tiba tidak sadarkan diri kurang lebih 3 jam yang lalu, saat dipanggil dan
minum Gibenclamid.
1
BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Penurunan kesadaran
2. Diabetes Mellitus
3. Hipertensi
tekanan darah diastolik >90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
4. Glibenklamid
2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
pasien?
3
BAB III
ANALISIS MASALAH
(Harsono, 2005).
1) Gangguan metabolik/fungsional
a) Lesi supratentorial
4
i. Perdarahan intraserebral : ekstradural, subdural,
intraserebral
b) Lesi infratentorial
(Hasrono, 2005)
keadaan sekelilingnya.
berhayal.
5
E. Stupor (soporo koma ),yaitu keadaan seperti tertidur lelap,
al., 2015).
penting, oleh karena itu, skor GCS harus dituliskan dengan tepat,
(Bhaskar, 2017).
6
3. Bagaimana hubungan riwayat penyakit dahulu (HT dan DM tidak
7
Pada penderita hipertensi berat dapat mengalami penurunan
(Wiryowidagdo, 2002).
pasien?
A. Interpretasi
8
tetapi rutin minum Glibenclamide. Berdasarkan riwayat
adanya infeksi)
B. Diagnosis
9
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Pemeriksaan
fisik Penurunan kesadaran
; Tatalaksana
UGD
10
BAB V
TUJUAN PEMBELAJARAN
hipertensi?
11
BAB VI
BELAJAR MANDIRI
12
BAB VII
13
PELAPORAN
A. Definisi
B. Etiologi
lain :
1) Hipertensi Esensial
2) Penyakit Ginjal
b) Pielonefritis kronik
c) Glomerulonefritis
e) Vaskulitis Ginjal
3) Obat-obatan
a) Clonidine
b) Metildopa
c) Tranylcypromine
berat
5) Kelainan endokrin
a) Glucocorticoid Excess
b) Primary aldosteronism
14
6) Kelainan sistem saraf pusat
a) CVA hemoragik
b) Cidera kepala
C. Klasifikasi
15
2) Krisis hipertensi mendesak (urgency hypertension)
hari.
D. Gambaran klinik
16
neurologi
17
E. Patofisiologi
F. Diagnosis
1) Anamnesis
18
• Gejala sistem syaraf ( sakit kepala, perubahan mental,
ansietas ).
berkurang ).
2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Penunjang
19
• menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah
(Joseph, 2003).
G. Tatalaksana
1) Hipertensi Urgensi
jam kemudian.
2) Hipertensi Emergensi
20
H. Diagnosis Banding
1) Sindrom cushing
2) Stroke
3) Perdarahan subarachnoid
4) Tumor otak
5) Gagal ginjal
6) Diseksi aorta
7) Epilepsi, ensefalitis
9) Lupus eritomatosus
A. DEFINISI
21
yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American Diabetes
Association, 2004).
B. EPIDEMIOLOGI
campuran KAD dan SHH, adalah mereka yang berusia lebih dari
C. PATOGENESIS
22
menambah berat resistensi insulin sehingga membentuk
2004).
MJ, 2004).
23
D. FAKTOR PENCETUS
Lain-lain.
4. Heat stroke
24
otoritas, dan stres akibat penyakit kronis (Wyckoff J,
E. DIAGNOSIS
1. Presentasi klinik
25
bahkan hipotermik terutama oleh karena vasodilatasi
MJ, 2004).
F. PEMERIKSAAN LABORATORIK
G. DIAGNOSIS DIFERENSIAL
26
mengakibatkan asidosis, konsentrasi bikarbonat serum pada
H. TERAPI
dengan baik.
Terapi cairan :
1) Pasien dewasa
27
0.9% diberikan dengan jumlah yang sama jika Na serum
(Sudoyo, 2014).
volume
2014).
Terapi Insulin :
28
bb, diikuti pemberian insulin reguler secara infus
(Sudoyo, 2014).
Kalium
( 2/3 KCl dan 1/3 KPO4) pada setiap liter cairan infus cukup
mEq/l.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi pada krisis hiperglikemik dapat terjadi akibat
29
2) Hypoxemia dan edema paru-paru yang nonkardiogenik dapat
J. PENCEGAHAN
selama penyakit,
sakit .
30
mencatat kadar glukosa darah, benda keton pada urin atau
darah ketika glukosa darah > 300 mg/dl, dosis insulin, suhu
(Dipiro, 2008)
B. Dosis
C. Efek samping
karena :
31
1) Kelebihan obat atau dosis obat : terutama insulin,
hipertensi?
B. Kegagalan otoregulasi
32
komponen plasma yang akhirnya menimbulkan edema otak
(Wiryowidagdo, 2002).
2016).
SHH adalah defisit insulin efektif dalam darah yang diikuti dengan
aliran darah dan oksidasi asam lemak di liver menjadi badan keton
dimana kadar insulin tidak bermakna. Kadar insulin pada SHH tidak
33
sensitif terhadap insulin, tetapi adekuat untuk mencegah
peningkatan dosis insulin. Selain itu, kondisi ini dapat terjadi pada
34
analog), terutama bila pasien geriatrik, memiliki penyakit ginjal
2004).
35
diduga berhubungan dengan akumulasi zat-zat neurotoksik di dalam
a. Indikasi
maksimal.
b. Kontraindikasi
c. Efek samping
sering terjadi dan terjadi akibat dosis insulin yang terlalu besar,
36
tidak tepatnya waktu makan dengan waktu tercapainya kadar puncak
yang berlebihan.
dalam proses formulasi preparat insulin. Reaksi alergi lokal pada kulit
antibodi IgG.
(Soegondo, 2007)
A. Definisi
37
C. Indikasi masuk & keluar HCU (Kemenkes RI, 2010)
1) Indikasi masuk
komplikasi
2) Indikasi keluar
1. Sistem Kardiovaskuler
38
e) Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target
2. Sistem Pernapasan
3. Sistem Saraf
5. Sistem Endokrin
6. Pembedahan
(Kemenkes, 2010)
39
BAB VIII
PENUTUP
A. SIMPULAN
40
+ NaCl 0,45% sebanyak 150-250 ml/jam untuk mencegah terjadinya
kadar glukosa darah sudah mencapai 200 mg/dL dan pasien stabil
B. SARAN
secara mandiri.
berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
41
American Diabetes Association. (2004) Hyperglycemic crises in
patients with diabetes mellitus. Diabetes Care vol 27
supplement1: S94-S102.
42
834/MENKES/SK/VII/2010. Pedoman Penyelengaraan Pelayanan
High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit
Mongan PD., Soriano III SG., Sloan TB. 2015. 'Traumatic Brain
Injury'. A Practical Approach to Neuroanesthesia. Wolters
Kluwer. USA. 277
43