Anda di halaman 1dari 61

Terapi modalitas : Terapi Aktivitas

dan terapi kognitif


Dindi Paizer S.Kep M.Kes
 Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang bagi lansia.
 TUJUAN
 1. Mengisi waktu luang bagi lansia
 2. Meningkatkan kesehatan lansia
 3. Meningkatkan produktifitas lansia
 4. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia
Jenis2 terapi
a. Psikodrama
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat
dipilih sesuai dengan masalah lansia.
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan,
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk
terlaksananya terapi ini dibutuhkan Leader, Co-Leader, dan
fasilitator. Misalnya : cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.
c. Terapi Musik
Bertujuan untuk mengibur para lansia sehingga meningkatkan gairah
hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-lagu
kroncong, musik dengan gamelan.
d. Terapi Berkebun
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu
luang. Misalnya : penanaman kangkung, bayam, lombok, dan lain-lain
e. Terapi dengan Binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya
dengan bermain bersama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan kucing,
ayam, dan lain-lain.
f. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas
dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
Misalnya : membuat kipas, membuat keset, membuat sulak dari tali rafia,
membuat bunga dari bahan yang mudah di dapat (pelepah pisang, sedotan,
botol bekas, biji-bijian, dan lain-lain), menjahit dari kain, merajut dari benang,
kerja bakti (merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar,
menjemur kasur, dan lain-lain).
g. terapi Kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas cermat, mengisi Teka-
Teki Silang (TTS), tebak-tebakan, puzzle, dan lain-lain.
h. Life Review Terapi
Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan
pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa mudanya.
i. Rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan
melihat pemandangan. Misalnya : mengikuti senam lansia, posyandu lansia, bersepeda,
rekreasi ke kebun raya bersama keluarga, mengunjungi saudara, dan lain-lain.
j. Terapi Keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa
nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, sholat berjama’ah, dan lain-lain.
k. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit
penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu
melaksanakan fungsinya
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
Adalah aktifitas membantu anggotanya
untuk mengatasi identitas hubungan yang
kurang efektif dan mengubah tingkah laku
yang adaptif

( Stuart & Studeen , 1998 )


Tujuan tak
1. Mengembangkan stimulasi persepsi
2. Mengembangkan stimulasi sensoris
3. Mengembangkan orientasi realitas
4. Mengembangkan sosialisasi
TAK Stimulasi Kognitif atau Persepsi

Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang


disediakan atau yg pernah dialami.
Aktivitas berupa stimulus yg disediakan seperti :
 Baca artikel, majalah atau buku
 Menonton TV
 Stimulus dari pengalaman masa lalu yg maladaptif
seperti : kemarahan kebencian, pandangan negatif pada
orang lain dan halusinasi
Mengembangkan stimulasi sensoris

 Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensori klien.


Kemudian di observasi reaksi klien berupa ekspresi
perasaan secara nonverbal ( Ekspresi wajah dan gerakan
tubuh).

 Aktivitas yang digunakan : musik, seni menyanyi dan


menari. Bisa jadi hobi klien
Mengembangkan orientasi realitas

 Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar


klien yaitu diri sendiri, orang lain, dan lingkungan yg
dekat dg klien dan termasuk waktu.

 Aktivitas dapat berupa : orientasi terhadap orang, waktu,


tempat, benda yg ada disekitar dan semua yg nyata.
Mengembangkan sosialisasi

 Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dg individu


yang ada disekitarnya.
 Sosialisasi dapat dilakukan secara bertahap.
 Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
Prinsip memilih peserta TAK

 Gejala sama
Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan spesifik bagi
anggotanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupun
mengungkapkan perasaan. Setiap tujuan spesifik tersebut akan
dapat dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang
sama, sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam
proses terapi.

 Jenis kelamin sama


Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada
pasien dengan gejala sama, biasanya laki-laki akan lebih
mendominasi dari pada perempuan. Maka lebih baik dibedakan.
 Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama
dari hasil kategorisasi. Pasien yang dapat diikutkan
dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut skor
rendah sampai pasien tahap promotion. Bila dalam satu
terapi pasien memiliki skor yang hampir sama maka
tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.

 Kelompok umur hampir sama


Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan
interaksi antar pasien.
 Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit
tercapai karena akan terlalu ramai dan kurang perhatian
terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi akan
terasa sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.
Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi
Lansia
 Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di
hargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain
 Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang
lain serta merubah perilaku yang destrkutif dan
maladaptive
 Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling
mambantu satu sama lain unutk menemukan cara
menyelesaikan masalah
Peran perawat

a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.


b. Sebagai leader dan co leader
 Pimpinan Kelompok (Leader)
Tugasnya :
 Menyusun rencana aktifitas kelompok (proposal)
 Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
 Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
 Sebagai “role model”
 Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.

 Co Leader
Tugasnya : Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
c. Fasilitator
Tugasnya :
 Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi anggota
 Memfokuskan kegiatan
 Membantu mengkoordinasi anggota kelompok

d. Observer
Tugasnya :
 Mengobservasi semua respon klien
 Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien
 Memberikan umpan balik pada kelompok
Tahapan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok

1. Fase pre-kelompok: membuat tujuan


2. Fase awal:
 Tahap orientasi: penentu sistem konflik social
 Tahap konflik: penentu siapa yang menguasai komunikasi
 Tahap kohesif: kebersamaan dalam pemecahan masalah

3. Fase kerja:
 Fase yang menyenangkan bagi anggota dan pimpinan
 Kelompok menjadi stabil dan realistis

4. Fase terminasi
 Muncul cemas, regresi
 Evaluasi dan feedback sangat penting
 Follow up
PROGRAM ANTISIPASI MASALAH DALAM TAK

Masalah yang mungkin timbul dalam TAK antara lain :


 Adanya Sub Kelompok
 Keterbukaan yang kurang
 Resistensi baik individu atau kelompok
 Adanya anggota kelompok yang DO
 Penambahan anggota baru
Lanjutan…..
 Cara mengatasi masalah ini tergantung pada jenis
kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang
mendasari terapi aktifitas tersebut.
 Program antisipasi masalah merupakan intervensi
keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan
yang bersifat emergensi dalam terapi yang dapat
mempengaruhi proses pelaksanaan TAK.
 Misal : Klien meninggalkan permainan
 Intervensi : Panggil nama klien, Tanyakan mengapa
meninggalkan tempat dan beri penjelasan
Kualifikasi terapis
Perawat yang memimpin kelompok terapeutik dan TAK
persyaratannya adalah :
1. Harus mempunyai pengetahuan tentang masalah klien
2. Mengetahui metode yang dipakai untuk kelompok
khusus
3. Terampil berperan sebagai pemimpin
Senam lansia
PENGERTIAN SENAM LANSIA
Senam lansia adalah serangkaian gerak
nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut
usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga.
Senam lansia ini dirancang secara khusus
untuk melatih bagian-bagian tubuh serta
pinggang, kaki serta tangan agar
mendapatkan peregangan bagi para lansia,
namun dengan gerakan yang tidak
berlebihan.
PRINSIP MELAKUKAN SENAM LANSIA
 Pertama,  komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih seperti
ketahanan organ jantung dan paru, kelenturan (fleksibilitas), kekuatan otot
dan komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan).
 Kedua, selalu memperhatikan keselamatan , jangan melakukan senam
segera setelah selesai makan
 ketiga latihan teratur dengan tidak terlalu berat serta berbentuk permainan
yang ringan dan menggembirakan sangat dianjurkan.
 Keempat, latihan dilakukan dengan dosis berjenjang serta hindari yang
bersifat kompetisi.
 Kelima adalah perhatikan kondisi yang menjadi kontra indikasi untuk
berolahraga seperti adanya penyakit infeksi, hypertensi dengan sistolik lebih
dari 180 mmhg dan 120 mmhg pada diastolik serta berpenyakit berat dan
dilarang oleh dokter.
MANFAAT SENAM  LANSIA

Kelenturan

Kemandirian Mengenai Jantung

Mengeliminasi berbagai
Perbaikan dalam derajat
resiko penyakit
kesehatan
Kebugaran Jasmani
LANGKAH-LANGKAH SENAM LANSIA

Sikap Permulaan Dan Pemanasan

Mengambil nafas hitungan 2 x 8


Latihan 1 Latihan 2

Jalan ditempat dengan hitungan 2 x 8 Jalan maju , mundur , gerakan kepala


menengok ke samping , memiringkan
kepala,menundukkan kepala 8 x 8
Latihan 3 Latihan 4

Melangkahkan satu langkah kesamping Dorong tumit kanan kedepan bergantian


dengan menggerakkan bahu 8 x 8 dengan tumit kiri , angkat kaki , tekuk
lengan 8 x 8
Latihan 5 Latihan 6

Peregangan dinamis dengan jalan Gerakan peregangan dinamis dan statis


ditempat hitungan 8 x 8 hitungan 8 x 8
Gerakan Inti

Jalan maju dan mundur melatih


koordinasi lengan dan tungkai 2 x 8
Jalan,tepuk dan goyangkan tangan 2 x 8 hitungan
hitungan
Melangkah kesamping dengan mengayun Melangkah kesamping dengan mengayun
lengan kedepan , menguatkan otot lengan 2 x 8 lengan kesamping , menguatkan lengan atas
hitungan dan bawah 2 x 8 hitungan
Kaki bertumpu pada tumit , tekuk lengan Mendorong kaki kebelakang dengan lengan
koordinasi gerakan kaki dengan lengan 2 x 8 kebelakang 2 x 8 hitungan
hitungan
Gerakan mendorong kesamping dengan lengan Mengangkat lutut kedepan dengan tangan lurus
mendorong ke atas 2 x 8 hitungan keatas , koordinasi dan menguatkan otot
tungkai 2 x 8 hitungan
Mengangkat kaki dengan tangan menggulung Mengangkat kaki kedepan serong dengan
2 x 8 hitungan tangan tekuk lurus 2 x 8 hitungan
Gerakan mambo 1 x 8 hitungan , melangkah kesamping 2 langkah kekanan tangan
diayun kesamping 1 x 8 hitungan , gerakan sebaliknya juga sama 2 x 8 hitungan
Gerakan Pendinginan

Peregangan dinamis dengan mengangkat Peregangan dinamis dengan mengangkat


lengan bergantian 2 x 8 hitungan lengan keduanya 2 x 8 hitungan
Buka kaki kanan , tekuk lutut knan sambil Kaki terbuka , tekuk lutut kanan sambil
mengangkat tangan kanan ke atas , tangan kiri mengangkat tangan kanan ke atas melalui
disamping badan 2 x 8 hitungan samping , tangan kiri disamping badan 2 x 8
hitungan
Peregangan dinamis dan statis dengan Gerakan pernafasan dengan membuka kaki
memutar badan dan memindahkan kedua ujung selebar bah tangan mendorong kesamping
kaki 4 x 8 hitungan kenanan dan kekiri kanan dan kiri 2 x 8 hitungan
Gerakan pernafasan dengan lutut ditekuk Gerakan pernafasan dengan lutut ditekuk dan
mendorong kebawah 2 x 8 hitungan tangan mendorong kedepan 2 x 8 hitungan
Gerakan perenafasan kaki terbuka selebar bahu tangan diangkat keatas membentuk huruf
V 2 x 8 hitungan
DERAJAT KETERGANTUNGAN BANTUAN
ADL (Aktivitas Daily Living)

Dindi Paizer S.Kep M.Kes


 Adalah kegiatan melakukan pekerjaan sehari-hari
 ADL a/ aktivitas pokok bagi perawatan diri: toileting,
makan, berpakaian/berdandan, mandi, berpindah tempat
(Hardywinito 2005)

 Bruner & Suddart (2002) ADL a/ aktivitas perawatan diri


yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari
LANJUTAN
Suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan activity of daily living secara mandiri. Penentuan
kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan
dan keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan
intervensi yang tepat (Maryam, 2008).
Macam-macam ADL
1. ADL dasar yaitu keterampilan dasar yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya
2. ADL instrumental ADL yang berhubungan dengan
penggunaan alat-alat benda penunjang kehidupan sehari-
hari ; menyiapkan makanan, menggunakan telepon,
menulis, mengelola uang
3. ADL vokasional ADL yang berhubungan dengan
pekerjaan/kegiatan
4. ADL Non Vokasional ADL yang bersifat rekreasional,
hobi, dan mengisi waktu luang
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI ADL
 Menurut Hardywinoto (2007),
 Umur dan status perkembangan
 Kesehatan fisiologis
 Fungsi Kognitif
 Fungsi Psikososial
 Tingkat stress
 Ritme biologi
 Status mental
 Pelayanan kesehatan
Umur dan status perkembangan

 Umur dan status perkembangan seorang klien


menunjukkan tanda kemauan dan kemampuan, ataupun
bagaimana klien bereaksi terhadap ketidakmampuan
melaksanakan activity of daily living. Saat perkembangan
dari bayi sampai dewasa, seseorang secara perlahan–lahan
berubah dari tergantung menjadi mandiri dalam
melakukan activity of daily living.
Kesehatan fisiologis

 Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi


kemampuan partisipasi dalam activity of daily living,
contoh sistem nervous mengumpulkan, menghantarkan
dan mengolah informasi dari lingkungan. Sistem
muskuloskeletal mengkoordinasikan dengan sistem
nervous sehingga dapat merespon sensori yang masuk
dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada sistem
ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat
mengganggu pemenuhan activity of daily living secara
mandiri (Hardywinoto, 2007).
Fungsi Kognitif

 Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan


seseorang dalam melakukan activity of daily living. Fungsi
kognitif menunjukkan proses menerima,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensor
stimulus untuk berpikir dan menyelesaikan masalah.
Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif
dapat mengganggu dalam berpikir logis dan menghambat
kemandirian dalam melaksanakan activity of daily living
(Hardywinoto, 2007).
Fungsi Psikososial

 Fungsi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang


untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan
informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini
meliputi interaksi yang kompleks antara perilaku
intrapersonal dan interpersonal. Gangguan pada
intrapersonal contohnya akibat gangguan konsep diri atau
ketidakstabilan emosi dapat mengganggu dalam tanggung
jawab keluarga dan pekerjaan. Gangguan interpersonal
seperti masalah komunikasi, gangguan interaksi sosial
atau disfungsi dalam penampilan peran juga dapat
mempengaruhi dalam pemenuhan activity of daily living
(Hardywinoto, 2007).
TINGKAT STRES
 Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap
berbagai macam kebutuhan. Faktor yang dapat
menyebabkan stress (stressor), dapat timbul dari tubuh
atau lingkungan atau dapat mengganggu keseimbangan
tubuh. Stressor tersebut dapat berupa fisiologis seperti
injuri atau psikologi seperti kehilangan.
Ritme biologi

 Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup


mengatur lingkungan fisik disekitarnya dan membantu
homeostasis internal (keseimbangan dalam tubuh dan
lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama
sirkardian, berjalan pada siklus 24 jam. Perbedaaan irama
sirkardian membantu pengaturan aktivitas meliputi tidur,
temperatur tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang ikut
berperan pada irama sirkardian diantaranya faktor
lingkungan seperti hari terang dan gelap, seperti cuaca
yang mempengaruhi activity of daily living.
Status mental

 Status mental menunjukkan keadaan intelektual


seseorang. Keadaan status mental akan memberi implikasi
pada pemenuhan kebutuhan dasar individu. Seperti yang
diungkapkan oleh Cahya yang dikutip dari Baltes, salah
satu yang dapat mempengaruhi ketidakmandirian individu
dalam memenuhi kebutuhannya adalah keterbatasan status
mental. Seperti halnya lansia yang memorinya mulai
menurun atau mengalami gangguan, lansia yang
mengalami apraksia tentunya akan mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan–kebutuhan dasarnya
(Hardywinoto, 2007).
Cara mengukur ADL
Skala Diskripsi & Jenis Kehandalan, Waktu Dan Komentar
Diskripsi Kesahihan Dan Pelaksanaan
Sensitivitas

Indeks Barthel Skala Ordinal Sangat Handal Dan < 10 Menit, Sangat Skala ADL Yang
0 (Total Dependent) Sangat Sahih, Dan Sesuai Untuk Sudah Diterima
100 (Total Independent) Cukup Sensitif Skrining, Penilaian Secara Luas,
10 Item ; Makan, Mandi, Formal, Kehandalan dan
Berhias, Pakaian. Pemantauan Dan Kesahihan Sangat
Kontrol Kencing, Pemeliharaan Baik
Kontrol Anus, Toleting, Terapi
Transfer Kursi. Mobilitas
Dan Naik Tangga
INDEKS BARTHEL
No Item Yang Dinilai Dibantu Mandiri
1 Makan ‘Bila Makanan Dipotong2 Dulu = Dibantu 5 10
2 Transfer Dr Korsi Roda Ke Tempat Tidur Dan Kembali 5-10 15
3 Higiene Personal ‘Cuci Muka, Bercukur Jenggot, Gosok Gigi’ 0 5
4 Naik, Turun Kloset’ Melepas/Memamaki Pakaian, Cebok. Menyiram’ 5 10
5 Mandi 0 5
6 Berjalan Di Permukaan Datar/Dapat Menayuh Kursi Roda 10 15
7 Naik Turun Tangga 5 10
8 Berpakaian Termasuk Tali Sepatu, Menutup Resleting 5 10
9 Mengontrol Anus 5 10
10 Mengontrol Kandung Kemih 5 10
Sumber : Sugiarto,2005.
Penulis Interpretasi Penulis Interpretasi
Shah dkk 0-20 Dependen Total
21-60 Dependen Berat
61-90 Dependen Sedang
91-99 Dependen Ringan
100 Independen/Mandiri
Lazar dkk 10-19 Dependen Perawatan
20-59 Perawatan diri, dibantu
60-79 Kursi roda, dibantu
80-89 Kursi roda, independen/mandiri
90-99 Ambulatori, dibantu
100 Independen/Mandiri
Granger 0-20 Dependen Total
21-40 Dependen Berat
41-60 Dependen Sedang
61-90 Dependen Ringan
91-100 MandirI
LANJUTAN

Skala Diskripsi & Jenis Kehandalan, Waktu Dan Komentar


Diskripsi Kesahihan Dan Pelaksanaan
Sensitivitas
Indeks Katz Penilaian Kehandalan & < 10 menit, Skala ADL
dikotomi dengan kesahihan sangat sesuai yang sudah
urutan dependensi cukup; kisaran untuk skrining, diterima secara
yang hierarkis : ADL sangat penilaian luas,
mandi, terbatas (6 item formal, kehandalan dan
berpakaian, pemantauan & kesahihan
toileting, transfer, pemeliharaan cukup, menilai
kontinensi, dan terapi keterampilan
makan. Penilaian dasar, tetapi
dari A (mandiri tidak menilai
pada keenam berjalan & naik
item) sampai G tangga
(dependent pada
keenam item)
Skala Diskripsi & Kehandalan, Waktu Dan Komentar
Jenis Diskripsi Kesahihan Dan Pelaksanaan
Sensitivitas
FIM Skala ordinal Kehandalan & < 20 menit, Skala ADL
(Functional dengan 18 kesahihan baik, sangat sesuai yang sudah
Independence item, 7 level sensitif dan untuk skrining, diterima secara
Measure) dengan skor dapat penilaian luas. Pelatihan
berkisar antara mendeteksi formal, untuk petugas
18-126; area perubahan kecil pemantauan & pengisi lebih
yang dengan 7 level pemeliharaan lama karena
dievaluasi; terapi serta item banyak
perawatan diri, evaluasi
kontrol program
stingfer,
transfer,
lokomosi,
komunikasi,
dan kognitif
sosial
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH
ADL
 ADL terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi gerakan
volunter yang terkoordinasi dan asfek propioseptif sebagai
umpan balik gerakan yang dilakukan;
 ADL DASAR DIPENGARUHI OLEH
 ROM
 Kekuatan otot
 Tonus otot
 Propioseptif
 Kognitif
 Koordinasi
 keseimbangan
Hidiwanti (2005)
 Kondisi fisik mis, penyakit menahun
 Kapasitas mental
 Satus mental spt kesedihandan depresi
 Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuh
 Dukungan anggota keluarga
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai