Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DISUSUN OLEH :
EKA SUMIYATUN

P1337420418040/2B

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018/2019
DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Demam Berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja an
dewasa yang ditandai oleh panas, malaise, sakit kepala, mual, nyeri, pegal seluruh tubuh,
adanya petekia. Pada pasien rejatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau
lebih dan jika tak segera ditangani maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic
dan kematian. Gangguan Hemostatis pada DBD menyangkut 3 faktor yaitu perubahan
vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.(Suzanne C. Smeltzer, 2001).
Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.(Sudoyo Aru,dkk2009)

2. Etiologi

Penyebab DBD ini adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN 1, DEN 2,
DEN 3 dan DEN 4. Penularan DBD ini melalui cara :
1. Manusia sebagai host virus dengue.
2. Vektor perantara : nyamuk aedes aegepty (nyamuk rumah) dan
aedes albopictus (nyamuk kebun).

3. Tanda dan Gejala

a. Panas, biasanya langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan hampir tidak
bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7 hari.
b. Malaise, mual, muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang batuk
c. Tanda tanda perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis, hematemesis melena
d. Muka kemerahan , leukopenia.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
f. Pembengkakan sekitar mata
g. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
h. Tanda tanda rejatan adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah.
Gambaran klinis yang tidak khas dan sering dijumpai adalah :
1. Keluhan pada saluran pernafasan : batuk, pilek, sakit waktu menelan
2. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi
3. Keluhan system tubuh yang lain : sakit kepala, nyeri otot tulang sendi, nyeri ulu hati,
nyeri perut, pegal pegal, kemerahan pada kulit, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi
dan fotofobia
4. Pada pasien yang mengalami dialysis perifer, kulit terasa lembab, dingin, tekanan darah
menurun, nadi cepat dan lemah.
5. Adanya pembesaran hati, limpa dan pembesaran kelenjar getah bening

Tanda penting dari DBD ini adalah adanya kebocoran plasma


A. Hematokrit meningkat lebih dari 20%.
B. Pada kebocoran plasma terjadi perpindahan aliran plasma
dari kapiler masuk ke ruang interstitial seperti palpebra, perut, skrotum, sebagian ke pleura,
dengan manifestasi klinis :effusi pleura, asites, edema palpebra, hidroproteinemia.
(Sylvia A. Price, 2005).

i. Patofisiologi

1. Demam Dengue (DD)


Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue( DBD) disebabkan oleh
virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang menyebabkan
perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa renjatan yang khas pada
DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma yang diduga karena proses
imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi. Manifestasi klinis demam dengue
timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam
peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari
sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai.
Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya
sehingga makrofag menjadi APC (Antigen Presenting Cell). Antigen yang menempel di
makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit
lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag
yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3
jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi
fiksasi komplemen. Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang
merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala
lainnya.

2. DBD

a. Sistim vaskuler
Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler
yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga
menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma
menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan post
mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi. Tidak terjadinya
lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa perubahan sementara fungsi
vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika penderita sudah stabil dan
mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat, menimbulkan penurunan
hematokrit. Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS melibatkan 3 faktor:
perubahan vaskuler, trombositopeni dan kelainan koagulasi.

b. Sistim respon imun


Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sel
retikuloendotelial yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang berlangsung 5-7 hari..
Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue
primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah
ada meningkat (booster effect). Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di
dalam darah sekitar demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan
ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari.
j. Pathway
Infeksi virus dengue

Kompleks virus- antibody depresi sumsum tulang

Aktivasi komplemen perdarahan, trombositopenia

Antihistamin dilepaskan PK Perdarahan

Permeabilitas membran meningkat

Kebocoran plasma

Hipovolemi

Renjatan hipovolemi, hipotensi Asidosis metabolic


k. Pemeriksaan penunjang

Darah :
- IgG dengue positif
- Trombositopenia
- Hematokrit meningkat lebihd ari 20 merupakan indicator akan timbulnya rejatan
- Hb meningkat lebih dari 20%
- Leukopenia pada hari 2 dan 3
- Masa perdarahan memanjang
- Hipoproteinemia
- Hiponatremia
- Hipokloremia
- SGOT dan SGPT meningkat
- Ureum, Ph darah bisa meningkat
Urine : Albuminuria
Foto thorax : effusi pleura

l. Komplikasi

1. Perdarahan usus
2. Shock/rejatan
3. Effusi pleura
4. Penurunan kesadaran

m. Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan secara umum :


1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan minum 2 liter/24 jam
3. Pemberian cairan melalui infus
4. Pemberian obat obatan (antipiretik dan konvulsif)
5. Minum banyak 1,5-2 liter perhari dengan air the, gula atau susu.
n. Pencegahan
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue dengan
berbagai serotipe. Satu satunya usaha pencegahan atau pengendalian adalah dengan
memerangi nyamuk yang berperan pada penularan virus dengue. Nyamuk ini
berkembang biak terutama ditempat tempat buatan manusia seperti plastik bekas, barang
barang bekas yang berada disekitar kita.Nyamuk menggigit pada siang hari, pencegahan
dapat dilakukan dengan langkah 3 M :
1. Menguras
2. Menutup tempat tempat yang mungkin menjadi tempat berkembangnya nyamuk
3. Mengubur barang barang bekas yang bisa menampung air.
Langkah 3 M tersebut bisa mencegah perkembangbiaknya nyamuk selama seminggu, tapi
pemberian harus diulang setiap beberapa waktu tertentu.Penyemprotan atau foging dapat
dilakukan untuk membrantas DBD, tapi penyemprotan dilakukan pada pagi hari.
B. KONSEP DASAR

1. Pengkajian

Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.Dalam proses
asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan penting dilakukan oleh perawat.
Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkandalam bentuk data. Adapun metode yang
dilakukan dalam pengkajian ; wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi,
konsultasi.
1. IDENTITAS KLIEN

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,
alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,diagnose medis.

2. RIWAYAT KESEHATAN

1. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DBD
saat datang ke rumah sakitc.

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan
keluhanklien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang
dideritasekarang.e.

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada riwayat penyakit didalam keluarga, seperti tidak ada riwayat hipertensi,
DM, anemia, hepatitis dll.
3. POLA FUNGSI GORDON

1. Persepsi kesehatan
Manajemen kesehatanMenggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status
kesehatandan praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh
kembang,riwayat sakit yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun
waktutertentu
2. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsimakanan dan
cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaansuplemen, vitamin makanan.
Masalah nafsu makan, mual, rasa panasdiperut, lapar dan haus berlebihan
3. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,BAK
frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
4. Aktivitas
LatihanMeliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbanganenergy,
tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah,atau tempat sakit.
5. Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periodeistirahat tidur,
penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur,masalah yang dirasakan saat
tidur.
6. Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dannyeri,
fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan pengecap dan
pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
7. Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,kepuasan dan
ketidakpuasan dengan peran
8. Seksual reproduksiMeliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan
atauketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
9. Koping toleransi stressMeliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk
mengatasi ataukoping terhadap stress\
10. Nilai kepercayaanMeliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan
kepercayaan berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.

4. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,keluarga


dan komunitas terhadap masalh kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan
potensial. Diagnose keperawatan member dasarh untuk pemilihan
intervensikeperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab
perawat.Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:

1. Hipertermia berhubungan b.d proses infeksi virus dengue


2. Nyeri berhubungan b.d cidera biologis( penekanan intra abdomen)
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah,
anoreksia.
4. Kurangnya volume cairan tubuh b.d peningkatan permeabilitas dinding plasma.
5. Resiko terjadi perdarahan b.d penururan factor factor pembekuan darah
(trombositopenia)
5. Intervensi Keperawatan

1. Hipertermia berhubungan b.d proses infeksi virus dengue


Tujuan :

Suhu tubuh normal (36 - 370C), Pasien bebas dari demam.


Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.
Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.±7)
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
4. Berikan kompres hangat.
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang
mempercepat penurunan suhu tubuh.
5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.
6. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
2. Nyeri berhubungan b.d cidera biologis( penekanan intra abdomen)
Tujuan :
- Rasa nyaman pasien terpenuhi.
- Nyeri berkurang atau hilang.

Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
2. Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang.
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
3. Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.
Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan
perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
4. Berikan obat-obat analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual,


muntah, anoreksia.
Tujuan :

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai


dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan.
Intervensi :
1. Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.
Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
2. Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan
pasien.
3. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan
makanan
4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari mual.
5. Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.
6. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.
Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan
diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.

4. Kurangnya volume cairan tubuh b.d peningkatan permeabilitas dinding plasma.


Tujuan :

Volume cairan terpenuhi.

Intervensi :
1. Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital.
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari
keadaan normalnya.
2. Observasi tanda-tanda syock.
Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.
3. Berikan cairan intravena sesuai program dokter
Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami
kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke
dalam pembuluh darah.
4. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan
tubuh.
5. Catat intake dan output.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
5. Resiko terjadi perdarahan b.d penururan factor factor pembekuan darah
(trombositopenia)
Tujuan :
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
- Jumlah trombosit meningkat.

Intervensi :
1. Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis.
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.
2. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
Rasional : Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan.
3. Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut.
Rasional : Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.
4. Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya.
Rasional : Memotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimanarencana


keperawatan dilaksanakan yaitu untuk melaksanakan intervensi danaktivitas-aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar
implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertamaharus
mengidentidikasi prioritas keperawatan klien kemudian bila perawatan telahdilaksanakan
perawat mencatat dan memantau respon klien terhadap setiapintervensi dan
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang continyuyang
penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang diberikan. Yangdilakukan
dengan meninjau respon klien untuk menentukan keefektifan rencanakeperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien.
Daftar Pustaka
Amin H.N & Hardi Kusuma,2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC, Edisi 1, MediAction Publishing.
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis,
Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Doenges, Marillyn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC.

Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Edisi
6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Breda G.2001. Buku Aajar: Keperawatan Medikal-
Bedah, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Http://www.academia.edu/4776446/Demam-berdaerah-lp

( Diakses tanggal 6 juni 2020 pukul 18:36 WIB)

Anda mungkin juga menyukai