Anda di halaman 1dari 16

PENYULUHAN PENYAKIT BELL’S PALSY PADA REMAJA DI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH PONOROGO

TIM PENGUSUL:

dr. Dwi Kusumaningsih, Sp. S 8888970018


Novita Dwi Putri, S.Ked J510195020
Ridho Zarkasih, S. Ked J510195038
Yunika Prajna Suyoso, S. Ked J510195047
Dika Arifianti, S. Ked J510195050
Farah Aziizah, S. Ked J510195058

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
AGUSTUS 2020
DEFINISI
Bell’s palsy adalah
kelumpuhan saraf nervus VII
(n. fasialis) tipe perifer yang
terjadi akut, unilateral, dan
mempengaruhi lower motor
neuron (Somasundara, et al.,
2017).
Bell’s palsy merupakan suatu
kelumpuhan saraf fasialis
perifer yang bersifat unilateral,
penyebabnya tidak diketahui
(idopatik), dan tidak disertai
oleh gangguan pendengaran,
kelainan neurologi lainnya
(Mardjono M, 2010).
ETIOLOGI
Teori iskemik vaskular :
terjadi gangguan sirkulasi darah ke
Teori saraf fasialis (kondisi lingkungan
iskemik
vaskuler dingin, sering terkena angin malam,
berupa terpapar kipas angin dan AC)
kanalis Teori
fasialis infeksi pembuluh darah ke saraf fasialis 
yang sempit virus
menyempit atau vasospasme
Teori Teori iskemia atau berkurangnya
herediter imunologi
suplai oksigen  sehingga terjadi
kelumpuhan
FAKTOR RESIKO
Kehamilan

Hipertensi Preeklamsia

Bell's palsy
lebih sering
terjadi pada
orang yang: Menderita
infeksi
saluran
Obesitas pernapasan
atas,
seperti flu
atau pilek
Menderita
diabetes

Serangan berulang dari Bell's palsy jarang terjadi. Tetapi dalam


beberapa kasus ini, ada riwayat keluarga dengan serangan berulang -
menunjukkan kemungkinan kecenderungan genetik terhadap Bell's
palsy.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Bell’s palsy dapat berbeda tergantung lesi
pada perjalanan saraf fasialis.

Bila lesi di foramen stylomastoideus menyebabkan paralisis


semua otot ekspresi wajah (Lowis, 2013).

Saat menutup makanan yang apabila


kelopak mata, tersimpan berkumur atau
kedua mata antara gigi dan minum maka
mata dapat
melakukan pipi akibat air liur keluar
terasa berair
rotasi ke atas gangguan dari sudut
(Bell’s gerakan wajah mulut yang
phenomenon). dan lumpuh
MANIFESTASI KLINIS
mata dapat
mata kehilanga
alis terasa berair
sudut dan n atau
tidak karena
mulut mulut gangguan hiperakusis
bisa aliran air
turun yang rasa
diangkat mata
kering (taste)
terganggu

kesemutan di
saat menutup kelopak
sekitar bibir apabila berkumur atau
mata, kedua mata
atau mata yang minum maka air liur
melakukan rotasi ke
berlanjut keluar dari sudut mulut
atas (Bell’s
menjadi yang lumpuh
phenomenon)
paralisis
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

Diagnosis
PEMERIKSAAN
Bell’s palsy FISIK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Anamnesis: Pemeriksaan Fisik:
Penunjang:

kelumpuhan yang
terjadi sering tidak membutuhkan
unilateral pada satu pemeriksaan gerakan pemeriksaan
sisi wajah dengan dan ekspresi wajah penunjang kecuali
onset mendadak jika ada indikasi lain
(akut) dalam 1-2
hari dan dengan
perjalanan penyakit
yang progresif, dan
mencapai paralisis
maksimal dalam 3
minggu atau kurang
TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA NON MEDIKAMENTOSA

1. Terapi steroid Fisioterapi sering dikerjakan


bersama-sama dengan
2. Antiviral pemberian prednison, dapat
3. Penambahan Mecobalamin dianjurka pada stadium akut.
Tujuan fisioterapi untuk
4. pemberian air mata pengganti, mempertahankan tonus otot
lubrikan, dan pelindung mata yang lumpuh
Pembedahan
Dekompresi nervus fasialis dapat
dipertimbangkan padapasien yang tidak
responsif terhadap terapi farmakologi dan
dengan degenerasi aksonal > 90%. Degenerasi
aksonal dapat dilihat pada pemeriksaan EMG
nervus fasialis dalam 3 minggu setelah
awitan paralisis (Arifputera Andy, 2014).
KOMPLIKASI

Regenerasi motor inkomplit paresis seluruh atau beberapa muskulus fasialis

Regenerasi sensorik inkomplit gangguan pengecapan.

Crocodile tear phenomenon, yang timbul beberapa bulan setelah paresis


contohnya air mata pasien keluar pada saat mengkonsumsi makanan

Clonic facial spasm (hemifacial spasm), yaitu timbul kedutan secara tiba-tiba
(shock-like) pada wajah yang dapat terjadi pada satu sisi wajah saja pada stadium
awal, kemudian mengenai sisi lainnya (lesi bilateral tidak terjadi bersamaan).
PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya baik, kondisi terkendali dengan
pengobatan pemeliharaan. Kesembuhan terjadi dalam waktu
3 minggu pada 85 % pasien

Faktor resiko yang memperburuk prognosis Bell’s palsy


adalah (Ropper, 2003):

1) Usia di atas 60 tahun

2) Paralisis komplit

3) Menurunnya fungsi pengecapan atau aliran


saliva pada sisi yang lumpuh

4) Nyeri pada bagian belakang telinga dan


Berkurangnya air mata.
Jika naik mobil,
wajah jangan
terpapar AC Jika tidur jangan
Jika berpergian
terus menerus arahkan
dengan motor
kipas/AC ke
gunakan penutup
wajah secara
wajah/helm
langsung

Jangan biasakan
Olahraga rutin
tidur dilantai

Makan makanan PENCEGAHA dll


bergizi N

Anda mungkin juga menyukai