SOAL
1. Sebutkan pengertian Terapi modalitas?
2. Jelaskan manfaat terapi modalitas bagi lansia?
3. Uraikan jenis terapi modalitas untuk lansia?
4. Sebutkan jenis obat-obatan Herbal yang dapat diberikan pada lanjut usia yang berguna
untuk mendukung manfaat dari terapi modalitas/ untuk meningkatkan daya imunitasnya?
5. Jelaskan 1 jenis terapi modalitas yang dapat diterapkan pada lanjut usia?
(jelaskan mulai dari pengertian, manfaat/tujuan terapi, Langkah-langkah/ prosedur terapi
modalitas sesuai yang Anda pilih)
JAWABAN
Nama : SULEHA
NIM :191FK01127
1. Terapi Modalitas adalah suatu kegiatandalam memberikan askep baik di
institusipelayanan maupun di masyarakat yangbermanfaat bagi kesla dan
berdampakterapeutik. Pencapaian tujuan terapi modalitas tergantung pada keadaan
kesehatan klien dan tingkat dukungan yang tersedia. Terapi yang dilakukan untuk mengisi
waktu luang bagi lansia.
2. Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi
waktu luang bagi lansia yang bertujuan meningkatkan kesehaan,
meningkatkan produktivitas lansia, dan meningkatkan interaksi sosial
antar lansia.
3. Jenis Kegiatan Terapi Modalitas.
1. Psikodrama
Bertujuan untuk Mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih sesuai
dengan masalah klien.
Implementasi
Pertimbangan khusus
Terapi kelompok memberikan lansia kesempatan untuk mendiskusikan
bagaimana penyakit atau kematian pasangan memengaruhi hidup mereka dan
memberikan kesempatan pada mereka untuk saling membantu dengan berbagi
pemecahan masalah yang berhasil digunakan. Bentuk terapi kesehatan jiwa ini
berbeda psikoterapi yaitu kelompok yang terdiri atas teman sebaya atau anggota
keluarga yang mempunyai pengalaman yang sama dan professional kesehatan jiwa
dapat terlibat didalam kelompok sebagai fasilitator untuk memantau dan
memfokuskan diskusi. Pertemuan kelompok biasanya dilakukan di tempat ibadah,
pusat lansia, rumah sakit, sekolah, dan tempat umum lainnya. Kelompok tersebut
dapat bebas biaya atau memerlukan biaya tertentu
3. Terapi musik
Menghibur para lansia sehingga meningkatkan gairah hidup dan dapat
mengenang masa lalu.
Terapi musik menggunakan daya tarik universal bunyi ritmik untuk
mengkomunikasikan, mengeksplorasi, dan menyembuhkan. Terapi musik dapat
berupa menciptakan musik, bernyanyi, bergerak mengikuti musik atau hanya
mendengarkan. Terapi musik dapat bermanfaat bagi pasien yang menderita
ketidakmampuan perkembangan, gangguan kesehatan jiwa demensia adiksi
terhadap zat, dan nyeri kronis.
Music juga telah berhasil digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien yang
menderita Alzheimer dan korban yang mengalami cedera kepala ketika pendekatan
lainnya gagal. Pada sebuah penelitian mengenai efek music pada pasien yang
menderita Alzheimer, mereka yang mendengar music band besar selama satu hari
lebih waspada dan bahagia serta mempunyai ingatan jangka panjang yang lebih
banyak dibandingkan pada kelompok pengendali. Selama sakit, music dapat
mengorientasikan kembali pasien yang konfusi. Pada tahap lanjut penyakit, music
memberikan kenyamanan psikologis.
Implementasi
Pertimbangan khusus
Musik khususnya efektif sebagai metode terapi kenangan untuk lansia. Pada
banyak pasien, musik yang mereka nikmati dimasa muda mereka tidak lagi menjadi
dari bagian hidup mereka selama puluhan tahun.
4. Terapi Berkebun
Bertujuan Untuk Melatih kesabaran, kebersamaan, dan memamfaatkan waktu
luang.
Implementasi
Pertimbangan khusus
Lansia yang terganggu secara psikologis dapat menolak atau tidak mampu
untuk mengenang hidup dengan lancer. Ia mungkin perlu bantuan dalam
mengungkapkan pengalaman hidupnya.
a. Pilih hewan peliharaan yang berprilaku baik dan memiliki peragai yang baik.
Hewan peliharaan yang telah mengikuti pelatihan kepatuan yang merupakan
pilihan ideal.
b. Pastikan hewan peliharaan telah dibersihkan oleh dokter hewan dan
imunisasinya telah diperbarui.
c. Pastikan jika hewan peliharaan dipilih sebagai maskot untuk fasilitas, minta
orang yang bertanggung jawab membuat jadwal untuk penghuni yang tertarik
merawat hewan peliharaan tersebut .
d. Delta Society organisasi hewan peliharaan nasional, mempunyai cabang
sebagaian di kota besar. Hewan dan pemiliknya harus menjalani pengujian yang
ketat sebelum diberikan sertifikat sebagai tim terapi hewan peliharaan yang
dapat berkunjung ke fasilitas. Tidak ada biaya yang dikenakan untuk terapi
hewan peliharaan melalui organisasi ini.
e. Biarkan pasien bermain bersama dan memeluk hewan peliharaan tersebut.
Dorongan pasien untuk bicara dengan hewan peliharaan tersebut dan bercerita
mengenai hewan peliharaan yang pernah ia miliki. Berikan sebanyak mungkin
waktu yang dibutuhkan pasien dengan hewan peliharaan jika mungkin.
Pertimbangan khusus
Pastikan lingkungan layak untuk terapi hewan peliharaan. Fasilitas harus
mempunyai area tempat hewan peliharaan dapat beristirahat dan dijauhkan dari
pasien yang alergi terhadap hewan, tidak tertarik dengan hewan peliharaan, atau
takut terhadap hewan peliharaan.
7. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk Memamfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktifitas
dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
8. Rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa
bosan dan melihat pemandangan.
9. Terapi kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Serperti mengadakan cerdas cermat,
mengisi TTS, dll
Implementasi
a. Atur ruangan untuk mengakmodasi gerakan bebas peserta.
b. Atur kursi disekitar pinggiran bagi mereka yang tidak dapat berdiri atau menjadi
lelah selama sesi terapi.
c. Kaji kelompk apakah ada faktor-faktor resiko. Faktor-faktor resiko untuk
pertimbangan mencakup status kardiovaskular yang buruk, riwayat penyakit paru
obstruktif, atau masalah otot degeneratif.
d. Jelaskan tujuan sesi tersebut, dan dorong setiap lansia untuk berpartisipasi sampai
tahapan mereka mampu melakukannya.
e. Ketika kelompok lansia telah siap, mulai musik dan posisikan diri Anda agar
menghadap kearah kelompok.
f. Jika rutinitas terstruktur digunakan, peragakan gerakan yang Anda minta lakukan
dan dorong kelompok untuk meniru gerakan Anda.
g. Jika anda meminta ekspresi yang bebas, beredarlah ke dalam kelompok dengan
memberikan dorongan dan motivasi kepada mereka yang ragu-ragu.
h. Puji upaya peserta dan dorong mereka untuk mendiskusikan perasaan yang
mereka alami selama berdansa.
i. Setelah sesi terapi, dokumentasikan tipe aktivitas dan respons kelompok.
Pertimbangan Khusus
Karena berdansa merupakan aktivitas aerobik, perhatikan apakah ada tanda-
tanda gaangguan kardiovaskular , seperti pusing, kemerahan, keringat yang banyak,
dan disorientasi. Gerakan yang sangat cepat dapat menyebabkan pusing. Bantu lansia
yang pusing untuk duduk jika perlu dan periksa tanda-tanda vitalnya
4. Merujuk Buku Pedoman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang 'Obat
Tradisional untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh', masyarakat diimbau untuk berhati-
hati dalam memilih obat tradisional berbahan herbal. Dalam buku pedoman itu, BPOM
menegaskan bahwa obat tradisional berbahan herbal dapat dinyatakan berkhasiat dan
efektif meningkatkan daya tahan tubuh jika sudah melalui penelitian ilmiah, antara lain
uji klinis.
Salah satu suplemen berbahan herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan telah
teruji klinis adalah suplemen yang mengandung Echinacea Purpurea.
5. Terapi Oksigen
Pasien membutuhkan terapi oksigen ketika mengalami hipoksemia yang disebabkan oleh
kedaruratan pernafasan atau jantung atau peningkatn fungsi metabolik. Pada kedaruratan
pernapasan, pemberian oksigen memungkinkan pasien mengurangi ventilasinya. Ketika
penyakit, seperti atelektasis atau sindrom distress pernapasan dewasa, kerusakan difusi,
atau ketika volume paru berkurang akibat hipoventilasi, prosedur ini menaikkan kadar
oksigen alveolar.
Ketika kebutuhan metabolik tinggi seperti pada kasus trauma massif, luka bakar, atau
demam tinggi pemberian oksigen menyuplai tubuh dengan cukup oksigen memenuhi
kebutuhan selular. Keadekuatan terapi oksigen ditentukan oleh analisis gas darah arteri
(AGD), pemantauan oksimetri, dan pemeriksaan klinis. Penyakit pasien, kondisi fisik, dan
usia akan menentukan metode pemberian yang paling tepat
Peralatan
Implementasi
a. Periksa port saluran keluar oksigen untuk memastikan aliran. Pencet slang dekat
percabangannya untuk memastikan bahwa alarm yang dapat didengar akan
berbunyi jika aliran oksigen berhenti.
b. Kaji kondisis pasien. Pada keadaan darurat, pastikan bahwa jalan nafas pasien
terbuka sebelum memberikan oksigen.
c. Periksa kamar pasien untuk memastikan kamarnya aman untuk pemberian
oksigen. Jika mungkin, ganti elektronik dengan alat yang nonelektronikdan
ditempatkan tanda DILARANG MEROKOK di kamar pasien. Oksigen
mendukung terjadinya kebakaran dan percikan api yang terkecil pun dapat
menyebabkan api.
d. Tempatkan tanda HATI-HATI OKSIGEN di tempat tidur pasien dan pintu masuk
kamar pasien.
e. Bantu dalam memasang alat penghantar oksigen pada pasien. Pastikan alat ini
terpasang dengan baik dan stabil.
f. Pantau respons pasien terhadap terapi oksigen. Periksa nilai gas darah arteri
pasien selama penyesuaian awal terhadap aliran oksigen. Ketika pasien
distabilisasi, Anda dapat menggunakan oksimetri nadi. Periksa pasien dengan
sering apakah ada tanda-tanda hipoksia, seperti penurunan tingkat kesadaran,
peningkatan frekuensi jantung, aritmia, kegelisahan, perspirasi, dispnea,
penggunaan otot tambahan, terus menguap atau nafas cuping hidung, sianosis,
dan kulit dingin serta lembap.
Poin penting karena beberapa lansia tidak menjadi sianosis ketika mengalami
hipoksia, Anda perlu untuk mengevaluasi tanda-tanda lainnya.
Komplikasi
Konsentrasi oksigen yang tinggi selama periode lama dapat menyebabkan
kerusakan pada jalan napas dan paru. Henti napas merupakan komplikasi yang
mungkin terjadi jika konsentrasi oksigen terlalu tinggi untuk pasien yang menderita
penyakit paru obstruktif kronis.
DAFTAR PUSTAKA
Jaime L. Stockslager, Lia Schaeffer. 2007. Askep Geriatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC
Surini Pudjiastuti, Sri, SMPh, S.Pd. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta : EGC
Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika