Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipolipidemia adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma.
Tindakan menurunkan kadar lipid plasma merupakan salah satu tindakan yang ditunju kan
untuk menurunkan resiko penyulit ateriosklerosis.
Arteriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan dan
hilangnya elastisitas dinding arteri. Dikenal tiga bentuk arteriesklerosis yaitu
aterosklerosis, arteriosclerosis monckeberg dan arteriolosklorosis.
Arteriosclerosis adalah bentuk arteriosclerosis yang paling umum ditemukan, ditandai
dengan terdapatnya arterom pada bagian intimaarteri yang berisi kolesterol, zat lipoid dan
lipofag. Pembuluh darah yang terkena adalah arteri besar dan sedang yaitu pembuluh
serebral, vertebral, coroner, renal, aorta, dan pembuluh ditungkai
Komplikasi yang terpenting dari arteriosclerosis adalah penyakit jantung coroner,
gangguan pembuluh darah serebral dan gangguan pembuluh darah perifer. Penyakit
jantung coroner merupakan penyebab kematian utama di Negara yang telah maju dan
semakin sering ditemukan dinegara kita faktor risiko yang merupakan predisposisi untuk
timbulnya penyakit coroner adalah hyperlipidemia, hipertensi, kebiasaan merokok,
diabetes militus, kurang gerak, keturunan dan stress. Dengan demikian dapat dimengerti
bahwa penyakit jantung coroner merupakan penyakit multifactorial dan pemberian
pengobatannya harus dilakukan bersamaan dengan tindakan untuk mengatasi faktor risiko
lainnya.
Hubungan aterosklerosis dan metabolisme lemak

Ada sejumlah makanan yang bisa menurunkan kadar Low-Density Lipoproptein


(LDL) alias kolesterol jahat yang menyebabkan plak di pembuluh darah, dan meningkatkan
High-Density Lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik yang bisa dimanfaatkan tubuh untuk
mengolah vitamin yang larut di dalam lemak.
Untuk menurunkan kadar LDL, harus mengurangi asupan lemak jenuh. Lemak
jenuh biasanya ditemukan di produk hewani, misalnya daging, susu, krim, mentega, dan

1
keju. Ada juga lemak jenuh yang berasal dari nabati misalnya santan, minyak kelapa, dan
lemak nabati.
Namun banyak juga makanan yang mengandung lemak tidak jenuh sehingga sangat
efektif menurunkan kadar kolesterol
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber
energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau
dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk
digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan
membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari
selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu.
Kolesterol sebenarnya merupakan lemak yang sangat penting jika tidak berlebihan,
tetapi jika berlebihan akan sangat berbahaya. Kelebihan kolesterol dapat menyebabakan
timbulnya beberapa penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung. Namun begitu,
kolesterol harus tetap ada dalam tubuh jumlah yang cukup karena digunakan sebagai
prekursor biosintetis hormon steroid seperti hormon kelamin, dan prekursor biosintetis
asam empedu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hiperlipidemik
2. Bagaimana pembagian lipoprotein beserta komposisinya
3. Pengangkutan lipid darah
4. Bagaimana klasifikasi penyakit hiperlipidemia
5. Bagaimana pengobatan non farmakologi dan farmakologi hiperlipidemia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penyakit hiperlipidemia
2. Untuk mengetahui pembagian lipoprotein beserta komposisinya
3. Untuk mengetahui pengangkutan lipid darah
4. Untuk mengetahui klasifikasi hiperlipidemia
5. Untuk mengetahui pengobatan non farmakologi dan farmakologi hiperlipidemia

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Hiperlipidemik adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol kolesterol ester,
fosfolipid, atau trigliserida. Hiperlipoprotein adalah meningkatnya konsentrasi makro
molekul lipoprotein yang membawa lipid dalam plasma. (Guyton, 1997).
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid.
(Mardjono. 2007).
Aterosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya
elastisitas dinding arteri (Mardjono. 2007).
Arteriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan dan
hilangnya elastisitas dinding arteri. Dikenal tiga bentuk arteriosklerosis yaitu atherosclerosis,
arteriosclerosis Monckeberg dan arteriolosclerosis. Atherosclerosis adalah bentuk
arteriosclerosis yang paling umum ditemukan, ditandai dengan terdapatya aterom pada
bagian intima arteri yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Pembuluh darah yang
terkena adalah arteri besar dan sedang yaitu pembuluh serebral, vertebral, koroner, renal,
aorta, dan pembuluh di tungkai (Ganiswarna, 2004).
B. Pembagian Lipoprotein beserta komposisinya :
1. Kilomikron
Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka
juga membawa kolestrol makan ke hati. Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini
lebih dari 85% komponenya terdiri dari trigliserida dan kurang 5% (4%) kolestrol eter ,
2% protein dan 9% fosfolipida. (Gunawan, 2007).

2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)


Lipoprotein density sangat rendah. VLDL disekresi oleh hati untuk mengangkut
trigliserida ke jaringan perifer. Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan
10-15% kolesterol, 10% protein dan 20% fosfolipid. (Gunawan, 2007).
3. IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
Lipoprotein densitas sedang. IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL
di katabolisme menjadi LDL , tidak terdapat dalam kadar yang besar kecuali bila terjadi

3
hambatan konversi lebih lanjut. IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih
banyak kolestrol (20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E
(Gunawan, 2007).
4. LDL (Low Density Lipoprotein)
Lipoprotein densitas rendah. LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolestrol
terbesar pada manusia (70% total). LDL mengandung trigliserida 5% dan kolestrol 70%,
13% protein dan 12% fosfolipida. (Tjay, 2002)
5. HDL (High Density Lipoprotein)
Lipoprotein densitas tinggi. HDL mengangkut kelebihan (dan asam lemak) yang
tidak dapat digunakan oleh jaringan perifer. HDL mengandung 25% kolestrol dan 5%
trigliserida, 50% protein, dan 20% fosfolipida. (Tjay, 2010).

C. Lipid Darah
Diakut dengan 2 arah :
a. Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang bersal dari makanan dalam usus dikemas sebagai
kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfa lalu ke dalam darah via
duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida dalam kilomikron mengalami
hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat
hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan
menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi
trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi). Kilomikron remnan adalah ukuran
trigliserida mengecil tetap jumlah ester kolesterol tetap. Kilomikron remnan ini akan
dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil
metabolisme ini berupa kolestrol bebas yang akan digunakan untuk sintetis berbagai
struktur (membran plasma, myelin, hormone, steroid dsb) disimpan dalam hati sebagai
kolestrol ester lagi atau diekskresi kedalam empedu (sebagai kolesterol atau asam empedu)
atau diubah jadi lipoprotein yang dikeluarkan kedalam plasma. Kolesterol juga dapat
disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-COA Feduktase yang menjadi aktif
jika terdapat kekurangan kolesterol. (Gunawan, 2007).

4
b. Jalur Endogen
Trigliserida dan kolestrol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam
bentuk VLDL kaya triglisorida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein
lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil
yaitu IDL dan LDL-LDL yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%),
mengalami katabolisme melalui reseptor diatas dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme
reseptor dapat ditekan oleh produksi kolestrol endogen. Pada pasien hiperkolesterolemia
katabolisme LDL oleh hati dan jaringan perifer berkurang sehingga kadar kolestrol
plasmanya meningkat. Peningkatan kadar kolestrol sebagian disalurkan kedalam makrofag
yang akan membentuk sel busa (foam cells) yang berperan dalam terjadinya ateroklerosis
premature. (Gunawan, 2007).

D. Klasifikasi Hiperlipidemia
Klasifikasi hiperlipoproteinemia yang dikenal adalah klasifikasi fredericson atau
NHLBI yang membagi hiperlipoproteinemia atas dasar fenotip plasma (Gunawan, 2007).

Pola Peningkatan utama dalam plasma

Lipoporotein Lipoprotein Lipid

Tipe I Kilomikron Trigliserid

Tipe IIa LDL Kolesterol

Tipe IIb LDL dan VLDL Kolesterol dan Trigliserid

Tipe III IDL Trigliserid dan Kolesterol

Tipe IV VLDL Trigliserid

Tipe V VLDL dan Kilomikron Trigliserid dan Kolesterol

5
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma.
Lipid plasma terdiri dari : gliserida, asam lemak bebas , fosfolipid, dan kolestrol(Gunawan,
2007).

Menghambat biosintetis kolesterol atau prekursornya.

a. Menurunkan kadar trigliserid dan menghambat mobilisasi lemak dengan cara :


- menghambat aktivitas enzim trigliserida lipase sehingga menurunkan kecepatan
hidrolisis trigliserid.
- Memblok kerja hormon pelepas asam lemak bebas.
- Menghambat pengikatan asam lemak bebas pada albumin.
b. Menurunkan beta-lipoprotein dan pra beta-lipoprotein.
c. Mensintesis plague.
Mempercepat ekskresi lipid dan menghambat penyerapan kolesterol

Klasifikasi Hiperlipidemia (Mycek,2001) :

a. Tipe I (HIPERKILOMKIRONEMIA FAMILIAL)


1) Hiperkilomikronemia masih pada waktu berpuasa sekalipun sejumlah lemak
dalam diet normal, menyebabkan trigliserol serum yang sangat tinggi,
menyebakan trigliserol serum yang sangat tinggi.
2) Difisiensi lipase lipoprotein atau difisiensi apolipoprotein CLL normal (jarang).
3) Tipe I tidak ada hubungan dengan peningkatan penyakit jantung koroner.
4) Pengobatan : Diet rendah lemak, tidak ada obat yang efektif untuk
hiperlipidemik tipe I.
b. Tipe IIA (HIPERKLOESTEROLEMIA FAMILIAL)
1) Peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam
degradasi LDl, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum tetapi trigliserol
normal.
2) Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal.
3) Penyakit jantung iskemik terjadi sangat dipercepat.
4) Pengobatan : Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh.
Heterozigot : Kolestoramin dan kolestipol dan/ atau lovastatin atau mevastatin.
Homozigot : Seperti diatas ditambahkan nisain.

6
c. Tipe IIB [HIPERLIPIDEMIA KOMBINASI (CAMPURAN) FAMILIAL)
1) Sama dengan IIA, kecuali VLDL juga meningkat, menyebabkan trigliserol
serum dan kolesterol meningkat.
2) Disebabkan produksi VLDL oleh hati meningkat.
3) Relatif sering ditemukan.
4) Pengobatan : Pembatasan kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alkohol.
Terapi obat sama dengan II A kecuali Heterozigot juga menerima Niasin.
d. Tipe III (DISBETALIPOPROTEINEMIA FAMILIAL)
1) Konsentrasi IDL serum meningkat menyebabkan peningkatan kadar
triasigliserol dan kolseterol.
2) Penyebabnya adalah over produksi atau IDL kurang digunakan, karena mutasi
apolipoprotein E.
3) Xantoma dan penyakit koroner dan perifer yang dipercepat terjadi pada pasien
setengah baya.
4) Pengobatan : Penurunan berat badan (jika perlu). Pembatasan diet kolesterol
dan alkohol. Terapi obat termasuk Niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau
Lovastatin (atau Nevastatin).

e. Tipe IV (HIPERTRIGLISEROLEMIA FAMILIAL)


1) Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau berkurang,
mengakibatkan kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar
trigliserol yang beredar.
2) Penyebab adalah overproduksi dan/ atau berkurangnya pengeluaran VLDL
triagliserol dalam serum.
3) Ini merupakan penyakit yang realtif umum. Mempunyai sedikit manifestasi
klinis selain dari penyakit jantung iskemik yang dipercepat. Sering pasien
dengan gangguan ini gemuk, diabetik, hiperurisemia. Juga terikat pada individu
yang menerima terapi esterogen, hamil pada triamester ketiga atau seorang
pecandu alkohol.
4) Pengobatan : menurunkan berat badan sangat penting. Pembatasan diet dalam
karbohidrat yang terkontrol, lemak yang diubah, konsumsi alkohol rendah. Jika

7
perlu terapi obat termasuk Niasin (atau Klorfibrat) atau lovastatin (atau
Mevstatin).
f. Tipe V (HIPERTRIGLISERIDEMIA CAMPURAN FAMILIAL)
1) Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal tau berkurang.
Ini menyebabkan kolesterol meningkat dan triasil gliserol meningkat.
2) Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan
kilomikron.
3) Paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk, dan atau diabetik.
4) Pengobatan : penurunan berat badan sangat penting. Diet harus mengandung
protein, rendah lemak, dan karbohidrat yang terkontrol serta tidak boleh
mengkonsumsi alkohol. Jika perlu terapi obat termasuk Niasin, Klorfibrat, dan/
atau Gemfibrozil atau lovastatin (atau Nevastatin).
Obat-obat antihiperlipidemia ditujukan untuk masalah kenaikan lipid serum
(pada hiperlipidemia perimer atau sekunder) dengan strategi beberapa obat ini
menurunkan produksi lipoprotein karier kolesterol dan teriagliserol , sedangkan lainnya
meningkatkan pemacahan lipoprotein. Ada pula obat yang langsung meningkatkan
bersihan kolesterol dalam tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi ,
tetapi harus disertai kadar lipid dalam diet yang rendah , terutama kolesterol dan lemak
jenuh dan nilai kalori diet dimonitor secara ketat (Mycek,2001).

E. Pengobatan non Farmakologi dan Farmakologi


a. Pengobatan non Farmakologi
Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
Olahraga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar
kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar
kolesterol dan trigliserida tinggi adalah menghilangkan faktor risiko,
mengurangijumlah lemak dan kolesterol dalam tubuhnya, menurunkan berat badan jika
mereka mengalami kelebihan berat badan, menambah porsi olahraga dan
mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
1) Hindari makanan yang banyak mengandung kolesterol
Lemak trigliserida atau kolesterol merupakan penyebab munculnya penyakit

8
hiperlipidemia, oleh sebab itu jika Anda telah menderita penyakit hiperlipidemia
ini, akan sangat lebih baik apabila menghindari makanan yang banyak
mengandung kolesterol, karena jika Anda tetap mengonsumsi makanan yang
banyak mengandung kolesterol, maka lemak akan menimbun dalam jumlah
banyak di dalam tubuh, sehingga penyakit hiperlipidemia yang Anda derita bisa
menjadi lebih parah lagi. makanan yang banyak mengandung kolesterol antara
lain seperti gorengan, daging yang banyak mengandung lemak dan lain
sebagainya.( Robert,2005).
2) Menurunkan berat badan
Obesitas atau kelebihan berat badan juga merupakan salah satu penyebab
munculnya penyakit hiperlipidemia. Hal ini terjadi karena di dalam tubuh
seseorang yang mengalami obesitas, mereka mengalami penimbunan lemak
berlebih yang menyebabkan berat badannya naik. Oleh sebab itu,
terapinonfarmakologi penyakit hiperlipidemia yang terbaik adalah dengan
menurunkan berat badan. Anda bisa melakukan program diet sehat untuk menurunkan
beratbadan tersebut. (Dipiro, 2008).

3) Rutin melakukan aktivitas fisik


Terapi non farmakologi penyakit hiperlipidemia yang terakhir adalah
dengan meningkatkan aktivitas fisik. Aktivitas fisik ini sangatlah berguna sekali bagi
penderita penyakit hiperlipidemia, karena dengan melakukan aktivitas fisik, lemak
dapat dibakar secara optimal melalui proses metabolisme. Aktivitas fisik yang
dapat Anda lakukan antara lain seperti olahraga jogging, olahraga aerobik, yoga
dan lain sebagainya. (Dipiro, 2008).
4) Pengaturan diet
Substitusi minyak jenuh dengan minyak mono/poly-unsaturated (minyak
olive, kembang mataharo, jagung atau kedele. Tingkatkan asupan serat,
misalnya sayuran, buah-buahan, sereal murni, kurangi asupan alkohol,
karena bila berlebihan merupakan sebab penting dari hiperlipidemia
sekunder dan mengakibatkan parahnya gangguan primer. Gunakan makanan
yang mengandung ester stanol. Stanol tumbuhan seperti margarin khusus

9
(Benecol), mengurangai absorpsi kolesterol dari saluran cerna. Mekanismenya
dalah stanol menempati titik-titik dalam misel yang mengantar lipid ke sel-sel
mukosa lambung-usus. (Dipiro, 2005)
5) Menghilangkan faktor resiko, seperti :
 Menghentikan rokok.
 Pengawasan kadar gula darah pada pasien diabetes
 Mengobati hipertensi (Dipiro, 2005.)
b. Pengobatan Farmakologi
Jenis Obat Contoh Cara kerja
Penyerap asam empedu kolestiramin Mengikat asam empedu
di usus, dan
meningkatkan
pembuangan LDL dari
aliran darah
Penghambat sintesa protein niasin Mengurangi kecepatan
VLDL (VLDL
merupakan prekursos dari
LDL)
Penghambat HMG Adrenalin, flufastin Menghambat
pembentukan kolesterol
Koenzim-A reduktase Lovastatin, lavastatin, Meningkatkan
simvastatin pembuangan LDL dari
aliran darah
Devirat asam fibrat Klofibrat, fenofibrat, Meningkatkan
gemfibrozil pemecahan lemak

Obat-obat yang dapat menurunkan kadar lipid plasma


a. Asam Fibrat
Obat dalam golongan ini antara lain gemfibrozil dan klofibrat. Kedua obat ini
menyebabkan kadar lipid plasma dengan memacu aktivitas lipase lipoporotein. Sehingga
menghidrolisis triagliserol pada kilomikron dan VLDL. Sehingga mempercepat partikel-
partikel ini dari plasma. Sebaliknya kadar HDL sedikit meningkat. Penelitian pada
hewan menunjukkan bahwa fibrat dapat menyebabkan penurunan kolesterol plasma
dengan menghambat sintesis kolesterol dan meningktakan eksresi biliar kolesterol
kedalam fases. Fibrat juga merendahkan kadar fibrinogen plasma (Mycek, 2001).

10
1. Gemfibrozil
Indikasi : Hipertrigliserid berat (tipe III, IV, V)
Kontra indikasi : Penyakit hati, ginjal, kantung empedu,wanita hamil dan
menyusui
Efek samping : Mual, muntah, diare, erupsi kulit
Mekanisme kerja : Menurunkan inkorporasi asam lemak rantai panjang ke dalam
trigliserid plasma, sehingga menurunkan produksi VLDL hati
Sediaan : Tablet, kapsul
Dosis : 2 x 600mg/hari, 30 menit sebelum makan

2. Bezafibrat
Indikasi : Hiperlipidemia tipe IIa, Iib, III, IV, dan V pada pasien yang tidak
merespons dengan cukup terhadap diet dan tindakan-tindakan lain
yang sesuai
Kontra indikasi : Gangguan hati atau ginjal berat, hipoalbuminemia, sirosis empedu
primer, penyakit kantung empedu, sindrom nefrotik, kehamilan
dan menyusui.
Efek samping : Mual, anoreksia, nyeri lambung, sakit kepala, pusing, vertigo
Mekanisme kerja : Mengurangi trigliserida dan kolesterol jahat dalam tubuh
Sediaan : Tablet salut selaput
Dosis : 200mg 3 x sehari dengan atau setelah makan

3. Fenofibrate
Indikasi : Hiperlipidemia tipe IIa, Iib, III, IV, dan V pada pasien yang tidak
merespons dengan cukup terhadap diet dan tindakan-tindakan
lain yang sesuai
Kontra indikasi : Gangguan ginjal atau hati yang berat, adanya penyakit kantung
empedu, kehamilan dan
menyusui
Efek samping : nyeri perut ringan, nyeri punggung, sakit kepala, hidung meler
atau tersumbat

11
Mekanisme kerja : Mengurangi trigliserida dan kolesterol jahat dalam tubuh
Sediaan : Tablet, kapsul
Dosis : Dosis awal 300mg sehari dalam dosis terbagi; kisaran lazim
200-400mg sehari; anak-anak 5mg/kg bb sehari
4. Klorafibrate
Indikasi : Hiperlipidemia tipe III, IV, V
Kontra indikasi : Penyakit hati, ginjal, wanita hamil dan menyusui
Efek samping : Mual, muntah, diare, konstipasi
Mekanisme kerja : Tidak begitu jelas, tetapi diduga menghambat pembentukan
kolesterol, meningkatkan ekskresi sterol melalui tinja dan
menurunkan LDL
Sediaan : Kapsul
Dosis : 2-3 x 0,5-1gr/hari

b. Resin
Obat dalam golongan ini antra lain yaitu kolesteramin dan kolestipol. Resin
menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna,
mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi tiroid yang bersifat asam dalam
tinja meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol
(Gunawan, 2007).

1. Kolestiramin
Indikasi : Hiperkolesterolemia, gatal-gatal pada penyakit hati
Kontra indikasi : Obstruksi bilier, hipersensitivitas. Hati-hati pada wanita hamil,
hemoroid
Efek samping : Mual, Konstipasi, nyeri perut, diare
Mekanisme kerja : bekerja dengan mengikat garam empedu sehingga mencegah
reabsorbsi garam tersebut
Sediaan : Bubuk

12
Dosis : 2 x 4 gr/hari, dapat ditingkatkan setelah minggu ke 1 menjadi 2 x
8 gr/hari

c. Penghambat HMG-CoA Reduktase


Obat dalam golongan ini antara lain yaitu Lovastatin, Pravastatin, simvastatin,
dan Pluvastatin. Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterok dalam hati
dengan menghambat enzim HMG-CoA reduktase. Akibta penurunan sintesis kolesterol
ini, maka SREBP yang terdapat pada membran dipecah oleh reduktase, lain diangkut ke
nukleus (Gunawan, 2007).
1. Lovastatin
Indikasi : menurunkan kadar kolestrol lipoprotein densitas
darah,pada penderita dengan kombinasi
hiperkolesteroleima dan hipertrigliseridemia
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap lovastatin ,wanita hamil dan
menyusui
Efek samping : perut kembung,diare, sembelit,mual dan pencernaan yang
terganggu
Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG-CoA reduktase sehingga
produksi kolesterol di dalam hati berkurang
Sediaan : tablet
Dosis : dosis awal 10mg (kadar kolestrol total serum kurang dari
240mg/dl) atau 20mg (kadar kolesterol total serum lebih
dari 240mg/dl) sekali sehari pada waktu malam
2. Simvastatin
Indikasi : menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pda pasien
dengan hiperkolesterolemia
Kontra indikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : bersin-bersin,pilek,sakit tenggorokan,mual dan sembelit
Mekanisme kerja : akan menyebabkan penurunan kadar LDL dalam darah
Sediaan : tablet

13
Dosis : usia dewasa 10mg-20mg, 1 kali perhari pada malam hari

d. Asam nikotinat
Obat yang termasuk dalam golongan ini yaitu Niasin. Niasin merupakan
vitamin larut air. Menghambat liposis dengan kuat dalam jaringan lemak penghasil
utama enzim lemak bebas yang beredar. Hati umumnya menggunkan asam lemak bebas
dalam sirkulasi berbagai prekursor utama untuk sintesis utama trigliserol. Karena itu
Niasin menyebabkan penurunan sintesis trigliserol yang dibutuhkan untuk produk VLDL
(lipoprotein densitas sangat rendah) berasal dari VLDL dalam plasma. Karena itu reduksi
VLDl juga mengakibatkan penurunan konsentrasi IDL plasma. Dengan demikian baik
trigliserol (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan IDL) dan plasma akan
menjadi rendah. Selanjutnya, pengobatan dengan Niasin akan meningkatkan kadar
kolesterol HDL (HDL merupakan karirkolesterol yang baik) (Mycek, 2001).
a. Asam Nikotinat
Indikasi : menurunkan kadar Tc,LDL-c Apo B dan meningkatkan
HDL-c pada pasien dengan hiperkolesterolemia
Kontra indikasi : pendarahan arteri,tukak peptik aktif,kehamilan dan
Menyusui
Efek samping : diare,mual,muntah,sakit perut,dyspepsia,pruritus,dan ruam
kulit
Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigilserida menjadi asam lemak
bebas
Sediaan : Tablet
Dosis : - 375mg sehari sekali sebelum tidur untuk satu minggu
pertama, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat di
tingkatkan menjadi
- 500mg sehari sekali sebelum tidur untuk minggu kedua, jika
dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi
- 750mg sehari sekali sebelum tidur untuk minggu
ketiga, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat
ditingkatkan menjadi

14
- 500mg kedua tablet sebelum tidur untuk minggu ke
4-7 jika dapat ditoleransi dengan dapat ditingkatkan
menjadi 1000mg dua tablet sebelum tidur

e. Golongan lain-lain (Gunawan, 2007)


1. Penghambat abrosorbsi kolesterol intestinal
Ezitime menghambat absorbsi sitosterol dan kolesterol dalam usus. Obat ini
efektif menurunkan LDL dan kolesterol total, walaupun asuoan
makanantidak mengandung kolesterol yang diekskresi dalam empedu.
2. Neosimin sulfat
Neosimin sulfat yang diberikan yang diberikan peroral dapat
menurunkan kadar kolesterol dengan cara mirip resin yaitu membentuk
kompleks tidak larut dalam asam lemah empedu. Efek penurunan kolesterolo
neosimin bersifat sedang, pada pemberian 2gr/hari dalam dosis terbagi
menurunkan LDL dan koelsterol total sebanyak 10-30% tanpa mengubah
kadar trigliserol. Penghambat absorbsi kolesterol intestinal :
Neomisin sulfat
Indikasi : untuk menangani infeksi bakteri yang terjadi di
organ
Kontra indikasi : penyakit inflamasi atau ulseratif saluran
pencernaan,obstruksi usus
Mekanisme kerja : menghentikan pertumbuhan bakteri di sebuah
organ
Efek samping : gatal-gatal,kulit kemerahan,bengkak,sulit
bernafas
Sediaan : salep mata,tetes telinga, salep, krim,gel,dan
serbuk
Dosis : -dosis dewasa untuk sterilisasi usus sebelum
operasi yaitu dengan pemberian oral 1gram

15
setiap 1 jam untuk 4 dosis selanjutnya 1gram
setiap 4 jam untuk 5 dosis
-Dosis dewasa untuk koma hepatikoral yaitu 4-
12 gram /hari,diberikan setaip 4-6 jam selama
5-6 hari

3. Betasitosterol

Betasitosterol merupakan gabungan sterol tanaman yang tidak diabsorbsi


saluran cerna manusia. Mekanisme kerjanya diduga menghambat absorbsi
kolesterol endogen dan diindikasi hanya untuk pasien hiperkolesterolemia
poligenik yang amat sensitif dengan penambahan kolesterol diluar (makanan).

Betasitosterol

Indikasi : untuk perawatan peradangan, stress oksidatif,


penyakit kordivoskular dan kondisi lainnya
Kontra indikasi : mengurangi absrops atau penyerapan kolesterol dalam
sistem pencernaan
Mekanisme kerja : menghambat arbsopsi kolesterol oksigen
Efek samping : gangguan saluran cerna, ( efek oksidatif,mual,
muntah)
Sediaan : kapsul
Dosis : 50-800mg

16
4. Dekstrotiroksin

Merupakan isomer optik hormon tiropid yang dahulu digunakan untuk


pengobatan hiperkolesterolemia. Mekanisme kerjanya dalam menurunkan kadar
lipid darah diduga karena efek tiromimetiknya (kemampuan menurunkan kadar
lipid yang lebiih besar dari pada peningkatan kecepatan dan metabolismenya).
Dekstrotirosin
Indikasi : DM tipe 1, DM tipe 2 yang gula darahnya tidak
dapat dikendalikan dengan diet dan antidiabetik
oral, DM dengan berat badan yang menurun cepat,
DM dengan komplikasi akut
Kontra indikasi : kecenderungan untuk perdarahan,tekanan darah
tinggi gangguan pada ginjal dan penyakit parah dari
usus
Mekanisme kerja : merangsang katabolisme oksidatif kolesterol di hati
Efek samping : reaksi alergi, hipoglikemia
Sediaan : tablet sirup
Dosis : 1-8 mg perhari
5. Bekatul
Bekatul (bran) popular di masyarakat baik di luar negri maupun di Indonesia
untuk mencegah arteiosklerprosis. Dugaan pada permulaan adalah bahwa
bekatul dapat menurunkan kadar lipid plasma.
Bekatul
Indikasi : membantu mengurangi lemak dan kolesterol dalam
darah
Kontra indikasi : peringatan pengguaan kalsium karbonat perlu di
perhatikan terutama pada pasien dengan riwayat
hipersensitifitas dan pengguna kalsium karbonat
jangka panjang

17
Mekanisme kerja : menurunkan kadar gula darah dengan
menstimulasi pengambilan glukosa parfier
Efek samping : mual,muntah
Sediaan : kapsul
Dosis : 2x1 sendok makan, jika perlu dosis bisa ditambah
menjadi 3x1 sendok makan atau 2x2 sendok
makan

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, kolesterol
ester, fosfolipid, atau tigliserid.
Hyperlipidemia merupakan penyakit yang dapat bersifat primer atau sekunder
tergantung penyebabnya. Hyperlipidemia primer berasal dari kelainan gen
tunggal yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan kombinasi faktor genetic
lingkungan. Hyperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolic yang
lebih umum seperti diabetes mellitus, asipan alcohol yang berlebihan,
hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer
2. terapi non farmakologi umumnya diet dan terapi non farmakologinya yaitu
obat-obatan golongan resin,fibrat, HMGCoA reduktase inhibitor, asam
nikotinat dan golongan lainnya
3. hyperlipidemia terbagi menjadi beberapa jenis yaitu : hyperlipidemia
golongan I, IIa, IIb, III, IV, V
4. Tatalaksana terapi hyperlipidemia terbagi menjadi 2 golongan yaitu, terapi
non farmakologi dan farmakologi

A. SARAN
Dengan selesainya makalah ini pembaca dapat mengambil manfaat dan
pengetahuan dari makalah ini serta dapat menjaga kesehatan. Sebaik mungkin
dengan makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, olahraga untuk membakar
lemak dalam tubuh dan mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai