Anda di halaman 1dari 17

“ASMA”

KELOMPOK D :
N A R I TA W A H Y U N I N G T YA S
N O V I A L A I L A R A H M A W AT I
N U R S I YA H
PENGERTIAN ASMA

Penyakit asma adalah


suatu penyakit kronik
(menahun) yang menyerang
saluran pernafasan
(bronchial) pada paru dimana
terdapat (inflamasi) dinding
rongga bronchiale sehingga
mengakibatkan penyempitan
saluran nafas yang akhirnya
seseorang mengalami sesak
nafas
ETIOLOGI ASMA

Asma

Ekstrinsik Gabungan Intrinsik

Debu, serbuk
bunga, bulu Infeksi saluran
binatang, obat- pernafasan dan
obatan, dan spora emosi
jamur.
Faktor
resiko

Faktor Faktor
genetik lingkungan

Alergen di dlm ruangan


Hipereaktivitas Alergen di luar ruangan
Atopi/alergi bronkus Makanan
Obat-obatan tertentu
Genetik
Bahan yg mengiritasi
Jenis kelamin Ekpresi emosi berlebih
Ras/etnik Asap rokok
Polusi udara
PATOFISOLOFI ASMA

Individu/pejamu Individu/pejamu

Genetik asma ASMA Alergen, antigen

Peningkatan meditor
inflamasi : Sel inflamasi:
Aktivasi/degranulasi sel Sel mast, eosinofil, limfosit
mast, infiltrasi eosinofil & T, sel dendritik, makrofag,
peningkatan limfosit T neutrofil
teraktivasi

Obstruksi saluran napas : Sel struktural di saluran


Edema mukosa, napas :
penebalan otot polos Epitel, otot polos, sel
saluran napas & endotel, fibrolast &
hipersekresi mukus. miofibrolast, saraf.
KLASIFIKASI ASMA

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkial dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:


• Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik,seperti debu,serbuk bunga, bulu binatang,obat-obatan (antibiotik dan aspirin)dan
spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suara predis posisi genetik
terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan diatas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
• Instrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui , seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjdi lebih berat dan sering sejalan
dengan berlalunya waktu dan dapar berkembang menjadi bronkitis kronik dan emfisema.
Beberapa orang akan mengalami asma gabungan.
• Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karektekristik dan bentuk
alergik dan non alergik
Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum pengobatan )

Derajat Gejala Gejala makan Faal paru


asma
Intermiten Bulanan •≤ 2x/bulan APE ≥80%
Gejala <1x/minggu •VEP₁ ≥80% nilai prediksi
Tanpa gejala diluar serangan •APE ≥ 80% nilai terbaik
Serangan singkat •Variabilitas APE < 20%

Persiten Mingguan •> 2x/bulan APE ≥ 80%


ringan •Gejala > 1x/minggu, tapi •VEP1 ≥ 80% nilai prediksi
< 1x/hari •APE ≥ 80% nilai terbaik
•Serangan dapat mengganggu aktivitas • Variabilitas APE 20-30%
dan tidur
•Membutuhkan bronkodilator setiap
hari
Persiten Harian >1x/minggu APE 60-80%
sedang •Gejala setiap hari •VEP1 60-80% nilai prediksi
•Serangan menganggu aktivitas •APE 60-80% nilai terbaik
•Membutuhkan bronkodilator setiap •Variabilitas APE > 30%
hari
Pesiten Kontinyu Sering APE ≤ 60%
berat •Gejala terus menerus VEP1 ≤ 60% nilai prediksi
•Sering kambuh APE≤ 60% nilai terbaik Variabilitas
•Aktivitas fisik terbatas APE > 30%
Klasifikasi Derajat Asma pada Penderita dalam Pengobatan2
Tahapan pengobatan yang digunakan saat penilain
Gejala dan faal paru saat pengobatan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Persisten
Intermiten Pesisten sedang
ringan

Tahap I: Intermiten Gejala < 1x/mggu Serangan Intermiten Persisten Persisten sedang
singkat Gejala malam < 2x/bln Faal paru normal ringan
diluar serangan

Tahap II: Persisten Ringan Gejala >1x/mggu, tapi Persisten Persisten Persisten berat
2x/bln, tapi ringan sedang

Tahap III: Persisten Sedang Gejala setiap hari Persisten Persisten Persisten berat
Serangan mempengaruhi tidur dan aktivitas sedang berat
Gejala malam >1x/mggu 60%<VEP1

Tahap III: Persisten Berat Gejala terus menerus Persisten Persisten Persisten berat
Serangan sering Gejala malam sering VEP1≤60% berat berat
nilai prediksi, atau APE≤60% nilai terbaik
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Untuk terapi non farmakologi, dapat dilakukan dengan olah raga secara teratur,

misalnya saja renang. Sebagian orang berpendapat bahwa dengan berenang, gejala sesak nafas

akan jarang terjadi. Hal ini mungkin karena dengan berenang, pasien dituntut dengan menarik

nafas panjang-panjang, yang berfungsi untuk latihan pernafasan, sehingga otot-otot pernafasan

menjadi lebih kuat. Selain itu, lama kelamaan pasien akan terbiasa dengan udara dingin

sehingga mengurangi timbulnya gejala asma. Namun hendaknya olahraga ini dilakukan secara

bertahap dengan melihat kondisi pasien.

Selain itu dapat diberikan penjelasan kepada pasien agar menghindari atau

menjauhkan diri dari faktor-faktor yang diketahui dapat menyebabkan timbulnya asma ,serta

penanganan yang harus dilakukan jika serangan asma terjadi.


TERAPI FARMAKOLOGI
Golongan Cara Mekanisme
Contoh Obat Indikasi Efek Samping Dosis
Obat Pemberian Kerja
Simpatomimetik Salbutamol Inhalasi, oral, Peningkatan Bronkodilator Tremor, Oral dewasa : 3-
(Beta 2 Agonis) Salmetero parenteral cAMP melalui pada asma ketegangan, 4 x 4mg/hari
Epinephrin (tergantung jenis stimulasi bronkial sakit kepala
terbutalin obat) adenilklase

Xantin Teofilin Oral Peningkatan Obstruksi Takikardia, Dewasa : 3x 130-


Aminofilin Oral, parenteral cAMP melalui saluran nafas palpitasi 150 mg/hari
penghambatan reversibel, asma.
terhadap
fosfodiesterase,
antiinflamasi

Antikolinergik Ipratropium inhaler Menghambat Bronkospasme, Gangguan Dewasa :


Tiotropium efek kolinergik asma, PPOK motilitas saluran inhalasi 40 mcg
pada saluran cerna (2x semprot)
napas. diberikan 3-4x
sehari

Kortikosteroid Budesonide Sistemik (oral / Penurunan Asma bronkial Suara serak, Turbuhaler
Prednison parenteral respon inflamasi kandidiasis dewasa : 200 –
Fluticasone tegantung jenis saluran napas osofaring 1200 mcg/hari
obat) terbagi dlm 2-4
Inhalasi dosis
TERAPI INHALASI

Terapi inhalasi merupakan suatu jenis terapi yang diberikan melalui


nafas yang bertujuan untuk mengatasi gangguan atau penyakit pada paru-
paru. Tujuan dari terapi inhalasi adalah untuk menyalurkan obat langsung ke
target organ yaitu paru-paru tanpa harus melalui jalur sistemik terlebih
dahulu. Dalam terapi inhalasi, pada prinsipnya sediaan obat yang diberikan
dibentuk menjadi partikel-partikel aerosol terlebih dahulu dengan
penggunaan generator aerosol.
Adapun perangkat pemberian terapi inhalasi secara umum
diklasifikasikan kedalam 3 kategori :
PRESSURIZED METERED DOSE INHALER (PMDI)
AEROSOL  UAP
CARA PENGGUNAAN AEROSOL

1. Keluarkan dahak sebanyak-banyaknya

2. Lepaskan penutup dari mouth piece.

3. Kemudian kocoklah inhaler, supaya obat merata campurannya.

4. Pegang aerosol seperti yang ditunjukkan pada labelnya, biasanya dipegang terbalik.

5. Masukkan ujung aerosol diantara kedua bibir, tutup rapat bibir disekelilingnya.

6. Tengadahkan ke atas sedikit kepala anda. Buang napas perlahan-lahan, hembuskan


udara paru-paru sebanyak mungkin melalui hidung. Tarik napas dalam-dalam dan
tekan katup aerosol sambil menekan lidah ke bawah tahanlah nafas selama 10 hingga
15 detik, lalu hembuskan nafas melalui hidung.

7. Bersihkan mulut setelah penggunaan inhaler (dapat berkumur dengan air hangat).
DRY POWDER INHALER (DPI)
SERBUK  UAP
CARA PENGGUNAAN INHALER
• Pegang bagian mulut Rotahler scr • Pegang permukaan Rotahler scr
vertikal. Tangan lain memutar horizontal dg titik putih di atas &
badan Rotahler sesuai gambar putar badan Rotahler berlawanan
sampai maksimal. arah sampai maksimal untuk
membuka Rotacaps.

• Keluarkan napas sepenuhnya,


• Masukkan Rotacaps dg sekali letakkan bagian mulut Rotahler
menekan scr tepat, ke dlm lubang antara gigi & bibir dg kepala agak
4 persegi sehingga puncak ditengadahkan ke blkng. Hiruplah
rotacaps berada pd permukaan dg kuat & dlm, kemudian tahan
lubang. napas selama mungkin, sambil
keluarkan Rotahler dr mulut,
sambil keluarkan napas scr
perlahan-lahan.
NEBULIZER
CAIRAN  UAP
CARA PENGGUNAAN NEBULIZER

• Alat didekatkan, pakai • Bila pasien merasa lelah,


sarung tangan. matikan nebulizer
• Atur posisi fowler. sebentar, berikan
• Jalan nafas kesempatan pasien
dibersihkan, hidung istirahat.
dibersihkan dg kapas • Setelah obat habis,
lembab. matikan mesin nebulizer.
• Obat dimasukkan dlm • Berikan O2 ½ L/menit
tempat penampungan atau sesuai intruksi.
obat. • Perhatikan keadaan
• Hubungkan umum.
masker/nasal, • Alat dibersihkan dan
canule/mouthpiece pd dirapikan, sarung tangan
pasien sehingga uap & dilepas.
obat tidak keluar. • Cuci tangan.
• Pasien dianjurkan
nafas dlm scr teratur.

Anda mungkin juga menyukai