Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN

ASMA BRONCHIAL

No. Dokumen : …./SOP.U.3/2018


No. Revisi : 00
SOP Tanggal : 24 Pebruari 2018
Terbit
Halaman : 1/7
UPTD PUSKESMAS BUDY UTOMO,S.Kep.Ns
KEBONHARJO NIP. 19681121 198812 1 002

1. Pengertian Gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak


sel inflamasi dan mediator.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pasien Asma
Bronchial
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kebonharjo Nomor
440/141/KPTS/414.103.032/2018 tantang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Kebonharjo
4. Referensi - KMK No.514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
- Panduan Praktek Klinis tentang Penatalaksanaan Di Bidang
Ilmu Penyakit Dalam.
5. Prosedur/ 1. Dokter / Perawat melakukan anamnesa dan menanyakan
Langkah- keluhan – keluhan pasien
langkah Gejala khas untuk Asma, jika ada maka meningkatkan
kemungkinan pasien memiliki Asma, yaitu :
1. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa
berat) khususnya pada dewasa muda
2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen,
perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan,
rokok atau bau yang sangat tajam

- Faktor risiko asma bronkial

Faktor Pejamu Prediposisi genetik


Atopi
Hiperesponsif jalan napas
Jenis kelamin
Ras/etnik

Faktor lingkungan Alergen di dalam ruangan (mite domestic


mempengaruhi berkembangnya binatang, kecoa, jamur)
asma pada individu dengan Alergen di luar ruangan (tepung sari

predisposisi asma bunga, jamur)


Bahan di lingkungan kerja (Asap rokok
pada perokok aktif dan pasif)
Polusi udara (dalam dan luar ruangan)
Infeksi pernapasan (Hipotesis higiene
Infeksi parasit
Status sosio ekonomi
Besar keluarga
Diet dan obat
Obesitas

Faktor lingkungan mencetuskan Alergen di dalam dan di luar ruangan


eksaserbasi dan atau Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
menyebabkan gejala-gejala asma Infeksi pernapasan
Menetap Exercise dan hiperventilasi
Perubahan cuaca
Sulfur dioksida
Makanan, aditif (pengawet, penyedap,
pewarna makanan), obat-obatan
Ekspresi emosi yang berlebihan
Asap rokok
Iritan (a.l. parfum, bau-bauan
merangsang, household spray)

2. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan tanda – tanda


vital pasien
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal.
Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah mengi
ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja
hanya terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga
tidak terddengan selama eksaserbasi asma yang berat
karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent
chest”.
3. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan penunjang /
laboratorium pada pasien
- Pemeriksaan Penunjang
1. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak
Flowmeter
2. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)
4. Dokter/Perawat melakukan diangnosa pada pasien
- Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yaitu
terdapat kenaikan ≥15 % rasio sebelum dan sesudah
pemberian inhalasi salbutamol.
- Klasifikasi asma bronkial
Gejala
Derajat Asma Gejala Faal Paru
Malam
I. Intermiten Bulanan APE ≥ 80%
Gejala<
1x/minggu ≤ 2 kal VEP1≥ 80% nila
sebulan Prediksi
Tanpa gejala
diluar APE ≥ 80% ni
Serangan
Serangan singkat Variabiliti APE < 20%

II. Persisten Mingguan APE > 80%

ringan Gejala> 1 >2 kali VEP1≥ 80% nila


x/minggu, tetapi< sebulan Prediksi
1 x/hari
Serangan dapat APE ≥ 80% ni
mengganggu
aktivitas dan tidur Variabiliti APE 20% -
30%

III. Persisten Harian APE 60 – 80%

sedang Gejala setiap hari >1 VEP160 – 80%


x/seminggu nilaiprediksi
Serangan APE 60 – 80%
mengganggu nilaiterbaik
aktivitas dan tidur

Gejala
Derajat Asma Gejala Faal Paru
Malam
Membutuhkan Variabiliti APE > 30%
bronkodilator
setiap hari

IV. Kontinyu APE ≤ 60%

Persisten Gejala terus Sering VEP1≤ 60% nila


berat Menerus Prediksi
Sering kambuh APE ≤ 60% ni
Aktivitas fisik Variabiliti APE > 30%
Terbatas

Catatan: bila spirometri tersedia digunakan penilaian VEP1

- Penilaian Derajat Kontrol Asma

Tabel 10.4 Penilaian derajat kontrol asma


Penilaian klinis (4 minggu terakhir)

Karakteristik Terkontrol Terkontrol Tidak


terkontr
sebagian ol
(tidak ada
(terdapat
gejala)
salah satu
gejala)
Tiga
atau
Gejala harian Tidak ada > 2 /minggu lebih
(≤/minggu2 ) gambar
an

Keterbatasan Tidak ada Ada asma


aktivitas terkontrol
sebagian
*,**
Gejala Tidak ada Ada
malam/terbangun
Butuh pelega/ Tidak ada > 2 /minggu
pemakaian inhaler (≤ 2 /minggu)

Fungsi paru Normal < 80 %


(APE atau KVP1 )*** prediksi atau
nilai yang
terbaik

B. Penilaian risiko di masa akan datang (risiko eksaserbasi,


ketidakseimbangan, penurunan fungsi paru, efek samping)
Gambaran yang dihubungkan dengan peningkatan risiko yang
lebih parah di masa depan termasuk :
Kontrol klinis yang buruk, jumlah eksaserbasi pertahun, riwayat
perawatan karena asma, pajanan asap rokok, penggunaan
obat dosis tinggi)
* Semua eksaserbasi terjadi dalam pengobatan yang adekuat
* Berdasarkan definisi, eksaserbasi di minggu apapun
membuat asma tidak terkontrol
* Tanpa pemberian bronkodilator
Fungsi paru tidak untuk anak 5 tahun atau lebih muda
Diagnosis Banding, Disfungsi pita suara, Hiperventilasi,
Bronkiektasis, Kistik fibrosis, Gagal jantung, Defisiensi benda
asing
5. Dokter / perawat melakukan penatalaksanaan pada pasien
- Penatalaksanaan
1. Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta
mengendalikan faktor pencetusnya.
2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan
jangka panjang serta menetapkan pengobatan pada
serangan akut sesuai tabel di bawah ini.
Penatalaksanaan asma berdasarkan beratnya keluhan
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat
untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-
4 kali sehari
Berat
Asma Medikasi Alternatif / Pilihan lain Alternatif
Pengontrol lain
Harian
Asma Tidak perlu ---- ----
Intermiten

Asma Glukokortikoster • Teofilin lepas lambat


oid inhalasi
Persisten (200- • Leukotriene modifiers
Ringan 400 µg BB/hari ----
Atau
ekuivalennya)
Asma Kombinasi • Glukokortikosteroid • Ditambah
inhalasi (400-800 µg
Persisten Inhalasi Bbagonis
Sedang Glukokortikosto atau ekuivalennya) beta-2
id (400-800 µg
ditambah Teofilin kerja
lepas lama
BB/hari atau lambat, atau oral, atau
ekuivalennya) • Glukokortikosteroid • Ditambah
dan agonis
beta-2 inhalasi (400-800 µg teofilin
kerja lama BB/hari atau lepas
ekuivalennya)
ditambah lambat
agonis beta-2 kerja
lama
oral, atau
• Glukokortikosteroid

Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja


singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-
4 kali sehari
Berat Asma Medikasi Alternatif / Pilihan lain Alternatif
Pengontrol lain
Harian
inhalasi dosis tinggi
(>800
µg BB atau ekuivalennya)
Atau
• Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 µg BB
atau ekuivalennya)
ditambah leukotriene
Modifiers

Asma Kombinasi Prednisolon/


metilprednisolon oral
Persisten Inhalasi selang
Berat glukokortikostero sehari 10 mg ditambah
id (> 800agonisµg betaBB-2 kerja lama
oral, ditambah teofilin
Atau lepas
ekuivalennya) Lambat
dan agonis beta-
2
kerja lama.

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan


terapi paling tidak 3 bulan,kemudian turunkan bertahap sampai
mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap
terkontrol
* Semua eksaserbasi terjadi dalam pengobatan yang adekuat
* Berdasarkan definisi, eksaserbasi di minggu apapun
membuat asma tidak terkontrol
* Tanpa pemberian bronkodilator
Fungsi paru tidak untuk anak 5 tahun atau lebih muda
- Diagnosis Banding
Disfungsi pita suara, Hiperventilasi, Bronkiektasis, Kistik
fibrosis, Gagal jantung, Defisiensi benda asing
- Komplikasi
Pneumotoraks, Pneumomediastinum, Gagal napas, Asma
resisten terhadap steroid.
6. Dokter/Perawat memberikan penyuluhan/KIE kepada pasien
- Konseling dan Edukasi
1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga
mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan
penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan
mekanisme kerja obat-obatan dan mengetahui kapan
harus meminta pertolongan dokter.
2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan
monitor berat asma secara berkala (asthma control test/
ACT)
3. Pola hidup sehat.
4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
a) Menghindari setiap pencetus.
b) Menggunakan bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum
melakukan exercise untuk mencegah exercise
induced asthma.
7. Dokter / perawat memberikan rujukan pada pasien
( bila diperlukan)
- Kriteria rujukan
1. Bila sering terjadi eksaserbasi.
2. Pada serangan asma akut sedang dan berat.
3. Asma dengan komplikasi.
8. Dokter/Perawat memberikan resep / terapi pada
pasien
9. Perawat melakukan pencatatan ke dalam rekam medis
dan register rawat Jalan pasien
6. Diagram
Alir
Dokter / Perawat melakukanan
anamnesa dan menanyakan keluhan
pasien.

Dokter / Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan tanda vital


pasien

Dokter/ perawat melakukan pemeriksaan penunjang


(laboratorium)

Dokter / perawat melakukan penegakan diangnosa pada pasien

Dokter / Perawat melakukan tatalaksana pada pasien

Dokter / Perawat memberikan penyuluhan/KIE kepada pasien

Dokter / Perawat memberikan rujukan (bila diperlukan)

Dokter / Perawat memberikan Resep/terapi sesuai dengan


keluhan pasien

Dokter / perawat mencatat dan


memasukkan semua hasil
pemeriksaan ke dalam rekam medis

7. Unit terkait - Loket


- UGD
- Poli Umum
- Poli KIA
- Poli Gizi
- Kamar Obat
- Laboratorium
- Pustu
- Polindes
8. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai