Anda di halaman 1dari 5

Gel Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus Niruri) Meningkatkan Epitelisasi

Penyembuhan Luka Pada Kulit Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus

Norvegicus)

Marintan S. Y. Siahaan, Wimpie Pangkahila, IGM Aman

Luka pada kulit mengakibatkan timbulnya perdarahan, kontaminasi

bakteri, respon stres simpatis, bahkan kemungkinan terburuk yaitu kematian sel.

Penuaan pada kulit akan memperlambat dan menghambat proses regenerasi

jaringan luka. Daun meniran (Phyllanthus niruri) mengandung molekul bioaktif

yang berefek pada penyembuhan luka dan antimikroba.

Dari penelitian yang dilakukan pada 36 ekor tikus galur Wistar (Rattus

norvegicus) dengan kriteria inklusi :

 dewasa dan sehat

 berumur 3-3,5 bulan

 berat badan 200-250 gram

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan; masing-

masing berjumlah 18 ekor tikus :

 Kelompok kontrol (P0) diberikan gel plasebo dan amoxicillin oral selama

8 hari.

 Kelompok perlakuan (P1) diberikan gel ekstrak daun meniran konsentrasi

20% dan amoxicillin oral selama 8 hari.


Jaringan kulit dibuat preparat yang diwarnai dengan HE. Pada pengamatan

mikroskopik dengan pembesaran lensa objektif 10x diukur ketebalan epitel di tiga

titik berbeda dalam satu lapang pandang.

Hasil penelitian menunjukkan rerata epitelisasi pada kelompok P0 ialah

48,28±20,72µm, sedangkan pada kelompok P1 ialah 63,79±18,37 µm (P <0,001),

yang artinya pemberian gel ekstrak daun meniran (Phillanthus niruri) dapat

meningkatkan epitelisasi jaringan luka pada kulit tikus galur wistar jantan

(Siahaan, 2017).

Formulasi Sediaan Losio Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus niruri L.)


Sebagai Penumbuh Rambut Terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Jantan Galur Wistar
Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tanaman liar yang tumbuh dan

tersebar luas di dataran Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Meniran ini dapat

tumbuh terutama ditempat yang berbatu dan lembab seperti di tepi sungai, semak

dan tempat lainnya. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai pengobatan sakit kuning

(jaundice), demam, radang hati, diare dan membantu proses penyembuhan luka

lecet atau luka bakar ringan (Dalimartha, 2000). Selain itu, meniran juga dapat

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang sering terjadi pada rambut, salah

satunya adalah kerontokan rambut yang bila dibiarkan akan menyebabkan

penipisan rambut yang berujung pada kebotakan. Rambut dikatakan mengalami

kerontokan yang cukup parah jika melebihi dari 100 helai rambut perhari

(Tranggono & Latifah, 2007).

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak

petroleum eter P.niruri 2% dengan kandungan lignan dan terpenoid dapat

meningkatkan aktivitas pertumbuhan rambut dengan cara menghambat enzim 5α-


reductase (Patel et al., 2015). Selain itu, ekstrak etanol biji kemiri yang berasal

dari famili yang sama dengan meniran, memiliki kandungan flavonoid dan fenol

juga dapat merangsang pertumbuhan rambut (Prasojo et al., 2012). Penelitian

sebelumnya juga mengatakan bahwa kuersetin juga memiliki aktivitas sebagai

penumbuh rambut (Wikramanayake et al., 2012).

Pada penelitian ini, ekstrak etanol meniran diformulasikan dalam sediaan

losio karena penyebarannya lebih merata dan tidak lengket dalam penggunaanya

dibandingkan sediaan krim dan gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas sediaan losio ekstrak etanol meniran dan pengaruh penambahan mentol

1% dalam sediaan losio sebagai penumbuh rambut terhadap tikus putih jantan

galur wistar. Pada penelitian ini digunakan 2 formula yaitu Formula I (F1) tanpa

mentol 1% dan Formula II (F2) dengan penambahan mentol 1%. Konsentrasi

ekstrak yang digunakan adalah 5%. Sediaan losio kemudian diaplikasikan pada

kulit tikus secara topikal dan selanjutnya panjang rambut diukur pada hari ke-7,

14 dan 21 sedangkan bobot rambut diukur pada hari ke-21. Hasil pengujian

aktivitas pertumbuhan rambut pada hari ke-21 menunjukkan sediaan losio ekstrak

etanol P.niruri memiliki aktivitas sebagai penumbuh rambut dan adanya

penambahan mentol 1% sebagai enhancer memberikan pertumbuhan rambut yang

lebih baik pada kelompok F2.

Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Perkolasi Daun Tentir


(Jatropha multifida L.) dengan Daun Kemloko (Phyllanthus emblica L.)
terhadap Staphylococcus aureus Metode Difusi.
Di Indonesia penyakit infeksi terus menyebabkan morbiditas, salah satunya
adalah infeksi kulit. Salah satu penyebab penyakit kulit adalah Staphylococcus
aureus. Multiplikasi Staphylococcus aureus menyebabkan inflamasi dan
pembentukan pus. Adanya isu back to nature memberi dampak kepada masyarakat
untuk kembali menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan. Tentir (Jatropha
multifida L.) dan Kemloko ( Phyllanthus emblica L.) mempunyai kandungan
kimia seperti flavonoid, tanin dan saponin yang memberi efek antibakteri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antibakteri ektrak daun
Tentir dan Kemloko sehingga mengetahui ekstrak yang mempunyai aktivitas
antibakteri lebih besar.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Mikrobiologi


Universitas Setia Budi Surakarta. Penelitian dilaksanakan mulai November 2014
hingga Januari 2015. Ekstrak daun Tentir dan Kemloko diperoleh dengan metode
perkolasi menggunakan pelarut Etanol 70%. Ekstrak daun dibuat dalam berbagai
konsentrasi (6,25%, 12,5%, 25%, 50%). Uji aktivitas antibakteri dilakukan
dengan metode difusi untuk mengetahui besar zona hambat yang dibentuk oleh
tiap konsentrasi pada masing-masing ekstrak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Tentir (Jatropha multifida L.)
dan ekstrak daun Kemloko ( Phyllanthus emblica L.) mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Kemloko mempunyai aktivitas
antibakteri yang lebih besar dibandingkan Tentir. Daya hambat terbesar adalah
konsentrasi 50%.

Kata kunci : ekstrak daun Kemloko, ekstrak daun Tentir, antibakteri,

Staphylococcus aureus
Daftar pustaka :

Inayati, R. 2015. Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Perkolasi Daun


Tentir (Jatropha multifida L.) dengan Daun Kemloko (Phyllanthus
emblica L.) terhadap Staphylococcus aureus Metode Difusi. Program
studi D-III Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia
Budi : Dra. Nony Puspawati, M.Si.

Siahaan, marintan S.Y et al., 2017. Gel Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus
Niruri) Meningkatkan Epitelisasi Penyembuhan Luka Pada Kulit Tikus
Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus). Fakultas kedokteran
Uneversitas Udayana Denpasar.

Dalimartha, S. (2000). Atlas tumbuhan obat indonesia. Jakarta: Trubus


Agriwidya.

Patel, S,, Sharma, V., Chauhan, N.S., Thakur, M., & Gambar 3. Pengaruh
perbedaan formula terhadap bobot rambut tikus Luliana, et al. 61 E-
ISSN 2477-0612 Dixit, V.K. (2015). Evaluation of hair growth
gromoting activity of Phyllanthus niruri. Avicenna Journal of
Phytomedicine, 5(6), 512–519. https://doi.org/ PMC4678496

Tranggono, R.I., & Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan


Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wikramanayake, T.C., Villasante, A.C., Mauro, L.M., Perez, C.I., Schachner,


L.A., & Jimenez, J.J. (2012). Prevention And Treatment Of Alopecia
Areata With Quercetin In The C3H/Hej Mouse Model. Cell Stress And
Chaperones, 17(2), 267–274. https://doi.org/10.1007/ s12192-011-
0305-3

Anda mungkin juga menyukai