Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS DBD

DEMAM BERDARAH DENGUE


1. Pengertian ( Definisi) penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan/atau Aedes albopictus yang hingga saat ini belum
ditemukan obat dan vaksinnya
2. Anamnesis Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7
hari

Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di


kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, atau
buang air besar berdarah

Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.

Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri


perut (biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)

nyeri menelan, batuk, pilek.

Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang

Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau


mengalami penurunan kesadaran

3. Pemeriksaan Fisik Tanda patognomonik untuk demam dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7.Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa
tanda-tanda efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena
4. Kriteria Diagnosis 1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena;
maupun berupa uji tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah,
rumah atau di sekitar rumah.
5. Leukopenia < 4.000/mm3
6. Trombositopenia < 100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan


adanya dua atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis
klinis demam dengue dapat ditegakkan.

Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena;
maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di
lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan
salah satu:
• Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi
menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau
lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan
diagnosis Demam Berdarah Dengue.

Tanda bahaya (warningsigns) untuk mengantisipasi


kemungkinan terjadinya syok pada penderita Demam
Berdarah Dengue

Klinis Demam turun tetapi keadaan anak


memburuk
Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
Muntah persisten
Letargi, gelisah
Perdarahaan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria

Laboratoriu Peningkatan kadar hematokrit


m bersamaan dengan penurunan cepat
jumlah trombosit
Hematokrit awal tinggi

Kriteria Diagnosis Laboratoris diperlukan untuk


survailans epidemiologi, terdiri atas:
Probable Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat oleh
hasil pemeriksaan serologi antidengue.
Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat
dengan deteksi genome virus Dengue dengan
pemeriksaan RT-PCR, antigen dengue pada pemeriksaan
NS1, atau apabila didapatkan serokonversi pemeriksaan
IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada
pemeriksaan serologi berpasangan.

Isolasi virus Dengue memberi nilai yang sangat kuat


dalam konfirmasi diagnosis klinis, namun karena
memerlukan teknologi yang canggih dan prosedur yang
rumit pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan
yang rutin dilakukan.
5. Diagnosis Kerja Demam berdarah

6. Diagnosis Banding 1. Demam karena infeksi virus (influenza , chikungunya,


dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/μL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
• peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai
standar data populasi menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/μL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang
titernya dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam
8. Tata Laksana Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik
(Parasetamol 3x500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam
dengue/demam berdarah dengue,
yaitu:pemeriksaan penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit
secara serial

Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15
ml/kg/jam kondisi belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak
lazim, seperti kejang, penurunan kesadaran, dan
lainnya.

Penatalaksanaan pada Pasien Anak


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
• Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1
sendok makan tiap 5 menit.
• Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit,
jus buah, air sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan
kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya
larutan kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL)
atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat
badan sebagai berikut:
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus
kristaloid isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi
sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di
atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap
jam, laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan
klinis, turunkan jumlah cairan secara bertahap
sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan
penatalaksanaan DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10
– 15 mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan
Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan
mengharuskan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul
hidung atau sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi
vena untuk pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20
ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi
perifer, dan diuresis) setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi
perbaikan klinis, ulangi pemberian infus larutan
kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30
menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid
10 – 20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24
jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi
perbaikan klinis, pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi darah
bila fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera
rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah
cairan hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam.
Secara bertahap diturunkan tiap 4 – 6 jam sesuai
kondisi klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat
dihentikan setelah 36 – 48 jam. Hindari pemberian
cairan secara berlebihan.

3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Rencana Tindak Lanjut


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer,
diuresis) dilakukan setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit)
dilakukan setiap 4-6 jam, minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.
Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
merujuk pasien ke RS jika kondisi pasien stabil.
Persyaratan perawatan di rumah
1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga
a. DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di
rumah dengan adekuat.
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang
bertanggung jawab penuh terhadap tatalaksana
pasien.
b. Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan
dengan baik di rumah.
c. Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien
setiap 6 – 8 jam dan setiap hari, sesuai kondisi
klinis.
d. Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi
seara lancar dengan keluarga pasien sepanjang
masa tatalaksana.

Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan
sulit, walaupun tidak ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di
rumah dengan adekuat, walaupun DBD tanpa syok.
9. Edukasi 1. Pinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah
(Hospital Health Promotion) memberikan pengertian kepada pasien dan
keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata
laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa
tidak ada obat/medikamentosa untuk penanganan
DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah
perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai
dengan perjalanan alamiah penyakit.
2. Modifikasi gaya hidup
a. Melakukan kegiatan 3M: menguras, mengubur,
menutup.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan
olahraga secara rutin.
3. Prognosis Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad
bonam, karena hal ini tergantung dari derajat beratnya
penyakit
4. Tingkat Evidens -----
5. Tingkat Rekomendasi -----
6. Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Dalam

7. Indikator Klinis : gejala klinis semakin membaik, Nilai Trombosit


dan Hematokrit membaik pasien bisa melakukan aktifitas
seperti biasa.
8. Kepustakaan PerMenKes RI no 514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer,Kementerian Kesehatan RI
URAIAN ISPA
KEGIATAN
KEGIATAN 1 2 3 4 5
1. PEMERIKSAA Dokter
N KLINIS IGD/Poli
DPJP
2. LABORATOR Darah rutin
IUM Gula darah
(BS, BS 2 Jam
UPT
Puskesmas PP)
Jogorogo HbA1C HbA1C rujuk laboratorium luar
Profil lemak
DEMAM
(Cholesterol,
BERDARA
H TG, HDL,
DENGUE LDL)
Urine lengkap ………
BUN/S.Creati No. RM : …
Nama ……………………
nin ………
pasien : … Elektrolit
BB(Na, : Kg Atas indikasi (Rujuk
Jenis …………………… K, Cl) ……… laboratorium luar)
kelamin 3. RADIOLOGI/
: …. ECG TB : cm
Umur/Tang IMAGING
…………………… ……… Ja
gal lahir :ELEKTROME
…. Tgl.Masuk : …. m : ………..
Diagnosa DIK…………………… Tgl.Kelu ……… Ja
masuk RS 4. KONSULTASI
: …. ar
Dokter Syaraf : …. Atas indikasi m : ………..
Penyakit ……………………
Dokter Kode Lama hari ……….H
utama : …. ICD A90 rawat : ari
Jantung
Penyakit …………………… Kode
Dokter Mata ………
penyerta 5. ASESMEN
: …. ICD
Pemeriksaan : …. Rencana Rawat
Visite
……………………
KLINIS DPJP Kode ……… ……./
Komplikasi : …. ICD
Co.Dokter/dr. : …. R. Rawat/
Ataskelas
Indikasi : …….
……………………
RuanganKode
Tindakan 6. EDUKASI
: …. ICD
Penjelasan : Rujukan : Ya / Tidak
…………………… Kode
Diagnosis ………
…. RencanaICD
terapi : ….
Tujuan
Resiko
Komplikasi
Prognosa
7. RENCANA Asesmen
PEMULANGA pulang kritis
N
Identifikasi
kebutuhan
dirumah
Identifikasi Pasien , Dokter
kebutuhan
suportif
Inform Di TTD Keluarga
Consent
8. ASUHAN Asesment
Ngawi,.................
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan : Perawat Penanggung Jawab

(__________________) (______________)
Pelaksana Verifikasi

(______________)

Keterangan :
: Yang harus dilakukan
: Bisa ada atau tidak
Beri tanda (√) : Bila sudah di lakukan

Anda mungkin juga menyukai