PATOFISIOLOGI
Tipe cepat
Akut
Inflamasi Tipe lambat
Kronik
Tipe cepat Alergen IgE yang menempel sel mast Reaksi 10-20 menit
Sel T CD4+
Aktivasi
Neutrofil
Makrofag
Limfosit T
Sintesis IgE
Eosinofil mengandung:
eosinophil cationic protein (ECP), major basic protein (MBP),
eosinophil peroxidase (EPO)
eosinophil derived neurotoxin (EDN)
FAKTOR RISIKO
Faktor Pejamu
Prediposisi genetik
Atopi
Hiperesponsif jalan napas
Jenis kelamin Faktor Lingkungan
Ras/ etnik
KLASIFIKASI
Nadi
Frekuensi serangan
Ringan ≥ 1x/minggu
Berat Berkepanjangan
Persisten
VEP1 ≥ 80% n.pred VEP1 > 80% n.pred VEP1 60-80% n.pred VEP1 ≤ 60% n.pred
APE ≥ 80% n.trbaik APE > 80% n.trbaik APE 60-80% n.trbaik APE ≤ 60% n.trbaik
Var. APE < 20% Var. APE 20-30% Var. APE > 30% Var. APE > 30%
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding
Dewasa Anak
ANAMNESIS PX FISIK
Keluhan Utama : sesak nafas RR, Nadi, Retraksi sesuai dengan klasifikasi beratnya serangan
Keluhan tambahan : dapat batuk Thoraks : Wheezing (+/+)
Faktor pencetus: ? (lihat skema faktor pencetus)
RPD: riwayat asma/sesak ngik-ngik
: riwayat atopi/alergi ada
RPK: riwayat asma/sesak ngik-ngik
Interpretasi APE :
: riwayat atopi/alergi ada
nilai APE <80% nilai prediksi sumbatan jalan napas
Nilai APE > 15% setelah pemberian bronkodilator inhalasi atau or
Variabilitas APE tergantung pada siklus diurnal (pagi dan malam y
PX PENUNJANG
Darah : eosinofil ↑
APE (Arus Puncak Ekspirasi)
AGD (Analisis gas darah)
Oksimetri (Saturasi O2 )
Rö thorax bila dengan penyerta
APE dibicarakan berulang-ulang dalam pembahasan asma. Nah, apa sich itu APE dan gimana
sich cara periksanya ?
Khusus untuk anak, instruksi yang dapat diberikan pada anak adalah seolah-olah anak sedang
meniup lilin yang api sedang menyala di atasnya.
Cara pemeriksaan variability APE : pagi hari diukur APE nilai terendah dan malam hari APE
nilai tertinggi. Rumus Variabiliti harian :
APE malam−APE pagi
Variabiliti harian= x 100 %
1
( APE malam+ APE pagi)
2
Faktor pencetus Identifikasi dan kendalikan
secara berkala Kemungkinan sebab
Asap rokok
Sering terpajan debu jalan ?
β –blocker ?
Sensitif obat Muncul setelah minum obat ?
NSAID ?
? = Anamnesis
TERAPI
Tujuan Utama : meningkatkan dan mempertahankan kualiti hidup agar penderita asma dapat
hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktiviti sehari-hari.
Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila :
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise
3. Kebutuhan bronkodilator (agonis β2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)
4. Variasi harian APE kurang dari 20%
5. Nilai APE normal atau mendekati normal
6. Efek samping obat minimal (tidak ada)
7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat
Kortikosteroid sistemik
Nedokromil sodium
Sodium kromoglikat
Metilsantin
Pengontrol (controller) inhalasi
Agonis β-2 kerja lama
oral
Antihistamin generasi ke-2 (antagonis -H1)
Lain-lain
Kortikosteroid sistemik
Aminofilin
Adrenalin
IDT/MDI
inhalasi
IDT dengan alat bantu
Rute Medikasi
oral
Breath-actuated MDI
i.v.
Dry powder inhaler (DPI)
parenteral i.m.
Turbuhaler
s.c.
Nebuliser
Keterangan skema :
IDT : inhalasi dosis terukur = metered dose inhaler/MDI, dapat digunakan bersama dengan
spacer
Kelebihan rute inhalasi :
Kortikosteroid inhalasi
Kortikosteroid sistemik
Nedokromil sodium
Sodium kromoglikat
Metilsantin
Pengontrol (controller) inhalasi
Agonis β-2 kerja lama
oral
Antihistamin generasi ke-2 (antagonis -H1)
Jenis Medikasi
Leukotrien modifiers
Lain-lain
Pelega (reliever)
Dengan spacer
Dapat dikurangi
Cuci mulut setelahnya
No Dewasa Dosis Rendah Dosis Medium Dosis Tinggi
.
1. Beklometason dipropionat 200-500 ug 500-1000 ug >1000 ug
2. Budesonid 200-400 ug 400-800 ug >800 ug
3. Flunisolid 500-1000 ug 1000-2000 ug >2000 ug
4. Flutikason 100-250 ug 250-500 ug >500 ug
5. Triamsinolon asetonid 400-1000 ug 1000-2000 ug >2000 ug
No Anak Dosis Rendah Dosis Medium Dosis Tinggi
.
1. Beklometason dipropionat 100-400 ug 400-800 ug >800 ug
2. Budesonid 100-200 ug 200-400 ug >400 ug
3. Flunisolid 500-750 ug 1000-1250 ug >1250 ug
4. Flutikason 100-200 ug 200-500 ug >500 ug
5. Triamsinolon asetonid 400-800 ug 800-1200 ug >1200 ug
Apakah bisa ada efek sistemiknya? Ya, masih bisa karena absorbsi di alveoli paru sehingga
masih memungkinkan masuk dalam peredaran sistemik.
Penelitian menunjukkan budesonid dan flutikason propionate mempunyai efek sistemik yang
rendah dibandingkan beklometason dipropionat dan triamsinolon.
parenteral i.m.
s.c.
katarak
obesitas
Efek samping
Striae
Kelemahan otot
Penipisan kulit
Inhalasi β-2 agonist singkat pada pengobatan awal tidak memberikan respons.
Serangan terjadi walau penderita sedang dalam pengobatan
Serangan asma berat
- KROMOLIN [Pengontrol]
Per inhalasi
- METILXANTIN [Pengontrol]
Konsentrasi tinggi >10 mg/dL Efek bronkodilatasi
Kerja Teofilin
Konsentrasi rendah 5-10 mg/dL Efek antiinflamasi
sebagai tx tambahan : teofilin VS. agonist β-2 kerja lama Inhalasi agonist β-2 WIN
Aritmia
Kejang
Intoksikasi Merangsang pusat napas
Kematian
tunggal/kombinasi sebagai pelega bila sudah digunakan oleh penderita sebagai pengontrol. Jadi, perlu anamnesis apakah menggunaka
Jadi, terhadap PERHATIAN : dianjurkan monitor kadar teofilin/aminofilin serum penderita pada pengobatan jangka panjang
Demam
Hamil
Gagal jantung
Sehingga ada perubahan dosis teofilin/aminofilin
Merokok
Simetidin
Makrolide
V.S.
glukotikokosteroid inhalasi dosis 2x lipat
Agonist β-2 kerja lama inhalasi + glukotikokosteroid inhalasi dosis rendah WIN
WIN
Contoh nama obat
Oral Prokaterol
Bambuterol
Rute Medikasi
Formoterol
Inhalasi
Salmaterol
Rangsangan kardiovaskuler
Anxietas
Oral Efek sistemik
Tremor otot rangka
Pengontrol (controller)
Antikolinergik
Pelega (reliever)
Aminofilin
Adrenalin
Rute medikasi dan efek samping sama dengan Agonis β-2 kerja lama
Terapi pilihan pada serangan akut dan sangat bermanfaat pada exercise-induced asthma
Bila respons tidak memuaskan perlu kombinasi dengan glukokortikosteroid oral.
Salbutamol
Terbutalin
Contoh obat
Fenoterol
Prokaterol
- METILXANTIN [Pelega]
Aminofilin intravena dengan dosis 5-6 mg/kgBB/bolus yang diberikan dilarutkan dalam larutan
NaCl fisiologis 0,9% atau dextrose 5% dengan perbandingan 1:1. Pada penderita yang sedang
menggunakan aminofilin 6 jam sebelumnya maka dosis diturunkan setengahnya; untuk
mempertahankan kadar aminofilin di dalam darah, pemberian dilanjutkan drip dosis 0,5-0,9
mg/kgBB/jam.
- ANTIKOLINERGIK [Pelega]
Ipratropium bromide
Contoh obat
Tiotropium bromide
Mekanisme kerja Memblok pelepasan asetilkolin dari saraf kolinergik jalan napas
Bronkodilatasi
kering
Efek samping mulut
pahit
- ADRENALIN [Pelega]
Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800 ug BD atau
ekivalennya)
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan,
tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan,
kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi
asma tetap terkontrol.
PENTING
Kapan sich dibilang asma terkontrol atau tidak ?
Tidak terkontrol bila :
Asma malam, terbangun malam hari karena gejala-gejala asma
Kunjungan ke darurat gawat, ke dokter karena serangan akut
Kebutuhan obat pelega meningkat (bukan akibat infeksi pernapasan, atau exercise-
induced asthma)
Dll.
Keterangan tabel Inhalasi β-2 agonist: inhalasi 2-4 semprot setiap 3-4 jam
Oral β-2 agonist: setiap 6-8 jam
i.v. = intravena Tx tambahan tidak perlu bila respon membaik, bertahan 3-4 jam
s.c. = subcutan Serangan asma sedang-berat butuh kortikosteroid karena tidak hanya bronkospasme t
Bila di rumah
Agonist β-2 inhalasi tidak memberi respons dapat diberi glukokortikosteroid oral 0,5 – 1 mg/kgBB dalam 24 jam pertama lalu segera k
Penanganan asma di rumah Batuk
↑ Gejala Sesak
Penilaian berat serangan
Mengi
Terapi awal
APE <80% nilai terbaik/prediksi
Pengobatan lanjutan
Inhalasi agonis β-2 setiap 3-4 jam untuk 24-48 jam
teruskan dengan dosis tinggi (bila sedang menggunakan steroid inhalasi [max 2x lipat dosis awal]) selama 2 minggu, kemudian kembali
Pengobatan awal
atau
Kortikosteroid sistemik
Penanganan asma di RS
+
Pengobatan lanjut dengan agonist β-2 Inhalasi
Edukasi
Kortikosteroid sistemik
Aminofilin drip
Keterangan tabel :
Solutio : larutan untuk penggunaan nebulisasi dengan nebulizer
Oral : bentuk sirup/tablet
Injeksi : s.c./i.m./i.v.
NEBULISASI
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol
secara terus-menerus dengan tenaga yagn berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang
ultrasonnik.
Meptin
Combiven
↓ bronkospasme Berotex
Atroven
Tujuan
Pulmicort
NaCl
Mengencerkan dahak
Bisolvon cair
Cara pemberian :
CONTOH RESEP