Tugas kedua
Farmakoterapi Terapan Program profesi Apoteker
Tn X adalah seorang akuntan berumur 60 tahun yang datang ke klinik untuk memeriksakan
tekanan darahnya. Saat dia pertama kali didiagnosa hipertensi, dokter memberikan Ramipril
2,5 mg / hari sampai memberikan respon yang moderate Dokter meningkatkan dosis
ramipril 5 mg/hari 4 minggu yang lalu. Tn. X juga mengidap Diabetes Melitus tipe 2,
hiperkolesterolemia dan overweight. Dia tidak merokok, tidak memiliki riwayat penyakit
jantung serta family history juga tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Pengobatannya
saat ini adalah Ramipril 5 mg/hari, Simvastatin 40 mg/hari, dan Metformin 1 g dua kali
sehari saat makan.
Hasil pemeriksaan terakhir adalah:
Tinggi 180 cm
Berat : 93 kg
BMI 29 kg/m2
Lingkar pinggang 110 cm
Tekanan darah sebelum terapi dengan ramipril: 160/95 mmHg
HDL-cholesterol: 1.4 mmol/L
Ratio of total cholesterol: HDL-cholesterol: 4.4
Total cholesterol: 6.1 mmol/L
Tekanan darah saat ini 145/90 mmHg
Urinary albumin creatinine ratio: normal
Creatinine: 0.10 mmol/L (normal)
HbA1c: 6.8%
Pertanyaan :
1. Berdasarkan kriteria overweight BMI , Tn X termasuk katagori yan mana??
2. Bagaimanakah kaitan antara obesitas dengan hipertensi?
3. Bagiamanakah hubungan antara kadar kolesterol dengan resistensi insulin (DM tipe
2) dan Aterosklerosis
4. Apabila tekanan darah Tn X adalah 160/95, apa yang akan terjadi dengan Tn X?
(resiko kardiovaskuler fatal atau nonfatal), evaluasi menggunakan clinical judgement
dan Risk Calculator
Jawaban :
1. Diketahui BMI Tn. X = 29 kg/m2
Klasifikasi BMI / IMT menurut WHO sebagai berikut :
Obesitas 25 - 29,9
Obesitas II ≥ 30
3. Hubungan antara kadar kolesterol dengan resistensi insulin (DM tipe 2) dan
Aterosklerosis
Dislipidemia akan menimbulkan stres oksidatif, keadaan ini terjadi akibat
gangguan metabolisme lipoprotein yang sering disebut sebagai lipid triad meliputi
peningkatan konsentrasi very low-density lipoprotein (VLDL) atau trigliserida,
penurunan konsentrasi high-density lipoprotein (HDL), dan terbentuknya small-
dense low-density lipoprotein (LDL) yang lebih bersifat aterogenik.
Penyakit kardiovaskuler yang salah satunya disebabkan oleh kelainan
metabolisme lemak (dislipidemia) merupakan penyebab kematian utama baik di
negara maju maupun berkembang. Orang dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun
merupakan kelompok usia yang paling berisiko mengalami dislipidemia. Pada usia
dewasa 20 sampai dengan 30 tahun, fatty streaks (bercak sel busa berisi lemak)
mulai terlihat. Seiring berjalannya waktu, streaks akan mengalami penebalan
mencapai 2-3% dalam satu tahun yang disebabkan karena adanya sel radang dan
jaringan ikat yang tertimbun pada streaks. Sehingga, pada usia 50-60 tahun, akan
terjadi plaque atherosclerosis yang menyebabkan peyumbatan pembuluh darah
hingga 30% dimana aterosklerosis tersebut merupakan penyebab utama terjadinya
penyakit jantung koroner (PJK). Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner (PJK) antara lain umur,
sosial ekonomi, hiperkolesterol, hipertensi, diabetes, obesitas, kurang aktifitas, diet,
merokok, stres, dan keturunan.
Parhofer (2015) menyebutkan, glukosa dan lipid merupakan kedua
komponen penting dari metabolisme energi. Oleh karena itu tidak mengherankan
bahwa metabolisme glukosa dan metabolisme lemak terkait erat satu sama lain,
sehingga memiliki implikasi klinis yang penting. Dengan demikian, pasien diabetes
dapat dicirikan berdasarkan dislipidemia khas yang erat hubungannya dengan
penyakit kardiovaskular. Namun, kadar trigliserida di atas batas normal dan kadar
HDL rendah juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme glukosa sehingga
mengakibatkan kemungkinan terjadinya hiperglikemi (kadar glukosa darah di atas
batas normal).
Studi yang dilakukan oleh Singh et al (2015), pada pasien dengan sindroma
metabolik menyebutkan bahwa lipoprotein lipase merupakan enzim utama yang
bertanggung jawab terhadap pembersihan lipoprotein yang mengandung trigliserida
dari sirkulasi, dimana aktivitas lipoprotein lipase sangat dipengaruhi oleh resistensi
insulin. Lipase hati juga bertanggung jawab terhadap pembersihan partikel HDL dari
sirkulasi, akan menunjukkan peningkatan aktivitas ketika terjadi resistensi insulin dan
menyebabkan kadar HDL menurun. Karena itu, pasien dengan diabetes melitus
akibat resistensi insulin akan mengalami peningkatan kadar trigliserida dan
penurunan kadar HDL. Kadar HDL yang rendah adalah faktor risiko penting pada
kejadian penyakit kardiovaskular.
4. TD Tn. X = 160/95 mmHg. Apa yang akan terjadi dengan Tn X? (resiko kardiovaskuler
fatal atau nonfatal), evaluasi menggunakan clinical judgement dan Risk Calculator!
Clinical Judgement :
- Berdasarkan data di atas, Tn. X (laki-laki) umur 60 tahun dan memiliki TD 160/95
mmHg
- Mengalami obesitas dan hasil pemeriksaan HbA1C menunjukkan nilai 6,8%
dimana nilai tersebut melebihi batas normal 4% - 5,6% dan diindikasikan
menderita diabetes.
- Penilaian resiko kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) fatal atau
non fatal berdasarkan Carta Prediksi Resiko (WHO / International Society of
Hypertension)
- Laki – laki
- Diabetes (HbA1C = 6,8%)
- Bukan Perokok
- Usia = 60 tahun
- Kolesterol Total = 6,1 mmol/L
- TD 160/90 mmHg
- Lingkar Perut = 110 cm (> 90 cm)
Risk Calculator
Pada risk calculator ini menggunakan Heart Risk Calculator dari ACC/AHA
Hasil dari perhitungan dengan CV Risk Calculator
(http://www.cvriskcalculator.com/calculated?age=60&gender=1&race=0&total-
chol=235&hdl=54&sbp=160&dbp=90&treated=1&diabetes=1&smoker=0)
- Berdasarkan usia, risiko penyakit jantung atau stroke yang dihitung lebih dari
7,5%, dan diabetes, pedoman ACC / AHA menyarankan Anda harus
menggunakan statin dengan intensitas tinggi.
- Berdasarkan usia dan ras, tekanan darah tidak terkontrol dengan baik, dan harus
memulai intervensi gaya hidup dan mempertimbangkan untuk memulai diuretik
tiazid, ACEI / ARB, atau penghambat saluran kalsium (CCB).
- Berdasarkan usia dan risiko penyakit jantung atau stroke yang dihitung lebih dari
10%, pedoman USPSTF menyarankan untuk mendiskusikan penggunaan aspirin
dengan dokter Anda.