Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue


No. ICPC-2 : A77 Viral disease other/NOS
No. ICD-10 : A90 Dengue fever
A91 Dengue haemorrhagic fever
Tingkat Kemampuan : 4A
1. Pengertian
Definisi

2. Etiologi nyamuk Aedes aegypti


3. Anamnesis 1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7
hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di
kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, atau
buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut
(biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri
menelan, batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau
Mengalami penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan
kejang.

Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan
sampah, timbunan barang bekas, genangan air yang
seringkali disertai di tempat tinggal pasien sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di
tempat tinggal pasien sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di
sekitar pasien.

4. Pemeriksaan Fisik Tanda patognomonik untuk demam dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa
tanda-tanda efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena
5. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kcriteria anamnesis
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
3. Memenuhi kriteria pemeriksaan penunjang
6. Diagnosis Kerja Demam Dengue

7. Diagnosis Klinis Diagnosis Klinis Demam Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti
petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau
di sekitar rumah.
5. Leukopenia <4.000/mm3
6. Trombositopenia <100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya


dua atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam
dengue dapat ditegakkan

Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti
petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah
satu:
- Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan
awal atau dari data populasi menurut umur
- Ditemukan adanya efusi pleura, asites
- Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3

Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih


manifestasi klinis,ditambah bukti perembesan plasma dan
trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis Demam
Berdarah Dengue.

8. Diagnosis Banding 1. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan


lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid

8. Pemeriksaan Penunjang 1. Rumple Leed (+)


2. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/µL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
- peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar
data populasi menurut umur
- Ditemukan adanya efusi pleura, asites
- Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/µL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang
titernya dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam

9. Tatalaksana Pada Pasien Dewasa :


1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik
(Parasetamol 3 x 500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam dengue /
demam berdarah dengue, yaitu: pemeriksaan
penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara
Serial

Pada Pasien Anak :


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
- Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok
makan tiap 5 menit.
- Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit,
jus buah, air sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan
kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya
larutan kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL)
atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat
badan sebagai berikut:
- Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
- Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
- Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam

2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus


kristaloid isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi
sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di
atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap
jam, laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan
klinis, turunkan Jumlah cairan secara bertahap
sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalak
sanaan DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 –
15 mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan
Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharus-
kan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul
hidung atau sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi
vena untuk pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg
secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi
perifer, dan diuresis) setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi
perbaikan klinis, ulangi pemberian infus larutan
kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30
menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid
10– 20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi
perbaikan klinis, pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi. Berikan transfuse darah
bila fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara
bertahap diturunkan tiap 4 – 6 jam sesuai kondisi
klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat
dihentikan setelah 36 – 48 jam. Hindari pemberian
cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
10. Konseling dan Edukasi a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis,
dan rencana tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning
signs) yang perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke
layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan
oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara
pencegahan yang berkaitan dengan perbaikan higiene
personal, perbaikan sanitasi lingkungan, terutama
metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:
a. Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan,
ember, vas bunga, tempat minum burung, dan
penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes
aegypti mati.
b. Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes
aegypti tidak dapat masuk dan bertelur.
c. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas
yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi
sarang dan tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti.
d. Memantau semua wadah air yang dapat menjadi
tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
e. Tidak menggantung baju, menghindari gigitan
nyamuk, membubuhkan bubuk abate, dan emeliha-
ra ikan.

11. Rencana Tindak Lanjut Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis)
dilakukan setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan
setiap 4-6 jam, minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.

12. Kriteria Rujukan 1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).


2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit,
walaupun tidak ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah
Dengan adekuat, walaupun DBD tanpa syok..

13. Prognosis Prognosis sangat tergantung kondisi pasien saat datang dan
pengobatan.

14. Penelaah Kritis SMF Penyakit Dalam


15. Konsultasi Gizi
16. Kepustakaan 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2006.
Pedoman Tatalaksana Demam Berdarah Dengue. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis dan Terapi Cairan
pada Demam Berdarah Dengue. Medicinus. Jakarta. 2009:
Vol 22; p.3-7.
3. WHO. Dengue Haemorrhagic Fever: diagnosis, treatment,
prevention and control. 2nd Edition. Geneva. 1997
4. Tim Adaptasi Indonesia, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak
di Rumah Sakit: Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan
Tingkat Pertama di Kabupaten / Kota. 1 ed. Jakarta: World
Health Organization Country Office for Indonesia.
5. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Pedoman Diagnosis dan tata laksana infeksi
virus dengue pada anak, Edisi pertama. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI, 2014

Anda mungkin juga menyukai