Bell’s palsy
Abstrak
Bell’s palsy didefinisikan sebagai kelumpuhan saraf fasialis satu sisi, dengan penyebabnya tidak
diketahui. Beberapa keadaan lain juga dapat menyebabkan kelumpuhan fasialis, misalnya
tumor otak, stroke, myasthenia gravis, dan penyakit Lyme. Namun, jika tidak ada penyebab
khusus yang dapat diidentifikasi, kondisi ini dikenal sebagai Bell’s palsy yang disebabkan akibat
pembengkakan dan tekanan saraf pada foramen stylomastoid dan menyebabkan
penghambatan atau kerusakan saraf. Seringkali mata di sisi yang terkena tidak dapat ditutup,
lipatan nasolabial dan garis dahi menghilang. Kortikosteroid ditemukan untuk memperbaiki
hasil ketika digunakan lebih awal, sementara obat anti-virus belum. Banyak yang menunjukkan
tanda perbaikan 10 hari setelah onset, bahkan tanpa pengobatan. Artikel ini bertujuan untuk
mengulas Bell’s palsy terutama patofisiologinya. Tingkat keparahannya syaraf menentukan
proses penyembuhan Bell’s palsy.
Bell’s palsy
Abstract
Bell’s palsy is defined as one-sided facial nerve paralysis of unknown cause. Several other
conditions can also cause facial paralysis, e.g: brain tumor, stroke, myasthenia gravis, and
Lyme disease; however, if no specific cause can be identified, the condition is known as Bell’s
palsy, nerve swelling and compression in the foramen stylomastoid are thought to lead to
nerve inhibition or damage. Often the eye in the affected side cannot be closed, nasolabial fold
and forehead line disappeared. Corticosteroids have been found to improve outcomes, when
used early, while anti-viral drugs does not. Many improvement shows as early as 10 days after
the onset, even without treatment. The aim of this article was to review Bell's palsy especially
its pathophysiology. The severity of nerves determines the healing process of Bell's palsy.
138
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(1) : 137-149, Maret 2019
140
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(1) : 137-149, Maret 2019
Guillain-Barre syndrome, Lyme disease, terjadi kompresi saraf facialis pada Bell’s
otitis media, Ramsay Hunt sydnrome, palsy. Karena sempitnya canalis facialis,
sarcoidosis. Kerusakan langsung saraf keadaan ini nampaknya wajar apabila
facialis karena trauma pada wajah atau inflamasi, demyelinasi, iskemia, atau
fraktur tengkorak juga dapat menyebabkan proses kompresi mungkin mengganggu
Bell’s palsy (Ninds, 2014). konduksi neural pada tempat ini (NINDS,
2014).
Patofisiologi Lokasi kerusakan saraf facialis
Patofisiologi pasti Bell’s palsy masih diduga dekat atau di ganglion geniculatum.
diperdebatkan. Perjalanan saraf facialis Jika lesi proksimal dari ganglion
melalui bagian os temporalis disebut geniculatum, kelemahan motorik diikuti
sebagai facial canal. Suatu teori menduga dengan abnormalitas pengecapan dan
edema dan ischemia berasal dari kompresi autonom. Lesi antara ganglion geniculatum
saraf facialis di dalam kanal tulang dan chorda tympani menyebabkan efek
tersebut. Kompresi ini telah nampak dalam sama, namun tanpa gangguan lakrimasi.
MRI dengan fokus saraf facialis (Seok, Jika lesi berada pada foramen
2008). stylomastoideus, ini mungkin hanya
Bagian pertama dari canalis facialis menyebabkan paralisis wajah (NINDS,
segmen labyrinthine adalah yang paling 2014).
sempit, foramen meatus dalam segmen ini
hanya mempunyai diameter 0,66 mm.
Yang bertempat dan diduga paling sering
Gambar 1. Anatomi Saraf wajah (facial nerve) (Tiemstra and Khatkhate, 2007)
142
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(1) : 137-149, Maret 2019
Pengecapan 2/3 anterior lidah lidi kapas. Rasa manis di ujung lidah,
Menggunakan cairan Bornstein (4% rasa asam dan asin di samping lidah
glukosa, 1% asam sitrat, 2,5% sodium dan rasa pahit di belakang lidah.
klorida, 0,075% quinine HCl). Setiap selesai pemeriksaan, penderita
Penderita diminta menjulurkan lidah berkumur dengan air hangat kuku dan
kemudian dikeringkan dahulu baru dikeringkan dahulu baru dilanjutkan
dilakukan tes dengan menggunakan pemeriksaan berikutnya.
C. Penunjang
Tidak ada yang spesifik untuk Bell’s
palsy, tetapi tes berikut dapat berguna
untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan
penyakit lain:
1. CBC (Complete Blood Count)
2. Glukosa darah, HbA1c
Untuk mengetahui adanya diabetes
yang tidak terdiagnosa (penderita
diabetes 29% lebih berisiko terkena
Gambar 5. X-Ray Saraf Wajah pada Bell’s Palsy
Bell’s palsy). (Facial Nerve)
http://laceyspathologyexperience.blogspot.co
3. Salivary flow test
m/2009/09/bellspalsy.html
Pemeriksa menempatkan kateter kecil
di kelenjar submandibular yang paralisis
144
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(1) : 137-149, Maret 2019
146
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(1) : 137-149, Maret 2019
C. Mengalami nyeri parah saat pertama awal, sementara obat anti-virus belum.
kali timbul gejala Tingkat keparahan kerusakan syaraf
D. Hipertensi menentukan proses penyembuhan.
E. Diabetes Perbaikannya bertahap dan durasi waktu
F. Kehamilan yang dibutuhkan bervariasi.
G. Saraf facialis rusak berat
H. Tidak ada perbaikan setelah dua bulan DAFTAR PUSTAKA
terlewati Annsilva, 2010, Bell’s palsy,
I. Tidak ada tanda perbaikan setelah http://annsilva.wordpress.com/2
empat bulan 010/04/04/bell’s-palsy-case-
Sekitar 14% penderita mungkin report/
terserang Bell’s palsy di kemudian hari Berk M, 2011. Through the Diaphonic Lens.
pada sisi wajah lain. Hal ini cenderung http://www.soundandvision.com
muncul apabila ada riwayat Bell’s palsy /content/through-diaphonic-lens
pada keluarga. Bitsori M, Galanakis E, Papadakis CE,
Sbyrakis S, 2001. Facial nerve
KESIMPULAN palsy associated with Rickettsia
Bell’s palsy adalah kelumpuhan saraf conorii infection. Arch Dis Child.
fasialis perifer akibat edema akut saraf 85(1):54-55.
fasialis di foramen stilomastoideus. Couch RB, 2004. Nasal vaccination,
Patofisiologi pasti Bell’s palsy masih Escherichia coli eterotoxin, and
diperdebatkan. Sebuah teori menduga Bell’s palsy. N. Engl J Med. 350:
edema dan ischemia berasal dari kompresi 860-861.
saraf facialis di dalam kanal tulang Harsono, 2009. Kapita selekta neurologi;
tersebut. Terganggunya saraf facial pada Yogyakarta: Gadjah Mada
foramen stylomastoid dapat menyebabkan University Press.
kelumpuhan pada keseluruhan otot Holland NJ and Weiner GM, 2004. Recent
ekspresi wajah. Sudut mulut jatuh, garis developments in Bell’s palsy.
dan lipatan kulit juga terpengaruh, garis [Review]. BMJ. 329(7465):553–57
dahi menghilang, lipatan palpebra Greco A, Gallo A, Fusconi M, Marinelli C,
melebar, dan lid margin mata tidak Macri GF, and de Vincentiis M,
tertutup. Kortikosteroid ditemukan untuk 2012. Bell’s palsy and
memperbaiki hasil, ketika digunakan lebih
148
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(1) : 137-149, Maret 2019