Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMASI KLINIK

(HT, DM dan Dislipidemia)

Nama : Irvan Dody Randyka Sinaga

Npm : 2043700203

Kelas : Apoteker C

Seorang pasien wanita berusia 55 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 65 kg di
rawat di rumah sakit karena luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh

Riwayat Penyakit Sebelumnya ; Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan


hiperkolesterolemia/dyslipidemia sejak 10 tahun yang lalu serta DM sejak 7 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang : Adanya luka pada bagian kaki yang tidak kunjung sembuh

Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi
DM

Obat yang sedang digunakan; Captopril 12,5 mg 2 kali sehari, Metformin 500 mg 2 kali sehari,
simvastatin 20 mg 1 kali sehari

Pemeriksaan Vital Sign

- Tekanan Darah ; 160/90 mmHg


- T (suhu) : 37,8 C
- Nadi : 85/menit
- Pernafasan : 22/menit

Pemeriksaan Laboratorium

- Leukosit : 18.000/mm3
- HB : 11 mg/dl
- K+ : 4,3 meq/L
- Na+ :
140 meq/L
- LDL : 150 mg/dl
- Total Kolesterol :250 mg/dl
- Trigliserida : 170 mg/dl
- HDL : 55 mg/dl
- GDS : 250 mg/dl

Selama di rawat di rumah sakit dokter memberikan

1. Infus Rl
2. Obat untuk diabetes
3. Antibiotik
4. Vitamin
5. Lanjutan obat hipertensi
6. Lanjutan obat dislipidemia

Pertanyaan

1. Jelaskan patofisiologi penyakit diatas!


2. Jelaskan penyebab penyebab luka yang tidak kunjung sembuh?
3. Jelaskan indikasi, efek samping, mekanisme masing-masing obat diatas!
4. Dilhat dari keadaan pasien dan nilai lab pasien, apakah perlu penggantian pemberhentian
obat yang ada atau penambahan obat yang lainnya?
5. Jika dokter meresepkan antibiotic, antibiotic yang manakah yang tepat untuk keadaan
pasien diatas?
6. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?
7. Konseling apa yang harus diberikan apoteker kepada pasien?
8. Jelaskan tentang S-O-A-P untuk kasus diatas! (subjective, objective, assessment and
planning)

Jawaban:

1. Patofisiologi Hipertensi: Dimulai dengan atherosclerosis, gangguan struktur anatomi


pembuluh darah peripher yang berlanjut dengan kekuatan pembuluh darah. Kekuatan
pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang
menghambat gangguan peredaran darah peripher. Kekakuan dan kelambanan aliran darah
menyebabkan beban jantung yang memberikan gambaran peningkatan tekanan darah
dalam system sirkulasi.
Patofisiologi Hiperkolesterolemia: Merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu
berupa peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan
penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme dihati, jika kadar koleterol
berlebihan maka akan dapat menganggu proses metabolism sehingga kolesterol tersebut
menumpuk di hati. Kolesterol yang masuk ke dalam hati tidak dapat di angkut seluruhnya
oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah di seluruh tubuh. Apabila keadaan ini
dibiarkan untuk waktu yang cukup lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan
menempel di dinding pembuluh darah dan menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya
dinding pembuluh darah yang semula elastis (mudah berkerut dan mudah melebar) akan
menjadi tidak elastis lagi.
Patofisiologi DM : Diabetes mellitus terkait erat dengan proses pengaturan glukosa
didalam darah. Glukosa merupakan monosakarida paling utama yang memiliki peran
penting dalam proses kimia kehidupan. Dalam proses dikenal sebagai respirasi seluler,
sel –sel mengektraksi energy yang tersimpan didalam glukosa. Metabolism glukosa
didalam tubuh dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormone insulin merupakan protein
kecil dengan berat molekul 5700 yang terdiri atas rantai polipeptida, A dan B yang
berhubungan melalui dua jembatan disulfida. Insulin disintesis oleh sel- sel B atau β pada
pangkreas dalam bentuk precursor yang tidak aktif (yang disebut proinsulin) zat ini
disimpan dalam granula sel- sel β dari jaringan pulau Langerhans sampai datangnya
isyarat untuk skresi, yang kemudian proinsulin diubah menjadi insulin aktif.
2. Penyebab luka yang tak kunjung sembuh:
Ulkus/luka diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien diabetes, yang melibatkan
gangguan pada saraf perifer dan otonom. Klien diabetik sangat beresiko terjadi luka kaki,
yang merupakan luka kronis yang sulit penyembuhannya. Salah satu komplikasi yang
sering terjadi pada pasien diabetes mellitus adalah masalah kaki. Misalnya luka pada kaki
yang tidak kunjung sembuh, dan pembusukan jaringan sehingga perlu dilakukan
amputasi. Masalah pada kaki penderita diabetes mellitus disebabkan oleh dua hal, yaitu
aliran darah yang buruk. Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Aliran darah yang
terganggu menyebabkan kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga kulit kaki
menjadi lemah, mudah luka dan sukar sembuh jika terjadi luka. Kerusakan saraf, hal ini
juga terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Kerusakan saraf
menyebabkan kepekaan seseorang pasien diabetes mellitus terhadap rasa nyeri menjadi
berkurang, sehingga paien tidak sadar kakinya terluka. Untuk mencegah terjadinya
masalah kaki pada pasien diabetes mellitus, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengendalikan kadar gula darah seoptimal mungkin.
3. Indikasi, efek samping, mekanisme masing-masing obat diatas:
- Metformin 500 mg
Indikasi obat :Obat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah yang
meningkat pada penderita diabetes. Obat ini dapat digunakan sebagai obat tunggal atau
dikombinasikan dengan obat penurun gula darah yang lain dan sering di gunakan pada
pasien diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2, hormon insulin yang diproduksi oleh
pankreas untuk mengatur kadar gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh
secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah mengalami peningkatan.
Efek samping : Batuk, demam menggigil, diare, sakit perut, mual muntah, nafsu
makan menurun, sakit punggung dan nyeri otot.
Mekanisme obat :Bekerja dengan cara meningkatkan efektivitas tubuh dalam
menggunakan insulin untuk menekan peningkatan kadar gula darah. Namun perlu
diketahui, obat ini tidak dapat diberikan pada penderita diabetes tipe 1 yang organ
pankreasnya sudah tidak memproduksi insulin. Pada beberapa kasus, metformin juga
digunakan untuk mengatasi penyakit PCOS. Akan tetapi penggunaan metformin pada
penderita PCOS masih perlu diteliti lebih lanjut
- Captropril
Indikasi obat :Obat antihipertensi yang termasuk golongan ACE inhibitor.
Mekanisme kerja obat : Bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin 1
menjadi angiotensin 2 sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron.
Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah sedangkan
berkurangnya aldosteron akan emnyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi
kalium. Captopril akan menghambat produksi zat di dalam tubuh yang menyebabkan
pembuluh darah menyempit. Dengan begitu, pembuluh darah akan lebih rileks
sehingga tekanan darah menurun, dan suplai darah dan oksigen ke jantung juga akan
meningkat
Efek samping : Batuk kering, Mual dan muntah, Sakit perut, Pusing atau
limbung, Gangguan pada indera pengecap, Sakit dada, Hipotensi, hiperlipedemia.
- Simvastatin 20 mg
Indikasi obat :Obat golongan statin digunakan untuk menurunkan kolesterol
jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Karena itu, simvastatin
juga dapat memperlambat perkembangan penyakit jantung dan mengurangi
risiko stroke.
Mekanisme kerja obat : Bekerja dengan mengurangi produksi kolesterol dalam
tubuh, serta munurunkan jumlah kolesterol dan trigliserida. Pasalnya, kadar kolesterol
dan trigliserida yang tinggi berkaitan dengan dengan peningkatan risiko serangan
jantung, penyakit jantung, dan stroke
Efek samping :Sakit kepala, mual, sakit perut, susah buang air besar (sembelit),
nyeri pada otot dan sendi, infeksi saluran pernapasan atas, ginjal, gangguan hati,
anemia berat
4. Penggantian, pemberhentian atau penambahan obat lainnya:
- Dosis captopril bisa di tingkatkan menjadi 25mg 1 kali sehari mengingat tingkat
hipertensi pasien sudah masuk kategori hipertensi stage 2
- Dosis simvastatin bisa di tingkatkan menjadi 40mg 1 kali sehari
- Dosis metformin 500 mg 2 kali sehari tetap
- Penambahan vitamin zat besi untuk menangani nilai HB rendah.
5. Antibiotik yang tepat untuk keadaan pasien diatas:
Dilihat dari data pemeriksaan yaitu peningkatan suhu badan 37,8 °C dan leukosit 18.000/
mm3 dan dari faktor infeksi yaitu luka akibat komplikasi dari diabetes mellitus maka
pasien direkomendasikan obat antibiotic ciprofloxacin, untuk membantu menangani
leukositosis yang mendukung bahwa ada terjadinya infeksi.
6. Nilai lab yang tidak normal:

Keterang lab Nilai lab Nilai lab normal


Leukosit 18.000/mm3 5000-9000/mm3
HB 11 mg/dl 12- 16 mg/dl (wanita)
K+ 4,3 meq/L 2,5-5.0 mEq/L
+
Na 140 meq/L 135-145 mEq/L
LDL 150 mg/dl < 100 mg/dl
Total Kolesterol 250 mg/dl 120 – 200 mg/dl.
Trigliserida 170 mg/dl <150 mg/dl.
HDL 55 mg/dl < 35 mg/dl.
GDS 250 mg/dl <110 mg/dl
Dilihat dari nilai rentang normal data lab di atas dapat diketahui nilai data lab pasien yang
tidak normal yaitu Leukosit, HB, LDL, Total Kolesterol, Trigliserida, HDL, GDS
7. Konseling yang harus diberikan kepada pasien:
- Menyampaikan kepada pasien untuk memeriksakan TD pasien setelah mengkonsumsi
obat hipertensi tersebut untuk mengetahui keberhasilan dari tujuan terapi yaitu TD <
130 / 80 mmHg untuk pasien DM.
- Menyampaikan agar pasien mengontrol kadar gula dalam darah, test toleransi glukosa
oral, serta HbA1c selama 3 bulan sekali secara rutin untuk kontrol keberhasilan terapi
dan menyampaikan supaya pasien rutin mengontrol atau merawat luka pada kaki
pasien yang tak kunjung sembuh.
- Menyampaikan agar pasien melakukan cek kolestrol 3 bulan sekali sampai kadarnya
normal kembali.
- Selain itu juga mengedukasi pasien terkait aturan minum obat misalnya:
a. Simvastatin obat untu menurunkan kadar kolestrol dalam darah dengan aturan
minum 1 x sehari pada malam hari sebelum tidur
b. Metformin obat untuk menurubkan kadar gula darah, aturan pakai yaitu diminum 2
x sehari dikonsumsi bersama makanan dan banyak minum air putih.
c. Captopril untuk mengontrol tekanan darah, aturan minum 1 x sehari. Obat ini
sebaiknya dikonsumsi idealnya 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
(saat lambung kosong)
8. S-O-A-P (subjective, objective, assessment and planning) untuk kasus diatas:

Subjeck Pasien wanita : 55 tahun


TB: 155 cm
BB: 65 kg di
Pemeriksaan Vital Sign
- Tekanan Darah ; 160/90 mmHg
- T (suhu) : 37,8 C
- Nadi : 85/menit
- Pernafasan : 22/menit
Riwayat penyakit : Hipertensi, hiperkolesterolemia/dyslipidemia dan DM
Riwayat Penyakit Sekarang : Luka pada kaki yang tak kunjung sembuh
Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal
karena komplikasi DM
Riwayat pengobatan: Captopril, Metformin, simvastatin.

Objeck Pemeriksaan Laboratorium


- Leukosit : 18.000/mm3
- HB : 11 mg/dl
- K+ : 4,3 meq/L
- Na+ :
140 meq/L
- LDL : 150 mg/dl
- Total Kolesterol :250 mg/dl
- Trigliserida : 170 mg/dl
- HDL : 55 mg/dl
- GDS : 250 mg/dl
Assasmen - Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Dan dari hasil
pemeriksaan tekanan darah 160/90 mmHg menunjukan bahwa
t
pasien menderita hipertensi tahap 2.
- Kadar gula darah sewaktu pasien sebesar 250 mg/dL menunjukkan
pasien menderita diabetes melitus tipe 2.
- Pasien menderita kolesterol dilihat dari pemeriksaan lab total, LDL-
c, dan TG yang diatas tidak normal.
Plan Terapi farmakologi:
- Dosis captopril di tingkatkan menjadi 25 mg 1 kali sehari,
- Dosis simvastatin bisa di tingkatkan menjadi 40mg 1 kali sehari
- Dosis metformin 500 mg 2 kali sehari tetap dan dikombinasi
dengan glimepiride 2 mg 2 kali sehari.
- Penambahan vitamin zat besi untuk menangani nilai HB paien
yang rendah.
Terapi non farmakologi:
- Perubahan life style
- Hindari makanan atau minuman yang banyak mengandung gula
dan garam.
- Rutin berolahraga

Anda mungkin juga menyukai