Anda di halaman 1dari 25

PENGATURAN DIET

PADA PASIEN
DIABETES MELITUS
Arief Yanda
Fitriah Rizki
Riska Tri Ananda
Definisi Gizi Epidemiologi Gizi
• Permasalahan gizi di Indonesia saat ini telah
Gizi diartikan sebagai proses organisme terjadi multiple burden malnutrition seperti
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara gizi kurang, gizi lebih, defisiensi vitamin dan
normal melalui proses pencernaan, penyerapan, mineral.
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan • Riskesdas 2010
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal • NTB (30,5%) balita gizi kurang
organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga • NTT (58,4%) stunting
• Prevalensi balita kurus Aceh (12.8%) hampir
dua kali dari prevalensi Nasional (6,9%),

• Masalah underweight terjadi peningkatan


kasus yang cukup signifikan (8,1%).

• Masalah stunting terjadi peningkatan kasus


yang sebesar 9,3 %
Jenis Zat Gizi
karbohidrat Protein
Karbobidrat merupakan zat Protein merupakan
komponen struktur utama
gizi makro yang meliputi
seluruh sel tubuh dan
Lemak
gula, pati dan serat.
berfungsi sebagai enzim, Lemak merupakan zat gizi
hormon, dan molekul- makro, yang mencakup
molekul penting lain. asam lemak dan
Vitamin trigliserida. Lemak adalah
Vitamin adalah senyawa zat gizi yang padat energi
organik yang tersusun dari Mineral (9 kkal per gram) sehingga
karbon, hidrogen, oksigen lemak penting untuk
dan terkadang nitrogen atau Mineral merupakan menjaga keseimbangan
elemen lain yang komponen anorganik yang energi dan berat badan
dibutuhkan dalam jumlah terdapat dalam tubuh
kecil agar metabolisme, manusia
pertumbuhan dan
perkembangan berjalan
normal.
Diabetes Melitus
Definisi Epidemiologi
Insiden dan prevalensi Diabetes Mellitus
Diabetes melitus setiap tahunnya terus meningkat, lebih
merupakan serangkaian dari 392 juta orang di dunia menderita
gangguan yang ditandai Diabetes Mellitus pada tahun 2013 di
perkirakan akan meningkat ke seluruh
dengan hiperglikemia dunia pada tahun 2035 menjadi 592 juta
akibat kegagalan sekresi penderita. Indonesia menempati urutan
insulin, kerja insulin, atau ke-4 dengan jumlah penderita 8,4 juta
keduanya. terbesar di dunia setelah India, Cina, dan
Amerika Serikat
Etiologi
Etiologi diabetes mellitus
tampaknya melibatkan interaksi kompleks
antara faktor lingkungan dan Manifestasi
genetik. Agaknya, penyakit berkembang
ketika gaya hidup diabetogenik (yaitu, Klinis
asupan kalori yang berlebihan,
pengeluaran kalori yang tidak memadai, • Poliuria
obesitas) ditumpangkan pada genotipe • Polidipsia
yang rentan. • Polifagia
Indeks massa tubuh (BMI) di • Penurunan berat badan
mana kelebihan berat badan meningkatkan
risiko diabetes
Hipertensi dan prehipertensi
dikaitkan dengan risiko lebih besar
Klasifikasi DM
terkena diabetes • DM type 1
• DM type 2
• DM Gestational
• DM tipe lainnya (pemakaian obat, penyakit lain,
dll)
Faktor Risiko
Faktor risiko utama untuk diabetes mellitus tipe 2 adalah sebagai berikut:
• Usia lebih dari 45 tahun (meskipun, seperti disebutkan di atas, diabetes mellitus
tipe 2 terjadi dengan frekuensi yang meningkat pada individu muda)
• Berat badan lebih dari 120% dari berat badan yang diinginkan
• Riwayat keluarga diabetes tipe 2 pada kerabat tingkat pertama (misalnya, orang tua
atau saudara kandung)
• keturunan Hispanik, Amerika Asli, Afrika Amerika, Asia Amerika, atau Kepulauan
Pasifik
• Riwayat gangguan toleransi glukosa (IGT) sebelumnya atau gangguan glukosa
puasa (IFG)
• Hipertensi (>140/90 mm Hg) atau dislipidemia (kadar kolesterol HDL < 40 mg/dL
atau kadar trigliserida >150 mg/dL)
• Riwayat diabetes mellitus gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lahir lebih
dari 9 lb
• Sindrom ovarium polikistik (yang menyebabkan resistensi insulin)
Patofisiologi DM type 2
Diagnosa Komplikasi
• Kadar glukosa plasma puasa (FPG)
Komplikasi mikrovaskular
126 mg/dL (7,0 mmol/L) atau lebih diabetes
tinggi, atau
• Penyakit retina
• Kadar glukosa plasma 2 jam 200 • Ginjal
mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih • Neuropatik
tinggi selama tes toleransi glukosa
oral (OGTT) 75 g, atau Komplikasi maksovaskular
• Glukosa plasma acak 200 mg/dL • Penyakit arteri koroner
(11,1 mmol/L) atau lebih tinggi pada • Penyakit pembuluh darah
pasien dengan gejala klasik perifer
hiperglikemia atau krisis
hiperglikemik
• tingkat hemoglobin A1c (HbA1c)
6,5% atau lebih tinggi
Tatalaksana
• Edukasi
• Farmakologi
• Gaya hidup sehat
• Diet

Prognosis
Prognosis dari DM bergantung pada pola hidup yang dilakukan
oleh pasien dalam mengontrol kadar gula nya. Pasien dengan kontrol glikemik
ketat (HbA1c < 7%), tanpa disertai riwayat gangguan kardiovaskuler, dan juga
tidak ada gangguan mikrovaskuler serta makrovaskuler akan mempunyai
harapan hidup lebih lama. Namun jika pasien memiliki riwayat penyakit
kardiovaskuler dan telah menderita diabetes lama (≥ 15 tahun) akan mempunyai
harapan hidup lebih singkat, walaupun telah melakukan kontrol glikemik
sekalipun
ANALISIS
MASALAH
Kasus
Tn. M dengan usia 47 tahun mengalami keluhan
penglihatan kabur dan hilang rasa pada kaki kanan yang dirasakan
sejak 1 bulan yang lalu disertai keluhan sering buang air kecil pada
malam hari. Tn.M beraktivitas sebagai petani untuk memenuhi
kebutuhannya.
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak
tahun 2018 dan memiliki riwayat penggunaan obat metformin.
Pasien mengatakan ibu kandungnya menderita diabetes mellitus.
Berdasarkan pemeriksaan antropometri didapatkan tinggi badan 170
cm, berat badan 72 kg, lingkar perut 120 cm. Hasil pemeriksaan fisik
klinis didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, suhu 36 C. Hasil
pemeriksaan laboratorium ditemukan gula darah puasa 185 mg/dl
dan gula darah setelah makan 310 mg/dl, kolesterol total HDL/LDL
45/95, trigliserida 120 mg/dl. Asam urat 5 mg/dl
Status Internus
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos
mentis
Identitas Pasien Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 72 kg
Nama : Tn. M Lingkar perut : 120 cm
Usia Tekanan darah : 150/90 mmHg
: 47 thn Nadi :
Jenis Kelamin : LK 80 kali/menit
Agama : Islam Pernafasan : 20 kali/menit
Status Perkawinan : Kawin Suhu : 36oC
Alamat : Gula darah puasa : 185 mg/dl
Indrapuri Gula darah postprandial : 310 mg/dl
Suku : Aceh
Pekerjaan : Petani
Anamnesis
Sekarang
Mata terasa kabur dan hilang rasa pada kaki kanan
disertai dengan keluhan sering buang air kecil
saat malam hari
Keluhan tambahan :-
Riwayat penyakit dahulu : Diabetes militus Diagnosis
sejak
tahun 2018
Riwayat penggunaan obat : Metformin Diabetes Mellitus
Riwayat penyakit keluarga : Ibu kandung
mengalami

diabetes melitus
Riwayat kebiasaan sosial : -
Perhitungan
Gizi
Status Gizi Pasien

BMI = BB/(TB)2 BMR = 66,5 +(13,7 X BB)+(5 X TB)- (6.78 X


= 24,90 U)
kg/m2 = 66,5 +986,4+850-318,6
= 1584,2 Kkal
Berat Badan Ideal (rumus Brocca)
= (TB dalam cm – 100) – 10%
= (170-100) – 10%
= 63 kg
Faktor Penentu
Kebutuhan Energi
• Umur : 40-59 tahun – 5% dari energi basal
• Aktivitas fisik : sedang
 + 30% dari kebutuhan basal
• Berat badan : normal
• Faktor infeksi : ringan
Pengaturan
Makan Pasien
Karbohidrat = 45-56%
Protein = 15-
20%
Lemak = 20-
35%
Koreksi
Usia = -5% x BMR
BMR = 66,5 +(13,7 X BB)+(5 X TB)- (6.78 X = -5 % x 1584,2
U)
= 66,5 +986,4+850-318,6 = -79, 21
= 1584,2 Kkal Aktivitas = sedang
= + 30% x BMR
= + 475, 26
Berat Badan = overweight
= - 10% x BMR
= -158,42
Infeksi = ringan
= + 10% x BMR
= + 158,42
Kebutuhan Kalori Pembagian Kalori

= 1584,2 – 79, 21 + 475, 26 - 158,42 + 158,42


Pagi (20%) :  396, 05 kkal
= 1. 980,25 kkal Snack pagi (10%) :  198,02 kkal
Siang (30%) :  594,07 kkal
Snack sore (10%) :  198, 02 kkal
Malam (30%) :  594, 07 kkal
Kebutuhan Zat Gizi
Pagi
KH = 50 % X 396, 05
kkal
= 198,025 : 4 Siang & Malam
= 49,5 gram
Protein = 20% x 396, 05 kkal KH
Snack pagi & Sore
= 50 % X 594,07 kkal
= 79,21 kkal : 4 = 297,03 : 4
= 19,8 gram = 74,2 gram KH = 50 % X 198,02 kkal
Lemak = 30% x 396, 05 Protein = 20% x 594,07 kkal = 99 : 4
kkal = 118,81 kkal : 4 = 25 gram
= 118,81 : 9 = 29,7 gram Protein = 20 % x 198,02 kkal
= 13,2 gram Lemak = 30% x 594,07 kkal = 39,6 kkal : 4
= 178,22 : 9 = 10 gram
= 19,8 gram Lemak = 30 % x 198,02 kkal
= 59,4 : 9
= 6 gram
Menu Makanan
Energi Karbo
Jenis Makanan Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Nasi merah (100 gr) 175 40 4 -

Telur ayam rebus 162 0,7 12,8 11,5


Pagi
Tempe (2 potong sedang) 40 4 3 2
Susu kedelai 41 5 3,5 2,5

Pisang mas 127 33,6 1,4 0,2


Snack Pagi
Bubur beras 70 - 1,8 -

Nasi Merah (100 gr) 175 40 4

Ikan mujair (90 gr) 150 - 21 6


Siang
Tumis kangkung toge (100 gr) 50 10 2 -

Tahu tempe 160 16 12 6


Biskuit 4 buah besar (4o gr) 175 40 4 -
Snack Sore
Alpukat 1 buah besar 100 20 - 30
Nasi Merah (100 gr) 175 40 4 -

Daging ayam 2 potong sedang (80 gr) 100 - 14 4


Malam
Daun singkong (500 gr) 50 10 3 -
Tahu tempe 160 16 12 6
Edukasi

• Pengelolaan pola makan pada pasien yang sesuai dengan kebutuhannya


• Program olahraga yang sesuai dengan keadaan pasien dan dilakukan
secara teratur
• Menghindari makanan seperti gula, asupan lemak jenuh dan alkohol
• Hindari merokok
• Edukasi keluarga agar dapat membantu pasien untuk mengatur pola
makan dan meminum obat
Kesimpulan
Diabetes melitus merupakan serangkaian gangguan yang ditandai
dengan hiperglikemia akibat kegagalan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Manifestasi klinis yang dapat ditemukan
adalah poliuria, polifagia, polydipsia, dan penurunan berat badan
disertai dengan GDS <200 mg/dL dan GDP <126 mg/dL. DM
tipe 2 dapat kita hindari dengan menjaga pola makan, diet,
olahraga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai