Anda di halaman 1dari 37

ASMA

KELOMPOK 1C
IKA WULANDARI 3351171026
LA ODE MUHAMMAD ANDI Z 3351171065
AULIASARI MEITA UTAMI 3351171113
MEITHA ADZANI 3351171197
FEBRYANI SHOLECHA 3351171199
DEFINISI
• Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan,
terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. Faktor
lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus
inflamasi saluran napas pada pasien asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat
asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperesponsif (hipereaktifitas) jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama pada malam dan/atau dini hari. Episodik tersebut berkaitan
dengan sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel
dengan atau tanpa pengobatan
KARAKTERISTIK ASMA
bronkhospasmolitik

Bentuk asma
• Asma eksogen alergik (ekstrinsik)
• Asma non alergik dengan berbagai sub kelompok
- asma infark atau asma kriptogenik
- asma iritasi fisika
- asma toksik zat kimia
TANDA & GEJALA ASMA
• Episode dyspnea (kesulitan bernafas)
• Dada terasa sesak
• Batuk, terutama malam hari
• Wheezing (nafas berbunyi)
• Nafas pendek
• Cemas
• Gelisah
PATOFISIOLOGI
ASMA
KLASIFIKASI ASMA
Derajat asma Gejala Fungsi Paru

Siang hari < 2 kali per minggu Malam hari


< 2 kali per bulan Serangan singkat Variabilitas APE < 20% VEP1 > 80% nilai
I. Intermiten
Tidak ada gejala antar serangan prediksi APE > 80% nilai terbaik
Intensitas serangan bervariasi

Siang hari > 2 kali per minggu, tetapi < 1


kali per hari Variabilitas APE 20 - 30% VEP1 > 80%
II. Persisten Ringan
Malam hari > 2 kali per bulan Serangan nilai prediksi APE > 80% nilai terbaik
dapat mempengaruhi aktifitas

Siang hari ada gejala


Malam hari > 1 kali per minggu Serangan
mempengaruhi aktifitas
Variabilitas APE > 30% VEP1 60-80%
III. Persisten Sedang Serangan > 2 kali per minggu Serangan
nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik
berlangsung berhari-hari
Sehari-hari menggunakan inhalasi β2-
agonis short acting

Siang hari terus menerus ada gejala


Setiap malam hari sering timbul gejala Variabilitas APE > 30% VEP1 < 60% nilai
IV. Persisten Berat
Aktifitas fisik terbatas Sering timbul prediksi APE < 60% nilai terbaik
serangan
PENANGANAN ASMA

Terapi Non Farmakologi Terapi Farmakologi


TERAPI FARMAKOLOGI
• 7 kelas agen terapetik yang saat ini diindikasikan untuk penanganan asma:
1. Agonis reseptor  adrenergik (epinefrin, albuterol, terbutalin)
2. Glukokortikoid (beklometason dipropionat, triamnisolon asetonid, budesonid)
3. Inhibitor leukotrien (zafirlukast, montelukast, zileuton)
4. Kromon (kromolin dan nedokromil)
5. Metilsantin (teofilin, aminofilin)
6. Inhibitor IgE (Omalizumab)
7. Antikolinergik (ipratorium bromida)
KELOMPOK EPINEFRIN/TEOFILIN –
STIMULAN LAIN
Stimulan lain bekerja merangsang sistem saraf pusat.
Interaksi obat asma – stimulan lain
 bekerja sinergis meningkatan rangsang di SSP
 terjadi takikardia, tremor, agitasi, gelisah, palpitasi jantung, demam, hilangnya koordinasi otot, pernafasan cepat dan
dangkal, insomnia
Stimulan lain : Amfetamin Antidepresan MAOI
Kafein Sediaan flu/batuk
Pil pelangsing

Solusi : Pasien harus dipantau secara teliti dan menyesuaikan dosis sehingga kerja gabungan stimulan dapat dikurangi.
KELOMPOK EPINEFRIN –
ANTIPSIKOSIS
Interaksi obat asma – antipsikosis
meningkatkan efek obat asma
kenaikan tekanan darah yang berbahaya

Antipsikosis:Compazin Proklorperazin
Haloperidol Loksapin
KELOMPOK EPINEFRIN –
ANTIDEPRESSAN SIKLIK
Antidepressan siklik merupakan substrat pada metabolisme di hati
Interaksi obat asma – antidepressan
 menurunkan metabolisme obat asma
 kadar obat asma meningkat
 meningkatkan efek obat asma
 aritmia jantung / kenaikan tekanan darah yang berbahaya

Antidepressan siklik: Doksepin Desipramin


Nortriptilin Imipramin
Amitriptilin
KELOMPOK EPINEFRIN dan
TEOFILIN – Beta BLOKER
Beta bloker mempunyai mekanisme antagonis di reseptor beta
Beta bloker selektif hanya bekerja di reseptor β1 di jantung, sedangkan beta bloker non selektif bekerja antagonis di reseptor β1 di
jantung dan β2 di bronkus
Interaksi obat asma – Beta bloker
 saluran bronkus tidak akan terdilatasi
 menurunkan efek obat asma
Catatan : Efek penurunan obat asma oleh beta bloker seletif akan lebih kecil daripada beta bloker non seletif

Beta bloker selektif: Atenolol Esmolol


Metoprolol
Beta bloker non selektif: Propranolol Labetalol
KELOMPOK EPINEFRIN – OBAT
JANTUNG DIGITALIS
Obat jantung digitalis bekerja dengan mengatur ion Calsium sehingga kontraksi jantung lebih
baik.
Epinefrin mempunyai efek kronotropik positif (meningkatkan kecepatan denyut jantung) dan
inotropik positif (memperkuat kontraksi myokardium) sehingga cardiac out put (curah jantung)
meningkat.

Interaksi obat asma – Obat jantung digitalis


 meningkatkan efek obat jantung digitalis
 terjadi aritmia jantung
KELOMPOK EPINEFRIN – OBAT
ANTIHIPERTENSI
 Antihipertensi bekerja menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara menurunkan tekanan darah perifer
dan vasodilatasi pembuluh darah;

 Obat antihipertensi al menghambat enzym ACE, sbg vasodilator (α2-bloker)


 Epinefrin mempunyai efek meningkatkan tekanan darah melalui aktivasi adrenoseptor - β1 jantung
yang terjadi setelah pelepasan atau pemberian Epinefrin.
 Epinefrin juga berefek pada timbulnya vasokontriksi karena stimulasi adrenoseptor-α pada otot polos
dinding pembuluh darah perifer.
Interaksi obat asma – Obat antihipertensi
 menurunkan efek obat antihipertensi
 tekanan darah tetap tinggi
KELOMPOK EPINEFRIN –
ANTIDIABETES
 Epinefrin meningkatkan glikogenolisis di hepar dan otot rangka, menghambat sekresi insulin
melalui aktivasi adrenoseptor – α (lebih dominan dibanding peningkatan sekresi insulin melalui aktivasi
adrenoseptor - β2). Pada glikogenolisis, glikogen dideggradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen
fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Akibatnya kadar gula darah tetap tinggi.
Interaksi obat asma – antidiabetes
 menurunkan efek obat antidiabetes
 kadar gula darah tetap tinggi

Antidiabetes: Klorpropamid Tolazalamid


Tolbutamid Insulin
TEOFILIN – ALUPURINOL
Alupurinol bekerja menghambat kerja enzym xantin oksidase (menghambat pembentukan
xanthin menjadi asam urat)

Interaksi obat asma – Alupurinol


 Alupurinol akan meningkatkan kadar xanthin
 efek obat asma akan meningkat
 efek samping meningkat

ES Teofilin : sakit kepala, tremor, insomnia, takikardia, aritmia jantung, dapat terjadi kejang
TEOFILIN – SIMETIDIN
Simetidin akan menurunkan metabolisme zat lain di hati

Interaksi obat asma – Simetidin


Simetidin akan menurunkan metabolisme obat asma, konsentrasi obat asma
di plasma akan tinggi
 efek samping obat asma akan meningkat
OBAT ASMA (T) – BARBITURAT /
FENITOIN / ROKOK
Barbiturat / Fenitoin / Rokok akan meningkatkan metabolisme zat lain di hati

Interaksi obat asma – barbiturat / Fenitoin / Rokok


 barbiturat / fenitoin / rokok akan meningkatkan metabolisme obat asma,
konsentrasi obat asma di plasma akan kecil
 efek obat asma akan menurun
TEOFILIN – ERITROMISIN
Eritromisin akan menghambat P-glikoprotein sehingga menghambat efflux zat lain

Interaksi obat asma – eritromisin


 eritromisin akan meningkatkan konsentrasi obat asma di plasma
 efek obat asma akan meningkat
 efek samping meningkat
STUDI KASUS
• Tn. B (39th, 75kg, 180cm) memiliki riwayat penyakit asma. Suatu hari Tn. B
mengalami nyeri akibat benturan ketika jatuh naik motor roda 2. beliau lalu
periksa kedokter umum terdekat dan mendapatkan resep obat asetosal 500mg
4x1, kalium diklofenak 150mg 2x1, dexametason 4mg 3x1, vit. B kompleks
1x1 . Pada hari kedua minum obat, Tn. B mengalami sesak nafas hingga
menimbulakn rasa tidak nyaman sehingga mengganggu aktifitas kerjanya.
Beliau lalu diantar teman untuk periksa ke puskesmas terdekat.
• Hasil pemeriksaan dipuskesmas saat itu:
TD: 125/85
HR: 80x permenit
RR: 23x permenit
Suhu: 36,8 C
keluhan: sesak, nafas tersengal-sengal, lemas
SUBJECT
• Identitas pasien : Tn. B, umur 39 tahun, BB 75 kg, TB 180 cm
• Keluhan pasien : sesak, nafas tersengal-sengal, lemas
• Riwayat penyakit keluarga : -
• Riwayat penyakit penderita : Asma
• Riwayat pengobatan :
asetosal 500mg 4x1, kalium diklofenak 150mg 2x1, dexametason 4mg 3x1, vit.B
kompleks 1x1
• Kebiasaan/perilaku : -
OBJECTIVE
• Data vital
TD: 125/85 (prehipertensi)
HR: 80x permenit (normal)
RR: 23x permenit (dipsnea)
Suhu: 36,8 C
• Data lab: -
Assesment
• Problem medik: Asma
• Terapi yang diperoleh: asetosal 500mg 4x1, kalium diklofenak 150mg 2x1,
dexametason 4mg 3x1, vit.B kompleks 1x1
• DRP: Interaksi Obat
 Asetosal + dexametason: akan meningkatkan toksisitas satu sama lain
Asetosal + kalium diklofenak: meningkatkan efek antikoagulan dan meningkatkan
serum potasium
 Kalium diklofenak+ dexametason: meningkatkan toksisitas satu sama lain
PLAN
• Penetapan tujuan terapi : mengatasi nyeri dan asma, menurunkan tekanan darah
• Solusi dari DRPs : penghentian obat Kalium Diklofenak dan Asetosal, serta penambahan obat
Albuterol dan Parasetamol.
• Pemilihan terapi farmakologi
Tepat indikasi :
Albuterol : asma
Dexamethasone : mencegah kekambuhan asma
Parasetamol : analgetik/anti nyeri
Vit.B kompleks : terapi penunjang/peningkat daya tahan tubuh
Tepat dosis :
Albuterol: 2-3x semprotan (jika sesak)
Dexamethasone : 4 mg sehari 3x
Parasetamol : 500 mg sehari 3x
Vit.B kompleks: sehari 1x
Tepat obat:
 Albuterol: sebagai reseptor beta 2 agonis yang berefek pada otot polos bronkus dengan
sedikit efek pada frekuensi nafas.
 Dexamethasone : menurunkan respon imun tubuh terhadap rangsang dan menekan atau
mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang
mengalami inflamasi.
 Parasetamol : menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat COX-1 dan COX-2 yang bekerja di sistem saraf dengan mempengaruhi
hipotalamus untuk menurunkan sensitifitas reseptor nyeri.
 Vit.B kompleks: sebagai immunosuplemen
Tepat pasien :
Obat tidak ada yang kontraindikasi dengan pasien
• Efek Samping:
Albuterol : Tremor
Dexamethasone :
Parasetamol : rasa gatal pada kulit, kemerahan
Vit.B kompleks : -
• KIE:
mematuhi aturan penggunaan obat
mengetahui cara pakai obat inhaler
• Pilihan obat yang tepat untuk pasien :
Albuterol
Dexamethasone
Parasetamol
Vit.B kompleks
• Monitor efek pengobatan yang terjadi:
Tekanan darah
Respiration Rate
Heart Rate
• Terapi non farmakologi:
Diet DASH
Menjaga berat badan
mengurangi aktifitas yang berat
hindari polusi udara
DIALOG APOTEKER dengan Pasien
Apoteker : Selamat siang, saya Ruli , apoteker Unjani Farma, apa ada yang bisa saya
bantu?
Pasien : Saya mau menebus resep ini Pak.
Apoteker : Baik harap ditunggu sebentar ya Pak.
Pasien : Baik terimakasih
(setelah 5 menit......)
Apoteker : Bapak, ini sudah saya siapkan obatnya. Sebelumnya boleh saya minta
waktunya sebentar untuk memberi informasi terkait obatnya ?
Pasien : Oh iya boleh
Apoteker : Baik pak, jadi dari resepnya bapak diresepkan obat albuterol,
dexametason, parasetamol tablet, dan Vitamin B kompleks. Sebelumnya apa dokter
telah memberikan informasi mengenai obatnya pak ?
Pasien : Belum Pak.
Apoteker : Baik, biar saya jelaskan ya pak. Disini albuterol diperuntukkan sebagai
obat asma. Bapak ada riwayat asma ya ?
Pasien : Iya betul Pak, saya sering sesak nafas.
Apoteker : Nah, ini (albuterol) untuk asmanya ya Pak. Penggunaannya
disemprotkan melalui mulut sekitar 2-3 semprotan ya Pak. Jadi bapak sebelumnya
tahan nafas lalu buka mulut, kemudian bapak semprotkan obat sembari bapak
menghirup nafas melalui mulut. Di gunakannya jika terasa sesak nafas saja ya Pak.
Pasien : Oh begitu, baik lah Pak.
Apoteker : Kemudian ini obat dexametason. Obat ini diperuntukkan untuk
mencegah terjadinya kekambuhan asmanya. Konsumsinya diminum sehari 3 kali 1
tablet sesudah makan ya Pak. Lalu selanjutnya obat parasetamol tablet,
diperuntukkan untuk meredakan nyerinya ya Pak. Diminumnya sehari 3 kali 1 tablet
sesudah makan, apabila terasa nyeri. Jika sudah tidak terasa nyeri boleh dihentikan
saja. Sedangkan vitamin B kompleksnya sebagai vitamin penunjang kesembuhan
bapak. Diminumnya sehari 1 kali satu tablet sesudah makan.
Pasien : Iya baik Pak.
Apoteker : Baik, itu saja obatnya pak. Boleh bapak mengulang kembali apa yang
tadi sudah saya sampaikan ?
Pasien : Albuterol untuk saat serangan asma disemprotkan sebanyak 2-3
semprotan melalui mulut dengan tahan nafas sebelumnya lalu obat dihirup saat
disemprotkan melalui mulut. Lalu dexametason untuk mencegah kekambuhan asma,
diminum sehari 3 kali 1 tablet setelah makan, parasetamol untuk meredakan nyeri
diminum sehari 3 kali 1 tablet setelah makan, vitamin B kompleks untuk vitamin
penunjang kesembuhan, diminum sehari 1 kali 1 tablet sesudah makan.
Apoteker : Baik sudah betul Pak, Apa ada yang ingin ditanyakan lagi Pak ?
Pasien : Cukup Pak, informasinya sudah sangat jelas sekali. Terimakasih banyak
ya.
Apoteker : Sama – sama Pak. Semoga lekas sembuh ya Pak.
Pasien : Iya terimakasih ya.
DAFTAR PUSTAKA
• Depkes RI. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. 2007. Jakarta.
• Harkness, Richard, 1989, Interaksi Obat (G. Agoes & M.B. Widianto, Trans.).
Bandung: Penerbit ITB. (Original work published 1984).
• Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction, Eighth Edition. Pharmaceutical
Press, London.

Anda mungkin juga menyukai