Dosen pengampu :
Oleh:
Tingkat 3B
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
i
BAB I
PENDAHULUAN
Prevalensi angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45 – 65%, bahkan
pada daerah –daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%, angka
tersebut tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam
belum semua mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang
kronik banyak ditemukan di daerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan
kesehatan dan pendidikan rendah.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada masyarakat
Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor kersadaran untuk
melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan kesehatan, dan kurangnya
penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya
angka kecacingan di Indonesia.
Apabila dicermati lebih lanjut, infeksi cacing ini sepele, tetapi pengaruhnya bisa sangat
mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, infeksi ringan
mengakhibatkan anemia dengan berbagai manifestasi kilinis, baik yang terlihat secara
nyata maupun yang tidak terlihat. Kasus infeksi yang sedang sampai berat bisa
mengakhibatkan adanya gangguan penyerapan pada usus dan gangguan beberapa fungsi
organ dalam. Apabila hal ini terjadi pada masa anak-anak terutama disekolah, maka akan
sangat mengganggu proses belajar mengajar, secara nyata anak bisa mengalami
kemunduran prestasi, yang disadari atau tidak hal tersebut mempengaruhi masa depan
mereka. Kasus infeksi pada orang dewasa biasanya tidak disadari, contoh kasus pada
infeksi filaria, membutuhkan waktu yang cukup panjang dari infeksi sampai
terjadinya elephantiasis (Kaki gajah) beberapa kasus menunjukkan bahwa orang yang
terinfeksi mengetahui bahwa dirinya terkena elephantiasis setelah kakinya membesar.
Fenomena infeksi cacing ini seperti gunging es, yang muncul ke permukaan kecil, tetapi
sebenarnya banyak kasus dan kejadian infeksi cacing yang tidak terekspos. Kita sebagai
warga masyarakat kesehatan yang mengetahui tentang hal ini idealnya turut memberi
sumbangan terhadap peningkatan derajat kesehatan, dalam hal ini adalah menekan kejadian
infeksi cacing.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi
yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya
dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi
daritubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat
melemahkantubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap
diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur
yang tertelan & masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang
berbentuk lonjong & panjang yang berawaldari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk
cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksibagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti
pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan Penyakit cacingan, khususnya
pada anak sering dianggap sebagai penyakit yang sepeleoleh sebagian besar kalangan
masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkatkesehatan anak. Di antaranya,
menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah,ngantuk, malas beraktivitas serta
berat badan rendah.
Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing
pipih. Berikut jenis-jenis cacing :
1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Warna : Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara penularannya:
a. Telur cacing masuk melalui mulut
b. Menetas di usus kecil menjadi larva
c. Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
3
d. Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus
kecil danmenjadi dewasa di sana.
e. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.
4
b. Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar.
Melaluikontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi
dibawa ke tempatlain.
c. Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
Secara khususnya:
Cacing kremi : Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva(kemaluan
wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremibiasanya akan keluar
dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya
dapat terlihat di feses.
Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis
Toxocaracanis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata
karenamenimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga
dapatberpindah ke bagian paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma,
sertamenimbulkan bengkak di organ tubuh lain.
Cacing Tambang : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat
menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.
Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :
1. Rasa mual
2. Lemas
3. Hilangnya nafsu makan
4. Rasa sakit di bagian perut
5. Diare
6. Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke
organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :
1. Demam
2. Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut
3. Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing
4. Infeksi bakteri
5
5. Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.
2.4 Dampak
Anak-anak akan mengalami berbagai dampak psikologis bila mereka terkena penyakit
cacingan. Dampak psikologis yang terjadi pada si anak bila menderita penyakit cacing
kremi, si anak akan merasakan gatal di anusnya pada malam hari sehingga si anak akan
menagis dan terganggu waktu tidurnya. Pada anak yag menderita penyakit karena cacing
tambang, Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah), sehingga
sianak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-harinya, Konsetrasi
dan daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit mencerna pelajaran di sekolah.
Penderita cacingan di kalangan anak sekolah juga cukup tinggi. Menurut survei yang
pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada anak Sekolah Dasar (SD) menyebutkan sekitar
49,5 persen dari 3.160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan. Siswa perempuan
memiliki prevalensi lebih tinggi, yaitu 51,5 persen dibandingkan dengan siswa laki-laki
yang hanya 48,5 persen. Biasanya seorang siswa yang terinfeksi cacing akan mengalami
kekurangan hemoglobin (Hb) hingga 12 gr persen, dan akan berdampak
terhadapkemampuan darah membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk ke
otak. Akibatnya, penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta
metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami
kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing
yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan
menunjukkan gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi
penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini
kecil sekali perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang
menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan
sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi
6
makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat
berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk
lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang
telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu
air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu
bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang
ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu
tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang
biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi,
termasuk protein untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per hari.
Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang minum
0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat gizi
dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan
200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka
sanggup memproduksi 600.000 telur.
2.6 Pencegahan
7
4. Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang terselip di antara
kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan mendirikan koloni di sana.
5. Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan setelah selesai buang air besar.
Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara kita
masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku
ini maka kotoran-kotoran ini akan liar tidak terjaga, sehingga mencemari
lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah cemar, penularan sering tidak pandang
bulu. Orang yang sudah menjaga diri sebersih mungkin sekalipun masih dapat
dihinggapi parasit cacing ini.
6. Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik untuk
menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa baik maka usahakan lingkungan sebaik
mungkin. Menjaga alam ini termasuk bagian dalam merawat kesehatan.
7. Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang baik. Jika air
yang digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia, bukan tidak mungkin telur
cacing bertahan pada kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa hingga ke
meja makan.
8. Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang mengalir.
Mengapa demikian? Ya, agar kotoran yang melekat akan terbawa air yang mengalir, di
samping itu nilai gizi sayuran tidak hilang jika dicuci di bawah air yang mengalir. Cara
mengolah sayuran yang baik dapat Anda lihat di artikel Cerdas mengolah Sayuran :
Menjamin Ketersediaan Nutrisi.
9. Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang
sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah tidak selamanya buruk. Yang
harus diperhatikan adalah kebersihan bahan makanan agar makanan dapat kita makan
sesegar mungkin sehingga enzim yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan
manfaatnya. Ulasan saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat
pada artikel Diet Sunda ini.
10. Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau anjing
pada tempat pembuangan khusus
11. Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang
risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain
pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering
berhubungan dengan tanah.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi
yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya
dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi
daritubuh inangnya.
Gejala umum jika terinfeksi cacing adalah timbulnya rasa mual, lemas, hilangnya nafsu
makan, rasa sakit di bagian perut, diare, dan turunnya berat badan karena penyerapan
nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman
yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus
yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar.
Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat,
menjaga kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali,
dan konsultasi kesehatan apabila ada gejala yang tidak beres di dalam tubuh kita dan
keluarga kita.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10
MAKALAH PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA
(Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Gizi )
Dosen Pengampu: Novita, S.Kep., Ners., M.Kep
Oleh : Kel. 16
Alan 191FK01005
Mochamad ilham 191FK01076
Tingkat 3B
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "pencegahan dan penanganan
anemia" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku guru Mata Pelajaran . Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Anemia, cacingan, dan KKP adalah penyakit yang sering di derita oleh
Cacingan yang dianggap sepele dapat mengakibatkan infeksi ringan yang sangat
mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan. Infeksi ringan
dapat mnegakibatkan anemia dengan berbagai manifestasi klinis, baik yang terlihat
secara nyata maupun yang tidak terlihat. Sedangkan dalam kasus infeksi yang sedang
sampai dengan berat dapat mengganggu proses penyerapan makanan sehingga zat-zat
dan pendidikan gizi, penerangan serta penyuluhan gizi, peningkatan produksi bahan
makanan. Selain itu juga adanya perbaikan kondisi keluarga dan para anggota
keluarga.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
tanda dan gejala, faktor terkena anemia, pencegahan dan penanganan pada anemia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
tubuh. Orang yang terkena anemia akan mengalami kekurangan oksigen untuk
menghasilkan energi, maka penderita anemia terlihat pucat, capat lelah, sesak nafas,
bahkan gelisah. Selain itu, penderita anemia akan terlihat pucat di bagian lidah dan
kelopak mata.
4. Pendarahan
7. Faktor genetik
Anemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah, kehilangan banyak
sel darah merah, atau mematikan sel darah merah lebih banyak daripada
Penyebab: kekurangan zat besi dalam tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat
besi untuk membuat hemoglobin.Jadi, tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak
Sebagai tambahan dari zat besi, tubuh juga membutuhkan folat dan vitamin B12
untuk menghasilkan sel darah merah yang cukup.Oleh karena asupan makanan
produksi sel darah merah.Namun ada juga orang yang tidak bisa menyerap
d) Aplastic anemia
f) Hemolytic anemias
h) Anemia lain
2.3 Gejala
2. Cepat lelah
3. Sering mual
4. Sakit kepala
6. Sesak napas
8. Wajah pucat
9. Rambut rontok
2. Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil.
3. Menstruasi.
4. Kehamilan.
6. Faktor genetik/keturunan
7. Infeksi tertentu seperti gangguan darah dan autoimun, terkena racun kimia, dan
menggunakan beberapa obat yang berpengaruh pada produksi sel darah merah.
8. Diabetes, alkohol, dan orang yang menjadi vegetarian ketat dan kurang asupan
2.5 Pencegahan
Banyak jenis anemia yang tidak dapat dicegah, namun untuk menghindari
iron dificeincy anemia dan vitamin difesiency anemia dapat dicegah dengan makan
1. Zat besi
Memastikan konsumsi zat besi secara teratur untuk memenuhi kebutuhan tubuh
adalah terapi sulih zat besi dan penanganan penyebab yang mendasar seperti
infeksi parasit atau perdarahan gastrointestinal. Terapi zat besi per oral
Ferro sulfat merupakan preparat zat besi oral yang paling murah dan
elemental (300 mg ferro sulfat) Per hari sudah cukup bagi orang dewasa dan
harus diberikan di antara saat saat makan pada pagi hari atau pada waktu
tidur. Pada bayi dan anak kecil, pemberian 30 mg besi elemental per hari
sudah memadai. Umumnya setelah waktu lebih dari 4 minggu akan terjadi
hemoglobin sudah kembali normal. Pada kasus anemia karena defisiensi zat
besi yang berat dengan kadar hemoglobin berkisar 5-7g/dl dianjurkan untuk
Efek samping yang lazim terjadi pada suplementasi zat besi adalah
mual, konstipasi, tinja berwarna hitam, dan diare. Risiko efek samping
populasi yang paling rentan, seperti ibu hamil. Dosis pemberian ditetapkan
samping yang lazim dijumpai pada terapi zat besi per oral adalah gangguan
Penggunaan terapi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan nyeri pada
sendi.
suplemen zat besi dengan jumlah yang adekuat dan kepatuhan individual
menghadap pengobatan. Sedapat mungkin kelahiran bayi dilaksanakan
dengan pemberian tablet zat besi dan asam folat tiap hari ( selama 100 hari )
kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak yang kecil. Hasil evaluasi
karena defisiensi zat besi di negara tersebut sebagai akibat dari pasokan
suplemen yang tidak mencukupi dan tidak teratur. Demikian pula, hal yang
besi per hari selama 3 bulan bagi semua ibu yang hamil sudah dilaksanakan
tinggi.
dengan asupan zat besi dari makanan tidak lagi memadai, para ibu hamil di
kebutuhan mereka akan zat besi. Karena alasan inilah kita dituntut untuk
manfaat yang sama seperti halnya pemakaian zat besi dalam dosis rendah
dengan efek samping yang sangat sedikit. Suplementasi zat besi mingguan
sebagai pengganti pemberian zat besi harian juga sudah diusulkan; cara ini
dapat menghasilkan penyerapan zat besi yang lebih besar kendati mungkin
asupan zat besi yang tidak memadai dalam masyarakat. Bahan pangan yang
dijadikan fortifikan dan pembawa harus aman dan efektif. Jenis-jenis bahan
gandum, roti, tepung susu, garam, susu formula bayi, dan gula. Negara
Swedia memiliki sejarah panjang fortifikasi zat besi pada tepung gandum
difortifikasi dengan zat besi (44mg/kg). Di India, hasil uji coba di lapangan
2. Edukasi gizi
makanan yang kaya dengan zat besi secara teratur, mendorong asupan
promotor absorpsi besi seperti vitamin C, dan mencegah konsumsi faktor-
- Meningkatkan konsumsi bahan pangan yang kaya akan zat besi seperti
- Mendorong konsumsi secara teratur bahan pangan yang kaya akan vitamin
yang kaya akan zat besi pada makanan tambahan bagi bayi
yang kaya akan zat besi merupakan komponen penting dalam pendekatan
zat besi di negara berkembang. Ironisnya, pada negara yang sudah tersedia
berbagai ragam bahan pangan yang kaya akan zat besi dan promotor absorpsi
besi, tetapi anemia karena defisiensi zat besi tetap menjadi persoalan yang
pada masyarakat pedesaan yang miskin. Di sisi lain, ketika masyarakat yang
kegiatan ini akan memfasilitasi konsumsi nutrien yang beragam. Pada kasus
3. Folat
untuk dikonsumsi setiap hari adalah 200 mikrogram (ug). Umumnya, jika
Folat dapat rusak oleh panas, sehingga buah dan sayuran yang dalam
dimasak. Roti dan sereal yang telah diperkaya dengan vitamin juga
merupakan sumber folat yang baik. Sumber folat yang bagus di antaranya
beras cokelat, kol brussel, brokoli, asparagus, kacang polong, kacang arab.
Namun jika Anda memiliki gangguan dalam penyerapan nutrisi tubuh,
atau jika sedang hamil, maka mungkin perlu untuk mengonsumsi suplemen.
4. Vitamin B12
yang mengandung sebuah atom kobal yang terikat mirip dengan besi terikat
vitamin B12 yaitu bisa ditemukan pada daging, ikan, telur, dan susu. Orang
telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu
harinya.
hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi
yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.
Sumber lainnya adalah miso (produk fermentasi kedelai, semacam tauco) dan
tempe (terutama yang dibuat secara tradisional). Pada tempe buatan pabrik
jumlah vitamin B12, dapat makan sereal ataupun susu kedelai yang diperkaya
Vitamin ini bersifat larut dalam air, dan dapat disintetis oleh bakteri
dalam usus. Vitamin B12 ini berbeda dengan vitamin larut air lainnya tidak
cepat dikeluarkan dalam urin, tetapi dikumpulkan dan disimpan dalam hati,
ginjal dan beberapa jaringan tubuh. Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi
karena asupannya yang kurang. Asupan vitamin lain berlebihan pun dapat
mengkonsumsi vitamin C.
nanogram vitamin B12 setiap hari. Usia 4 sampai 13 tahun membutuhkan 1,2-
2,4 mcg vitamin B12 setiap hari. Usia 14 tahun keatas membutuhkan 2,4-2,8
mcg vitamin B12 setiap hari. Cegah tentu dengan mengkonsumsi makanan
bervitamin B12, banyak daging terutama lebih baik. Daging hewani yang
banyak protein seperti daging ikan bisa Anda konsumsi jika Anda terhalang
dengan daging sapi atau kambing yang berkolesterol tinggi dan menghindari
tekanan darah tinggi. Jika Anda tidak juga dapat juga memenuhi kebutuhan
Selain itu, makan makanan olahan rumput laut, ganggang yang berupa
agar-agar atau jelly juga dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan vitamin
terlalu banyak makan sayuran tanpa diikuti oleh kebutuhan vitamin B12 dari
Sumber alami vitamin B12 terdapat pada sumber hewani dan sayuran.
B12 ini. Sarden takaran 3,2 ons mengandung vitamin B12 8,11 mcg. Salmon
takaran 4 ons mengandung 6,58 vitamin B12. Daging rusa takaran 4 ons
mengandung vitamin B12 sebanyak 1,47 mcg. Daging domba takaran 4 ons
mengandung vitamin B12 sebanyak 2,45 mcg. Susu takaran satu cangkir
mengandung vitamin B12 sebanyak 1,29 mcg. Ikan cod takaran 4 ons
vitamin B12 sebanyak 1,55 mcg. Yogurt takaran satu cangkir mengandung
vitamin B12 sebanyak 1,37 mcg. Daging sapi takaran 4 ons mengandung
vitamin B12 sebanyak 1,8 mcg. Telur takaran setiap 1 butirnya mengandung
5. Vitamin C
Sayuran daun hijau merupakan salah satu bahan pangan yang baik
besi dan kalsium. Semua zat gizi tersebut mempunyai fungsi penting sebagai
oleh tubuh kita, karena vitamin C berfungsi membantu pengaturan atau proses
kegiatan tubuh. Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya
tidak akan mampu melakukan aktivitas hidup. Selain itu, kurangnya asupan
Vitamin C merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam air
Vitamin C juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya, yakni asam
vitamin C antara lain: sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan
logam.
oksigen ke seluruh tubuh. Ada dua jenis zat besi yang ditemukan dari
makanan, yaitu zat besi heme dan zat besi non-heme. Zat besi heme
ditemukan dalam sel darah merah hewan, sedangkan zat besi non-heme
bersumber dari tanaman atau sayuran. Zat Besi non-heme akan diserap dengan
Anda mendapatkan dosis harian vitamin C yang disarankan, yaitu 250 mg.
6. Protein
antara asupan protein dengan kadar hemoglobin (Hb) pada anak umur 1-3
tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah anak umur 1-3 tahun. Data primer
adalah data yang di dapatkan melalui pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dan
data asupan zat gizi yang diperoleh melalui metode food recall. Sebagian
besar anak umur 1-3 tahun memiliki asupan protein cukup yaitu berjumlah 57
bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan kadar
hemoglobin (Hb) pada anak umur 1-3 tahun. Konsumsi protein yang kurang
untuk menderita anemia. Oleh karena itu, orang tua anak perlu meningkatkan
pengawasan terhadap pola makan anak untuk meningkatkan status gizi anak
yang optimal.
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena
selain berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur (Almatsier, 2009). Protein berperan penting dalam
di dalam darah lebih rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia
(Waryana, 2010). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rosanti (2009) pada balita yang mengatakan bahwa rendahnya konsumsi zat
besi akan berpengaruh terhadap status gizi anak balita dan dapat terjadi
ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan- jaringan (Pearce, 2010).
2.6 Penanganan
Penamganan pada anemia harus diarahkan pada sesuatu yang menjadi penyebab
anemia. Gangguan ini disebabkan oleh jumlah zat besi, vitamin B12, dan folat yang
adalah:
1. Transfusi darah.
3. Pemberian obat dengan tujuan untuk memperbanyak sel darah dalam tubuh,
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ini. Selain itu asupan gizi yang kurang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Atikah P, Erna K. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Indra, wulandari yettik. 2013. Prinsip Prinsip Dasar Ahli Gizi. Jakarta Timur: Dunia
cerdas