Anda di halaman 1dari 7

DEMAM DENGUE

DAN DEMAM BERDARAH


DENGUE
SOP No. Dokumen :440/ /311.33/2022
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 4 Juli 2022
Halaman : 1/7
UPTD.
dr.Ratna Inawati Suseno
PUSKESMAS NIP. 19801219 200904 2 001
BANGSALSARI
1. Pengertian Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingkat insiden penyakit
DBD Indonesia merupakan yang tertinggi diantara negara-negara Asia
Tenggara. Sepanjang tahun 2013, Kementerian Kesehatan mencatat
terdapat 103.649 penderita dengan angka kematian mencapai 754
orang. Keterlibatan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama sangat dibutuhkan untuk menekan tingkat kejadian maupun
mortalitas DBD.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan Demam Dengue dan DBD
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Bangsalsari Nomor tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Bangsalsari
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ Anamnesis (Subjective)
Langkah- 1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan,
langkah
gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di
ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan,
batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.

Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah,
timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien.
 Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limfa mengah pada
infeksi epstein barr virus
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
DEMAM DENGUE
UPTD. DAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS SOP No. : 440/ /311.33/2022
BANGSALSARI Dokumen
No. Revisi :
Tanggal : 4 Juli 2022
Terbit
Halaman : 2/7
Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-
tanda efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena
Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/μL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
• peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar data populasi
menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/μL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang titernya
dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis Demam Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus,
bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di
sekitar rumah.
5. Leukopenia < 4.000/mm3
6. Trombositopenia < 100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau


lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat
ditegakkan.

Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus
(kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan \
DEMAM DENGUE
UPTD. DAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS SOP No. : 440/ /311.33/2022
BANGSALSARI Dokumen
No. Revisi :
Tanggal : 4 Juli 2022
Terbit
Halaman : 3/7
sekolah, rumah atau di sekitar rumah a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
• Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau
dari data populasi menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia c. Trombositopenia
<100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih
manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan
trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis Demam
Berdarah Dengue.
Tanda bahaya (warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue.

Kriteria Diagnosis Laboratoris


Kriteria Diagnosis Laboratoris diperlukan untuk survailans
epidemiologi, terdiri atas:
Probable Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil
pemeriksaan serologi antidengue.
Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat dengan
deteksi genome virus Dengue dengan pemeriksaan RT-PCR, antigen
dengue pada pemeriksaan NS1, atau apabila didapatkan
serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif)
pada pemeriksaan serologi berpasangan.
Isolasi virus Dengue memberi nilai yang sangat kuat dalam
konfirmasi diagnosis klinis, namun karena memerlukan teknologi
yang canggih dan prosedur yang rumit pemeriksaan ini bukan
merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan.
Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus (influenza , chikungunya, dan lain-
lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid
Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal h
DEMAM DENGUE
UPTD. DAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS SOP No. : 440/ /311.33/2022
BANGSALSARI Dokumen
No. Revisi :
Tanggal : 4 Juli 2022
Terbit
Halaman : 4/7
Hati

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol
3x500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah
dengue, yaitu:pemeriksaan penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial

Gambar 1.7 Alur penanganan pasien dengan demam


dengue/demam berdarah

Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/jam
kondisi belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti
kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.

Penatalaksanaan pada Pasien Anak


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
• Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5
menit.
• Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air sirup,
atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk
DEMAM DENGUE
UPTD. DAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS SOP No. : 440/ /311.33/2022
BANGSALSARI Dokumen
No. Revisi :
Tanggal : 4 Juli 2022
Terbit
Halaman : 5/7
dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik, seperti
Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai
berat badan sebagai berikut:
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik
sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang
telah dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD
dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15
mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan
segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup
muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan diuresis)
setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis,
ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya
(maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid 10
– 20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi
darah bila fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4 – 6
jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36 –
48 jam. Hindari pemberian cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Rencana Tindak Lanjut


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis) dilakukan
setiap satu jam.
DEMAM DENGUE
UPTD. DAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS SOP No. : 440/ /311.33/2022
BANGSALSARI Dokumen
No. Revisi :
Tanggal : 4 Juli 2022
Terbit
Halaman : 6/7
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan setiap 4-6
jam, minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.
Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama merujuk
pasien ke RS jika kondisi pasien stabil.
Persyaratan perawatan di rumah
1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga
a. DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah dengan
adekuat.
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung jawab penuh
terhadap tatalaksana pasien.
b. Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan dengan baik di
rumah.
c. Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap 6 – 8 jam dan
setiap hari, sesuai kondisi klinis.
d. Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara lancar dengan
keluarga pasien sepanjang masa tatalaksana.

Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit,
walaupun tidak ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah dengan
adekuat, walaupun DBD tanpa syok.

Konseling dan Edukasi


a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan
rencana tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang
perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri
atas:
1) Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas
bunga, tempat minum burung, dan penampung air kulkas agar telur
dan jentik Aedes aegypti mati.
2) Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti tidak
DEMAM DENGUE
UPTD. DAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS SOP No. : 440/ /311.33/2022
BANGSALSARI Dokumen
No. Revisi :
Tanggal : 4 Juli 2022
Terbit
Halaman : 7/7
dapat masuk dan bertelur.
3) Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat
menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur
nyamuk Aedes aegypti.
4) Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk
Aedes aegypti berkembang biak.
5) Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk,
membubuhkan bubuk abate, dan memelihara ikan.

Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal
ini tergantung dari derajat beratnya penyakit.

F. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum


8. Hal-hal yang
perlu diperatikan
9. Dokumen
Terkait

10. Rekaman Historis Perubahan


No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai