HYPER CHOLESTEROL
Nim : 19020038
2020
BAB 1
KONSEP TEORI
1.1 Pengertian
Hiperkolesterol adalah suatu keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah
melebihi batas normal (murray, 2013). Kolesterol terdapat pada dinding dan
membrane setiap sel, termasuk sel otak, saraf, otot, kulit, hati, usus, dan jantung.
Kadar kolesterol normal pada manusia 120-240 mg/dL (murray, 2013).
Menurut Rahayu (2015), kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh
yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol
dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah). Jika aterosklerosis ini terjadi di pembuluh darah
jantung, maka akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi dan atau
meningkatnya penggunaan LDL (Low Density Lipoprotein). Hiperkolesterolemia
dapat merupakan hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi
kolesterol tinggi. Menurut Prawitasari dkk. (2011), hiperkolesterolemia familial
(HF) merupakan kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner/aterosklerosis.
1.2 Etiologi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat
dari penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor
kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.
1. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan
faktor-faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar
metabolik. Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
2. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap
LDL tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam
plasma. Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar
kolesterol total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari
orang normal. Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun
akibat infark miokard.
3. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi
dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke
dalam sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu
dan diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap
oleh makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di dalam
tubuh, tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh darah
menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
1.3 Klasifikasi
Hiperkolesterolemia Primer (Hiperkolesterolemia Familial dan Poligenik)
Poligenik Kelainan genetik multipel, nutrisi, faktor lingkungan, serta memiliki
lebih dari satu dasar metabolik
Familial Defek gen pada reseptor LDL permukaan membran sel tubuh.
Menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL -> peningkatan sintesis VLDL
hati ke plasma.
Hiperkolesterolemia sekunder
Keterangan:
TG = Trigliserida
HDL = High Density Lipoprotein
Meningkat
Menurun
1.4 Patofisiologi
Lipid dalam plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid,
dan asam lemak bebas. Normalnya lemak ditranspor dalam darah
berikatan dengan lipid yang berbentuk globuler. Ikatan protein dan lipid
tersebut menghasilkan 4 kelas utama lipoprotein : kilomikron, VLDL,
LDL, dan HDL. Peningkatan lipid dalam darah akan mempengaruhi
kolesterol, trigliserida dan keduanya (hiperkolesterolemia,
hipertrigliseridemia atau kombinasinya yaitu hiperlipidemia).
Hiperlipoproteinemia biasanya juga terganggu.
Pasien dengan hiperkolesterolemia (> 200 – 220 mg/dl serum)
merupakan gangguan yang bersifat familial, berhubungan dengan
kelebihan berat badan dan diet. Makanan berlemak meningkatkan sintesis
kolesterol di hepar yang menyebabkan penurunan densitas reseptor LDL
di serum (> 135 mg/dl). Ikatan LDL mudah melepaskan lemak dan
kemudian membentuk plak pada dinding pembuluh darah yang selanjutnya
akan menyebabkan terjadinya arterosklerosis dan penyakit jantung
koroner.
Jalur transport lipid dan tempat kerja obat
1. Jalur eksogen
Trigliserida dan kolesterol dari usus akan dibentuk menjadi
kiomikron yang kemudian akan diangkut ke saluran limfe dan masuk ke
duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dari kilomikron
akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada
permukaan endotel sehingga akan membentuk asam lemak dan kilomikron
remnan (kilomikron yang kehilangan trigliseridanya tetapi masih memiliki
ester kolesterol). Kemudian asam lemak masuk ke dalam endotel ke dalam
jaringan lemak dan sel otot yang selanjutnya akan diubah kembali menjadi
trigliserida atau dioksidasi untuk menghasilkan energi.
2. Jalur endogen
Trigliserida dan kolesterol dari hepar diangkut dengan bentuk
VLDL ke jaringan kemudian mengalami hidrolisis sehingga terbentuk
lipoprotein yang lebih kecil IDL dan LDL. LDL merupakan lipoprotein
dengan kadar kolesterol terbanyak (60-70%). Peningkatan katabolisme
LDL di plasma dan hepar yang akan meningkatkan kadar kolesterol
plasma. Peningkatan kadar kolesterol tersebut akan membentuk foam cell
di dalam makrofag yang berperan pada arterosklerosis prematur
.
Jenis lipoprotein
1. Kilomikron
Lipoprotein dengan komponen 80% trigliserida dan 5%
kolesterol ester. Kilomikron membawa makanan ke jaringan lemak
dan otot rangka serta membawa kolesterol kembali ke hepar.
Kilomikron yang dihidrolisis akan mengecil membentuk
kilomikron remnan yang kemudian masuk ke hepatosit.
Kilomikronemia post pandrial mereda setelah 8 – 10 jam.
2. VLDL
Lipoprotein terdiri dari 60% trigliserida dan 10 – 15 %
kolesterol. VLDL digunakan untuk mengangkut trigliserida ke
jaringan. VLDL reman sebagian akan diubah menjadi LDLyang
mengikuti penurunan hipertrigliserida sedangkan sintesis
karbohidrat yang berasal dari asam lemak bebas dan gliserol akan
meningkatkan VLDL.
3. IDL
4. LDL
Lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%).
Katabolisme LDL melalui receptor-mediated endocytosis di hepar.
Hidrolisis LDL menghasilkan kolesterol bebas yang berfungsi
untuk sintesis sel membran dan hormone steroid. Kolesterol juga
dapat disintesis dari enzim HMG-CoA reduktase berdasarkan
tinggi rendahnya kolesterol di dalam sel.
5. HDL
HDL diklasifikasikan lagi berdasarkan Apoprotein yang
dikandungnya. Apo A-I merupakan apoprotein utama HDL yang
merupakan inverse predictor untuk resiko penyakit jantung
koroner. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, pasien
diabetes yang tidak terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-
progestin. HDL memiliki efek protektif yaitu mengangkut
kolesterol dari perifer untuk di metabolisme di hepar dan
menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui paraoksonase
(protein antioksidan yang bersosiasi dengan HDL).
6. Lipoprotein (a)
Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain apoB-
100. Lipoprotein jenis ini menghambat fibrinolisis atau bersifat aterogenik
1.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul
tanpa gejala apa pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab
secara rutin lebih baik jika dilakukan. untuk tingkat lanjut,
hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala penumpukan lemak pada
tendon dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut
akibat pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas (umumnya
saat level trigliserida di atas 800 mg/dL), sakit pada dada dan mungkin
serangan jantung akibat penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh
darah yang mengalirkan darah untuk jantung.
Kolesterol total
≥ 240 Tinggi
LDL
HDL
< 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Trigliserida
200-499 Tinggi
1.8 Penatalaksanaan
Serat 30 gr perhari
Aktivitas Fisik
Menghindari Rokok
Terapi Farmakologis
Obat-obatan hipolipidemik
1.9 Komplikasi
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
b. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
- Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
- Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya
SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
c. Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d. Palpasi abdomen
- Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
- Sering dijumpai kesalahan letak
- Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi:
- Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
- Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
- Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
- Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
- Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
- Komplikasi pada bayi
- Rencana menyusui bayi
b. Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat digunakan
rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun
disesuaikan.
c. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
d. Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di
dokumentasikan
3. Pemeriksaan fisik
a. Umum : Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1. Rambut dan kulit
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea
nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
2. Mata : pucat, anemis
3. Hidung
4. Gigi dan mulut
5. Leher
6. Payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
7. Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah
pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8. Abdomen
Pemeriksaan leopod 1-4
a) Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin
yang tampak).
b) Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
1) Leopold I
- Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haid terakhir.
- Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat terasa keras dan melenting pada goyangan,
pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak
melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak
diisi oleh bagian-bagian janin.
2) Leopold II
- Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menentukan bagian apa yang terletak dibagian samping.
- Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
- Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
3) Lepold III
- Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.
- Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba
tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan
kosong.
4) Lepold IV
- Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki
ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu
atas panggul.
- Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka
tangan pemeriksa konvergen.
c) Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
d) Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin,
hal lain yang terdengar).
9. Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
- Hipertropi epithelium
10. System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal