TIM PENGUSUL:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
AGUSTUS 2020
DEFINISI
Bell’s palsy adalah
kelumpuhan saraf nervus VII
(n. fasialis) tipe perifer yang
terjadi akut, unilateral, dan
mempengaruhi lower motor
neuron (Somasundara, et al.,
2017).
Bell’s palsy merupakan suatu
kelumpuhan saraf fasialis
perifer yang bersifat unilateral,
penyebabnya tidak diketahui
(idopatik), dan tidak disertai
oleh gangguan pendengaran,
kelainan neurologi lainnya
(Mardjono M, 2010).
ETIOLOGI
Teori iskemik vaskular :
terjadi gangguan sirkulasi darah ke
Teori saraf fasialis (kondisi lingkungan
iskemik
vaskuler dingin, sering terkena angin malam,
berupa terpapar kipas angin dan AC)
kanalis Teori
fasialis infeksi pembuluh darah ke saraf fasialis
yang sempit virus
menyempit atau vasospasme
Teori Teori iskemia atau berkurangnya
herediter imunologi
suplai oksigen sehingga terjadi
kelumpuhan
FAKTOR RESIKO
Kehamilan
Hipertensi Preeklamsia
Bell's palsy
lebih sering
terjadi pada
orang yang: Menderita
infeksi
saluran
Obesitas pernapasan
atas,
seperti flu
atau pilek
Menderita
diabetes
kesemutan di
saat menutup kelopak
sekitar bibir apabila berkumur atau
mata, kedua mata
atau mata yang minum maka air liur
melakukan rotasi ke
berlanjut keluar dari sudut mulut
atas (Bell’s
menjadi yang lumpuh
phenomenon)
paralisis
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Diagnosis
PEMERIKSAAN
Bell’s palsy FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Anamnesis: Pemeriksaan Fisik:
Penunjang:
kelumpuhan yang
terjadi sering tidak membutuhkan
unilateral pada satu pemeriksaan gerakan pemeriksaan
sisi wajah dengan dan ekspresi wajah penunjang kecuali
onset mendadak jika ada indikasi lain
(akut) dalam 1-2
hari dan dengan
perjalanan penyakit
yang progresif, dan
mencapai paralisis
maksimal dalam 3
minggu atau kurang
TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA NON MEDIKAMENTOSA
Clonic facial spasm (hemifacial spasm), yaitu timbul kedutan secara tiba-tiba
(shock-like) pada wajah yang dapat terjadi pada satu sisi wajah saja pada stadium
awal, kemudian mengenai sisi lainnya (lesi bilateral tidak terjadi bersamaan).
PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya baik, kondisi terkendali dengan
pengobatan pemeliharaan. Kesembuhan terjadi dalam waktu
3 minggu pada 85 % pasien
2) Paralisis komplit
Jangan biasakan
Olahraga rutin
tidur dilantai