah folikel rambut (44).

Alkaloid mempunyai efek memicu pertumbuhan rambut dimana dapat memperbesar

tangkai rambut sehingga suplai zat makanan bertambah untuk menutrisi rambut (44).
Sedangkan

Senyawa saponin yang terkandung dalam ekstrak biji pepaya mempunyai kemampuan untuk

membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit dari kotoran serta sifatnya sebagai

kounteriritan, akibatnya terjadi peningkatan sirkulasi darah perifer sehingga meningkatkan

pertumbuhan rambut(35).
Salah satu sediaan perangsang pertumbuhan rambut adalah hair tonic dimana hair

tonic adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk melebatkan dan merangsang pertumbuhan

rambut pada kebotakan atau rambut rontok, adapun bahan utama yang terdapat dalam sediaan

hair tonic adalah zat pelarut dan zat berkhasiat dimana zat berkhasiat memiliki fungsi

menghilangkan atau mencegah ketombe, memperbaiki sirkulasi darah pada kulit kepala,

memperbaiki dan memulihkan kelenjar sebum, daya pembersih dan merangsang pertumbuhan

rambut (21).

Sediaan hair tonic saat ini telah banyak digunakan dipasaran baik yang mengandung

bahan kimia maupun bahan herbal, penggunaan bahan kimia pada produk kosmetik dinilai

kurang aman karena dapat menimbulkan efek samping pada penggunaan jangka panjang.Salah

satu bahan sintesis yang digunakan adalah minoxidil yang memiliki efek samping alergi pada

kulit, sakit kepala, vertigo, lemas dan edema.Penggunaan bahan herbal telah diterima secara luas

di Negara berkembang dan negara maju pada bidang pengobatan maupun pada bidang kosmetik.

Di Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, terutama pada keanekaragaman floranya yang

mendukung penggunaan bahan herbal dimana secara empiris masyarakat sudah mengenal cara

perawatan rambut menggunakan tumbuh-tumbuhan(20).

Berdasarkan penelitian (19)


telah melakukan uji efektivitas pemberian ekstrak biji pepaya

(Carica papaya L.) dalam bentuk sediaan gel terhadap pertumbuhan rambut kelinci dimana

ekstrak biji pepaya menggunakan konsentrasi 5%, 10%, 15%. Dimana pada konsentrasi tersebut

ekstrak biji pepaya memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan rambut kelinci jantan

(Oryctolagus cuniculus).

Penelitian oleh (38). telah menguji aktivitas antioksidan ekstrak biji pepaya (Carica papaya

L.) dengan metode DPPH, Hasil uji menunjukkan nilai IC50 yaitu 867,68 µg/mL dan
melakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak biji papaya dimana ekstrak biji pepaya

mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavanoid dan saponin.

Bahan dan Metode

Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest, etanol 96%,ekstrak biji pepaya lokal yang

matang,kain flanel, kertas perkamen, kertas saring, mentol, metil paraben, natur, propilenglikol.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium yang bertujuan untuk

mengetahui efek formulasi sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang terhadap

pertumbuhan rambut kelinci jantan.

Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya


Pembuatan ekstrak biji pepaya lokal yang matang dilakukan dengan metode maserasi dengan

cara 500 gram serbuk biji pepaya dimasukkan kedalam bejana maserasi kemudian di masukkan

etanol 96% sebanyak 3750 mL didiamkan selama 1×24 jam sambil sesekali diaduk kemudian

dipisahkan ampas dan filtratnya dengan cara disaring, Ampas dimaserasi kembali dengan pelarut

yang sama lalu hal ini dilakukan sebanyak 3 kali. kemudian filtrat yang diperoleh disatukan dan

di pekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental

Rancangan Formula
Tabel 1. Formulasi Sediaan Hair Tonic

Konsentrasi (%)

Bahan Kegunaan
F1 F2 F3 K(-) K(+)

Ekstrak biji pepaya Zat aktif 1% 2% 3% 0


Etanol 96% Kosolven 10% 10% 10% 10%
Propilenglikol Humektan 15% 15% 15 % 15 %
Metil paraben Pengawet 0,1% 0,1 % 0,1 % 0,1% Natur
Mentol Memberi sensasi dingin 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
Aquadest Ad Pelarut 100 100 100 100
mL mL mL mL
Pembuatan Sediaan Hair Tonic
Ditimbang semua bahan yang diperlukan kemudian dilarutkan 0,05 gram mentol kedalam etanol
96% secukupnya kedalam gelas kimia diaduk hingga larut, ditambahkan metil paraben yang
sebelumnya telah dilarutkan dengan etanol 96% kemudian diaduk hingga larut dan ditambahkan
propilenglikol 15 mL sedikit demi sedikit kedalam gelas kimia diaduk hingga larut dan
ditambahkan ekstrak biji pepaya lokal yang matang yang sebelumnya telah dilarutkan dengan
sedikit aquadest aduk hingga larut setelah itu cukupkan volumenya hingga 100 mL lalu disaring
dan dimasukkan kedalam wadah hair tonic (42).

Uji Efektivitas sediaan Hair Tonic Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhapap
pertumbuhan Rambut kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus)

Masing-masing hewan coba kelinci dicukur rambutnya pada bagian punggung hingga

bersih menggunakan gunting atau alat cukur dengan ukuran 2x2 cm sebanyak 5 bagian masing-

masing diberi jarak 1 cm. lima bagian pada kotak tersebut merupakan daerah perlakuan yang

meliputi :

Kelompok 1 1. Daerah I diolesi kontrol negatif


2. Daerah II diolesi Kontrol Positif (Natur)
3. Daerah III diolesi hair tonic konsentrasi 1%
4. Daerah IV diolesi hair tonic konsentrasi 2%
5. Daerah V diolesi hair tonic konsentrasi 3%
Kelompok 2 1. Daerah I diolesi kontrol negatif
2. Daerah II diolesi kontrol positif (Natur)
3. Daerah III diolesi hair tonic konsentrasi 1%
4. Daerah IV diolesi hair tonic konsentrasi 2%
5. Daerah V diolesi hair tonic konsentrasi 3%
Kelompok 3 1. Daerah I diolesi kontrol negatif
2. Daerah II diolesi kontrol positif (Natur)
3. Daerah III diolesi hair tonic konsentrasi 1%
4. Daerah IV diolesi hair tonic konsentrasi 2%
5. Daerah V diolesi hair tonic konsentrasi 3%
Keterangan : Daerah I kontrol negatif
Daerah II kontrol positif
Daerah III hair tonic konsentrasi 1%
Daerah IV hair tonic konsentrasi 2%
Daerah V hair tonic konsentrasi 3%
Pengolesan dilakukan dua kali sehari sebanyak 1 mL. Hari pertama pengolesan dianggap
hari ke 0. Pengamatan panjang rambut dilakukan selama 18 hari dilakukan dengan cara
mengambil 6 helai rambut kelinci pada tiap bagian setiap 6 hari sekali dihitung pada hari ke 6,
12, dan 18. Rambut yang telah diambil dengan cara dicabut diluruskan dan ditempelkan pada
selotip kemudian diukur menggunakan jangka sorong (42).

FI +

F2 -
F3

Gambar 8. Skema perlakuan kelinci

Hasil

Tabel 2. Hasil Ekstraksi Biji Pepaya (Carica papaya L.)

Sampel Simplisia Metode Jumlah Jumlah


(gram) Ekstraksi Ekstrak Rendamen

Biji Pepaya 500 gram Maserasi 37,77 gram 7,554 %

Tabel 3. Uji Organoleptik Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)

Sediaan Sebelum cycling test Sesudah cycling test

Warna Bau Bentuk Warna Bau Bentuk

FI Kuning Khas Cair Kuning Khas Cair


pucat pucat

FII Kuning Khas Cair Kuning Khas Cair

FIII Kuning Khas Cair Kuning Khas Cair

K- Bening Khas Cair Bening Khas Cair


Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- : Basis

Tabel 4. Uji pH Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)

Formula Sebelum Sesudah Syarat pH


penyimpanan penyimpanan

FI 5,0 5,2
4,5-6,5
FII 4,8 5,1 (Sona, 2018)
FIII 4,6 5,0

K- 4,8 5,2

Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- :Basis

5.2
5.1
5
4.9
4.8 Sebelum peny-
4.7 impanan
4.6 Sesudah peny-
4.5 impanan
4.4
4.3
4.2
F1 F2 F3 K-

Gambar 8.Grafik pengukuran pH formula sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya (Carica papaya
L.) sebelum dan sesudah penyimpanan.

Tabel 5. Uji Kejernihan Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Kejernihan
Formula Sebelum Cycling Test Sesudah Cycling Test
FI Jernih Jernih
FII Jernih Jernih
FIII Jernih Jernih
K- Jernih Jernih

Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- : Basis
Tabel 6. Uji Homogenitas Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Homogenitas
Formula Sebelum Cycling Test Sesudah Cycling Test
FI Homogen Homogen
FII Homogen Homogen
FIII Homogen Homogen
K- Homogen Homogen
Keterangan :
F1 : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K- : Basis
Tabel 7. Hasil uji efek sediaan hairtonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap
pertumbuhan Rambut kelinci jantan
Kelompok Rata-Rata Panjang Rambut (mm)
H6 H12 H18
R1 R2 R3 Rata- R1 R2 R3 Rata- R1 R2 R3 Rata-
rata rata rata
FI 3,4 3,6 3,7 3,56 7,7 8,1 7,3 7,7 14,1 14,0 14,3 14,13
FII 4,2 4,3 4,3 4,26 8,7 9,0 8,4 8,7 15,6 15,1 15,9 15,53
FIII 5,1 5,4 5,3 5,26 9,7 10,0 9,1 9,6 17,7 17,5 17,1 17,43
K(+) 6,5 6,7 6,7 6,63 11,4 12,0 11,5 11,63 19,33 19,3 19,5 19,37
K(-) 0,8 0,8 0,7 0,76 4,2 5,0 4,9 4,7 9,1 9,7 9,6 9,46
Keterangan :
F1 : Kelompok Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 1%
FII : Kelompok Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 2%
FIII : Kelompok Formula ekstrak biji pepaya konsentrasi 3%
K+ : Kelompok kontrol positif (Natur ®)
K- :Basis
20
18
16
14
12
10 FI
8 FII
6 FIII
4 K(+)
2 K(-)
0
Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata
R1

R2

R2

R3
R3

R1

R1

R2

R3
H6 H12 H18
Rata-Rata Panjang Rambut (mm)

Gambar 9.Grafik Pertumbuhan Rambut Sediaan Hair Tonic Ekstrak Biji Pepaya (Carica
papayaL.)

Diskusi

Dalam penelitian ini biji pepaya (Carica papaya L.) lokal yang masak digunakan sebagai

bahan aktif dalam sediaan hair tonic, pemilihan bentuk sediaan didasarkan pada sediaan hair

tonic yang berbentuk larutan, mudah diaplikasikan dan tidak lengket dikulit kepala.Formulasi

sediaan hair tonic dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi bahan aktif ekstrak biji pepaya

yaitu formula I dibuat dengan konsentrasi zat aktif ekstrak biji pepaya 1%, formula IIdibuat

dengan konsentrasi zat aktif ekstrak biji pepaya 2%, formula III dibuat dengan konsentrasi zat

aktif ekstrak biji pepaya 3%, Kontrol negatif yaitu zat tambahan tanpa ekstrak dan kontrol positif

menggunakan natur, alasan dari pemilihan kontrol positif natur ekstrak lidah buaya karena

mampu membantu proses pertumbuhan rambut pada kelinci seperti yang telah diketahui melalui

berbagai macam penelitian bahwa lidah buaya memiliki khasiat untuk membantu pertumbuhan

rambut dan berperan dalam menutrisi dan memperkuat sel-sel rambut (20).
Adapun senyawa yang terdapat dalam biji pepaya yaitu alkaloid, flavanoid dan saponin yang

merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai penyubur rambut (19).


Senyawa alkaloid dapat

meningkatkan pertumbuhan rambut dan memperbesar tangkai rambut karena suplai zat makanan

bertambah untuk menutrisi rambut dimana mekanisme kerja dari senyawa alkaloid adalah

dengan meningkatkan aliran darah ke papila dermal sehingga dapat mempercepat pertumbuhan

rambut.Flavanoid memiliki peranan untuk memacu pertumbuhan rambutyaitu dengan cara

memperkuat dinding kapiler pada pembuluh darah folikel rambutserta senyawa saponin yang

mempunyai kemampuan untuk membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit kepala

dari kotoran dan merangsang pertumbuhan rambut dimana mekanisme kerja dari senyawa

saponin yaitu dengan meningkatkan sirkulasi darah ke folikel rambut sehingga dapat

mempercepat pertumbuhan rambut.

Pada pembuatan formulahair tonic bahan tambahan yang digunakan adalah aquadest, etanol

96%, mentol, propilenglikol dan metil paraben. Etanol 96% digunakan untuk melarutkan mentol

serta berfungsi untuk meningkatkan penetrasi sediaan kedalam kulit kepala, metil paraben

digunakan sebagai pengawet karena kandungan air dalam sediaan hair tonic yang cukup besar

dan dapat menjadi media pertumbuhan mikroba,mentol selain digunakan untuk memberi sensasi

dingin pada kulit kepala juga untuk memberikan bau yang segar serta dapat meningkatkan

penetrasi kekulit kepala.

Formulasi hair tonic ekstrak biji pepaya dibuat sebanyak 3 formula dengan tingkat

konsentrasi ekstrak etanol biji papaya 1%, 2%dan 3% dimana perbedaan konsentrasi ini

bertujuan untuk membandingkan tingkat kestabilan sediaan maupun efek dari sediaan tersebut.

Formulasi sediaan hair tonic dibuat berupa larutan dimana proses pembuatanya dengan cara

menimbang semua bahan yang diperlukan kemudian dilarutkan 0,05 gram mentol kedalam
etanol 96% secukupnya kedalam gelas kimia diaduk hingga larut, ditambahkan metil paraben

yang sebelumnya telah dilarutkan dengan etanol 96% kemudian diaduk hingga larut dan

ditambahkan propilenglikol 15 mL sedikit demi sedikit kedalam gelas kimia diaduk hingga larut

dan ditambahkan ekstrak biji pepaya yang sebelumnya telah dilarutkan dengan sedikit aquadest

aduk hingga larut setelah itu cukupkan volumenya hingga 100 mL lalu disaring dan dimasukkan

kedalam botol sempot.

Evaluasi sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

sediaan yang dibuat sesuai dengan kriteria baik fisik maupun sifat kimianya. Evaluasi yang

dilakukan yaitu uji organoleptik,uji pH, uji Kejernihan, uji homogenitas serta cycling test.

Pengujian organoleptik sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya meliputi bau,warna dan bentuk.

Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya kemungkinan

ketidakstabilan fisik dari sediaan selama proses penyimpanan. Hasil pengujianorganoleptik pada

sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya dapat dilihat pada tabel 3 dimana dapat dilihat bahwa

berdasarkan warna,bau dan bentuk tidak mengalami perubahan selama proses penyimpanan.

Uji kejernihan dapat disimpulkan bahwa formulaI,II, III dan kontrol negatif sebelum dan

sesudah penyimpanan selama 12 hari memiliki warna jernih. Selanjutnya di lakukan pengujian

homogenitas dari hasilpengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwaformula I, II, III, maupun

kontrol negatif memilikihomogenitas yang baik, karena tidak adanyabutirankasar pada sediaan

yang dibuat. Pengujjian homogenitas ini bertujuan untuk melihat adatidaknya gumpalan atau

butiran kasar (12).

Pengujian pH bertujuanuntukmengetahui apakah pH sediaan hair tonic yang dibuat aman

untuk digunakan pada kulit kepala (39).


Nilai pH yang diinginkan untuk sediaan hair tonic yaitu

4,5-6,5 dimana rentang pH tersebut merupakan rentang pH kulit kepala. Pada pengujian ini
dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan selama 12 hari. Hasil yang diperoleh pada

formula I, II, III dan kontrol negatif memiliki nilai pH 4,6-5,2 hal ini sesuai dengan rentang pH

kulit kepala sehingga dapat disimpulkan bahwa pH sediaan hair tonic aman digunakan.

Sediaan hair tonic yang dibuat selanjutnya diujikan terhadap pertumbuhan rambut kelinci

yang terdiri dari kontrolnegatif, kontrol positif, sediaan hair tonic formula I ekstrak biji pepaya

1% , formula II ekstrak biji pepaya 2% dan formula III ekstrak biji pepaya 3% yang dioleskan

pada pagi dan sore hari. Pengamatan panjang rambut tiap daerah perlakuan dilakukan pada hari

ke 6, 12 dan 18 kemudian dilakukan pengamatan dengan cara rambut kelinci dicabut lalu diukur

rambut terpanjang yang diletakan pada kertas hitam kemudian diukur panjangnya menggunakan

jangka sorong (1).

Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang rambut kelinci yang tumbuh pada setiap

daerah uji, pengukuran panjang rambut dapat digunakan untuk menyatakan kemampuan hair

tonic ekstrak biji pepaya dalam menstimulasi panjang rambut kelinci dimana rambut terpanjang

sebagai hasil optimal pertumbuhan pada hari ke 18. Alasan dilakukannya pengamatan

pertumbuhan rambut selama 18 hari karena pada waktu 18 hari sudah dapat memberikan

gambaran pertumbuhan rambut kelinci dan jika pengamatan dilakukan kurang dari 18 hari akan

mengalami kesulitan pengukuran karena rambut yang tumbuh hanya beberapa millimeter saja (46).

Hasil penelitian terhadap pertumbuhan rambut kelinci hari ke 6 pada setiap kelompok

perlakuan yaitu pada kontrol negatif didapatkan 0,76 mm, kontrol positif 6,63 mm, formula I

ekstrak biji pepaya 1% 3,56 mm, formula II ekstrak biji pepaya 2%4,26 mm, formula III ekstrak

biji pepaya 3% 5,26 mm dan hari ke 12 pada setiap kelompok perlakuan yaitu pada kontrol

negatif didapatkan 4,7 mm, kontrol positif 11,63 mm, formula I ekstrak biji pepaya 1% 7,7 mm,

formula II ekstrak biji pepaya 2% 8,7 mm, formula III ekstrak biji pepaya 3% 9,6 mm serta pada
hari ke 18 pada setiap kelompok perlakuan yaitu pada kontrol negatif didapatkan 9,46 mm,

kontrol positif 19,3 mm, formula I ekstrak biji pepaya 1% 14,13 mm, formula II ekstrak biji

pepaya 2% 15,53 mm, formula III ekstrak biji pepaya 3% 17,43 mm. Setelah mengukur panjang

rambut kelinci maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan melakukan uji normalitas data

menggunakan Shapiro wilk untuk jumlah subjek ≤ 50 dan uji homogenitas variasiselanjutnya

dianalisis parametrik menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjutan post

hoc test LSD.

Berdasarkan uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Saphiro-Wilk

dengan jumlah sampel ≤ 50, maka dapat dikatakan data tersebut terdistribusi normal dan syarat

untuk dilakukannya uji One Way ANOVA telah terpenuhi jika p>0,05. Hasil uji normalitas

menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan memiliki data yang normal,Semua kelompok

perlakuan dikatakan memiliki data yang normal karena nilai signifikannya P>0,05. Untuk

pengujian homogenitas diketahui bahwa nilai signifikannya P>0,05sehingga dapat disimpulkan

bahwa data yang diperoleh memiliki variasi konsentrasi yang sama atau homogen.

Berdasarkan tabel ANOVA yang menunjukkan hasil uji berbeda rata-rata secara keseluruhan

pada tabel tersebut didapatkan nilai F=0,757 dengan sig= 0,044. Oleh karena itu nilai sig<0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan rambut kelinci yang

signifikan akibat perbedaan konsentrasi dari ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)

Berdasarkan uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan uji

homogenitas variasi menunjukkan data homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD

yang menunjukkan adanya perbedaan untuk pertumbuhan rambut kelinci yang diamati selama 18

hari dengan nilai signifikan p<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara kontrol positif dengan kontrol negatif, kontrol positif dengan formula 1, kontrol
positif dengan formula 2, kontrol positif dengan formula 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa

konsentrasi ekstrak pada sediaan hair tonicdapat mempengaruhi pertumbuhan rambut pada

kelinci (Oryctolagus cuniculus).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal (Carica papaya L.) yang sudah matang

memiliki efek terhadap pertumbuhan rambut kelinci

2. Sediaan hair tonic ekstrak biji pepaya lokal yang matang pada setiap formulasi memiliki

efektivitas sebagai hair tonic (penumbuh rambut) dengan memiliki hasil yang berbeda-beda

yaitu formula I konsentrasi 1% mendapatkan hasil 14,13 mm, Formula II Konsentrasi 2%

mendapatkan hasil 15,53 mm dan Formula III konsentrasi 3% mendapatkan hasil 17,43 mm

yang memberikan efek pertumbuhan pada rambut kelinci tidak berbeda dengan kontrol

positif Natur

Bibliografi

1) Aini, Q. (2017).Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan Dari Sediaan Hair
Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium
L.) Jurnal Farmasi Lampung.
2) Ansel, H.C.(1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed 4. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
3) Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.2013. Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan
Berbasis Ekstrak Volume 2. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
4) Baki, G., & Alexander K.S. (2015).Introduction to Cosmetics Formulations and
Technology, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
5) Cabi.(2018). Oryctolagus cuniculus (Rabbits).https://www.cabi.org
6) Depkes RI. (1985).Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen kesehatan
RI.
7) Depkes RI. (1979). Farmakope IndonesiaEdisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia,.
8) Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Edisi I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
10) Fauzi, Arif. (2017). Aneka Tanaman Obat Dan Khasiatnya. Yogyakarta: Media
pressindo.
11) Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC.
12) Izemi. (2015). Potensi Sediaan Cair Ekstrak Campuran Kemiri (Aleurites moluccana L.)
Dan Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Sebagai Penumbuh Rambut. Skripsi,Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
13) Kharisma, Y. (2017). Tinjauan pemanfaatan tanaman papaya dalam kesehatan.
Fakultas kedokteran UNISBA.
14) Maharani, A. (2015).Penyakit Kulit, Terapi Untuk Penyakit Kulit, Macam Nutrisi Untuk
Kesehatan Kulit, Langkah Tepat Dalam Menanggulangi Penyakit Kulit. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press
15) Marjoni, M. R. (2016). Dasar-Dasar Fitokimia. Jakarta Timur: Cv. Trans Info Media.
16) Maria, A. S. (2018). Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L)
Terhadap Pertumbuhan Malassezia furfur Secara In Vitro.Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 7(2), 724–732.
17) Malole, M.B.M., Paramono C.S.U., (1989). Pengunaan Hewan-Hewan Percobaan
Dilaboratorium. Bogor: PAU pangan dan gizi IPB.
18) Masanto, R., Agus, A.(2010). Beternak Kelinci Potong. Sleman: PT Niaga Swadaya.
19) Meilani A., Kanedi, M., Yulianty, Nurcahyani N. (2019).Uji Efektivitas Pemberian
Estrak Biji Pepaya (Carica Papaya L ) Terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci
(Oryctolagus cuniculus L). Jurnal Kelitbangan, 7(3): 221-228.
20) Musdalipah & Karmilah. (2018).Efektivitas Estrak Daun Cabe Rawit (Capsicum
Frutescents L) Sebagai Penumbuh Rambut Terhadap Hewan Uji Kelinci (Oryctolagus
cuniculus).Politeknik Bina Husada.
21) Mulyanti, G.D., Nurhayanti Y., Ariska, A. (2019). Uji Efek Formulasi Sediaan Hair
Tonic Perasan Daun Kacang Panjang(Vigna sinensis (l.) savihassk) Terhadap
Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan. Wellness dnd Healthy Magazine, 1(2): 285-294.
22) Mukhriani. (2014).Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal kesehatan, Vol. VII No. 2, 361-367
23) Noviani, V., Thauresia S., Simanjutak P. (2019). Uji Aktivitas Tonik Rambut Yang
Mengandung Fraksi Air Yang Mengandung Flavanoid Dari Etrak Etanol Daun The Hijau
(Camellia Sinensis L).Jurnal Farmagazine, 6(1).
24) Nuraini, N.D. (2014). Aneka Daun Berkhasiat Obat. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
25) Nusmara,K.G.2012.Menguji Stabilitas Fisik Dan Aktivitas Pertumbuhan Rambut Tikus
Putih Dari Sediaan Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Pare(Momordica
charantia).Skripsi, Sarjanafarmasi FMIPAUI,Depok.
26) Pangesti, T., Fitriani I.N., Ekaputra F., Hermawan A.(2013). Sweet Papaya Seed Candy”
Antibacterial Escherichia Coli Candy With Papaya Seed (Carica Papaya L.). Pelita,
8(2):156-163.
27) Pationa, K.(2019). Uji Aktivitas Kombinasi Virgin Coconut Oil (VCO) Dan Castor Oil
Sebagai Hair Tonic Terhadap Pertumbuhan Rambut Pada Kelinci Jantan (Oryctolagus
cuniculus). Skripsi, Universitas Citra Bangsa, Kupang.
28) Putri, Utami. (2016). Untung Besar Dari Berkebun Pepaya. Jawa Barat: Akar publishing.
29) Pratiwi, E. (2010). Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, dan Reperkolasi Dalam
Ekstraksi Senyawa Aktif Andrograapholide dari Tanaman Sambiloto (Andrographis
paniculata ((Burm) F.) Ness). Journal of Pharmacy, 3(1).
30) Ramadhana, N., Syukuri, M. (2016).Identifikasi Potensi Lokal Pada Tumbuhan Biji
Pepaya (Carica Papaya) Sebagai Obat Tradisional Masyarakat Di Kecamatan Banggae
Timur.Prosiding Seminar dan Poster Ilmiah FDI.
31) Rajput, R. (2017). The Concept of Cyclical Nutritional Therapy for Hair Growth Which
Can Be Applied for Wellness. Journal of nutrition & food sciences, 7(4):1-7.
32) Rowe, R.C., Paul, J.S., Marian, E.Q. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients,
6thEd. London: The Pharmaceutical Press.
33) Rook,A., & R. Dawber. (1991). Disease Of The Hair And Scalp, 2nded. London:
Blackwell Scientific Pub.
34) Rusdiana, I., & Maspiyah.(2018). PengaruhProporsi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera)
danMadu Sebagai Bahan Aktif Hair Tonic.e-Journal, 7(2): 113 – 120.
35) Sayuti, A.N., Winarso, A., Lestari T.(2015). Formulasi Gel dan Mikroemulsi Penumbuh
Rambut Kombinasi Ekstrak Ethanol Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L) dan Buah Asam
(Tamarindus indica L Jurnal Ilmu Kesehatan.
36) Septiatin, A. (2009). Apotek Hidup dari Tanaman Buah. Bandung: Cv.Yrama Widya.
37) Soepardiman L, (2010). Kelainan Rambut. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
38) Solichin, V.O., Pratiwi, L., Wijianto, B.(2016). Uji efektivitas antioksidan ekstrak bji
papaya (Carica papaya L) terhadap DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazil). Jurnal
Mhasiswa Farmasi UNTAN.
39) Sona, R.F. (2018). Formulasi Hair Tonic Ekstrak Lidah Buaya (Aloevera L Burm. F.).
dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Pada Tikus Putih Jantan. Skripsi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Keperawatan, Malang.
40) Septiani, R., & Ami, T.(2016).Tanaman Pepaya (Carica papaya L) dan Manfaatnya
Dalam Pengobatan. Farmaka, 14(1).
41) Tranggono, Retno,I., Latifah F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
42) Tousalwa, T.(2020). Formulasi dan Uji Efektivitas Hair Tonic Kombinasi Ekstrak Daun
Teh Hijau (Cameliasinensis) dan Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Pertumbuhan
Rambut Kelinci Jantan. Skripsi, Unimerz Makassar.
43) Tanaka, S., Saito, M., Tabata, M. (1980). Bioassay of Crude Drugs for Hair Crowth
Promoting Activity in Mice by a New Simple Method. Journal of Medicinal Plant
Research. Pp. 84-89.
44) Vania, I., Nofianti, T., Rahayu, N.N.(2019). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Pandan
Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Hair Tonic pada Kelinci Jantan Galur
Lokal.Jurnal Penelitian Stikes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
45) Voight, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta:Universitas Gajah
Mada Press.
46) Wulansari, D.E.,Masruriati,E.,Dewanti,D. (2017). Uji Pertumbuhan Rambut Kelinci
dengan Krim Ekstrak Seledri,Krim Minyak Kemiri,Krim Ekstrak Seledri-Minyak Kemiri
dan Pengujian Fisik Sediaan. Media Farmasi Indonesia, 3(1).
47) Yohed, I., &Kristianita, R.A. (2017).Pengaruh Jenis Pelarut dan Temperatur Terhadap
Total Phenolic Content, Total Flavonoid Content, Dan Aktivitas Antioksidan Di Ekstrak
Daun Nyamplung (Calophyllum inohyllum).Thesis, Departemen Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri,Surabaya.
48) Yusuf, N.A., Hardianti, B., Rahma. (2021). Formulasi dari Ekstrak Teh Hitam (Camellia
sinensis) Sebagai Pertumbuhan Rambut. Journal of Fundamental and Applied
Pharmaceutical Science, 2(1): 43-51.

Anda mungkin juga menyukai