Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irvan Dody Randyka Sinaga

NPM : 2043700203

Kelas : C (Apoteker)

TUGAS FARMAKOTERAPI TERAPAN


Kasus

Tn x adalah seorang akuntan berumur 60 tahun yang datang ke klinik untuk memerisakan
tekanan darahnya. Saat dia pertama kali didiagnosa hipertensi, dokter memberikan ramipiril 2,5
mg/hari sampai memberikan respon yang moderate Dokter meningkatkan dosis ramipiril 5
mg/hari 4 minggu yang lalu. Budi juga mengidap Diabetes melitus tipe 2, hiperkolesterolemia
dan overweight.Dia tidak merokok, tidak memiliki riwayat penyakit jantung serta family history
juga tidak memiliki penyakit jantung. Pengobatannya saat ini adalah ramipiril 5 mg/hari,
simvastatin 40 mg/hari, dan metformin 1 g 2 kali sehari saat makan.

Hasil pemeriksaan terakhir adalah :

Tinggi 180 cm
Berat 93 kg
BMI 29 kg/m2
Lingkar pimggang 110 cm
Tekanan darah sebelum terapi dengan ramipiril 160/95 mmHg
HDL-cholestrol: 1.4 mmol/L
Ratio of total cholestrol: HDL-cholesterol: 4.4
Total cholesterol: 6.1 mmol/L
Tekanan darah saat ini 145/90 mmHg
Urinary albumin creatinine ratio: normal
Creatinine: 0.10 mmol/L (normal)
HbA1c: 6.8%
Dokter memberikan terapi sebagai beriukut:
ramipiril 5 mg/hari
simvastatin 40 mg/hari
metformin 1 g 2 kali sehari saat makan
Riwayat penyakit sekarang:

Hipertensi, DM tipe 2 dan kolesterol.

Riwayat penyakit terdahulu:

Hipertensi.

Penyelesaian:

1. Berdasarkan kriteria overweight BMI, Tn x termasuk katagori yang mana?


Penyelesaian: berdasarkan kriteria BMI Tn x termasuk katagori kelas 1 obesitas ukuran 29
kg/m2 (WHO).
Tabel 1
Kategori BMI menurut WHO

Kategori BMI (kg/m2)


Underweight >18,5
Normoweight 18,5-22,9
Overweight 23,0-24,9
Obesitas ≥25
Obesitas kelas 1 25,0-29,9
Obesitas kela 2 30,0-34,9
Obesitas kelas 3 ≥35

2. Bagaimanakah kaitan antara obesitas dengan hipertensi?


Penyelesaian: kaitan obesitas dengan hipertensi adalah obesitas mengakibatkan peningkatan
lemak visceral yang terdisposisi di bagian abdomen atau perut. Maka akan mengakibatkan
peningkatan asam lemak bebas yang membuat tubuh berada pada kondisi hiperinsulinemia,
hal tersebut dapat mempengaruhi terjadinya retensi natrium dan hipertrofi vaskuler yang dapat
mengakibatkan hipertensi. Pada analisis regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95%
menunjukkan bahwa lingkar perut mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya
hipertensi dengan nilai p 0,012 (nilai p<0,05). Lingkar perut mempunyai peluang terbesar
untuk mengakibatkan hipertensi dengan nilai odds ratio sebesar 9,508 hal ini menunjukkan
bahwa responden yang mempunyai lingkar perut obesitas sentral mempunyai risiko 9,508 kali
mengalami hipertensi daripada responden dengan lingkar perut normal (Rifka dkk, 2016).
3. Bagaimanakah hubungan antara kadar kolesterol dengan resistensi insulin (DM tipe 2) dan
ateroskleorosis.
Penyelesaian: dari data di atas Tn x mengalami obesitas yang tidak terkontrol akan
menyebabkan kelebihan akumulasi lipid didalam tubuh. Peningkatan lemak tubuh mengubah
respon tubuh terhadap insulin sehingga berpotensi menyebabkan penolakan (resistensi) dari
insulin.Peningkatan lemak juga mengakibatkan kondisi proinflamasi dan kondisi
protrombosis.Kondisi obesitas berelasi dengan level kolestrol.Kolesterol merupakan jenis
lipid yang dapat ditemukan dalam plasma darah.kandungan kolesterol darah dinyatakan
normal jika berada pada 200-240 mg/dL (1dL= 100 ml) serum darah. low density lipoprotein
(LDL) atau kolesterol jahat adalah kolesterol yang berdensitas rendah, lengket dan dapat
menggumpal pada pembuluh darah. dikatakan kolesterol jahat karena LDL dapat membentuk
plak aterosklerosis yang dapat mempersempit pembuluh darah (Allysa dkk, 2015).
4. Apabila tekanan darah Tn x adalah 160/95 mmHg, apa yang akan terjadi denag Tn x? (resiko
kardiovaskuler fatal atau nonfatal), evaluasi menggunakan clinical judgement dan Risk
calculator.
Penyelesaian: tekanan darah Tn x 160/90 mmHg masih tergolong tinggi dan harus melakukan
terapi farmakologi untuk menormalkan TD pasien jika pasien tidak mematuhi mengkonsumsi
obat yang sudah diresepkan maka akan timbul berbagai macam komplikasi yang lain, jika
hipertensi yang tidak ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti
penyakit jantung (congestif heart failure- CHF), gagal ginjal (end stage real diseae), dan
penyakit pembuluh darah perifer. Hal ini jika tidak dilakukan penanggulangan dengan baik
keadaan ini cenderung akan meningkat. Di lihat dari evaluasi clinical judgement dan risk
calculator pasien Tn x mempunyai perhitungan skor resiko berdasarkan komponen jenis
kelamin, usia, kolesterol total, kolesterol HDL, tekanan darah sistolik, ras, terapi untuk
hipertensi, riwayat diabetes dan merokok. Prinsip dasar dalam terapi farmakologi untuk
dislipidemia baik pada ATP III maupun ACC/AHA 2013 adalah untuk menurunkan risiko
terkena penyakit kardiovaskular, tetapi ditekankan kepada pemakaian statin dan persentase
penurunan K-LDL dari nilai awal. Hal tersebut merupakan hasil dari evaluasi beberapa studi
besar yang hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan statin berhubungan dengan penurunan
risiko ASCVD tanpa melihat target absolut dari K-LDL. jika mengacu kepada ATP III, maka
selain statin, beberapa kelompok obat hipolipidemik yang lain masih dapat digunakan yaitu
Bile acid sequestrant, Asam nikotinat, dan Fibrat dengan profil sebagai berikut : harus dilihat
Pengaruh perubahan gaya hidup terhadap penurunan kadar kolesterol total dan Kolesterol
LDL, Pengaruh perubahan gaya hidup terhadap penurunan kadar trigliserida,dan Pengaruh
perubahan gaya hidup terhadap peningkatan kadar kolesterol HDL. Sehingga ACC/AHA
2013 merekomendasikan statin sebagai obat utama pada pencegahan primer dan sekunder.
Obat lain hanya dipakai apabila didapatkan kontraindikasi atau keterbatasan pemakaian statin.
berdasarkan clinical judgment dan risk calculator untukresikokardiovaskuler, Tn. X
bilamemilikitekanandarah 160/95 diamemilikinilairesikokardiovaskuler28.5% pada 10 tahun
yang akandatang. Nilaipresentasetersebuttermasukpadarisikokardiovaskulertinggi (20% - <
30%).

Anda mungkin juga menyukai