Anda di halaman 1dari 70

CASE BASED DISCUSSION

Pembimbing : dr. Eva Delsi, Sp. EM

DITA JUANTIKA– 2013020046

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEGAWATDARURATAN


RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PENDAHULUAN

◼ Dengue Syok Syndrome adalah derajat terberat dari DBD yang terjadi karena
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga cairan keluar dari intravaskuler ke
ekstravaskuler, sehingga terjadi penurunan volume intravaskuler dan hipoksemia.

◼ Obesitas adalah salah satu kondisi yang dapat menyebabkan syok pada Dengue
Shock Syndrome (DSS), terjadi karena peningkatan produksi mediator inflamasi yang
mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi kebocoran plasma
ETIOLOGI

Patogen
⮚ Merupakan virus RNA dengan anggota dari Flaviviridae family, genus Flavivirus.
Terdapat 4 jenis serotipe
⮚ dengue virus tipe 1 (DENV-1)
⮚ dengue virus tipe 2 (DENV-2) dikaitkan dengan penyakit yang lebih berat
⮚ dengue virus tipe 3 (DENV-3)
⮚ dengue virus tipe 4 (DENV-4)
ETIOLOGI

Transmisi
⮚ Nyamuk adalah vektor utama dalam transmisi.
◼ Aedes aegypti, spesies utama dalam transmisi virus dengue
◼ Aedes albopictus
◼ Aedes polynesiensis
◼ Aedes scutellaris
⮚ Manusia adalah satu-satunya hospes reservoir yang diketahui. Berbagai primata
dapat terinfeksi meskipun peran mereka dalam transmisi masih tidak terbukti
MANIFESTASI KLINIK
◼ Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus
b. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
c. Trombositopnia (Trombosit ≤ 100.000/mm³)
d. Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari peningkatan permeabilitas vaskular yang
ditandai salah satu atau lebih tanda berikut:
• Peningkatan hematokrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline atau penurunan sebesar itu pada
fase konvalesens
• Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia/hipoalbuminemia
Indikator klinis DSS yang akan datang:
1. Nyeri perut yang parah
2. Berubah dari demam menjadi hipotermia
3. Kegelisahan atau kelesuan
4. Berkeringat
5. Muntah terus-menerus
6. Hepatomegali tender
DIAGNOSIS ◼ Probable dengue dengan warning signs
⮚ Sama seperti di atas, ditambah dengan gejala / tanda
◼ Probable dengue tanpa warning signs berikut:
⮚ Tinggal atau travel ke daerah ▪ Nyeri atau nyeri tekan abdomen
endemic
▪ Muntah persisten
⮚ Demam (umumnya 4 – 10 hari
▪ Akumulasi cairan pada pemeriksaan fisik
setelah paparan)
▪ Perdarahan mukosa
⮚ ≥ 2 gejala / tanda berikut:
▪ Letargi atau gelisah
▪ Mual atau muntah
▪ Pembesaran hepar > 2 cm
▪ Ruam
▪ Peningkatan hematocrit dengan penurunan drastic
▪ Nyeri otot dan sendi
pada hitung platelet
▪ Tes tourniquet yang positif
⮚ Pasien yang membaik setelah penurunan suhu tubuh
▪ Leukopenia hingga normal diperkirakan mengalami demam dengue
yang tidak berat
DIAGNOSIS
◼ Severe dengue (dapat berkembang meskipun tanpa
warning signs) ◼ Dengue yang dikonfirmasi dengan
laboratorium
⮚ Kebocoran plasma berat yang mengarah ke syok
atau akumulasi cairan pada abdomen dan paru ◼ Kultur virus dengue yang positif
sehingga distres nafas ◼ IgM serokonversi (1 kali pada masa infeksi
⮚ Perdarahan hebat akut dan 1 kali setelah pemulihan)

⮚ Gangguan pada organ: ◼ IgG serokonversi dengan peningkatan titer IgG


4 kali lebih tinggi pada paired sera
▪ Alanine aminotransferase atau aspartat
aminotransferase ≥ 1.000 unit/L ◼ Dengue antigen testing (NS1) yang positif

▪ Gangguan status mental ◼ Polymerase chain reaction (PCR) untuk virus


RNA dengue yang positif
▪ Keterlibatan organ lain seperti jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap:
◼ Hematokrit
⮚ Periksa pada awal fase febris
⮚ Peningkatan hematokrit 🡪 tanda progresifitas ke fase ◼ Platelet
kritis ⮚ ↓ drastis platelet + ↑ angka Ht 🡪
⮚ Peningkatan hematokrit yang ≥ 20% 🡪 kebocoran plasma warning sign untuk masuk ke fase
dan hypovolemia kritis

◼ Leukopenia pada pemeriksaan hitung jumlah leukosit. ⮚ Penurunan platelet umunya pada hari
ke-3 sampai ke-8 penyakit
⮚ Leukopenia + trombositopenia + ruam pada kulit 🡪
membedakan dengue dari influenza.
⮚ 94,2% (anak) dan 87,8% (dewasa) dengan influenza tidak
leukopenia, tidak trombositopenia dan tidak adanya ruam
pada kulit
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dengue-specific testing. Deteksi asam nukleat


◼ Kultur ◼ Qualitative reverse transcriptase polymerase
⮚ Untuk memastikan diagnosis chain reaction (PCR)

⮚ Mengidentifikasa semua serotipe ◼ Quantitative reverse transcriptase polymerase


dengue chain reaction (PCR)
⮚ Merupakan pemeriksaan yang paling sensitif
⮚ Ambil sampel pada masa awal
penyakit (hari ke-1 sampai ke-5 dan spesifik
setelah onset gejala) ⮚ Dapat digunakan untuk mengidentifikasa
⮚ Serum, plasma, darah, maupun semua serotipe dengue
jaringan ⮚ Hasil dalam 24 – 48 jam
⮚ Hasil dalam 1 sampai 2 minggu ⮚ Berpotensi positif palsu akibat kontaminasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan antigen
◼ Non-structural antigen 1 (NS1
antigen) Pemeriksaan Serologi
⮚ NS1 memiliki sensitifitas yang ◼ IgM antidengue
rendah tetapi spesificitas yang ◼ IgG antidengue
tinggi
◼ Hemagglutination Inhibition test (HI test)
⮚ Sensitifitas rapid test untuk NS1
menurun seiring bertambahnya
waktu setelah onset gejala.
⮚ NS1 antigen positif pada hari ke-
5 – ke-6 🡪 peningkatan risiko
dengue berat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen Thorax
◼ Efusi pleura pada pasien dengan kebocoran
plasma
Pemeriksaan penunjang lain
⮚ Test tourniquet
Ultrasonografi
◼ Ascites
TATALAKSANA

Penatalaksanaan DSS meliputi:


1. Penimbangan berat badan
2. Pemberian O2 4 lpm
3. Pemasangan akses vena
4. Pemasangan kateter urin
5. Pemasangan pipa oro / nasogastrik
6. Resusitasi cairan NaCl 0,9% 10-20 ml/kgBB secepatnya dalam 30 menit
7. evaluasi TTV
***Pada pasien obesitas pemberian cairan intravena berdasarkan berat badan ideal
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Perawatan di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

◼ Anak yang menderita SSD perlu dirawat di PICU untuk memantau dan
mengantisipasi perubahan sirkulasi dan metabolik dan memberikan tindakan
suportif intensif.
KRITERIA MEMULANGKAN PASIEN

◼ Tampak perbaikan secara klinis


◼ Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
◼ Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
◼ Hematokrit stabil
◼ Jumlah trombosit >50.000/μl dan menunjukan kecenderungan meningkat
◼ Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik stabil)
◼ Nafsu makan membaik
KOMPLIKASI

▪ Kelebihan cairan
▪ Gangguan elektrolit
▪ Ensefalopati
▪ Ensefalitis
▪ Perdarahan hebat
▪ Gagal ginjal akut
▪ Gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, perikarditis
PENCEGAHAN

⮚ Pengendalian lingkungan
◼ Menguras tempat penyimpanan air seminggu sekali
◼ Menutup tempat penampungan air
◼ Membuang dan menutup barang bekas yang dapat menampung air
◼ Pelihara ikan yang dapat memangsa larva pada penampungan air
⮚ Penggunaan bahan kimia
◼ Larvasida dapat digunakan pada wadah air yang tidak sering dipindahkan
◼ Adultisida hanya digunakan untuk menekan atau mencegah endemik
PENCEGAHAN

⮚ Proteksi diri
◼ Gunakan pakaian yang dapat meminimalkan paparan kulit dengan nyamuk pada pagi hari
◼ Oleskan obat nyamuk pada area kulit yang terbuka
◼ Gunakan kelambu pada saat tidur disiang hari
⮚ Proteksi keluarga
◼ Memasang skrining nyamuk pada jendela dan pintu
◼ Jika terdapat gigitan dalam ruangan, pertimbangkan untuk menggunakan produk insektisida
PROGNOSIS

◼ Prognosis tergantung pada pengenalan, pengobatan tepat segera dan pemantauan ketat syok. Tanda
prognosis baik adalah membaiknya takikardi, takipneu, dan kesadaran, munculnya diuresis dan
kembalinya nafsu makan.
◼ Demam berdarah dengue mempunyai kemungkinan 5% menyebabkan kematian, tetapi bila
berkembang menjadi sindrom syok dengue akan meningkatkan kematian hingga 40%.
◼LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. F
Usia : 12 tahun
Alamat : Kalibeji 04/05 Sempor
Jenis Kelamin : Laki – laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 13 November 2021
PRIMARY SURVEY

Keluhan Utama : Demam


Airway : Paten, Gargling (-), Snoring (-)
Breathing: RR 24x/menit, SPO₂ 98 % tanpa O₂,
pergerakan dinding dada simetris, penggunaan otot bantu nafas (-), SDV (+/+), RBK (-/-),
RBH (-/-) , whezeeng (-)
Circulation : TD 90/70 mmHg, Nadi 114x/menit teraba lemah, akral dingin (+), sianosis (-),
Disability: GCS E4V5M6, pupil isokor 3 mm/3mm, T 36.8o C
BB : 70 kg TB :158 cm
GDS : 110 mgdL
DIAGNOSIS BANDING

NEURO GI / HEPATIK RENAL CARDIAC RESPIRATORY OTHER


Meningitis Hepatitis Haemolytic Myocarditis ARDS
Dengue Syok
Uremic Syndrom (DSS)
syndrome
Cholecystitis Pericarditis Demam Tifoid
Acute
Campak
pancreatitis
Cikungunya
Leptospirosis
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam


◼ RPS : Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam
mendadak dan dirasakan naik turun. keluhan disertai nyeri perut, sakit kepala, berkeringat
dingin, lemas, tangan dan kaki terasa dingin. Terdapat keluhan mual dan muntah. Pasien
merasa lemas dan nafsu makan berkurang. Keluhan mimisan dan gusi berdarah disangkal.
keluhan batuk, pilek, nyeri tenggotokan disangkal. Pasien mengaku keluhan disertai nyeri
pada sendi.

BAB cair dan berdarah disangkal, BAK sedikit, riwayat trauma, alergi obat dan makanan
disangkal. Pasien tidak kejang dan tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya.
ANAMNESIS

RPD RPK
● Keluhan serupa (-) ● Keluhan serupa (-)
● Diabetes (-) ● Hipertensi (-)
● Penyakit jantung (-) ● Diabetes (-)
● Penyakit paru (-) ● Penyakit jantung (-)
● Penyakit ginjal (-) ● Penyakit paru (-)
● Penyakit lain (-) ● Penyakit ginjal (-)
● Penyakit lain (-)
ANAMNESIS

Riwayat Kebiasaan, Sosial & Ekonomi

◼ Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Adik pasien dikatakan sehat.
Tetangga pasien dikatakan ada yang terkena demam berdarah dan dirawat di ruangan
intensif. Pasien biasa makan dan minum minuman manis
ANAMNESIS

Riwayat Pengobatan
◼ Belum pernah berobat sebelumnya
DIAGNOSIS BANDING

NEURO GI / HEPATIK RENAL CARDIAC RESPIRATORY OTHER


Meningitis Hepatitis Haemolytic Myocarditis ARDS
Dengue Syok
Uremic Syndrom (DSS)
syndrome
Cholecystitis Pericarditis Demam Tifoid
Acute
Campak
pancreatitis
Cikungunya
Leptospirosis
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Tampak lemah, gelisah


2. Kesadaran : GCS E4V5M6
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Nadi : 114x/menit, lemah
c. Nafas : 24x/menit
d. Suhu : 36.8⁰C
e. SPO₂ : 98 %
f. BB : 70 kg TB : 158cm IMT : 28 kg (Obesitas II)
STATUS GENERALIS

Kepala
Rambut : Warna hitam, distribusi rata
Mata : CA(-/-), SI(-/-), reflek cahaya (+/+) pupil 3/3 mm
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), epistaksis (-)
Mulut : Mulut sianosis (-) bibir kering (-) lidah kotor (-), gusi berdarah (-)
Telinga : Normotia, deformitas(-), serumen(-)
STATUS GENERALIS
Leher
Inspeksi : Pembesaran tiroid (-) limfanodi(-), deviasi trakea (-)
Palpasi : Pembesaram tiroid (-) limfanoid (-) deviasi trakea (-)

Thorax Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dinding dada simetris, retraksi (-/-) ketertinggalan gerak dinding dada(-),
kelainan kulit(-)
Palpasi : vocal fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru (+/+)
Auskultasi : SDV( + /+), RBK(-/-), RBH (-/-), wheezing(-)
STATUS GENERALIS

Thorax Cor
Inspeksi : lctus cordis tidak terlihat
Palpasi : lctus cordis teraba di SIC V linea mid claulcula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan di SIC II Linea para sternal dextra
Batas jantung atas di SIC II Linea para sternal sinistra
Batas jantung kiri di SIC VI Linea mid clavicula sinistra
Auskultasi : S1>S2, reguler, gallop (-), murmur (-)
STATUS
CR GENERALIS

Abdomen
Inspeksi : massa (-), kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen
Palpasi : nyeri tekan (+) regio epigastrium, murphy sign (-),hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas
Inspeksi : Kulit kering (-),edema (-), papul (-), pustul (-), ptechie (+) pada ekstremitas superior sinistra
Palpasi : Edema - - Akral dingin + + CRT 2 detik

- - + +
STATUS
CR GENERALIS

Pemeriksaan rangsang Meningeal


kaku kuduk : (-)
Brudzinski sign : (-)
kernig sign : (-)
DIAGNOSIS BANDING

NEURO GI / HEPATIK RENAL CARDIAC RESPIRATORY OTHER


Meningitis Hepatitis Haemolytic Myocarditis ARDS
Dengue Syok
Uremic Syndrom (DSS)
syndrome
Cholecystitis Pericarditis Demam Tifoid
Acute
Campak
pancreatitis
Cikungunya
Leptospirosis
PLANNING

◼ Uji torniquet
◼ Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
◼ Analisa Gas Darah ; indikasi prolonged shock (fungsi hati dan ginjal)
◼ Kadar elektrolit
◼ Uji serologi dengue IgG IgM
◼ Evaluasi TTV dan GDS
◼ Konsul Sp.A
LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP

Leukosit 6.67 3.8 - 10.6 rb/ul

Eritrosit 6.53 H 4.4 - 5.9 juta/L

Hemoglobin 17.4 H 13.2 - 17.3 gr/dl

Hematokrit 53.1 H 40 - 50 %

MCV 81.3 80 - 100 fL

MCH 26.6 26 - 34 pg
Laboratorium

MCHC 32.7 32 - 36 g/dl


Trombosit 41 L 150 - 440 rb/ul
HITUNG JENIS
Basofil 0.3 0.0 - 1.0 %
Eosinofil 3.3 2.0 - 4.0 %
Neutrofil 73.6 H 50.0 - 70.0 %
Limfosit 15.6 L 25.0 - 40.0 %
Monosit 6.9 2.0 - 8.0 %
KIMIA
DIABETES
Glukosa Darah 110 H 70 - 105 mg/dl
Sewaktu
LABORATORIUM
DIABETES
GDS 168 H 70-105 mg/dl
FAAL HATI
SGOT 284.90 H 0 - 50 u/L
SGPT 139.70 H 0 - 50 u/L
Albumin 3.3 L 3.4-4.8 g/dL
ELEKTROLIT
Natrium 129.2 L 135 - 147 mEq/L
Kalium 3.92 3.5 - 5.0 mEq/L
LABORATORIUM (13/11/2021)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

IgG Dengue Positif Negatif


Pemeriksaan IgM dan
IgG dengue dilakukan
IgM Dengue Positif Negatif pada hari keenam onset
demam dan didapatkan
hasil positif.
RONTGEN
Pulmo :
Apeks kedua pulmo bersih
Corakan bronchovaskuler normal
Sinus CF lancip, Diafragma licin

Cor :
CTR tak valid dinilai

Kesan
● Corakan pulmo normal
● Besar cor tak valid dinilai
DIAGNOSIS BANDING

NEURO GI / HEPATIK RENAL CARDIAC RESPIRATORY OTHER


Meningitis Hepatitis Haemolytic Myocarditis ARDS
Dengue Syok
Uremic Syndrom (DSS)
syndrome
Cholecystitis Pericarditis Demam Tifoid
Acute
Campak
pancreatitis
Cikungunya
Leptospirosis
DIAGNOSIS KERJA

◼ Demam ec Dengue Syok Syndrom pada Anak dengan Obesitas


◼ Susp Hepatitis
TATALAKSANA

Terapi IGD Advice Sp.A


◼ Infus Nacl loading 250 cc • Infus Nacl 100 cc/ jam (infus pump)

◼ O₂ 5 L/ menit • Inj. Cefotaxim 3 x 1 g IV

◼ Pasang DC • Laprosin syrup 3 x 1

◼ Inj. Ranitidin 50 mg • Obs tanda syok dan TTV

◼ Inj. Ketorolak • Serial lab /12 jam

◼ Ondansentron 4 mg IV
◼ Konsul Sp.A
Laprosin
syrup
Cefotaxime 1g
FAKTA TEORI
- Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari,
Anamnesis PF
demam berubah menjadi hipotermi , Nyeri perut
- Demam - Gelisah
hebat, Lemas, Keringat dingin, Nyeri kepala,
- Nyeri perut - Hipotensi
Mual, muntah, epistaksis/gusi berdarah
- Lemas - RR meningkat
- Keringat dingin - HR meningkat
TD menurun
- Nyeri kepala - Nyeri tekan
HR meningkat,
- Mual epigastrium
Hepatomegali
- muntah - Akral dingin
Tanda syok : nadi cepat dan lemah, hipotensi, Akral
- Ptekie +
PP dingin, lemah, gelisah
- Trombosit, Ht, ig G, ig M,
- IgM, IgG, trombositopeni, Ht tinggi >20%
FAKTA TEORI

Infus Nacl loading 250 cc Terapi suportif


O₂ 4 L/ menit Stabilisasi ABCD
Pasang DC
Terapi simptomatik :
Inj. Ranitidin 50 mg Antiulcer
Inj. Ketorolak Analgetik
Ondansentron 4 mg IV antiemetik
Konsul Sp.A
Inj. Cefotaxim 3 x 1 g IV Antibiotik 🡪 Terapi propilaksis
Laprosin syrup 3 x 1
Obs tanda syok dan TTV Monitoring syok dan tanda-tanda vital
Serial lab /12 jam Monitoring Lab trombosit, Ht
MONITORING

JAM TD T NADI RR SpO2 GCS Urine


07.30 90/70 36,8 114 24 98% 456 100 ml
07.45 90/70 37,2 116 23 100% 456
08.00 95/70 37,2 116 22 100% 456
08.15 90/70 36,8 114 24 100% 456
08.30 90/75 36.3 114 22 100% 456
09.00 92/75 36.4 I16 22 100% 456
09.30 95/75 36.5 116 24 100% 456
◼TERIMA KASIH
Indikator klinis DSS yang akan datang:
1. Nyeri perut yang parah
2. Berubah dari demam menjadi hipotermia
3. Kegelisahan atau kelesuan
4. Berkeringat
5. Muntah terus-menerus
6. Hepatomegali tender
Bagaimana cara penularan penyakit DBD ?
Nyamuk betina dapat  terinfeksi virus dengue sewaktu dia menghisap darah dari pasien dengue fase demam pada saat
darahnya banyak mengandung virus (viremia), yaitu 2 hari sebelum sampai 5 hari sesudah demam timbul. Nyamuk
bersifat infektif dalam 8-12 hari sesudah menghisap darah (masa inkubasi ekstrinsik) dan bisa tetap infektif selama
hidupnya. Selama masa ini, virus berkembang biak pada saluran pencernaan dan akhirnya bisa sampai di kelenjar ludah.
 
Pada saat nyamuk tersebut menggigit orang lain (yang sehat), dia akan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka
gigitan sehingga orang tersebut akan tertular virus dengue.  Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari (paling sering 4-7 hari)
dan setelah itu akan mulai timbul gejala-gejala penyakit.
OBESITAS MERUPAKAN FAKTOR RISIKO SYOK PADA DHF.

▪ Risiko syok pada anak obesitas 2,29 kali lebih besar daripada anak non obesitas.
▪ Kejadian DSS pada penderita obesitas berhubungan kuat dengan respons imun.
▪ Reaksi antigen dan antibodi menyebabkan infeksi dengue lebih berat.
▪ Obesitas meningkatkan white adipose tissue yang mensekresikan dan melepaskan
sitokin pro inflamasi TNF-α, IL-1β, IL-6, dan IL-8.
▪ Pada obesitas terjadi peningkatan ekspresi TNF-α dan IL-6.
▪ Pada kasus, didapatkan pasien mengalami obesitas, sehingga kondisi tersebut
berperan terhadap terjadinya DSS.
syok teratasi dengan tanda – tanda :
• kesadaran membaik,
• nadi teraba kuat,
• tekanan nadi >20 mmHg,
• tidak sesak nafas,
• akral hangat dan
• diuresis cukup (>1 ml/KgBB/jam)
🡪 maka cairan diturunkan menjadi 10 ml/kgBB/Jam
Komplikasi dapat terjadi jika :
▪ Syok yang berkepanjangan
▪ Kegagalan multi organ (disfungsi hati dan ginjal)
▪ Syok yang berkepanjangan dan terapi cairan yang tidak tepat 🡪 gangguan metabolisme atau elektrolit.
▪ Terapi cairan lanjutan setelah periode kebocoran plasma menyebabkan edema paru akut atau gagal
jantung, terutama ketika ada reabsorpsi cairan ekstravasasi.

Prognosis
Ditentukan oleh kemampuan dalam pemberian cairan sesuai kebutuhan pada fase kritis
◼ Kadar hematokrit yang melebihi batas normal dapat digunakan sebagai acuan melihat derajat keparahan
kebocoran plasma
◼ Temuan umum lainnya adalah hipoproteinemia atau hipoalbuminemia (sebagai akibat dari kebocoran plasma).
Albumin serum yang menurun secara signifikan >0,5 mg/dl dari awal atau <3,5 mg/dl adalah bukti tidak langsung
dari kebocoran plasma
◼ akibatnya hipoalbuminemia yang terjadi dapat menyebabkan hipokalsemia.
◼ setelah itu evaluasi tanda-tanda vital.
◼ Jika syok teratasi dengan tanda :
◼ kesadaran membaik,
◼ nadi teraba kuat, tekanan nadi >20 mmHg,
◼ tidak sesak nafas,
◼ akral hangat dan diuresis cukup (>1 ml/KgBB/jam) maka cairan diturunkan menjadi 10 ml/kgBB/Jam
MIOKARDITIS HEPATITIS Cholecystitis Haemolytic Uremic
syndrome

Nyeri dada Mual. Sakit perut yang terasa Diare berdarah (disentri)
Sesak nafas Muntah. menusuk saat menarik Nyeri perut.
Edema tungkai Demam. napas panjang. Muntah.
Jantung berdebar Kelelahan. Mual, muntah, kembung, Demam
Kelelahan Feses berwarna pucat X dan nafsu makan hilang.
Demam Urine berwarna gelap X Demam.
Nyeri perut. Kulit dan bagian putih mata
Nyeri sendi menjadi kuning X
Benjolan di perut X
Tinja berwarna seperti
tanah liat atau pucat X
PANCREATITIS ARDS Meningitis ICH
Demam. Sesak napas parah Demam tinggi.
Diare. Kadar oksigen rendah Leher kaku X yeri kepala hebat,
Mual dan muntah. TD menurun Kebingungan Sakit kepala berat. penurunan kesadaran,
Gangguan pencernaan. Kelelahan akut Kejang X kaku kuduk, dapat
Perut membengkak dan Pusing akut Sensitif terhadap cahaya. disertai riwayat trauma
sakit bila disentuh. Keringat berlebih Mual atau muntah.
Kulit dan mata menguning Detak jantung cepat Sulit berkonsentrasi atau CT Scan: lesi hiperden
(penyakit kuning). Ujung jari, bibir sianosis kebingungan.
Jantung berdetak lebih Ruam.
cepat dari normal
(takikardia
LEPTOSPIROSIS Campak Chikunga Malaria TIFOID
Demam tinggi Ruam kulit X tanda2 perdarahan X Demam • Demam panjang
menggigil. Demam. Menggigil (lbih tinggi malm
Sakit kepala. Lemas. igM chikungunya + Muntah hari
Mual, muntah, Pegal linu. Trombositopenia X Sakit kepala • Ggn GI tract
tidak nafsu makan. Pilek. Nyeri otot • diare
Jaundice Hidung tersumbat. Tanpa tanda
Diare X Batuk kering. perdarahan Pp : widal +
Mata merah X Diare.
Nyeri otot (betis)X Muntah Pp ; parasit dalam
Sakit perut. darah
Bintik-bintik merah
pada kulit yang tidak
hilang saat ditekan

Anda mungkin juga menyukai