Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid adalah lipid utama penyusun tubuh, dan mereka diangkut
sebagai senyawa kompleks lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein. Lipoprotein
plasma adalah molekul berbentuk bola dengan permukaan yang sebagian besar terdiri dari
fosfolipid, kolesterol bebas, dan protein dan inti yang sebagian besar terdiri dari trigliserida dan
kolesterol ester. Ada 3 kelompok utama lipoprotein, yaitu:
Intermediate Density Lipoprotein berada diantara VLDL dan LDL dan termasuk dalam
pengukuran LDL pada pengukuran klinis rutin. Kelainan lipoprotein plasma dapat menyebabkan
kecenderungan penyakit koroner, Serebrovaskular dan arteri vaskular perifer. Tingginya LDL
dan rendahnya HDL yang berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).
Aterosklerosis koroner dini merupakan penyebab manivestasi penyakit jantung iskemik, yang
merupakan konsekuensi signifikan dari hiperlipidemia.
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai tingginya satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester,
fosfolipid atau trigliserida. Lipid untuk dapat bercampur dalam air, tidak beredar dalam bentuk
bebas melainkan dalam bentuk lipoprotein. Hiperlipoproteinemia menjelaskan peningkatan
konsentrasi makromolekul lipoprotein yang membawa lipid didalamnya beredar dalam darah.
Kepadatan lipoprotein plasma sangat ditentukan oleh isi relatif dari protein dan lipid didalamnya.
Berdasarkan kepadatan, komposisi, ukuran dan mobilitas elektroforesis, lipoprotein dibedakan
kedalam 4 kelas, yaitu:
1. Kilomikron dengan kepadatan kurang dari 0,94 g/ml, berdiameterr besar sekitar 75-1200
nm, memuat 80-95% trigliserida, dan hanya 1-2% protein
2. VLDL dengan kepadatan antara 0,94-1,006 g/ml, berdiameter 30-80 nm, komposisi
terbesar berupa trigliserida (55-80%) dan fosfolipid (10-20%, dengan komposisi protein
sekitar 6-10%
3. LDL dengan kepadatan sekitar 1,006-1,063 g/ml, dengan diameter 18-25 nm, komposisi
terbesar berupa ester kolesterol dan fosfolipid dengan kandungan protein sekitar 18-22%
4. HDL dengan kepadatan 1,063-1,21g/ml, dengan diameter 2-12 nm, kandungan terbesar
berupa protein yaitu sekitar 45-55%
Cacat genetik spesifik yang mengakibatkan terganggunya protein, sel dan fungsi organ dapat
mengakibatkan gangguan lipoprotein sebagai berikut:
Hiperlipidemia juga dapat dipicu oleh berbagai faktor diantaranya, hiperkolesterolemia dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut:
Hipotiroidisme
Penyakit liver obstruktif
Nefrotik sindrome
Anoreksia nervosa
Porfiria intermiten akut
Obat seperti: progestin, diuretik tiazide, glukokortikoid, beta-bloker, isotretinoin,
inhibitor protease, siklosporin, mirtazapin, dan sirolimus
Obesitas
Diabetes melitus
Lipodistropi
Penyakit penyimpanan glikogen
Operasi by pass ileus
Sepsis
Kehamilan
Hepatitis akut
Lupus eritomatosus sistemik
Gammopati monoklonal; myeloma ganda, limphoma
Obat seperti: alkohol, estrogen, isotretinoin, beta-bloker, glukokortikoid, resin, thiazide,
asparaginase, antifungi, mirtazapin, steroid anabolik, sirolimus dan bexarotene
Malnutrisi
Malabsorpsi
Penyakit myeloproliferatif
Penyakit infeksi kronis: AIDS, TB
Gammopati monoklonal
Penyakit liver kronis
Malnutrisi
Obesitas
Obat seperti: beta-bloker, steroid anabolik, probukol, isotretinoin, progestin
TERAPI HIPERLIPIDEMIA
Tujuan terapi hiperlipidemia adalah untuk mengurangi resiko pertama dan kekambuhan
terjadinya serangan seperti miokardiak infark, angina pektoris, gagal jantung, iskemia, stroke,
dan bentuk lain dari penyakit arteri perifer seperti stenosis karotis dan anuerisma aorta.
Dasar pemikiran terapi nonfarmakologis dengan nutrisi seimbang rendah asam lemak jenuh, dan
rendah kolesterol dalam pengobatan hiperlipidemia didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
Keahlian dalam pemilihan bahan makanan dan kebiasaan dalam belanja bahan makanan juga
menentukan keberhasilan diet. Banyak produk yang dipasarkan dengan informasi dalam label
yang menyesatkan, sebagai contoh creamer sering kali diberi labet "no cholesterol" namun
mungkin mengandung asam lemak jenuh terhidrogenasi atau minyak seperti asam palmitat,
minyak palm atau minyak sawit. Variasi komposisi asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh dan
kolesterol sangat mempengaruhi konsentrasi LDL, kolesterol memberikan pengaruh yang lebih
besar pada peningkatan kadar LDL. Kadar LDL juga dipengaruhi oleh perbedaan ras, kelompok
ras putih dengan diet tinggi asam lemak jenuh menghasilkan lebih banyak LDL dibandingkan
kelompok ras lainnya. Bentuk isomer asam lemak tak jenuh juga berpengaruh, isomer cis
memberikan efek pembersihan LDL darah dengan lebih baik dan mengurangi produksi LDL
endogen. Sedangkan isomer trans tidak dapat dimetabolisme dan tidak berpengaruh pada kadar
LDL, namun senyawa itu menyebabkan masalah kesehatan tersendiri.
Idealnya terapi modifikasi gaya hidup yang meliputi penurunan asupan lemak jenuh dan
kolesterol, peningkatan stanol/sterol dan asupan serat, pengurangan berat badan, peningkatan
aktivitas fisik harus digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan resiko
penyakit jantung koroner. Terapi modifikasi ini seyogyanya dapat meniadakan terapi dengan
antihiperlipidemia, atau setidaknya mengurangi dosis pemakaiannya. Kontrol berat badan dan
peningkatan aktivitas fisik adalah pendekatan manajemen utama dalam penyakit sindrome
metabolisme, tentu saja dibarengi dengan peningkatan kolesterol HDL dan penurunan kolesterol
non HDL.
Terapi Farmakologis
Ada banyak uji klinis yang menunjukan penurunan LDL berimplikasi terjadinya penurunan
resiko penyakit jantung koroner dalam pencegahan primer, intervensi sekunder dang angiografi.
Secara umum untuk setiap penurunan 1% kadar LDL menurunkan resiko penyakit jantung
koroner 1% pula. Sedangkan peningkatan 1% HDL menurunkan resiko penyakit jantung koroner
sebesar 2%.
Ada banyak obat yang efektif menurunkan kadar lipi darah, namun tidak ada obat yang efektif
pada semua gangguan lipoprotein, dan semua obat tersebut berhubungan dengan beberapa efek
samping yang mungkin merugikan. Obat-obat penurun lipid dikelompokan menurut mekanisme
kerjanya sebagai berikut:
Terapi hiperlipoproteinemia tipe 1 tidak memerlukan obat, namun dapat dilakukan dengan diet
rendah lemak untuk mengurangi asupan kilomikron dan menurunkan level trigliserida darah.
Asupan lemak total harian sebaiknya tidak lebih dari 10-25 gram, atau sekitar 15% dari total
kalori. Hiperlipoproteinemia tipe V juga membutuhkan pembatasan ketat lemak dari asupan
makanan dan terapi obat dikontraindikasikan.
Berikut ini daftar obat terhadap efek pada lipid dan lipoprotein:
Pemilihan obat yang sesuai dengan tipe gangguan lipoproteinnya dapat didasarkan pada panduan
berikut:
Sumber
Pharmacotheraphy-Dipiro
http://ruangdiskusiapoteker.blogspot.co.id/2012/08/terapi-hiperlipidemia.html