Anda di halaman 1dari 44

OBESITAS

Something went wrong…

2.5 million years 50 years


PENDAHULUAN
▪ Obesitas merupakan penyakit metabolisme yang paling lama
tercatat dalam sejarah sejak jaman Mesir dan Yunani purba.
▪ Obesitas berhubungan dengan beberapa penyakit seperti
diabetes, penyakit jantung, stroke, hipertensi dan sindroma
metabolik.
▪ Penelitian epidemiologi → memperlihatkan IMT >25 kg/m2
meningkatkan resiko menderita penyakit kanker, metabolic
dan kardiovaskuler.
▪ Prevalensi obesitas di Indonesia cukup tinggi di Jakarta th
1993 sekitar 39,1 %.
Definisi

▪ Obesitas merupakan suatu kondisi kronik akibat


akumulasi lemak tubuh [ body fat] .
▪ Pada dewasa indeks massa tubuh (IMT) > 30
kg/m2 (IMT = berat badan (kg)/tinggi badan2
(m2)).
▪ Kurus : < 18,4 kg/m2
▪ Normal : 18,5-24,9 kg/m2
▪ Overweigh : 25-29,9 kg/m2
▪ Obesitas : > 30 kg/m2
▪ Obesitas berhubungan dengan meningkatnya
 Risiko penyakit (diabetes mellitus, hipertensi dan
kardiovaskuler)
 Kecacatan
 Kematian.
▪ Penelitian di Swedia selama 2 tahun penurunan
berat badan memperlihatkan penurunan diabetes
32 kali dan hipertensi 2,6 kali.
▪ Keberhasilan penurunan berat badan antara 5-
10% dapat memperbaiki factor risiko penyakit
kardiovaskuler.
Epidemiologi

▪ Di Inggris tahun 1980 6% laki-laki dewasa dan 8%


wanita dewasa didapatkan obese, tahun 1998
menjadi 17% laki-laki dan 21% wanita menjadi obese.
▪ Di USA sekitar 300.000 setiap tahun meninggal
karena obsitas dan > 80 % kematian pada pasien
dengan IMT > 30 %.
▪ Untuk pasien dengan IMT > 40 % usia harapan hidup
secara bermakna berkurang (laki-laki berkurang 20
tahun, wanita berkurang 5 tahun.
ETIOPATOGENESIS

▪ Etiologi
▪ Patofisiologi
▪ Jalur molekuler yang mengatur obesitas
Etiologi

▪ Genetik
▪ Kelebihan makan
▪ Diit tinggi karbohidrat sederhana
▪ Frekuensi makan
▪ Metabolisme rendah
▪ Kurangnya aktifitas fisik
▪ Obat-obatan
▪ Lingkungan
▪ Neuroendokrin
▪ Factor psikologi
Pengaturan umban balik terhadap nutrisi.

▪ Otak menerima informasi mengenai status


nutrisi dari beberapa sumber yaitu:
 1.Sinyal sensoris
 → bau, rasa.
 2.Sinyal gastrointestinal
 → cholecystokinin, glucagon.
 3.Sinyal nutrien
 → glukosa, fatty acid, lactat (tumor,metformin,
phenformin).

Greenspan andBa xter, 1994. basic & Clinical Endokrinology.


Pengaturan intake makanan.

▪ 1. Anatomi:
 Destruksi ventromedial hypothalamus →
hiperphagia dan obesitas.
 Destruski lateral hypothalamus → penurunan
masukan makanan dan pengurangan lemak tubuh.
 Paraventriculer nucleus berhubungan peningkatan
masukan makanan.

Greenspan and Ba xter, 1994. basic & Clinical Endokrinology.


▪ 2. Neurotransmitter :
▪ Asam amino
 (Gamma-aminobutyric acid [GABA] )→ meningkatkan atau
menurunkan intake makanan.
 Norepinephrine→meningkatkan atau menurunkan intake
makanan.
 Serotonin → menurunkan intake makanan
▪ Monoamine.
 Histamine →menurunkan intake makanan.
▪ Peptida.
 Neuropedtide Y, Beta-endorphine, Dynorphin, Growth hormon-
releasing hormon, Somatostatin,Galanin→ merangsang intake
makanan.
 Bombesin, cholecystokinin, enterostatin, anorectin,
calcitonin,neurotensin dan corticotropin-releasing hormon →
menghambat intake makanan.
Pengaturan efferent
1. Syaraf symphatis dan parasymphatis berperan dalam
perkembangan obesitas.
 Penurunan aktifitas symphatis menyebabkan obesitas dan
meningkatkan sekresi insulin.
 Aktivitas nervus vagus meningkatkan sekresi insulin pada
organ pancreas.

2. Hormon
A. Insulin.
▪ Pada obesitas terjadi peningkatan kadar insulin
(hiperinsulinemia).
▪ Suntikan insulin meningkatkan intake makanan terutama
glukosa.
▪ Insulin juga mengatur simpanan lemak diperifir.
▪ Peningkatan sekresi insulin bisa terjadi akibat resistensi
terhadap aktifitas insulin pada sistem syaraf sentral.

Greenspan and Ba xter, 1994. basic & Clinical Endokrinology.


B. Steroid
▪ Adrenalectomy pada percobaan menyebabkan
obesitas.
▪ Cushing’s syndrom berhubungan dengan
obesitas.
▪ Glucocortikoid mempunyai peran terhadap
obesitas.
Patofisiologi

▪ Jaringan adiposity merupakan organ endokrin,


eksokrin dan autokrine yang mengatur proses proses
fisiologi dan patologis
▪ Stress reticulum endoplasmic menyebabkan ketidak
seimbangan adipositokin yang disekresi oleh
adiposity.
▪ Jaringan adiposity mensekresi beberapa bahan aktif
yang disebut adipositokin
▪ Bahan bahan bioaktif menentukan patofisiologi
terhadap beberapa penyakit yang berhubungan
dengan obesitas.
Adipositokin yang berhubungan dengan adiposit
Beberapa hormon yang disekresi oleh jaringan adiposit
Obesity, diabetes,and inflammation

SEHAT PREDIABETIC DIABETES


SIMET CVD

Wellen and Hotamisligil.J. Clin. Invest. 112:1785–1788


STAGE – 0 STAGE – 1 STAGE – 2 STAGE – 3 STAGE – 4
Obesity Preclinical Diseases Clinical Diseases = CMDs
Healthy Lifestyle Unhealthy Lifestyle
(Abdominal Obesity) Pre DM, MetS, CMR ASCVD, T2DM, Stroke, etc

Waist Circumference = WC
♂ > 90 cm ♀ > 80 cm

4 Fasting Glucose 1 Triglyceride


> 100 mg/dl > 150 mg/dl

2 HDL-Chol
3 Blood Pressure ♂< 40 mg/dl
> 130/85 mmHg ♀< 50 mg/dl

WC (INA) : > 90 cm (♂) or > 80 cm (♀)


The MetS (IDF 2005) :
Plus Any 2 of the Following 4 Factors
IDF : International Diabetes Federation Adol : Adolescent MetS : Metabolic Syndrome
WC : Waist Circumference INA : Indonesia CMR : Cardiometabolic risk

Figure -2 Staging of Lifestyle Related Disease


(Clinical Experiences : Tjokroprawiro 2005-2008)
ASK-DNC
Obesitas hubungan dgn penyakit
▪ Obesitas berhubungan dengan dyslipidemia,
resistens insulin, hipertensi, sindroma
metabolik.
▪ Sel adiposit akan mensekres adipocytokines
seperti leptin, tumour necrosis factor,
adiponectin, resistin, adipsin, angiotensinogen,
plasminogen activator inhibitor-1 dan C-
reactive protein.
Hormone leptin dan adiponectin

▪ Hormone leptin dan adiponectin :


▪ Berhubungan dengan resistensi insulin dan
kardiovaskuler.
▪ Adiponectin → menurun terdapat pada
diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit
kardiovaskuler.
▪ Leptin → meningktan pada diabetes mellitus
tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler).
Jalur molekuler yang mengatur
obesitas
▪ Gen obesitas yang mengatur sistem fisiologi
terhadap peningkatan berat badan
 Leptin.
 Peroxisome proliferator activated receptor-
(PPAR-).
 Ghrelin.
GAMBARAN KLINIK

▪ Klasifikasi obesitas
▪ Penilaian pasien obesitas
▪ Pemeriksaan klinis obesitas
▪ Risiko terhadap penyakit
Klasifikasi obesitas
Klasifikasi WHO IMT (kg/ m2) Risiko terhadap
penyakit
Underweight < 18,4 Rendah

Normal weight 18,5-24,9 Rata-rata


Overweight 25,0-29,9 Meningkat ringan

Obese : ≥ 30
Class I 30,0-34,9 Sedang
Class II 35,0-39,9 Berat.
Class III ≥40,0 Sangat berat
Penilaian pasien obesitas
▪ Menghitung body mass index (BMI) atau indeks masa
tubuh (IMT).
▪ Mengukur ketebalan kulit.
▪ Lingkar pinggang.
▪ rasio lingkar pinggang / panggul.
▪ Under water weighing.
▪ DEXA ( Dual energy X ray absorptiometry).
▪ BIA ( Bioelectric Impedance analysis )
▪ Ultrasonografi.
▪ Computed tomografi.
▪ Magnetic resonace imaging (MRI).
Kriteria obesitas

▪ 1. Menurut indeks massa tubuh (IMT) :


 BB
 ( TB)2
 Satuan kg / m2.
▪ 2. Menurut relatif body weight (RBW) :
 TB- BB x 100%
 100
 Satuan %.
▪ 3. Menurut Lingkar pinggang.
Pemeriksaan klinis obesitas

▪ 1. Pemeriksaan fisik
▪ 2. Pemeriksaan laboratorium
Risiko obesitas

▪ 1. Risiko psikososial.
▪ 2. Risiko Medis.
Risiko Psikososial.

▪ Menghambat aktifitas fisik.


 Kesulitan mencari pekerjaan di perusahaan.
▪ Menghambat aktifitas sosial.
 Tanggapan negatif terhadap obesitas.
▪ Menghambat aktifitas psikologi.
 Rasa rendah diri, rasa tertekan dan putus asa.
Risiko terhadap penyakit (medis)

▪ 1. Metabolik.
▪ 2. Masalah fisik
▪ 3. Meningkatkan risiko kanker

PENATALAKSANAAN

▪ 1.Pendekatan Diit.
▪ 2.Aktivitas fisik
▪ 3.Medikamentosa.
▪ 4.Pembedahan
▪ Penurunan berat badan 10-12 pon
(diabetes tipe 2) menurunkan :
▪ Tekanan darah.
▪ Kolesterol darah.
▪ Glukosa darah.
1.Pendekatan Diit

▪ Pengurangan asupan kalori antara 500-600


kcal/ hari dari 2100-2520 kcal/hari dapat
menurunkan berat badan 0,5- 1 kg/minggu
▪ Diit rendah kalori
▪ Diit rendah lemak
Pendekatan Diit
▪ Membudayakan pola makan sehari-hari secara sehat dan
seimbang.
 Memperbanyak konsumsi serat.
 Mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana.
 Mengurangi konsumsi lemak.
▪ Pengaturan pola makan.
 Pengurangan masukan kalori sehingga tercapai berat
badan yang ideal.
 Penurunan 500 kalori setiap hari dapat menurunkan
berat badan 0,5-1 kg permnggu.
 Pengaturan pola makan agar dipertahankan jangka
panjang.
Pendekatan Diit...

▪ Pengurangan asupan kalori antara 500-600


kcal/ hari dari 2100-2520 kcal/hari dapat
menurunkan berat badan 0,5- 1 kg/minggu
▪ Diit rendah kalori
▪ Diit rendah lemak
2.Aktivitas fisik

▪ Melakukan kegiatan jasmani disesuaikan dengan


umur dan kondisi fisik.
 Tujuan untuk pencegahan dan penanganan
kelaianan metabolik.
Aktivitas fisik...

▪ Pasien dewasa overweight dan obese :


 Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi
 Menurunkan resiko penyakit kardoivaskuler.
▪ Olah raga intensif selama 10 bulan dan
pengatutan diit akan menurunkan lemak tubuh
dan meningkatkan kesegaran jasmani
3. Medikamentosa

▪ Tujuan mengurangi nafsu makan.


▪ Golongan cathecolamine anorectic :
 Diethylpropion.
 Phentermine.
 Mazindol.
 Phenylpropanolamine.
▪ Golongan central serotoninernergic pathway:
 Fenfluramin.
 Dexfenfluramin.
 fluxetine
Medikamentosa....

▪ Obat obat yang direkomendasikan oleh NICE


(National Institute of Clinical Excellence )
adalah orlistat dan sibutramine.
4. Pembedahan

▪ Horizontal banden gastroplasty.


▪ Vertical banded gastroplasty.
▪ Rouxen Y gastric by pass.
▪ Gastric binding.
▪ Biliopancreatic by pass.

Anda mungkin juga menyukai