Anda di halaman 1dari 7

PENANGANAN DEMAM DENGUE

DAN DEMAM BERDARAH DENGUE


No. Dokumen: 440/ /14/UKP/ /2020

No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/6

UPT. PUSKESMAS Drg. Grace Masria Sitompul


BAKTIRAJA NIP. 19750118200212 2 001

1.Pengertian Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau/ beberapa jenis nyamuk menularkan
(atau menyebarkan) virus dengue.
Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever"
(demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya
mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari
demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti
campak; dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat
berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah
demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah
(saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang
menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang
menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan demam dengue dan
demam berdarah dengue
3.Kebijakan SK Kapus No. Tahun 2020
4.Referensi KMK 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur Alat : stetoskop, tensimeter, thermometer, senter lembar observasi
Bahan : Infus set, Cairan kristaloid (RL/RA) dan koloid
6.Langkah- langkah 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi
berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di ulu hati
atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan, batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami penurunan
kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.

2. Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah, timbunan
barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di tempat tinggal pasien
sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat tinggal
pasien
sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
- Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
1/1
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)

- Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi
pleura
dan asites.
8. Hematemesis atau melena

4. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
- Diagnosis Klinis Demam Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun
berupa uji tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
5. Leukopenia < 4.000/mm3
6. Trombositopenia < 100.000/mm3
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih tanda
dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.

- Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun
berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah, rumah atau
di sekitar rumah
5. Hepatomegali
6. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
• Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau dari data
populasi menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis,
ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup untuk
menegakkan
diagnosis Demam Berdarah Dengue.

Tanda bahaya (warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya


syok
pada penderita Demam Berdarah Dengue.
Klinis Demam turun tetapi keadaan
anak memburuk
Nyeri perut dan nyeri tekan
abdomen
Muntah persisten
Letargi, gelisah
Perdarahaan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria

1/2
Laboratorium Peningkatan kadar hematokrit
bersamaan dengan penurunan
cepat jumlah trombosit
Hematokrit awal tinggi
Kriteria Diagnosis Laboratoris
Kriteria Diagnosis Laboratoris diperlukan untuk survailans epidemiologi, terdiri
atas:
- Probable Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan
serologi antidengue.
- Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat dengan deteksi genome
virus Dengue dengan pemeriksaan RT-PCR, antigen dengue pada pemeriksaan
NS1, atau apabila didapatkan serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari
negatif
menjadi positif) pada pemeriksaan serologi berpasangan.

Isolasi virus Dengue memberi nilai yang sangat kuat dalam konfirmasi diagnosis
klinis, namun karena memerlukan teknologi yang canggih dan prosedur yang
rumit
pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan.

Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus (influenza , chikungunya, dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid

5. Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati

6. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3x500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah dengue,
yaitu:pemeriksaan penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial

1/3
Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah

7. Konseling dan Edukasi


1. Pinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan pengertian
kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata
laksananya,
sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa untuk
penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan
penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit.
2. Modifikasi gaya hidup
a. Melakukan kegiatan 3M: menguras, mengubur, menutup.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan
melakukan olahraga secara rutin.

8. Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/jam kondisi belum
membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang,
penurunan kesadaran, dan lainnya.

9. Penatalaksanaan pada Pasien Anak


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
• Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5 menit.
• Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air sirup, atau
susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk dehidrasi
sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL)
atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:

1/4
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik sesuai
kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di
atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium (DPL)
per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali) per
oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk pemeriksaan
DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan diuresis) setiap
30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis, ulangi
pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal
30 menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid 10 – 20
ml/kgBB/jam
(maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi darah
bila
fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.

g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10 ml/kgBB/jam


dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4 – 6 jam sesuai kondisi
klinis
dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36 – 48 jam.
Hindari pemberian cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

10.Rencana Tindak Lanjut


- Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis) dilakukan setiap
satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan setiap 4-6 jam,
minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.

- Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama merujuk pasien ke RS
jika kondisi pasien stabil.

Persyaratan perawatan di rumah


1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga
a. DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah dengan adekuat.
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung jawab penuh terhadap

1/5
tatalaksana pasien.
b. Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan dengan baik di rumah.
c. Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap 6 – 8 jam dan setiap
hari, sesuai kondisi klinis.
d. Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara lancar dengan keluarga
pasien sepanjang masa tatalaksana.

11.Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit, walaupun tidak ada
kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah dengan adekuat,
walaupun DBD tanpa syok.

12.Konseling dan Edukasi


a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana
tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang perlu
diwaspadai
dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang berkaitan
dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi lingkungan, terutama
metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:
1) Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga,
tempat
minum burung, dan penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes
aegypti
mati.
2) Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti tidak dapat
masuk dan bertelur.
3) Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung
air hujan agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur nyamuk Aedes
aegypti.
4) Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes
aegypti berkembang biak.
5) Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk, membubuhkan
bubuk
abate, dan memelihara ikan.

13.Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal ini
tergantung dari derajat beratnya penyakit.
7.Unit terkait - Poli Umum
- Pustu
- Poskesdes

8.Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9.Dokumen Terkait Rekam Medis

10.Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Perubahan

1/6
1/7

Anda mungkin juga menyukai