Anda di halaman 1dari 6

PENATALAKSANAAN

DEMAM DENGUE DAN DEMAM


BERDARAH DENGUE
No. Dokumen : …/SOP.U.3/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal : 15 Maret 2018
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS BUDY UTOMO,S.Kep.Ns
KEBONHARJO NIP. 19681121 198812 1 002

1. Pengertian Merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus


dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan
Aedes albopictus serta memenuhi kriteria WHO untuk demam
berdarah dengue.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pasien Demam
Dengue dan Demam Berdarah Dengue
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kebonharjo Nomor
440/…/KPTS/414.103.032/2018 tantang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPTD Puskesmas Kebonharjo
4. Referensi - KMK No.514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan Primer
- Buku Panduan Praktik Klinis tentang Penatalaksanaan di Bidang
Ilmu Penyakit Dalam
5. Prosedur/ 1. Dokter / Perawat melakukan anamnesa dan menanyakan
Langkah- keluhan - keluhan pasien
langkah - Keluhan pasien
1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit,
mimisan,gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air
besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut
(biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri
menelan, batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau
mengalami penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.
- Faktor Risiko
-Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan
sampah, timbunan barang bekas, genangan air yang
seringkali disertai di tempat tinggal pasien sehari-hari.
-Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di
tempat tinggal pasien sehari-hari.
-penderita demam berdarah dengue Adanya (DBD) di sekitar
pasien.
2. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan tanda – tanda
vital pasien
- Pemeriksaan Fisik
- Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
- Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
a. Rumple Leed (+)
b. Hepatomegali
c. Splenomegali
d. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, di priksa
tanda-tanda efusi pleura dan asites
e. Hematemesis atau melena
3. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan penunjang /
laboratorium Pada pasien
- Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/µL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
• Peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% da populasi
menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/µL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang
titernya dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam
4. Dokter / Perawat melakukan penegakan diangnosa pada pasien
- Diagnosis Klinis
1. Diagnosis Klinis Demam Dengue
 Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus, bifasik.
 Adanya manifestasi perdarahan baik yang
spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji tourniquet
positif.
 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
 Adanya kasus DBD baik di lingkungan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
 Leukopenia < 4.000/mm3
 Trombositopenia < 100.000/mm3
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua
atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue
dapat ditegakkan.
- Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak,
tinggi, terus-menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti
petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah
satu:
• Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut
umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3
Tanda bahaya (warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue.

Klinis Demam turun tetapi keadaan anak


Memburuk
Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
Muntah persisten
Letargi, gelisah
Perdarahaan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria
Laboratorium Peningkatan kadar hematokrit bersamaan
dengan penurunan cepat jumlah
Trombosit
Hematokrit awal tinggi

- Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus (influenza , chikungunya, dan
lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid
- Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal,
gagal hati
5. Dokter/Perawat melakukan penatalaksanaan pada pasien
- Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik
(Parasetamol 3x500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam
dengue/demam berdarah dengue, yaitu:pemeriksaan
penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara
serial
- Penatalaksanaan pada Pasien Anak
- Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok

1. Bila anak dapat minum


- Berikan anak banyak minum
a. Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1
sendok makan tiap 5 menit.
b. Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit,
jus buah, air sirup, atau susu.
- Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan
kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan
kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer
Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai
berikut:
a. Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
b. Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
c. Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid
isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai
dengan dosis yang telah dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan
klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan
penatalaksanaan DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15
mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
6. Dokter / Perawat memberikan penyuluhan / KIE kepada pasien
- Konseling Dan Edukasi
1. Pinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah
memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya
tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
pasien dapat mengerti bahwa tidak ada
obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya
bersifat suportif dan mencegah perburukan penyakit.
Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan alamiah
penyakit.
2. Modifikasi gaya hidup
a. Melakukan kegiatan 3M: menguras, mengubur,
menutup.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan olahraga
secara rutin.
7. Dokter / Perawat memberikan rujukan pada pasien (bila
diperlukan)
- Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15
ml/kg/jam kondisi belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim,
seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.
8. Dokter/Perawat memberikan resep / terapi pada pasien
9. Dokter/Perawat melakukan pencatatan ke dalam rekam medis
dan Register rawat jalan.
6. Diagram
Alir
Dokter/Perawat melakukan
anamnesa dan menanyakan
keluhan-keluhan pasien

Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan


tanda-tanda Vital pasien

Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan


penunjang / laboratorium pada pasien

Dokter/Perawat melakukan penegakan diangnosa


pada pasien

Dokter/Perawat melakukan tatalaksana pada pasien

Dokter / perawat memberikan penyuluhan / KIE


Pada pasien

Dokter/Perawat memberikan rujukan pada pasien


(bila diperlukan)

Dokter/Perawat memberikan resep / terapi pada


pasien

Dokter/Perawat mencatat dan


memasukkan semua hasil
pemeriksaan dalam rekam medis
dan regester rawat jalan pasien

7. Unit terkait - Loket


- UGD
- BP
- Laboratorium
- KamarObat
- Poli Gizi
- Pustu
- Polindes
- Ponkesdes
8. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai