Anda di halaman 1dari 80

ASMA BRONKIAL

DEFINISI
 Inflamasi kronik saluran napas
 Hiperreaktif bronkus terhadap berbagai
rangsangan
 Penyempitan saluran napas yang reversibel, baik
secara spontan atau dengan pengobatan
Prevalensi

 Dipengaruhi oleh banyak faktor


antara lain :
 jenis kelamin
 umur pasien
 Status atopi
 Faktor keturunan
 Faktor lingkungan
MEKANISME

Source: Peter J. Barnes, MD


FAKTOR PENCETUS

 Alergen : 64,5 %
 Iritan (asap) : 63,0 %
 Cuaca : 54,2 %
 Infeksi : 37,4 %
 Emosi : 33,6 %
PENYAKIT PENYERTA

 Rinitis : 59,8 %
 Alergi Makanan : 9,4 %
 Alergi Obat : 8,3 %
 Dermatitis : 6,5 %
 Urtikaria : 4,7 %
Some allergens which may cause
asthma
House-dust mites Spittle,
excrements,
which live in
hair and fur
carpets, mattresses
and upholstered of domestic
furniture animals
Plant
pollen
Food
Dust of Pharmacologic components
book al agents (stabilizers,
depo- (enzymes, genetically
sitories antibiotics, modified
vaccines,serums) products)
PATOGENESIS
PATOGENESIS

 Adanya inflamasi alergi saluran napas.


 Adanya hiperreaktivitas bronkus yang meningkat
terhadap berbagai rangsangan.
 Adanya obstruksi saluran napas yang reversibel,
membaik secara spontan atau dengan pengobatan.
 Adanya peningkatan respon saraf parasimpatis
 Kerusakan epitel. Inflamasi  kerusakan epitel 
↑ penetrasi alergen & mediator inflamasi, iritasi
ujung2 syaraf otonom
PATOGENESIS
antigen
naive T-lymphocyte
Th-0 IL-12 -
dendritic cell

IL-12 
Th-2 response

IL-4, IL-13 IL-9 IL-3, IL-5


Th-1 response IL4 IL-3 GM-CSF
(IFN- lymphotoxin, IL-2)
IgE Mast cells Basophilis Eosinophils

Cell mediated immunity and


Neutrophilic inflammation Mediators of inflammation
(eg. histamine, prostaglandins,
leukotrienes, enzymes)

Asthma Symptoms Bronchial hyperesponsiveness


Airway obstruction
Rangsangan Non IgE Mediated Rangsangan IgE Mediated
(virus, fisik, kimia, stres, dll) (alergen)

Aktivasi Sel

refleks akson Mastosit, Sel epitel, Makrofag, Eosinofil, limfosit


neuropeptida Limfosit, Syaraf otonom

Mediator inflamasi, Kontraksi otot


polos, Kemotaksis

Respon granulositosit, netrofil, eusonofil, basofil

Mediator Inflamasi

•Edema saluran napas


•Infiltrasi seluler
•Fibrosis subepitelial
•Sekresi mucus
ASMA •Permeabilitas mukosa dan
vaskuler, shg menimbulkan
hiperaktif Saluran nafas

Mekanisme Inflamasi dan hiperreaktivitas bronkus


INFLAMED

NORMAL
DIAGNOSIS

 R/ penyakit: batuk, mengi, sesak napas atau


adanya rasa berat didada, dengan pencetus.
 Pem fisik: ekspirasi memanjang, mengi,hiperinflasi,
sampai asidosis.
 Spirometri: ↓ atau ↑FEV1 20% dan atau PEF 20 %
 Uji provokasi bronkus: ↓ FEV1 20% atau 20 % PEF
 Sputum eosinofil
 Eosinofil total dalam darah ↑
 Thorak foto: normal
 AGD: hipoksemia, hiperkapnia, asidosis respiratorik
KLASIFIKASI

Ditentukan oleh
 Frekuensi serangan
 Serangan asma malam
 Gangguan aktivitas
 Nilai faal paru (VEP1 atau APE)
 Variabilitas harian
 Dahulu, Asma alergik(ekstrinsik) dan
asma non alergik( instrinsik )
 Mc Connel dan Holgate
1. Asma Ekstrinsik
2. Asma Instrinsik
3. Asma yg berkaitan dg penyakit paru
obstruktif kronik
 Mnt GINA, asma, dan berat
intermiten, persisten berat, sedang

Baru- baru ini, di bagi asma


Terkontrol, Terkontrol sebagian, tidak
terkontrol.
ASMA INTERMITTEN

 Gejala < 1 x/mg


 Gejala asma malam < 2 x/bln
 Serangan singkat tidak mengganggu aktivitas
 Nilai VEP1 atau APE > 80% nilai prediksi
 Variabilitas < 20%
ASMA PERSISTEN RINGAN

 Gejala > 1 x/mg tapi < 1 x/hr


 Gejala asma malam > 2 x/bln
 Eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas dan
tidur
 Nilai APE / VEP1 > 80% nilai prediksi
 Variabilitas 20 – 30%
ASMA PERSISTEN SEDANG

 Gejala tiap hari


 Gejala asma malam > 1 x/mg
 Eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur
 Nilai VEP1 atau APE > 60% tetapi < 80% nilai
prediksi
 Variabilitas > 30%
ASMA PERSISTEN BERAT

 Gejala berkepanjangan
 Eksaserbasi sering
 Gejala asma malam sering
 Aktivitas fisik terbatas
 Nilai APE / VEP1 < 60% nilai prediksi
 Variabiliti > 30%
Classification of Severity
Clinical Features Before Treatment

CLASSIFICATION OF SEVERITY
Clinical Features Before Treatment

Symptoms Nocturnal FEV1 or PEF


Symptoms
STEP 4 Continuous < 60% predicted
Severe Limited physical Frequent Variability > 30%
Persistent activity

STEP 3 Daily 60 - 80% predicted


Attacks affect activity > 1 time week
Moderate Variability > 30%
Persistent

STEP 2 > 80% predicted


> 1 time a week but > 2 times a month
Mild Variability 20 - 30%
Persistent < 1 time a day

< 1 time a week


STEP 1 Asymptomatic and normal PEF
> 80% predicted
< 2 times a month
Intermittent between attacks Variability < 20%
PENATALAKSANAAN
TUJUAN

 Menghilangkan dan mengendalikan gejala


asma
 Mencegah eksaserbasi penyakit
 Meningkatkan faal paru mendekati normal
 Mempertahankan faal paru
 Menghindari efek samping obat
 Mencegah obstruksi yang ireversibel
 Mencegah kematian karena asma

ASMA MENJADI TERKONTROL


Levels of Asthma Control GINA 2008

Partly controlled
Characteristic Controlled (Any present in any Uncontrolled
week)
Daytime None (2 or less / More than
symptoms week) twice / week
Limitations of
None Any
activities
3 or more
Nocturnal
features of
symptoms / None Any
partly controlled
awakening asthma present
Need for rescue / in any week
None (2 or less / More than
“reliever”
week) twice / week
treatment
< 80% predicted or
Lung function
Normal personal best (if known)
(PEF or FEV1) on any day

Exacerbation None One or more / year one in any week


PENATALAKSANAAN

 NON FARMAKOLOGI

 FARMAKOLOGI
LANGKAH-LANGKAH
PENATALAKSANAAN ASMA

1
EDUKASI PENDERITA DAN
KELUARGANYA TENTANG ASMA
MASALAH
Masalah EDUKASI
Edukasi PENYAKIT
Penyakit Asma : ASMA

1. Mempelajari dan memahami pengertian dasar


dari penyakit asma
2. Mempelajari dan memahami faktor – faktor
pencetus serangan asma serta mengetahui
cara mengendalikan lingkungan
3. Dapat menilai atau memantau berat / ringan
penyakit asmanya dan berat / ringan serangan
asmanya serta pengelolaan yang dianjurkan.
4. Dapat memahami dan memantau pengobatan
pencegahan asma jangka panjang
5. Dapat memahami dan melaksanakan rencana
pengobatan emergensi untuk mengatasi
serangan asma yang mendadak (eksaserbasi
akut asma)

6. Berlatih olahraga secara teratur untuk menaikkan


kebugaran badan (physical fitness)

7. Melakukan kontrol teratur kepada dokter


pribadinya

8. Mengendalikan stres  agama


2

MENENTUKAN
KLASIFIKASI ASMA
3
MENGHINDARI FAKTOR

PENCETUS
MENGENALI FAKTOR PENCETUS

Alergen

Non alergen

Menghindari iritasi (asap rokok, bau


menyengat/tajam)
Menghindari cuaca yang terlalu dingin
Menghindari cuaca yang terlalu panas
Menghindari aktivitas berlebihan
Jangan merokok
4

PENGOBATAN YANG OPTIMAL


OBAT PELEGA NAFAS

Dipakai saat serangan


Bersifat bronkodilator
 Inhalasi agonis beta-2 : salbutamol,
fenoterol ( Berotec ), terbutalin
 Inhalasi antikolinergik :
ipratropium bromide ( Atrovent )
 Agonis beta-2 oral
 Derivat xantin
PRINCIPLES IN ASTHMA MANAGEMENT

RELIEVER

Source: Peter J. Barnes, MD


OBAT PENGONTROL ASMA

 Dipakai rutin setiap hari

 Anti inflamasi

 Bronkodilator kerja lama


PRINCIPLES IN ASTHMA MANAGEMENT

CONTROLLER

Source: Peter J. Barnes, MD


KORTIKOSTEROID INHALASI

 Antiinflamasi paling poten


 Budesonide (Inflammide)
 Fluticasone
 Beclomethason
TERAPI INHALASI

 Dosis kecil

 Efek samping minimal

 Mobilisasi lendir

 Kerja langsung ,onset kerja cepat

 Kesalahan : koordinasi kurang

dan tidak dihirup


PENGOBATAN
PENGOBATANASMA
ASMAINTERMITEN
INTERMITEN

OBAT PENGONTROL
Tidak perlu

OBAT PELEGA
Bronkodilator aksi singkat
Inhalasi agonis beta-2 bila perlu
PENGOBATAN ASMA
PENGOBATAN ASMAPERSISTEN
PERSISTENRINGAN
RINGAN

OBAT PENGONTROL
Inhalasi kortikosteroid < 500 g

OBAT PELEGA NAPAS


Bronkodilator aksi singkat
Inhalasi agonis beta-2 bila perlu
Bronchodilators
Anticholinergic
b2-agonists drugs

Stimulates reduce tonus


b2-adrenergic Smooth of vagus
receptors of muscle
bronchi relaxation

Methylxanthines inhibit phosphodiesterase


PENGOBATAN ASMA PERSISTEN SEDANG
PENGOBATAN ASMA PERSISTEN SEDANG

OBAT PENGONTROL
PULMICORT 200 – 1000 g +
inhalasi agonis beta-2 kerja lama

OBAT PENGONTROL LAIN


SYMBICORT 500 – 1000 g +
teofilin lepas lambat atau agonis beta-2 kerja
lama oral atau antileukotrien

OBAT PELEGA
Bronkodilator aksi singkat ( BEROTEC )
Inhalasi agonis beta-2 bila perlu
PENGOBATAN ASMA PERSISTEN BERAT
PENGOBATAN ASMA PERSISTEN BERAT

OBAT PENGONTROL
INFLAMMIDE > 1000 g +
inhalasi agonis beta-2 kerja lama + satu atau lebih
obat berikut bila perlu :
 Teofilin lepas lambat
 Antileukotrien
 Agonis beta-2 kerja lama oral
 Kortikosteroid oral

OBAT PELEGA
Bronkodilator aksi singkat ( BEROTEC )
Inhalasi agonis beta-2 bila perlu
Pengelolaan serangan asma di rumah
Penilaian beratnya serangan:
Batuk, sesak nafas, mengi, otot pernafasan tambahan, retraksi suprasternal,
dan gangguan tidur. APE < 80% perkiraan.

Pengobatan awal:
Inhalasi agonis b2 kerja singkat tidak lebih dari 3 kali dalam 1 jam.
(Pasien dengan risiko tinggi berupa asthma related death harus menemui
dokter segera setelah mendapat pengobatan awal)

Respon tidak sempurna bila.. Respon baik bila … … Respon buruk bila …
Gejala berkurang tapi timbul Gejala berkurang setelah Gejala menetap atau
lagi dalam waktu kurang pengobatan awal dan tidak memburuk walaupun telah
dari 3 jam setelah terjadi serangan ulang mendapat peng-obatan awal
pengobatan awal. selama 4 jam dengan b2 agonis
APE 60-80% perkiraan APE > 80% perkiraan APE < 60% perkiraan
Tindakan: Tindakan: Tindakan:
Tambahkan tablet atau b2 agonis diteruskan tiap Tambahkan tablet atau
sirup kortikosteroid 3-4 jam selama 1-2 hari. sirup kortikosteroid
Teruskan b2 agonis Hubungi dokter untuk Ulangi pemberian b2 agonis
Hubungi dokter segera instruksi lebih lanjut. Secepatnya dibawa ke unit
untuk minta petunjuk. gawat darurat di rumah sakit.
Pengelolaan Serangan Asma di Rumah Sakit Menurut GINA
Penilaian Pertama : Tentukan berat ringannya serangan asma

Serangan Asma Sedang : Serangan Asma Berat :


- APE 5–70% dari nilai yang diperkirakan - APE < 50% nilai terbaik
nilai terbaik - Pemeriksaan fisik sama berat saat istirahat
- Pemeriksaan fisik Asma sedang, otot - Riwayat pasien resiko tinggi
bantu - Inhalasi Agonis b-2 tiap jam atau
- Inhalasi Agonis b - 2 setiap 60’ kontinue inhalasi anti kolinergik
- Pertimbangkan kortikosteroid - Oksigen
- Ulangi pengobatan 1 – 3 jam - Kortikosteroid sistemik
- Pertimbangan Agonis b - 2 sc, IM atau IV

Penanganan Permulaan :
- Inhalasi short acting b-2 agonist dengan nebulisasi, 1 dosis selama 20’ dlm 1 jam.
- Oksigen untuk mencapai saturasi 0 – 90% (95% pada anak-anak)
- Kortikosteroid sistemik, jika tidak ada respons segera atau jika ada pasien baru
mendapat steroid per oral, atau jika serangan asmanya berat
- Sedasi merupakan kontra indikasi pada penanganan serangan akut / eksaserbasi

Ulangi Penilaian
Respon Baik Respon tdk baik dlm 1-2 jam Respon Buruk dlm 1 jam
- Respon selama 60’ sesudah - Riwayat pasien risiko - Riwayat : risiko tinggi
terapi terakhir tinggi
- Pemeriksaan fisik :
- Pemeriksaan fisik normal, - Pem.fisik : gejala ringan /
APE > 70% sedang Asma berat, mengantuk
- Tidak ada distress - APE > 50%, tapi < 70 % - APE < 30%
-Saturasi O2 > 90% (anak 95%) - Saturasi O2 tidak membaik
- PCO2 > 45 mmHg
- PO2 < 60 mmHg

Dipulangkan : Dirawat di RS (ruang biasa)


-Lanjutkan pengobatan & Agonis - Inhalasi agonis b - 2 
b - 2 inhalasi Rawat di ICU :
inhalasi antikolinergik
- Pertimbangkan kortikosteroid - Inhalasi Agonis b - 2 
- Kortikosteroid
oral (pd kebanyakan pasien) antikolinergik
- Oksigen
- Pendidikan pasien - Kortikosteroid IV
- Minum obat secara benar - Pertimbangan Aminofilin IV
- Pertimbangkan Agonis
- Tinjau lagi rencana kerja - Pantau APE, saturasi O2,
b-2 Sc, IM dan IV
(action plan) nadi, teofilin
- Intubasi dan ventilasi
- Tindak lanjut pengobatan yg
mekanik
ketat
Perbaikan Tidak ada perbaikan

Dipulangkan Masuk ICU

Jika APE 50% dan terus menerus Jika tidak ada perbaikan dalam
dalam pengobatan peroral / inhalasi 6 – 12 jam
6
KONTROL PENGOBATAN BERKALA
IDENTIFIKASI PERBURUKAN

PENYAKIT
PEMERIKSAAN FAAL PARU

 Evaluasi pengobatan

 Menentukan prognosis
EVALUASI PENGOBATAN

 Nilai tiap 3 bulan

 Tambahkan / kurangi obat


7

MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK

DENGAN LATIHAN/OLAHRAGA
The Role of Eosinophils in Allergic Inflammation.
1. Allergen 3. Cold air
2. Irritans 4. Exercise

1. Bronchial mast cell 3. Alveolar macrophage


2. T-lymphocyte 4. Epithelial cell

Release
Eosinophil and
Mediators
neutrophil migration

Acute • Epithelial damage


Broncho • Airway edema
constriction • Mucus hyper secretion
• Hyper responsiveness of
bronchial smooth muscle
Faktor-faktor risiko
 Lingkungan pre- dan perinatal
 Determinan antenatal
 Alergen indoor dan outdoor
 Perubahan diet
 Obesitas
 Infeksi virus sal. napas atas
 Bronkiolitis akut usia dini
 Polusi udara
Penatalaksanaan Asma Sesuai dengan
Metode GINA (Global Initiative For
Asthma)

1. Diwaktu serangan
2. Diluar serangan
Penatalaksanaan
asma diwaktu
serangan
Penatalaksanaan
asma diluar
serangan (di
praktek sehari-
hari)
Strategi pencegahan

 TDR (impermeable
mattresses cover)
 Imunoterapi (potensial
mencegah terjadinya asma pd
rinitis alergi)
 Antihistamin (ETAC, EPAAC)
 Probiotik
Shift from Th2 to Th1-like
Response After
Immunotherapy
70

60

50

40

30

20

10

0
Before SIT After 3 Months After 12 Months

Th2 Th1

Source: Ebner et al. Clin Exp Allergy 1997


Probiotik – Pencegahan
primer
Probiotics in primary prevention of
atopic disease: a randomized placebo-
controlled trial
Diberikan kepada ibu bbrp mgg pd akhir
kehamilan dan selama memberikan
asi menurunkan kejadian DA
Kalliomaki M, Salminen S, Arvilommi H, Kero P, Koskinen P, Isolauri E.
Lancet 2001;357:1076-9
Simpulan
 Prevalensi penyakit alergi terus meningkat
 Banyak faktor telah diketahui berperan
 Berbagai strategi dalam penanganan penyakit
alergi telah dikembangkan
 Belum ada cara tunggal yang dapat diaplikasikan
dalam penanganan penyakit alergi
 Sensitasi penyakit alergi sudah dimulai pada usia
sangat dini, sehingga upaya pencegahan harus
dilakukan sedini mungkin pula
 Asma perlu dicegah baik primer, sekunder maupun
tersier
SEVERITY OF ASTHMA EXACERBATIONS
Management Approach Based On Control

Anda mungkin juga menyukai