Anda di halaman 1dari 76

ASKEP KB

By. Susanti, SST,.M.Kes

Susanti, SST

1
Pengertian Keluarga Berencana
 Keluargaberencana menurut UU.RI No.10 tahun
1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN,
2005).

 Menurut Yais (2007), keluarga berencana merupakan


suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas
ibu dan anak karena dapat menolong pasangan
suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi.

2
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-
usaha itu dapat bersifat sementara, dapat
juga bersifat permanen
(Prawiroharjo, 2015).
Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya
konsepsi, menggunakan metode atau
menghalangi terjadinya fertilisasi ovum

3
KELUARGA BERENCANA
KB yang dapat dilaksanakan adalah
1. Metode sederhana :
 MAL
 Kondom
 Pemakaian spermasida
 KBA : sanggama terputus, pantang
berkala/sistem kalender, dll
2. Metode kontrasepsi efektif (MKE)
◦ hormonal : suntikan KB dan susuk KB, pil KB
◦ metode : alat kontrasepsi dalam rahim
3. Metode MKE-Kontap

4
ALAT KONTRASEPSI

5
Waktu yang paling baik untuk ber-KB
WAKTU JENIS KB
Postpartum dan puerperium Suntikan KB (progestin)
Norplan
AKDR
Pil KB hanya progesterone
Kontap
Metode sederhana
Postmenstrual regulation Suntikan KB
Post abortus Norplan
Saat menstruasi AKDR
Kontap
Metode sederhana
Masa interval Suntikan KB
Norplan
AKDR
Metode sederhana
6
Post coitus / pasca sanggama KB darurat
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah
satu cara kontrasepsi yang didasari oleh
menurunnya kesuburan secara fisiologis yang
dialami oleh ibu menyusui dengan
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI).

Pengertian
7
REFLEK OKSITOSIN

Hisapan bayi

Hipofise Anterior

Oksitosin

Kontraksi rahim

Tidak ovulasi

8
REFLEK PROLAKTIN
ASI

Hipofise Anterior

Prolaktin

Menekan estrogen

LH

9
Keuntungan Non Kontrasepsi
Untuk Bayi
◦ Mendapat kekebalan fasif
◦ Sumber asupan gizi
◦ Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi
dari air, susu lain /formula / alat minum yang
dipakai.

Untuk Ibu
◦ Mengurangi perdarahan pascapersalinan
◦ Mengurangi risiko anemia
◦ Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi

10
Indikasi
◦ Ibu ASI eksklusif
◦ Bayi nya berumur < 6 bulan dan belum
mendapat haid setelah melahirkan

Kontra Indikasi
◦ Sudah mendapat haid setelah persalinan
◦ Tidak ASI eksklusif
◦ Bayi sudah berumur > 6 bulan
◦ Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6
jam

11
HAID YA

TIDAK

Kontrasepsi
Makan tambahan YA tambahan

TIDAK
Bila slh 1: YA

Bayi >6bl YA

12
2.Keluarga Berencana Alami

Kontraindikasi
• Perempuan dari segi umur, paritas/masalah
kesehatan membuat kehamilan menjadi
kondisi risiko tinggi
• Haid tidak teratur
• Tidak ada kerjasama dgn suami
• Perempuan yg tidak suka menyentuh daerah
kemaluannya.

13
KBA
Masa Hidup Ovum dan Spermatozoa
 Ovum : 12-24 jam
 Sperma fertil didalam traktus
genitalia wanita : 48-72 jam

14
1. Metode Lendir Serviks
/Metode Ovulasi Billings (MOB)
Mengenali masa subur dengan memantau
lendir serviks, buat kesimpulan pd malam
hari.
Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu
diluar vagina

15
Tanda dan Gejala wanita masa subur :
1. Pola suhu badan basal

2. Pola lendir serviks

3. Sakit perut sekitar masa ovulasi

4. Perdarahan intermens/spotting

5. Nyeri payudara

6. Pola daun pakis lendir serviks

7. Perubahan kejiwaan/mood

8. Perubahan libido

16
Lanjutan KBA………..

2.Metode Suhu Basal


 Ibu dapat menggunakan termometer khusus yg
bisa mencatat suhu sampai 0.1°C
 Ukur suhu ibu pada waktu yang sama setiap pagi
(sblm bangkit dari tempat tidur), catat pada
kartu.
 Pakai catatan suhu untuk 10 hari pertama dari
siklus haid.
 Tarik garis pada 0.05-0.1°C diatas suhu tertinggi
dari suhu 10 hari tersebut, namakan garis
pelindung/ garis suhu.
 Masa tak subur mulai pada sore setelah hari
ketiga berturut2 suhu berada diatas garis
pelindung (aturan perubahan suhu).
17
18
Ibu dapat mengamati suhu tubuh dan
lendir serviks.
Masa subur mulai ketika ada perasaan
basah atau munculnya lendir, ini adalah
aturan awal.
Berpantang senggama sampai masa
subur berakhir / sampai hari puncak dan
aturan perubahan suhu basal.

3. Metode Simptomtermal
19
 KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur
kehamilan dengan menghindari hubungan badan
selama masa subur seorang wanita, sebab
pembuahan memang hanya terjadi pada saat
masa subur, atau lebih tepatnya 12-24 jam
setelah puncak masa subur (sel telur dilepas).
 12-24 jam ini dari masa hidup sel telur rata-rata.
Sehingga tidak masalah berapa kali hubungan
badan dilakukan, bila bukan selama masa subur
ini dengan sendirinya pembuahan tidak terjadi
dan kehamilan bisa dihindari.

KB sistem kalender
20
Kelebihan sistem kalender :

1. Darisegi kesehatan sistem kalender ini jelas jauh


lebih sehat karena bisa dihindari adanya efek
sampingan yang merugikan seperti halnya memakai
alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa
obat).

2. Dari
sudut ekonomi, sistem kalender ini tentu saja
sangat ekonomis karena gratis.

3. Masalah
psikologis, yaitu sistem kalender ini tidak
mengurangi kenikmatan hubungan badan itu sendiri

21
 Prinsipnya cara ini menghindari masa subur dari
seorang perempuan.
 Masa subur seorang perempuan yang disebut
juga fase ovulasi berlangsung 48 jam sebelum
ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi, sebelum
dan sesudahnya perempuan itu dalam keadaan
tidak subur.

Cara mengetahui masa suburnya : dengan


Rumus mudahnya :
Siklus – 14 hari = X
Hari pertama haid + X = Y (Y adalah masa
ovulasi. Masa subur adalah Y-2 sd Y+1)

22
 Contoh:
Siklus haid Nani 30 hari, dan tanggal pertama
haidnya adalah 15 Agustus maka: waktu ovulasi
Nani adalah (30-14 = 16 hari). 15 Agustus + 16
hari = 31 Agustus (berarti waktu suburnya
adalah 28 agustus – 1 September)

 Siklushaid Dewi 28 hari dan tanggal pertama


haidnya adalah 10 Juli maka waktu ovulasi Dewi
adalah (28-14 = 14 hari). 10 Juli + 14 hari = 24
Juli (berarti waktu suburnya adalah 22 Juli – 25
Juli)

23
24
Sanggama Terputus /coitus
interuptus

adalah metode keluarga berencana


tradisional, dimana pria mengeluarkan
atau menarik alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

Angka kegagalan 4 – 18 kehamilan per


100 perempuan pertahun.

25
Cara Kerja
 Cara kerjanya yaitu ditarik atau
dikeluarkannya alat kelamin suami
(penis) sebelum ejakulasi, sehingga
sperma tidak dapat masuk ke dalam
vagina dan kehamilan dapat dicegah.

26
3. Keuntungan dan Kekurangan
Keuntungan Kekurangan
 Efektif bila digunakan dengan  Angka kegagalan tinggi
benar dikarenakan pria lupa
 Murah, tanpa biaya /terlambat mengeluarkan penis
 Tidak mengganggu produksi dari vagina
ASI  Tidak ada perlindungan
 Tidak memerlukan bahan / alat terhadap IMS
 Dapat digunakan sebagai  Efektifitas bergantung pada
pendukung metode KB lainnya kesediaan pasangan untuk
 Dapat digunakan kapan saja melakukan coitus interuptus
 Meningkatkan keterlibatan setiap melaksanakannya
suami dalam keluarga  Membatasi kenikmatan
berencana hubungan seksual
27
Indikasi :
 Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam
ber-KB
 Pasangan yang taat beragama atau
mempunyai filosofi untuk tidak memakai
metode – metode lain.
 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi
dengan segera
 Pasangan yang memerlukan metode
sementara, sambil menunggu metode yang
lain
 Pasangan yang membutuhkan metode
pendukung

4. Indikasi dan Kontra Indikasi


28
Kontra indikasi :
Suami dengan pengalaman ejakulasi dini
Suami yang sulit melakukan senggama
terputus
Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit
bekerja sama
Pasangan yang kurang dapat saling
berkomunikasi
Pasangan yang tidak bersedia melakukan
senggama terputus

29
Metode Farmakologi

 Kontrasespsi Oral

30
2 . Jenis

Pil kombinasi ini ada 3 jenis yaitu :


 Monofasik

 Bifasik

 Trifasik

Skema Pil Kombinasi : Kuning : progestin, hijau : estrogen


31
Keterangan.........................

 Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet


mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
 Bifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
 Trifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
32
Macam Pil
1) Pil kombinasi
 Pil ini mengandung estrogen dan progesteron, diminum 1 tablet

setiap hari, dan harus dimulai pada hari ke 5 (lima) saat menstruasi,
dan diminum 21 hari.
 Pengeluaran LH (Luteinizing Hormone) akan dihambat, sehingga

ovulasi tidak terjadi.


 Motilitas tuba Fallopii dan uterus juga ditingkatkan, sehingga

fertilisasi akan sulit terjadi.


 Efek yang lain terhadap traktus urogenitalis adalah modifikasi

pematangan
endometrium sehingga implantasi menjadi sukar, dan terjadi pula
pengentalan dari lendir serviks uteri sehingga pergerakan sel sperma
menjadi terhalang (Winkjosastro,2007).

33
2) Mini pil
 Pil jenis ini merupakan pil tunggal yang hanya
mengandung progesteron saja, dan diberikan
setiap hari.
 Cara kerja : dengan meningkatkan kekentalan
lerdir serviks uteri sehingga sperma menjadi sulit
untuk bergerak. Pil ini juga menyebabkan
adanya perubahan pada endometrium, sehingga
implantasi dapat dihambat (Wiknjosastro, 2007).

34
3. Cara kerja :
 Menekan ovulasi
 Mencegah implantasi
 Lendir serviks mengental sehingga sulit
dilalui oleh sperma.
 Pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu

35
4. Manfaat :
 Memiliki efektifitas yang tinggi bila digunakan setiap hari (1
kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
 Tidak mengganggu hubungan seksual
 Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang, tidak
terjadi nyeri haid
 Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause

36
Lanjutan ……

 Mudah dihentikan setiap saat


 Kesuburan segera kembali setelah
penggunaan pil dihentikan
 Dapat digunakan sebagai kondar
 Membantu mencegah :
 Kehamilan ektopik
 Kanker ovarium, endometrium, kista
ovarium
 Penyakit radang panggul
 Kelainan jinak pada payudara
 Dismenore atau akne

37
Kontrasepsi
suntik/injeksi
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara
kerja seperti pil.
Untuk suntikan :
 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko

lupa minum pil


 dapat bekerja efektif selama 3 bulan.

Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang


 menderita diabetes atau hipertensi.

38
Susuk KB
 Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant
adalah kontrasepsi yang disusupkan di
bawah kulit.
 Preparat yang terdapat saat ini adalah
implant dengan nama dagang "NORPLANT"
maupun "IMPLANON".

39
1. Pengertian
 Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi
yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang
hanya mengandung progestin dengan masa kerja
panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita
(Speroff & Darney, 2015).

 Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari


implan subdermal levonorgestrel yang terdiri dari
enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat
dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi
36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan
masa kerja lima tahun (Varney, 1997).

40
41
Cara Kerja Kontrasepsi
Implan :
 Lendir serviks menjadi kental
 Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
 Mengurangi transportasi sperma
 Menekan ovulasi

42
3. Metode Penghalang
(Barrier)
Kondom adalah suatu sarung karet yang tipis, berwarna
atau tidak berwarna, dipakai untuk melingkupi
penis/zakar sewaktu melakukan hubungan seksual.
(DepKes RI 2014)

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang


dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks
(karet), plastik (vinil), atau bahan alami yang dipakai
pada penis saat hubungan seksual. (Panduan pelayanan
KB)

43
CARA KERJA……
 Mencegah sperma
masuk ke saluran
reproduksi wanita

 Sebagai kontrasepsi
dan pelindung terhadap
infeksi PMS
44
2. DIAFRAGMA
 Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat
dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam
vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.
Cara kerja :
 Menahan sperma agar tidak mendapat akses

mencapai saluran alat reproduksi wanita.


Cara Penggunaan
1. Gunakan setiap kali berhubungan
2. Kosongkan KK dan cuci tangan
3. Pastikan diafragma tidak berlobang
4. Oleskan spermisida krim atau jelli
5. Posisi saat pemasangan kap:
$ Satu kaki diangkat keatas kursi
$ Sambil berbaring
$ Sambil jongkok
6. Lebarkan labia minora, masukkan diafragma kedalam vagina,
dorong dengan jari sampai menyentuh serviks, pastikan
serviks telah terlindungi
7. Dipasang sampai 6 jam sebelum berhubungan
8. Mengangkat/mencabut diafragmadengan jari telunjuk dan
tengah
9. Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan
SPERMISIDA

 Adalah bahan kimia, digunakan untuk


menonaktifkan atau membunuh sperma.
 Bahan ini ditempatkan dalam vagina sebelum
berhubungan seksual.

Dikemas dalam bentuk :


 Aerosol (busa)

 Tablet vagina, suppositoria

 Krim

 Tissue KB
METODE LAINNYA :
Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

PENGERTIAN
AKDR adalah bahan sintetik dengan berbagai
bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk
menghasilkan efek kontraseptif

 Merupakan alat kontrasepsi yang telah dirancang


sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan
masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan
dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi ;
menghalangi fertilisasi & menyulitkan telur
berimplantasi dalam uterus.
48
Menghambat
kemampuan sperma

CARA
CARA
Mempengaruhi fertilisasi KERJA
KERJA Mencegah implantasi

AKDR
AKDR

Mencegah sperma &


ovum bertemu 49
TIPE–TIPE IUD
 Tipe yang secara kimiawi bersifat lengai (tidak
menimbulkan reaksi kimia apapun) terbuat dari
bahan yang tidak bisa diserap (contoh
:spiral/lippes loop)
 Tipe yang kurang lebih akan menghasilkan
elusi dari alat dengan substansi kimia yang
aktif, seperti alat yang mengandung unsur
tembaga atau preparat progestasional.
(contoh progestasert berbentuk huruf T yang
melepaskan kurang lebih 65 μg
progesterone/hari melalui batang vertical yang
terbuat dari kopolimer vinil asetat

50
JENIS AKDR

1. First Generation Devices


2. Second Generation Devices
A. Mengandung Logam :
AKDR-Cu Generasi Pertama
• CuT-200 = Tatum-T
• Cu-7 = Gravigard
• MLCu-250

51
 AKDR-Cu Generasi Kedua
• CuT-380A = Para Gard

• CuT-380Ag
• CuT-220C

52
•Nova-T = Novagard

•MLCu-375

53
B. Mengandung Hormon :
 Progestasert = Alza-T
 LNG-20

 Mirena/Intra Uterine System (IUS)

54
DAPAT DIGUNAKAN PA
DA:
 Perokok, pasca abortus, sedang memakai obat
antibiotic & anti kejang,
klien obesitas/kurus, sedang menyusui,
penderita tumor jinak payudara, penderita Ca
payudara, Pusing-pusing/nyeri kepala,
hipertensi, Varises kaki & vulva, penderita
penyakit jantung, pernah menderita stroke, DM,
penyakit hati & empedu, malaria, penyakit tiroid,
epilepsy, TBC nonpelvik, pasca KET, pasca
pembedahan pelvic.
55
KONTRA INDIKASI PEMASANGAN
IUD
1. Hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. infeksi genetalia/IMS (vaginitis, servisitis)
4. tiga bulan terakhir sedang mengalami penyakit
radang panggul atau Ab septik
5. kelainan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim
6. Penyakit trofoblas ganas
7. TBC Pelvik
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

56
EFEK SAMPING
RINGAN
 Amenore
 Perdarahan pervaginam hebat dan tidak teratur
 Kejang
 Pengeluaran cairan pervaginam atau dicurigai
adanya PRP
 Benang hilang

Efek samping berat pemakaian IUD :


 Perforasi uterus, infeksi pelvik dan endometritis

57
WAKTU PEMASANGAN
AKDR
Setiap waktu dalam siklus haid
Hari pertama sampai ke 7 siklus haid
Segera setelah melahirkan, selama 48 jam
pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan

atau setelah 6 bulan


Post abortus
1 - 5 hari post coitus yang tidak dilindungi

58
PETUNJUK BAGI KLIEN / AKSEPTOR
IUD
 Kembali kontrol 4-6 minggu pasca pemasangan IUD
 Selama bulan pertama pemakaian IUD, periksalah
benang IUD secara rutin terutama setelah haid.
 Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu
memeriksa benang pasca haid apabila mengalami :
 Kram/kejang diperut bagian bawah

 Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah


sanggama
 Nyeri setelah sanggama atau apabila pasangan
mengalami tidak nyaman selama melakukan
hubungan seksual.

59
 Pada IUD jenis Copper T -380A, IUD perlu dilepas
dalam 10 tahun
 Klien harus kembali ke klinik, jika ;
 Benang tidak teraba pada pemeriksaan sendiri,
 Merasakan adanya bagian keras dari IUD pada
perabaan
 Siklus haid terganggu
 Adanya infeksi daerah sekitar
 Pengeluaran cairan pervaginam yang
mencurigakan

60
Kontrasepsi Mantap
(Kontap)
 Pengertian : suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas, yang dilakukan terhadap salah
seorang dari pasangan suami istri atas
permintaan yang bersangkutan, secara
mantap dan sukarela.

61
MOW (Metode Operasi
Wanita)/Tubektomi
 Pengertian :
Yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur
agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.

 PROFIL
 Sangat efektif dan permanen
 Tindak pembedahan yang aman dan sederhana
 Tidak ada efek samping
 Konsling dan informed consent

62
Mekanisme Kerja

 Dengan mengoklusi tuba fallopii (mengikat


dan memotong atau memasang
cincin)sehingga sperma tidak dapat bertemu
dengan ovum

63
64
Manfaat
 Sangat efektif (0,5 kehamilan / 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak bergantung pada faktor senggama
 Baik bagi klien bila kehamilan akan menjadi
risiko kesehatan yang serius.
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan
dengan anastesi lokal
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
65
Indikasi
 Usia > 26 tahun
 Paritas > 2
 Yakin telah mempunyai besar keluarga yg
sesuai dengan kehendaknya
 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko
kesehatan yang serius
 Pascapersalinan
 Pasca keguguran paham dan secara
sukarela setuju dengan prosedur ini

66
Kontraindikasi

 Hamil
 Perdarahan pervaginal yang belum
terjelaskan
 Infeksi sitemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Belum memberikan persetujuan tertulis

67
Teknik MOW
A.Penyinaran : Penggunaan sinar LASER untuk oklusi
tuba.
B.Operatif : Dapat dilakukan dengan 3 cara :
 1) Abdominal

 Laparotomi

 Mini-Laparatomi

 Laparascopi

 2) Vaginal

 Kolpotomi

 Kuldoskopi

68
KONSEP KONTRASEPSI MANTAP PRIA

Kontrasepsi mantap pria adalah :


Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam
semen.
(tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke

penis).
 Caranya ialah dengan memotong saluran mani

(vasdeverens) kemudian kedua ujungnya di ikat,


sehingga sel sperma tidak dapat mengalir keluar  penis
(urethra).

(
69
Lanjutan…

Kontrasepsi mantap pria adalah : prosedur


klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan oklusi vas
deferens sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

(Saifuddin AB, 2014)

70
Teknik Oklusi

71
Macam-Macam Tekhnik
Oklusi Vas Deferens

Gambar 2 Gambar 3
Pemotongan & Ligasi Sederhana Vas Pemotongan & Aplikasi Clips Logam
72
Gambar 4
Pemotongan Vas & Kedua Ujung Dilipat Kebelakang
dan Diikat pada Masing-Masing Vas

73
Konsling dan Informasi
 Tidak menganggu hormon pria atau
menyebabkan perubahan kemampuan
atau kepuasan seksual
 Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3,
namum untuk mencegah kehamilan pakailah
kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3
bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali.
 Hindari mengangkat barang berat atau kerja
keras untuk 3 hari

74
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana b.d gangguan fisik, psikologis dan
social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
 Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap
Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
 Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
 Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
 Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda
kontrasepsi
 Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
 Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
 Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan
spiral, hormone implant
 Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih

75
76

Anda mungkin juga menyukai