Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.

K DENGAN

HIPERKOLESTROL DI PUSKESMAS 4 ULU KOTA PALEMBANG

TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIO RAHMAT ALFATH

NIM : 01.18.0045

TINGKAT : III.A

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN

MAHASISWA

CI/KARU PUSKESMAS 4 ULU AKPER KESDAM II SWJ

( RIO RAHMAT ALFATH )

MENGETAHUI,

DOSEN PEMBIMBING

( M. Yamin, S.KM.,M.Kes )
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR LANSIA

a. Definisi Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah penyakit, tetapi merupakan Proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahun tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kholifah, 2016).

Menurut Nugroho (dalam Kholifah 2016) menua atau menjadi tua adalah suatu
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua.

b. Batasan Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (dalam Khushariyadi, 2012), ada


empat tahapan yaitu :

1) Usia pertengahan (middle age): 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly): 60-75 tahun

3) Lanjut usia tua (old): 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old): >90 tahun

Menurut Alm. Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (dalam Khushariyadi,
2012), guru besar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis
perkembangan manusia di bagi menjadi :

a) Masa bayi (0-1 tahun)

b) Masa prasekolah (usia 1-6 tahun)

c) Masa sekolah (usia 6-10 tahun)

d) Masa pubertas (usia 10-20 tahun)

e) Masa setengah umur, presenium (usia 40-65 tahun)

f) Masa lanjut usia, senium (usia >65 tahun)


Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (dalam khushariyadi, 2012), psikologi dari
Universitas Indonesia Kedewasaan 1) Fase iuventus (usia 25-40 tahun) 2) Fase vertalitas
(usia 40-50 tahun) 3) Fase presenium (usia 55-65 tahun) 4) Fase senium (usia 65 tahun
hingga tutup usia)

c. Teori-teori Proses Menua


a. Teori Biologi
1) Teori Genetik dan Mutasi
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya
program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka
wkatu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan
menyebabkan berhentinya proses mitosis. Menurut teori ini terjadinya
mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan
terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.
2) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkugan
internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
3) Teori radikal bebas
Penuaan dapat terjadi akibat nteraksi dari komponen radikal
bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa :
superoksida(O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen
(H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif, sehingga
dapat bereaksi dengan DNA,proteindan asam lemak tak jenuh.
b. Teori Sosial
1) Teori aktivitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
banyak dalam kegiatan sosial
2) Teori pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni:
a) Kehilangan peran
b) Hambatan kontrol sosial
c) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah:
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa
lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan.
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi.
d. Teori Psikologi
1) Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam
diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia. Kebutuhan
ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar
,manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat
selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhannya tersebut
tercapai.
2) Teori Individual Jung
Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran seseorang
dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan
terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari
dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat
pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi
kesehatan mental.

d. Masalah Kesehatan Pada Lansia

Para ahli menjelaskan bahwa lansia mengalami perubahan dalam


kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah. Permasalahan tersebut
diantaranya yaitu :

1) Masalah fisik
Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah,
sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat,
indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai
berkurang serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga seringsakit.
2) Masalah kognitif ( intelektual )
Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif,
adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
3) Masalah emosional
Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional, adalah
rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian
lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain itu, lansia sering marah
apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering
stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi.
4) Masalah spiritual
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual, adalah
kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun,
merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum
mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan hidup
yang cukup serius.

e. Pendekatan Pada Lansia


1. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian :
a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tapa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri.
b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit.

2. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai perananyang panjang untuk mengadakan pendektan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter,
interpreneur terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi
dan sebagai sahabat yang akrab.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan
dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama
klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan dalam hubungannya
dengan tuhan/ agama yang dianutnya, terutama jika klien di keadaan sakit atau
mendekati kematian

II. KONSEP PENYAKIT


a. Definisi
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan
oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid yang tidak terhidrolisis dan
merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia. Kolesterol mempunyai makna
penting karena merupakan unsur utama dalam lipoprotein plasma dan membran
plasma serta menjadi prekursor sejumlah besar senyawa steroid(City & Noni, 2013).
Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar di bentuk oleh tubuh sendiri
terutama dalam hati. Kolesterol mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh, diantaranya
adalah untuk pembentuk hormonseperti hormon estrogen danprogesteronsertasebagai
pembentuk asam empedu dan garamempedu.Walaupun kolesterol ini penting untuk
pembentuk hormon dan garam empedu, namun jika kadarnya berlebihan di dalam
tubuh dapat menimbulkan penyakit-penyakit kardiovaskuler dan penyakit metabolik
lainnya(Murray, 2019).
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak.Di dalam lemak
terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat trigliserida, fosfolipid, asam
lemak bebas, dan juga kolesterol.Secara umum, kolesterol berfungsi untuk
membangun dinding didalam sel (membran sel) dalam tubuh.Bukan hanya itu saja,
kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormonseks, vitamin D, serta
berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni & Wulandari,
2011).
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat didalam
hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam darah
maka akan semakin meningkatkan faktor resiko terjadinya penyakit arteri
koroner.Kolesterol sendiri memiliki beberapa komponen, yang dibagi menjadi 2
klasifikasi yaitu berdasarkan jenis dan kadar kolesterolnya.
b. Anatomi fisiologi

Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan persediaan
darah (Sloane, 2014).
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih
1,5 kg (Junqueira & Carneiro., 2017). Sebagian besar hepar terletak di profunda
arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura,
pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai
hemidiaphragma sinistra (Snell, 2016).
Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni lobus dextra, lobus caudatus, lobus
sinistra, dan lobus qaudatus. Terdapat lapisan jaringan ikat yang tipis, disebut dengan
kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi oleh peritoneum. Darah arteria dan
vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.
Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam
ruangan antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang
arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12
hepatis). (Sloane, 2014) Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang
mengelilingi bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang
membentuk 6 kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan
diantara lembaran sel hati (Amirudin, 2019).
c. Etiologi
Menurut (Sloane, 2014) Ada banyak hal yang menjadi penyebab atau pemicu
timbulnya kolestrol tinggi dalam darah. Penyebab meningkatnya kadar kolestrol
paling banyak disebabkan oleh:
1. Asupan makanan yang banyak mengandung lemakm jenuh
2. Pola hidup yang tidak sehat dan seimbanga
3. Gaya hidup yang salah dan kebiasaan buruk yang menjadi rutinitas sehari-hari
Berikut ini ada dua faktor penting yang menjadi penyebab dari kolestrol yang
semakin meningkat diantaranya adalah :
1. Faktor yang tidak dapat di kontrol
a. Keturunan
Apabila ada keuarga yang berkolestrol tinggi maka besar kemungkinan
anak memiliki bakat untuk mempunyai kolestrol tinggi . resiko adanya
suatu gangguan keseluruhan bisa 6 kali lebih besar menimpa anak banding
orang tua.
b. Usia
Setelah usia 20 kolestrol cenderung meningkat, pada pria, kolestrol akan
mudah naiksetelah umur 50 tahun. Pada wanita, kolestrol akan mudah
untuk naik setelah menapouse.

2. Faktor yang dapat di kontrol


a. Makanan terlalu banyak lemak jenuh,seperti : mentega, biskuit dan fist
foad (makan siap saji).
b. Kelebihan berat badan
c. Kurang berolahraga
d. Merokok
e. Gayaa hidup yang tidak sehat
f. Stress
g. Diabetes millitus
h. Minum kopi yang berlebihan
i. Diet yang salah
d. Patofisiologi
Menurut (Murray, 2012)kolesterol merupakan tingginya fraksi lemak
darah, yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL
kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme di hati,
jika kadar kolesterol berlebihan maka akan dapat mengganggu proses
metabolisme sehingga kolesterol tersebut menumpuk di hati. Kolesterol yang
masuk ke dalam hati tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke
hati dari aliran darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan untuk waktu
yang cukup lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di dinding
pembuluh darah dan menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya, dinding pembuluh
darah yang semula elastis (mudah berkerut dan mudah melebar) akan menjadi
tidak elastis lagi (Murray, 2012). Kolesterol didalam jaringan meningkat akibat
dari: (1) lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor, misal reseptor
LDL; (2) kolesterol bebas 19dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke
membrane sel; (3) Sintesis kolesterol; (4) Hidrolisis ester kolesteril oleh enzim
ester kolesteril hidrolase (Murray, 2012). Adapun klasifikasi batas normal dan
tidak normal kolesterol sebagai berikut:

Tabel 2.5.1 Klasifikasi Kadar Kolesterol (Wuryaningsih L. E., 2007)

Normal Diatas Krisis Tinggi Sangat tinggi


mg/dL optimal (boderline mg/dL mg/dL
mg/dL high) mg/Dl

Kolesterol <200 - 200-239 >240 -


total

Kolesterol – <100 100-129 130-159 160-189 >190


LDL

Kolesterol – >40-60 - <40 -


HDL
Trigliserida <150 - 150-199 200-499 >500

Kolesterol merupakan faktor utama penyebab aterosklerosis. Peningkatan


kolesterol plasma, terutama LDL memiliki peran dalam aterosklerosis. Reseptor
LDL yang dihambat menyebabkan jumlah reseptor LDL berkurang, sehingga
kadar LDL didalam plasma meningkat. LDL yang menggumpal dalam plasma
menyebabkan pengendapan lipid sel, sehingga kerusakan jaringan bertambah. Hal
ini menyebabkan dinding arteri menjadi lebih permebael dan mudah ditembus
oleh LDL dengan kadar tinggi dan memicu pembentukan plak aterosklerosis
(Murray, 2012).

e. Manifetasi klinis
Menurut (Murray, 2012)Pada pemulaan mungkin belum ada terlihat
gejala. Apabila berlangsung lama, bisa ditemukan, antara lain:a.
a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut
xanthomab.
b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
palpasi
c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis)
akibat dari pengendapan trigliserida pada pancreas. Hal ini terjadi
apabila kadar trigliserida lebih atau sebesar 800 mg/dL.
d. .Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner karena
lembaran-lembaran kolesterol menyumbat pembuluh darah jantung
(Yatim, 2011).
Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah memasuki stadium
yang cukup parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru akan
memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan
kepala bagian belakang sekitar ulang leher bagian belakang.
b. Merasa pegal-pegalhingga bagian pundak.
c. Sering merasa cepat lelah dan capek.
d. Sendi terasa sakit.
e. Kaki terkadang membengkak
f. Mudah mengantuk.
g. Merasakan vertigo atau migraine yang sering kambuh.

Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah satunya yaitu


kurangnya asupan oksigen, karena didalam kadar kolesterol yang tinggi dapat
menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi berkurang.
Namun rasa sakit kepala dan timbul rasa pegal ini tidak selalu menjadi tanda atau
gejala yang spesifik yang dapat diartikan bahwa seseorang menderita kolesterol.
kolsterol tinggi atau hiperkolesterol, baru dapat diketahui apabila seseorang
dinyatakan enderita penyakit jantung coroner atau penyakit stroke (Yovina,
2012).
f. Komplikasi
Menurut (Murray, 2012). Kolesterol tinggi bisa menyebabkan akumulasi
kolesterol berbahaya dan endapan lain di dinding arteri kamu (aterosklerosis).
Penumpukan tersebut (plak) dapat menghambat aliran darah melalui darah melalui
arteri kamu dan menyebabkan komplikasi:
1. Nyeri dada
2. Penyakit jantung koroner
3. Serangan jantung
4. Stroke

g. Pemeriksaan dignostik
Menurut (Yovina, 2012).Tes kolesterol atau disebut juga pemeriksaan
profil lipid adalah pemeriksaan medis berupa tes darah untuk mengukur jumlah
total zat lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam darah. Cek kolesterol berguna
untuk menentukan apakah seseorang memiliki kolesterol tinggi atau tidak.
Pemeriksaan kolesterol dilakukan melalui pengambilan sampel darah, baik dari
ujung jari maupun dari pembuluh darah, untuk kemudian diperiksa di
laboratorium klinik atau rumah sakit. Tes ini biasanya hanya membutuhkan waktu
beberapa menit.
Tes kolesterol lengkap meliputi pengukuran terhadap 4 jenis lemak dalam
darah, yakni HDL (kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat), trigliserida, dan total
kolesterol (total keseluruhan dari jenis kolesterol). Hasil pemeriksaan kolesterol
yang ideal adalah sebagai berikut:

 LDL: kurang dari 130 mg/dL (semakin rendah jumlahnya, semakin baik).
 HDL: lebih dari 60 mg/dL (semakin tinggi jumlahnya, semakin baik).
 Kolesterol total: kurang dari 200 mg/dL (semakin rendah jumlahnya, semakin
baik).
 Trigliserida: kurang dari 150 mg/dL (semakin rendah jumlahnya, semakin baik).

h. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


Untuk kolesterol tinggi, biasanya dokter akan terlebih dahulu
menyarankan pola makan sehat, berhenti merokok atau mengonsumsi alkohol,
serta rutin berolahraga.Secara keseluruhan, konsumsi lemak jenuh harus di
bawah 30 gram per hari untuk pria, dan tidak boleh lebih dari 20 gram per hari
untuk wanita.Bagi penderita kadar trigliserida tinggi, disarankan mengonsumsi
omega-3 paling tidak 2 kapsul setiap minggu. Namun, konsumsi omega-3 untuk
trigliserida tinggi juga masih mememerlukan penelitian lebih lanjut.Pengobatan
untuk mengatasi kolesterol tinggi atau dislipidemia tergantung pada usia, gejala,
dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Namun pada umumnya
pengobatan yang bisa dilakukan meliputi terapi obat- obatan dan non-obat.

A. Terapi non-obat. Terapi ini mencakup masalah pemenuhan nutrisi Anda.


Untuk itu Anda akan dianjurkan untuk :
1. mengurangi asupan lemak total
2. mengurangi asupan lemak jenuh,
3. serta meningkatkan asupan lemak tak jenuh
4. rantai tunggal dan ganda.
5. meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi dan kemampuan Anda.
B. Terapi obat- obatan. Biasanya terapi ini dilakukan setelah 6 minggu
terapi non-obat. Jenis obat dislipidemia yang disarankan adalah:

6. Golongan Statin: atorvastatin, pravastatin, simvastatin


7. Resin: kolestiramin, kolesevelam, kolestipol
8. Golongan asam fibrat: fenofibrat, gemfibrozil
9. Penghambat absorbsi kolesterol: ezetimibe

III. KONSEP ASKEP TEORITIS


a. Pengkajian riwayat kesehatan klien
Menurut Muttaqin (2010) pengumpulan data tersebut meliputi sebagai
berikut: 1)Anamnesis Pengkajian dengan melakukan anamnesis atau wawancara
untuk menggali masalah keperawatan lainnya yang dilaksanakan perawat adalah
mengkaji riwayat kesehatan pasien. Dalam wawancara awal, perawat berusaha
memeroleh gambaran umum status kesehatan pasien. Perawat memeroleh data
subjektif dari pasien mengenai awitan masalahnya dan bagimana penangan yang
sudah dilakukan. Persepsi dan harapan pasien sehubungan dengan masalah kesehatan
dapat memengaruhi perbaikan kesehatan.
a. Informasi Biografi Informasi biografi meliputi nama, umur, alamat, jenis
kelamin,
b. Keluhan Utama Pengkajian anamnesis keluhan utama didapat dengan
menanyakan
c. Riwayat kesehatan
(1)Riwayat kesehatan saat ini
(2)Riwayat kesehatan dahulu

Menurut (Muttaqin, 2010) hal-hal yang perlu dikaji meliputi:

1) Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi.


2) Riwayat keluarga.
3) Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
4) Status perkawinan dan kondisi kehidupan.
b. Pemeriksaan fisik
Menurut Muttaqin (2010) pemeriksaan fisik dengan pendekatan per sistem
dimulai dari kepala ke ujung kaki dapat lebih mudah dilakukan pada kondisi klinik.
Pada pemeriksaan fisik diperlukan empat modalitas dasar yang digunakan meliputi,
inspeksi yaitu proses observasi. Perawat menginspeksi bagian tubuh untuk
mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang dignifikan. Kedua yaitu
palpasi, dalam melakukan palpasi menggunakan kedua tangan untuk menyentuh
bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitive terhadap tanda khusus fisik.
Keterampilan ini sering kali digunakan bersamaan dengan inspeksi. Selama palpasi,
pasien diusahakan dalam keadaan santai sehingga tidak terjadi ketegangan otot yang
dapat memengaruhi hasil pemeriksaan. Selanjutnya yaitu perkusi, merupakan teknik
pemeriksaan fisik dengan melibatkan pengetukan tubuh dengan ujung-ujung jari
guna mengevaluasi ukuran, batasan dan konsistensi organ-organ tubuh yang
bertujuan untuk menemukan adanya cairan di dalam rongga tubuh. Keempat
yaituauskultasi, teknik ini adalah teknik pemeriksaan fisik dengan mendengarkan
bunyi yang dihasilkan tubuh. Setelah pemeriksaan fisik terdapat pemeriksaan
tambahan mengenai pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengkaji
tingkat kesehatan umum seseorang dan pengukuran tanda-tanda vital (tekanan darah,
suhu, respirasi, nadi).
c. Daftar masalah keperawatan
1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga
4. Manajemen kesehatan tidak efektif
d. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhibungan dengan faktor fisiologi dibuktikan dengan mengeluh
sakit kepala di bagian belakang
2. Defisit pengetahuan tentang kolestrol pada Tn “N” di keluarga Bapak slamet
berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita kolestrol
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga pada Tn.N di keluarga bapak slamet
berhubungan dengan anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan
kesehatan
4. Manajemen kesehatan tidak efektif pada Tn.N di keluarga bapak slamet
berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
dibuktikan dengan aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi
tujuan kesehatan

e. Rencana tindakan keperawatan

No Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut Luaran Utama Manajemen Nyeri


Definisi , Pengalaman Tingkat nyeri Observasi
sensorik atau emosional Luaran tambahan 1.identifikasi,lokasi,karakteristik,durasi, frekuensi
yang berkaitan dengan 1. fungsi nyeri
keruskan jaringan aktual, gastrointestinal 2. identifikasi skala nyeri
atau fungsional dengan 2. keseimbangan 3.identifikasi respon nyeri
omset mendadakatau cairan 4. identifikasi faktor yang memperberat dan
lambat dengan berlangsung 3. keseimbangan mempperingan nyeri
kurang dari 3 bulan . elektrolit 5. identifikasi pengaruh nyeri
Penyebab : 2. kontrol 6. identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
1. Agen pencedera fisiologis mual/muntah nyeri 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
2. agen pencedera kimiawi 3. nafsu makan hidup
3. agen pencedera fisik 4. status 8. monitor efek samping penggunaan analgetik
Gejala dan tada mayor kenmyamanan Terapeutik
Gejala subjektif : 5. status menelan 1. berikan teknik nonfarmakologis untuk
1. mengeluh nyeri 6. status nutrisi mengurangi rasa nyeri
Gejala objektif 7. . tingkat ansietas 2. kontrol lingkungan yang memperberat rasa
P : tampak meringis nyeri
Q :bersikap protektif 3. fasilitasi stirahat dan tidur
R :gelisah 4. pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
S :frekuensi nadimeningkat Edukasi
T :sulit tidur 1. jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Tingkat nyeri 2. jelaskan strategi meredakan nyeri
1-4 : ringan 3. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
5-7 : sedang 4. anjurkan mengunakan analgetik secara tepat
8-10 : berat 5. ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Gejala dan tanda minor mengurangi rasa nyeri
Gejala objectif Kolaborasi

1. tekanan darah meningkat 1.kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu

2. pola nafas berubah

3. nafsu makan berubah

4. proses berfikir terganggu

5. menarik diri

6. berfokus pada diri sendiri

7. diaforesis
Tingkat Nyeri

2. Defisit Pengetahuan Luaran Edukasi Kesehatan


Definisi : Utama Tingkat Observasi
Ketiadaan atau kurangnya Pengetahuan 1. Indentifikasi kesiapan dan kemampuan
informasi kognitif yang Ekspetasi : menerima informasi
berkaitan dengan topic Meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor yang meningkatkan
tertentu Kriteria Hasil : dan menurunkan motivasi prilaku hidup
Penyebab : 1. perilaku sesuai bersih dan sehat
1. keteratasan kognitif anjuran meningkat Terapeutik
2. gangguan fungsi kognitif 2. verbalisasi minat
1. Sediakan materi dan media pendidikan
3. kekeliruan mengikuti dalam belajar
kesehatan
anjuran meningkat
2. Jadwalakan pendidikan kesehatan sesuai
4. kurang terpapar informasi 3. kemmapuan
kesepakatan
5. kurang minat dalam menjelaskan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
belajar pengetahuan tentang
6. kurang mampu suatu topic meningkat Edukasi
menginggat 4. kemampuan
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat digunakan
7. ketidaktahuan menggambarkan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
menentukan sumber pengalaman
dan sehat
informasi sebelumnya yang sesuai
dengan topic meningkat
Gejala dan Tanda Mayor 5. perilaku sesuai
Subjektif dengan pengetahuan
1. menanyakan masalah meningkat
yang dihadapi 6. pertanyyan tentang
Objektif masalah yang dihadapi
1. Menunjukan perilaku tidak menurun
sesuai anjuran 7. persepsi yang keliru
2. menunjukkan persepsi terhadap masalah
yang keliru terhadap menurun
masalah 8. persepsi yang keliru
terhadap masalah
Gejala dan Tanda Minor menurun
Subjektif 9. menjalani
(tidak tersedia) pemeriksaan yang
Objektif tidak tepat menurun
1. menjalani pemeriksaasn
yang tidak tepat
1. 2. menujukan perilaku
berlebihan (mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi, histeris

3. Kesiapan Peningkatan Luaran Utama Status Pelibatan Keluarga


Koping Keluarga Koping Keluarga Observasi
Definisi : Ekspetasi : 1. Identifikasi kesiapan keluarga untuk
Pola adaptasi anggota Membaik terlibat dalam perawatan
kelaurga dalam mengatasi Kriterua hasil : Terapeutik
situasi yang dialami klien 1. kepuasaan terhadap 1. Ciptakan hubungan terapeutik pasien
secara efektif dan perilaku bantuan dengan keluarga dalam perawatan
menunjukan keinginan serta anggota keluarga lain 2. Diskusikan cara perawataan di rumah
kesiapan untuk meningkat (mis, kelompok, perawatan, di rumah,
meningkatkan kesehatan 2. keterpaparan atau ramah singgah)
keluarga dank lien informasi meningkat 3. Motivasi keluarga mengembangkan
3. perasaan diabaikan aspek positif rencana perawatan
Gejala dan tanda Mayor menurun 4. Fasilitasi keluarga membuat keputusan
Subjektif 4. kekhawatiran tentang perawatan
1. anggota keluarga anggota keluarga Edukasi
menetapkan tujuan untuk menurun 1. Jelaskan kondisi pasien kepada kelaurga
meningkatkan gaya hidup 5. perilaku mengabaikan 2. Informasikan tingkat ketergantungan
sehat anggota kelaurga pasien kepada keluarga
2. anggoat kelaurga menurun 3. Informasikan harapan apsien kepada
menetapkan sasaran untuk 6. kemampuan kelaurga
meningkatkan kesehatan memenuhi kebutuhan 4. Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam
Objektif anggota keluarga perawatan
(tidak ada) menurun 5. Anjrkan keluarga terlibat dalam
7. komitmen pada perawatan
Gejala dan Tanda Minor perawatan/pengobatan
Subjektif menurun
1. anggota keluarga 8. komunikasi antara
mengidentifikasi anggota keluarga
pengalaman ysng menurun
mengoptimalkan 9. perasaan tertekan
kesejahteraan
2. anggota keluarga (depresi) menurun
berupaya menjelaskan 10. perilaku menyerang
dampak krisis terhdap (agresi) menurun
perkembangan 11. perilaku menghasut
3. anggota keluarga menurun
mengungkapkan minat 12. gajala psikosomatis
dalam membuat kontak menurun
dengan orang lain yang 13. perilaku menolak
mengalami situasi yang perawatan menurun
sama 14. perilaku
bermusuhan menurun
15. perilaku
individualistic menurun
16. ketergantungan
pada anggota keluarga
lain menurun
17. perilaku
overprotektif
4. Manajemen kesehatan tidak Luaran Pelibatan Keluarga
efktif Observasi
Luaran
Definisi 1. Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat
Pola pengaturan dan manajemen kesehatan dalam perawatan
pengintergrasian meningkat dengan
Terapeutik
penanganan masalah kreteria hasil :
kesehatan kedalam 1. Ciptakan hubungan terapeutik pasien dengan
1. Aktivitas hidup
kebiasaan hidup sehari – hari keluarga dalam perawatan
sehari-hari
tidak memuaskan untuk 2. Diskusikan cara perawatan dirumah ( mis.
efektif
mencapai status kesehatan Kelompok, perawatan dirumah atau rumah
memenuhi
Penyebab singgah
tujuan
1. Kompleksitas sistem 3. Motivasi keluarga mengembangkan aspek
kesehatan
pelayanan kesehatan positif rencana perawatan
meningkat
2. Kompleksitas program 4. Fasilitasi keluarga membuat keputusan
2. Verbalisasi
perawatan / pengobatan perawatan
kesulitan dalam
3. Konflik pengambilan
menjalani Edukasi
keputusan
program
4. Kurang terpapar 1. Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
perawatan/pen
informasi 2. Informasikan tingkat ketergantungan pasien
gobatan
5. Kesulitan ekonomi kepada keluarga
menurun
6. Tuntutan berlebihan 3. Anjurkan kelaurga bersikap asertif dalam
7. Konflik keluarga perawatan
Gejala dan tanda mayor Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
Subjektif
1. Mengungkapkan
kesulitan dalam
menjalani prrogram
perawatan / pengobatan
Objektif
1. Gagal melakukan
tindakan untuk
mengurangi faktor resiko
2. Gagal menerapkan
program pengobatan /
pencegahan
3. Aktivitas hidup sehari-
hari tidak efektif untuk
memenuhu tujuan
kesehatan
Tanda dan gejala minor
Subjektif
Tidak ada
Objektif
Tidak ada
1.

f. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
keluarga yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan
keluarga yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan pengobatan, tindakan
untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien kluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul kemudian hari. Untuk kesuksesan
pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga agar sesuai dengan rencana
keperawatan keluarga. Perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual).
Kemampuan dalam hubungan interpersonal dan keterampilan dalam melakukan
tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
keperawatan keluarga, strategi implementasi keperawatan keluarga dan kegiatan
komunikasi
1. Tujuan
Tujuan implementasi keperawatan keluarga adalah :
a. Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan keluarga untuk selanjutnya di
evaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam preode yang
singkat
b. Mempertahankan daya tahan tubuh
c. Menemukan perubahan system tubuh
d. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
2. Tipe Implementasi
Menurut Craven dan Himle secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan keluarga, antara lain :
a. Cognitive implementation
Meliputi pengajaran/pendidikan menghubungkan tingkat pengetahuan
klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien
dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim
keperawatan keluarga, mengawasi tim keperawatan keluarga, mengawasi
penampilan klien dan keluarga serta menciptakan lingkungan sesuai
kebutuhan dan lain-lain.
b. Interpersonal implementation
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutinkeperawatan keluarga, menemukan perubahan dari
data dasar klien, mengorganisir respon klien ang abnormal, melakukan
tindakan keperawatan keluarga mandiri, kolaborasi dan rujukan dan lain-
lain
c. Technical implementation
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas
rutin keperawatan keluarga, menemukan perubahan dari data dasar klien,
mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan keluarga mandiri, kolaborasi dan rujukan dan lain-lain.
g. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana dan
implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analis, perencanaan dan
implementasi intervensi. Adapun evaluasikeperawatan dari pelaksanaan adalah :
1. Keluarga dapat menjelaskan kembali dengan benar tentang pengertian
kolestrol , penyebab, gejala dan komplikasi
2. Keluarga dapat mengetahui bahaya akibat demam thypoid
3. Keluarga mampu mengambil keputusan bila ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit kolestrol
4. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit
kolestrol
FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. k Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 67Th Suku : Indonesia
Alamat : Lr. Melati Rt 50 Agama : Islam
Pendidikan :- Status Perkawinan : Istri (Kawin)
Jam : 12.50 Tgl Pengkajian : 22-03-2021

Keluhan utama (saat pengkajian) : klien mengatakan sering erasakan pusing

Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengatakan bahwa sebelumnya memiliki


penyakit kolestrol

Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang
menderita kolestrol

Riwayat Alergi :Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

Masalah Keperawatan :Ketidakstabilan kadar kolestrol

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. ROS (Review Of System)/ Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : ( ) Baik ( √) Sedang ( ) Lemah
Tanda-Tanda Vital :
 Suhu : 36,3 ⁰C
 Pulse : 82 x/ menit
 RR : 22 x/ menit
 TD : 150/90 mmHg

Tinggi Badan :175 cm

Berat Badan : 70 kg

Genogram

a.

Keterangan :

= Perempuan

= Laki-laki

= Meniggal

= Pasien
= Tinggal serumah

Jelaskan : Klien memiliki 4 saudara 2 perempuan dan 2 laki-laki dimana orang tua dan
salah satu saudaranya telah meninggal. Klien menikah dengan suaminya kemudian memiliki
2 anak satu laki-laki dan satu perempuan dan mereka tinnggal serumah.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Sistem Pernafasan (B1 Breath)


Pola Nafas
Irama : (√ ) Teratur ( ) Tidak Teratur
Jenis Nafas : ( ) Dyspnoe ( ) Kusmaul Lain-lain : Normal
Suara Nafas: ( ) Vesikuler ( ) Wheezing Lain-lain : Normal
Batuk : ( ) Ya (√) Tidak
Sputum : ( ) Ya (√ ) Tidak
Data Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Sistem Kardiovaskuler (B2 Blood)


Irama Jantung : (√ ) Reguler ( ) Irreguler
S1/ S2 Tunggal : (√) Ya ( ) Tidak
Nyeri Dada : ( ) Ya (√) Tidak
Pusing : ( ) Ya (√ ) Tidak
Bunyi Jantung : (√) Normal ( ) Murmur Lain-lain : Tidak ada
CRT : (√ ) <3 detik ( ) >3 detik
Akral : (√ ) Hangat ( ) Panas ( ) Dingin
Data Lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

4. Sistem Persyarafan dan Penginderaan (B3 Brain)


GCS : E :4 M:6 V:5
Kesadaran :
(√) Composmentis ( ) Apatis ( ) Somnolent
( ) Sopor ( ) Spoor-comatous ( ) Coma

Kesimetrisan raut wajah : (√ ) Simetris ( ) Tidak Simetris


Istirahat/ Tidur :8 jam/ hari
Gangguan tidur : ( ) Ya (√ ) Tidak Jelaskan : Tidak ada
Data Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Penglihatan (mata)
Pupil : (√ ) Isokor ( ) Anisokor Lain-lain :Tidak ada
Ketajaman penglihatan : 6/12 meter (20/40 feet)
Adanya Katarak : Tidak ada
Sclera/ Konjungtiva : ( ) Anemia (√) Ikterus, Lain-lain : Tidak Ada
Data Lain : Tidak Ada
Pendengaran/ Telinga
Gangguan pendengaran : ( ) Ya (√ ) Tidak Jelaskan :Tidak Ada
Penggunaan alat bantu dengar : Tidak Ada
Data Lain : Tidak Ada

Penciumaan (hidung)
Bentuk : (√ ) Normal ( ) Tidak Jelaskan :Tidak Ada
Gangguan penciuman : ( ) Ya (√) Tidak Jelaskan : Tidak Ada
Data Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Sistem Perkemihan (B4 Bladder)


Kebersihan : (√ ) Bersih ( ) Kotor
Urin : Jumlah : 3000 cc/ hari
Warna : Kuning
Bau : (√ ) Ya ( ) Tidak
Kandung Kencing
Membesar : ( ) Ya (√ ) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya (√ ) Tidak
Gangguan : ( ) Anuria ( ) Oliguri ( ) Retensi
( ) Inkontinensia ( ) Nokturia Lain-lain :Tidak Ada
Data Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan

6. Sistem Pencernaan (B5 Bowel)


Nafsu makan : (√ ) Baik ( ) Menurun
Frekuensi : 3 x/ hari
Porsi makan : (√ ) Habis ( ) Tidak Keterangan : Tidak Ada
Minum : 2500cc/ hari Jenis : Air mineral

Mulut dan Tenggorokan


Mulut : (√ ) Bersih ( ) Kotor ( ) Berbau
Mukosa : (√ ) Lembab ( ) Kering ( ) Stomatis
Tenggorokan : ( ) Sakit menelan/ nyeri tekan ( ) Kesulitan menelan
( ) Pembesaran tonsil Lain-lain : Tidak Ada

Abdomen
Perut : (√ ) Tegang ( ) Kembung ( ) Acites ( ) Nyeri tekan
Lokasi :-
Peristaltik : 32x/ menit
Pembesaran hepar : ( ) Ya (√ ) Tidak
Pembesaran lien : ( ) Ya (√ ) Tidak
Buang air besar : 1 x/ Hari, Teratur : (√ ) Ya ( ) Tidak
Konsistensi BAB :
Bau BAB : Khas Amoniak
Warna BAB : Cokelat
Data Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan

7. Sistem Muskuloskletal/ Integumen


Kemampuan pergerakan sendi : (√) Bebas ( ) Terbatas
Kekuatan otot : 5 5
4 5

Atrofi otot : Tidak Ada


Paralisis/ Hemiplegia/ Hemiparase/ dll : Tidak Ada
Kifosis/ Lordosis/ Skoliosis : Tidak Ada
Kulit
Warna kulit : ( ) Ikterus ( ) Sianotik ( ) Kemerahan
( ) Pucat ( ) Hiperpigmentasi ( ) Kuning langsat (√) Sawo Matang
Turgor : (√ ) Elastis ( ) Tidak elastis
Warna rambut : Hitam
Keadaan kuku : merah muda dan halus
Oedema : ( ) Ada (√) Tidak ada Lokasi : Tidak ada
Data Lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan

C. Pengkajian Fungsional Klien

Indeks Katz

Aktivitas Mandiri Tergantung

Skor (skor 1) tanpa pengawasan, pengarahan, (skor 0) dengan pengawasan,

(1 atau 0) atau bantuan orang lain. pengarahan, dan bantuan orang lain.

(skor 1) melakukan mandi secara

Mandi mandiri atau memerlukan bantuan


(skor 0) perlu bantuan lebih dari satu
hanya untuk bagian tertentu saja
Skor : 1 bagian tubuh, perlu bantuan total
misalnya punggung atau bagian yang
mengalami gangguan

Berpakaian (skor 1) bisa memakai pakaian sendiri, (skor 0) perlu bantuan lebih dalam
kadang perlu bantuan untuk menalikan berpakaian atau bahkan perlu
Skor :1 sepatu bantuan total

Ke toilet (skor 1) bisa pergi ke toilet sendiri (skor 0) perlu bantuan dalam
membuka melakukan BAB/BAK sendiri eleminasi
Skor :1

Berpindah (skor 1) bisa berpindah tempat sendiri (skor 0) perlu bantuan dalam
tanpa bantuan, menggunakan alat bantu berpindah dari bed ke kursi roda,
Skor : 1 gerak diperkenankan bantuan dalam berjalan

Kontinen (skor 0) inkontenensia sebagian atau


( skor 1) bisa mengontrol eleminasi
Skor : 1 total baik bleddder maupun bowel

Makan (skor 1) bisa melakukan makan sendiri.


(skor 0) perlu bantuan dalam makan,
Makanan dipersipakan orang lain
Skor : 1 nutrisi parental
diperbolehkan

Total 6

Interpretasi hasil :

Nilai 6 : kemandirian penuh

Nilai 4 : gangguan fungsional sebagian (kemandirian sebagian)

Nilai 0-2 : gangguan fungsional berat (ketergantungan tinggi)

Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

D. Psikososial / Pengkajian Depresi

NO Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tidak

1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? 0 1

2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda? 1 0

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? 1 0

4 Sering merasa bosan? 1 0

5 Penuh pengharapan dengan masa depan? 0 1

6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? 0 1

7 Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan? 1 0


8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? 0 1

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? 1 0

10 Sering kali merasa tidak berdaya? 1 0

11 Sering merasa gelisah dan gugup? 1 0

12 Memilih dirumah daripada pergi melakukan sesuatu yang 1 0


bermanfaat?

13 Sering kali merasa khawatir dengan masa depan? 1 0

14 Merasa lebih banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan 1 0


dengan orang lain?

15 Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? 0 1

16 Sering kali merasa merana? 1 0

17 Merasa kurang bahagia? 1 0

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? 1 0

19 Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan? 0 1

20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru? 1 0

21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? 0 1

22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 1 0

23 Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? 1 0

24 Sering kali menjadi kesal degan hal yang sepele? 1 0

25 Sering kali merasa ingin menangis? 1 0

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? 1 0

27 Menikmati tidur? 0 1

28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? 1 0

29 Mudah mengambil keputusan? 0 1

30 Mempunyai pikiran yang jernih? 0 1

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 8

Keterangan :

Nilai 0-5 : normal


Niali 6-15 : depresi ringan sampai sedang

Niali 16-30 : depresi berat

Masalah keperawatan :Kesiapan Peninngkatan Manajemen Kesehatan

E. Pengkajian Status Mental Gerontik

Mini-Mental State Examination (MMSE)

Tes mini mental ( the mini mental state examination) Bobot Skor

Orientasi

1. sebutkan : tahun berapa sekarang 1

Musim apa 1

Tanggal 1

Bulan 1 5

Hari 1

2. sebutkan dimana kita sekarang


Negara

Provinsi 1

Kota 1

Rumah sakit 1 3

Bagian 1

Memori langsung

3. Pemeriksa menyebutkan 3 nama benda dengan antara 1 detik


waktu menyebut nama benda tersebut (misalnya : buku,
1
mangkok,payung). Setelah selesai suruh penderita menyebutnya.
Beri angka 1 untuk setiap jawaban yang betul. Kemudian, bila salah, 1
suruh ulang maksimal hingga 6 kali.
1 5

Perhatian dan kalkulasi

4. Hitungan kurang 7. Misalnya 100 - 7, pen-dapatannya (hasilnya)


dikurang lagi dengan 7, demikian seterusnya sampai 5 jawaban.
Jadi : 100 - 7 = 86 – 7 = 79 ; 65. Beri angka 1 bagi tiap jawaban yang
betul. Tes 4 ini dapat diganti dengan tes meng-eja, yaitu meng-eja 5
mundur kata : kartu (utrak).
3
Mengingat kembali

5. Tanyakan nama benda yang telah disebutkan pada pertanyaan


nomor 3. Beri angka 1 bagi tiap jawaban yang betul

3
3

6. Anda tunjuk benda, misalnya pensil dan arloji. Suruh pasien


menyebutkan nama benda yang anda tunjuk
2

7. suruh pasien mengulang kalimat berikut :

“tanpa kalau, dan atau tetapi”

1 1

8. suruh pasien melakukan 3 tahapan, yaitu :

Ambil kertas dengan tangan kananmu

Lipat kedua kertas itu dan letakkan kertas itu dilantai

3 3

9. Anda tulis kalimat seruhan dan suruh pasien melakukannya : 1 1


“tutup matamu”
10. Suruh penderita menulis satu kalimat pilihannya sendiri (kalimat
harus mengandung subyek dan obyek dan harus mempunyai makna.
Salah eja tidak diperhitungkan bila memberi skor.)
1

11.Gambarkan gambar dibawah ini. Berilah angka 1 bila semua sisi


digambarnya dapat tergambar dengan tepat dan saling berpotongan

1
1

JUMLAH 30 28

Keterangan :

Baik / normal : 25 – 30

Gangguan kognitif ringan : 21 – 24

Gangguan kognitif sedang : 10 – 20

Gangguan kognitif berat : < 10

Masalah keperawatan :

A. Pengkajian resiko jatuh


Pengkajian Skala Nilai
Tidak 0 0
1. Riwayat jatuh ; apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir
Ya 25

Tidak 0 15
2. apakah lansia memiliki lebih dari satu penyakit?
Ya 15

3. alat bantu jalan ;

- dibantu perawat 0

- kruk/ tongkat/ walker 15

- berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi, lemari,meja) 30 0

4. terapi intravena ; apakah saat ini lansia terpasang infus? 0


Tidak 0

ya 20

5. gaya berjalan / cara berpindah

- normal
0
- lemah (tidak bertenaga) 0
10
- gangguan/tidak normal (pincang/diseret)
20

6. status mental 0

- lansia menyadari kondisi dirinya sendiri


0
- lansia mengalami keterbatasan daya ingat
15

Total nilai 15
Keterangan :

Nilai 0 – 24 : tidak memiliki risiko jatuh

Nilai 25 – 50 : risiko jatuh rendah

Nilai ≥ 51 : risiko jatuh tinggi

Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

ANALISA DATA

Inisial Pasien : Ny. K Hari/Tanggal : Selasa, 23-3-2021

Jenis kelamin : Perempuan No. RM : 0066xx

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Pencendera fisiologis Nyeri akut


agen pencendera fisiologis
(gangguan keseimbangan pada N
VIII) dibuktikan dengan tampak
meringis

Do :Klien mengeluh pusing


seperti ada yang memukuli
sampai tak sanggup membuka
mata dan tidak sanggup untuk
berdiri

Ds :

- Klien tampak meringis


TD :130/90 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36,8 C

RR : 22 x/mnt

2. Defisit pengetahuan penyakit Kurang terpapar infomasi Defisit pengetahuan


Kolesterol pada ny “k”
berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dibuktikan
dengan menunjukan persepsi
yang keliru terhadap masalah

Ds : kelurga klien mengatakan


bahwa mereka tidak tahu tentang
penyakit yang dialami oleh ayah
mereka tersebut

3. Kesiapan peningkatan koping anggota keluarga Kesiapan peningkatan


keluarga ny “K” berhubungan menetapkan sasaran koping keluarga
dengan anggota keluarga untuk meningkatkan
menetapkan sasaran untuk kesehatan
meningkatkan kesehatan

Do : keluarga mengatakan tidak


tahu cara untuk mengatasi
penyakit yang di derita oleh
ayahnya pada saat penyakitnya
kambuh
DS :

- Keluarga klien tampak


binggung

I. Daftar Masalah Keperawatan


1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (gangguan
keseimbangan pada N VIII) dibuktikan dengan tampak meringis dan menegeluh nyeri
2. Defisit pengetahuan penyakit vertigo pada Tn.’N’ berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukan persepsi yang keliru terhadap
masalah
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga Tn.’N’ berhubungan dengan anggota
keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan kesehatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Ny. K Diagnosa Medis : hiperkolestrol

Jenis kelamin : Perempuan No. RM : 0066xx

Diagnosa
No Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


berhubungan intervensi keperawatan 1. Observasi
dengan agen 1x3 jam maka tingkat - Identifikasi,lokasi,karakteristik,durasi,
pencendera fisiologis nyeri menurun dengan frekuensi nyeri
(gangguan kriteria hasil : - Identifikasi respon nyeri
keseimbangan pada - Identifikasi faktor yang memperberat
1. Keluhan nyeri
N VIII) dibuktikan dan memperingan nyeri
menurun
dengan tampak 2. Terapeutik
2. Meringis
meringis - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
menurun
mengurangi rasa nyeri
3. Sikap protektif
- Kontrol lingkungan yang memperberat
menurun
Do :Klien mengeluh rasa nyeri
4. Gelisah menurun
pusing seperti ada - Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Kesulitan tidur
yang memukuli 3. Edukasi
menurun
sampai tak sanggup - Anjurkan mengunakan analgetik secara
membuka mata dan tepat
tidak sanggup untuk - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
berdiri mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Ds :
Kolaborasi pemberian obat
- Klien
tampak
meringis
TD :130/90 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36,8 C
RR : 22 x/mnt
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
penyakit Kolesterol intervensi keperawatan 1. Observasi
pada Tn.S selama 1 x 3 jam maka - Indentifikasi kesiapan dan kemampuan
berhubungan Tingkat Pengetahuan menerima informasi
dengan kurang meningkat dengan - Identifikasi faktor-faktor yang
terpapar informasi kreteria hasil : meningkatkan dan menurunkan motivasi
dibuktikan dengan 1. Verbalisasi minat prilaku hidup bersih dan sehat
menunjukan dalam belajar
2. Terapeutik
persepsi yang keliru meningkat
terhadap masalah 2. Kemampuan - Sediakan materi dan media pendidikan
menjelaskan kesehatan
Ds : kelurga klien
pengetahuan - Jadwalakan pendidikan kesehatan sesuai
mengatakan bahwa
tentang penyakit kesepakatan
mereka tidak tahu
vertigo - Berikan kesempatan untuk bertanya
tentang penyakit
yang dialami oleh 3. Edukasi
ayah mereka
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat digunakan
tersebut
untuk meningkatkan

3. Kesiapan Setelah dilakukan Pelibatan Keluarga


peningkatan koping intervensi keperawatan 1. Observasi
keluarga ny “k” selama 1 x 3 jam maka - Identifikasi kesiapan keluarga untuk
berhubungan status koping keluarga terlibat dalam perawatan
dengan anggota Membaik dengan
2. Terapeutik
keluarga kreteria hasil :
menetapkan sasaran - Ciptakan hubungan terapeutik pasien
untuk meningkatkan 1. Kepuasaan terhadap dengan keluarga dalam perawatan
kesehatan perilaku bantuan - Diskusikan cara perawatan dirumah
anggota keluarga lain ( mis. Kelompok, perawatan dirumah
Do : keluarga
meningkat atau rumah singgah
mengatakan tidak
2. Keterpaparan - Motivasi keluarga mengembangkan
tahu cara untuk informasi meningkat aspek positif rencana perawatan
mengatasi penyakit 3. Perasaan diabaikan - Fasilitasi keluarga membuat keputusan
yang di derita oleh menurun perawatan
ayahnya pada saat 4. Kekhawatiran tentang
3. Edukasi
penyakitnya kambuh anggota keluarga
menurun - Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Informasikan tingkat ketergantungan
DS : pasien kepada keluarga
- Anjurkan kelaurga bersikap asertif dalam
- Keluarga klien
perawatan
tampak
1. Anjurkan keluarga terlibat dalam
binggung
perawatan

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Inisial Pasien : Ny. k Diagnosa Medis : hipercolestrol

Jenis kelamin : Perempuan No. RM : 0066xx

Nam
Nomo
a&
r Tgl/Ja Tgl/J
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan TTD
diagn m am
Pera
osa
wat

1. 23-3- Manajemen Nyeri 23-3- S : Klien mengatakan nyeri


2021 1. Observasi 2021 sedikit berkurang
- Mengidentifikasi,lokasi,karakt
12.30 W 12.5 O : Kadar kolestrol dalam darah
eristik,durasi, frekuensi nyeri
I 0
B - Mengidentifikasi respon nyeri WIB sudah mulai turun
2. Terapeutik
A : Masalah belum teratasi
- Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk P : Intervensi dilanjutkan
mengurangi rasa nyeri
Manajemen Nyeri
- Memfasilitasi istirahat dan
1. Observasi
tidur
- Identifikasi,lokasi,karakter
3. Edukasi
istik,durasi, frekuensi
- Menganjurkan mengunakan
nyeri
analgetik secara tepat
- Identifikasi respon nyeri
- Mengajarkan teknik
- Identifikasi faktor yang
nonfarmakologis untuk
memperberat dan
mengurangi rasa nyeri
memperingan nyeri
4. Kolaborasi
2. Terapeutik
1. Mengkolaborasi pemberian
- Berikan teknik
obat
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
3. Edukasi
- Anjurkan mengunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat


2. 23-3- Edukasi Kesehatan 23-3- S : Klien mengatakan nyeri sudah
2021 1. Observasi 2021 berkurang
- Mengidentifikasi kesiapan dan
12.30 12.5 O : Terdapat edema di kaki
kemampuan menerima
WIB 0 sebelah kiri
informasi
WIB
A : Masalah belum teratasi
2. Terapeutik
P : Intervensi dilanjutkan
- Memberikan kesempatan
untuk bertanya . Observasi
- Indentifikasi kesiapan dan
3. Edukasi
kemampuan menerima
1. Menjelaskan faktor risiko yang informasi
dapat digunakan untuk - Identifikasi faktor-faktor
meningkatkan yang meningkatkan dan
menurunkan motivasi
prilaku hidup bersih dan
sehat

2. Terapeutik

- Sediakan materi dan


media pendidikan
kesehatan
- Jadwalakan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya

3. Edukasi

Jelaskan faktor risiko


yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
3. 23-3- Pelibatan Keluarga 23-3- S : Klien mengatakan ingin
2021 1. Observasi 2021 mengelola masalah kesehatan
- Mengidentifikasi kesiapan dan pencegahan tentang
12.30 12.5
keluarga untuk terlibat dalam penyakitnya
WIB 0
perawatan
WIB O : Klien tampak mengikuti
2. Terapeutik penkes dan promkes yang
diselenggarakan di puskesmas
- Menciptakan hubungan
terapeutik pasien dengan A : Masalah belum teratasi
keluarga dalam perawatan
P : Intervensi dilanjutkan
- Mendiskusikan cara
perawatan dirumah ( mis. Edukasi :
Kelompok, perawatan
1. Jelaskan faktor resiko yang
dirumah atau rumah singgah
dapat mempengaruhi
- Memotivasi keluarga
kesehatan
mengembangkan aspek positif
2. Ajarkan perilaku hidup
rencana perawatan
bersih dan sehat
- Memfasilitasi keluarga
3. Ajarkan strategi yang dapat
membuat keputusan
digunakan untuk
perawatan
meningkatkan perilaku
3. Edukasi hidup bersih dan sehat

- Menjelaskan kondisi pasien


kepada keluarga
- Menginformasikan tingkat
ketergantungan pasien
kepada keluarga
1. Meganjurkan keluarga terlibat
dalam perawatan

Anda mungkin juga menyukai