Di Susun Oleh :
1. Arumbi 191FK01015
2. Cyntia Wahyu Nin Tyas 191FK01026
3. Rosi Kurniasih 191FK01103
4. Shely Novia Nanda 191FK01114
5. Siska Suci Ramadani 191FK01121
Tingkat 3B
2021
NARASI KASUS
1
baik baik saja dengan tetangga bahkan dikenal sangat akrab namun semenjak sakit
pasien menjadi pendiam. Pasien Ny S memiliki 2 orang anak yang masing masing
berusia 12 dan 10 tahun, dan memiliki 4 orang adik dimana adik yang pertama telah
meninggal, dan sisa 3 orang anggota keluarganya setelah ditinggal pergi oleh kedua
orang tuanya dimana umur 3 adiknya tersebut masing masing 16, 12 dan 8 tahun.
2
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL : ANSIETAS
A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Pesisir Selatan no 715. Kelurahan Surau Gadang, Kec
Dayeuh Kolot Kota Bandung
Status perkawinan : Sudah menikah
Orang yang berarti : Suami
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Diploma
Tanggal masuk : 22 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 22 Mei 2021
Diagnosa medik : Ansietas
Penampilan : Baik
1. Pasien
2. Keluarga
C. STATUS MENTAL
3
2. Konsep diri : Pasien menilai bahwa dirinya itu tidak berguna dan telah gagal
menjadi seorang kakak yang baik karena tidak bisa membantu adik – adiknya
selepas peninggalan kedua orang tuanya dan karena hal ini sehingga pekerjaan
pasien sebagai seorang PNS terganggu serta tugas pasien sebagai seorang istri
pun ikut terganggu
3. Pola interaksi : Saat ditanyakan pada suaminya, interaksi pasien dengan keluarga
dan tetangga sekitar sangat baik bahkan sangat akrab . Namun setelah kedua orang
tuanya meninggal Ny S menjadi takut apabila menyampaikan keinginannya
untuk tinggal bersama dengan adik – adiknya, Interaksi pasien saat pengkajian,
terkadang kooperatif namun terkadang tiba – tiba menangis.
4. Gaya komunikasi : Ny. S berbicara dengan nada keras dan tidak jelas
3. Sosio – budaya : Ny. S hidup dengan suami yang berbeda suku sehingga Ny. S
sulit untuk menyampaikan kepada suaminya untuk meminta agar mereka bisa
tinggal serumah
E. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram
X X X X
X
3 X 1 1 4
6 2 8 0 X X
6
4
12 10
Keterangan :
a. : Laki – laki
b. : Perempuan
c. X : Meninggal
d. : Klien
e. : Tinggal serumah
a. Keadaan keluarga : Saat ini Ny. S merasa cemas dengan saudaranya yang
telah ditinggal mati kedua orang tuanya , dimana Ny. S memikirkan siapa
yang akan mengurus adik-adiknya yang belum bisa untuk bekerja, selain itu
cemas bagaimana cara menyampaikan kepada suaminya agar ketiga adiknya
dapat tinggal serumah dengan mereka
F. PENGKAJIAN FISIK
2. Kebiasaan yang b.d status kesehatan : selama ini Ny. S dalam menjalankan
rumah tangganya tidak mempunyai masalah namun setelah kedua orang tuanya
meninggal Ny. S berubah menjadi mudah murah, pendiam dan cemas terhadap
kondisi adik – adiknya
5
4. Alcohol/obat – obatan : Ny S tidak mengkonsumsi alcohol ataupun obat
6. Nutrisi : kebutuhan nutrisi pasien dalam keadaan baik, kebiasaan pasien saat
sakit dan sebelum sakit menurut suaminya baik baik saja dan tidak ada gangguan
pada selera makannya. BB sebelum sakit : 54 kg, dan sesudah sakit : 54 kg
10. Tingkat energi : Pasien saat sebelum sakit merupakan wanita yang sangat aktif
namun setelah sakit menjadi pendiam dan terlihat tak berdaya.
G. ANALISA DATA
No Data Masalah
1 Data Subjektif : Ansietas b.d krisis
situasional
a. Ny. S mengatakan selalu sedih memikirkan
adik – adiknya yang ditinggal oleh orang tuanya
6
Data Objektif :
b. Ny S mudah marah
7
3 Data Subjektif : Berduka b.d kematian
keluarga atau orang yang
a. Pasien mengatakan merasa sedih
berarti
b.Ny S mengatakan dirinya tidak berguna dan
telah gagal menjadi seorang kakak yang baik
karena tidak bisa membantu adik – adiknya
setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya
Data objektif :
H. POHON MASALAH
Ketidakmampuan Efek
koping keluarga
MASALAH UTAMA
Ansietas
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
8
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
9
menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
10
- Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
ansietas, jika perlu
2. 2 Ketidakmampuan koping Setelah dilakukan tindakan Dukungan Koping Keluarga
keluarga berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
Observasi :
diharapkan perilaku anggota
dengan hubungan
keluarga dalam mendukung, - Identifikasi respons emosional
keluarga ambivalen memberi rasa nyaman dan terhadap kondisi saat ini
memotivasi keluarga membaik. - Identifikasi beban prognosis secara
Dengan Kriteria Hasil : psikologis
11
- Identifikasi kesesuaian antara
harapan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan
Terapeutik :
- Dengarkan masalah, perasaan, dan
pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan
cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis dan
perawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan
antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga
- Fasilitasi pengambilan keputusan
dalam merencanakan perawatan
jangka panjang, jika perlu
- Fasilitasi anggota keluarga dan
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
dasar keluarga (mis. Tempat
tinggal, makanan, pakaian)
- Fasilitasi anggota keluarga melalui
12
proses kematian dan berduka, jika
perlu
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien
- Bersikap sebagai pengganti
keluarga untuk menenangkan
pasien dan/jika keluarga tidak
dapat memberikan perawatan
- Hargai dan dukung mekanisme
koping adaptif yang digunakan
- Berikan kesempatan berkunjung
bagi anggota keluarga
Edukasi :
- Informasikan kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan fasilitas perawatan
kesehatan yang tersedia
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi keluarga, jika
perlu
Berduka berhubungan
3. 3 Setelah dilakukan tindakan Dukungan Emosional
13
dengan kematian keluarga
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
atau orang yang berarti
diharapkan keluarga dapat menerima - Identifikasi fungsi marah,
kehilangan frekuensi, dan amuk bagi pasien
- Identifikasi hal yang telah memicu
Dengan Kriteria Hasil :
emosi
1. . Terapeutik :
2. . - Fasilitasi mengungkapkan perasaan
3. . cemas, marah, atau sedih
- Buat pernyataan suportif atau
empati selama fase berduka
- Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan (mis.
Merangkul, menepuk-nepuk)
- Tatap bersama pasien dan pastikan
keamanan selama ansietas, jika
perlu
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit
atau lemah
Edukasi :
- Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
14
yang dialami (mis. Ansietas,
marah, sedih)
- Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
dan pola respons yang biasa
digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kolaborasi :
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
15