Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM 1

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL : ANSIETAS
(Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa)
Dosen Pengampu : Eki Pratidina, SKp.,MM

Di Susun Oleh :

1. Arumbi 191FK01015
2. Cyntia Wahyu Nin Tyas 191FK01026
3. Rosi Kurniasih 191FK01103
4. Shely Novia Nanda 191FK01114
5. Siska Suci Ramadani 191FK01121

Tingkat 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2021
NARASI KASUS

Ny. S berusia 35 tahun berjenis perempuan, pendidikan terakhir Diploma,


pekerjaan PNS, menganut agama islam, status perkawinan menikah, beralamat di Jln.
Pesisir Selatan no 715. Kelurahan Surau Gadang, Kec Dayeuh Kolot Kota Bandung.
Mulai dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Mei 2021 jam 09.30 WIB di rumah Ny.
S. Saat dilakukan pengkajian Ny. S mengatakan dirinya cemas memikirkan saudaranya
yang telah di tinggal mati oleh kedua orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurus
adik-adiknya yang belum dewasa dan terilhat wajah pasien tegang dan suaranya
bergetar sekaligus bicaranya banyak namun dengan tempo cepat. Saat ditanya Ny S
terkadang membicarakan hal – hal pada masa lalu seperti kehidupan pasien saat kecil
bersama adik dan orang tuanya. Ny. S hidup dengan suami yang berbeda suku
sehingga takut untuk menyampaikan kepada suaminya agar mereka bisa tinggal
serumah dengan adik adiknya.
Tn. N selaku suami Ny. S mengatakan selama kepergian mertuanya istrinya
cemas, terkadang sedih dan mudah marah, berbicara dengan nada keras dan tidak jelas
dan karena hal ini sehingga pekerjaan pasien sebagai seorang PNS terganggu serta
tugas pasien sebagai seorang istri pun ikut terganggu. Pasien menilai bahwa dirinya itu
tidak berguna dan telah gagal menjadi seorang kakak yang baik karena tidak bisa
membantu adik – adiknya setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Interaksi pasien
pengkajian, terlihat pasien terkadang kooperatif namun terkadang pasien tiba – tiba
menangis. Saat ditanyakan pada suaminya, interaksi pasien dengan keluarga dan
tetangga sekitar sangat baik bahkan sangat akrab. Dari pemeriksaan TTV didapati TD :
150/100 mmHg, N : 95x/menit, S : 36oC, R : 20x/menit, Tingkat Kecemasan klien :
skala 5 (nyeri sedang), BB sebelum sakit : 59 dn sesudah pun sama. Suami pasien
mengatakan kualitas dan pola tidur terganggu yang awalnya tidur sekitar 8 jam/hari ini
menjadi sekitar 5 jam/hari. Lalu menurut Tn N, ia bingung memikirkan nasib istrinya
dan ia pun terkadang stress membagi waktu antara mengurus istrinya, pekerjaannya
dan urusan rumah tangga, karena jujur semenjak istrinya sakit, tugas yang harusnya
dilakukan oleh istrinya menjadi terganggu namun karena itu ia menjadi cemas. Terlihat
juga pasien tidak terpenuhi kebutuhannya oleh keluarganya, Hubungan pasien awalnya

1
baik baik saja dengan tetangga bahkan dikenal sangat akrab namun semenjak sakit
pasien menjadi pendiam. Pasien Ny S memiliki 2 orang anak yang masing masing
berusia 12 dan 10 tahun, dan memiliki 4 orang adik dimana adik yang pertama telah
meninggal, dan sisa 3 orang anggota keluarganya setelah ditinggal pergi oleh kedua
orang tuanya dimana umur 3 adiknya tersebut masing masing 16, 12 dan 8 tahun.

2
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL : ANSIETAS

FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Pesisir Selatan no 715. Kelurahan Surau Gadang, Kec
Dayeuh Kolot Kota Bandung
Status perkawinan : Sudah menikah
Orang yang berarti : Suami
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Diploma
Tanggal masuk : 22 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 22 Mei 2021
Diagnosa medik : Ansietas
Penampilan : Baik

B. PERSEPSI DAN HARAPAN

1. Pasien

Ny. S mengatakan dirinya cemas memikirkan saudaranya yang telah ditinggal


mati oleh kedua orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurus adik – adiknya
yang belum dewasa

2. Keluarga

Tn. N mengatakan selama kepergiaan mertuanya istrinya menjadi cemas

C. STATUS MENTAL

1. Emosi : pasien terkadang sedih dan Ny S mudah sekali marah

3
2. Konsep diri : Pasien menilai bahwa dirinya itu tidak berguna dan telah gagal
menjadi seorang kakak yang baik karena tidak bisa membantu adik – adiknya
selepas peninggalan kedua orang tuanya dan karena hal ini sehingga pekerjaan
pasien sebagai seorang PNS terganggu serta tugas pasien sebagai seorang istri
pun ikut terganggu
3. Pola interaksi : Saat ditanyakan pada suaminya, interaksi pasien dengan keluarga
dan tetangga sekitar sangat baik bahkan sangat akrab . Namun setelah kedua orang
tuanya meninggal Ny S menjadi takut apabila menyampaikan keinginannya
untuk tinggal bersama dengan adik – adiknya, Interaksi pasien saat pengkajian,
terkadang kooperatif namun terkadang tiba – tiba menangis.
4. Gaya komunikasi : Ny. S berbicara dengan nada keras dan tidak jelas

D. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA

1. Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai Pengawai Negeri Sipil di Kota Bandung


selama ± 10 tahun, beliau memiliki jabatan yang cukup tinggi. Selama sakit
yang membiayai pengobatan yakni suaminya

2. Hubungan sosial : Hubungan antara Ny S dengan tetangganya baik namun


setelah kepergiaan kedua orang tuanya, Ny S menjadi pendiam dan sering
marah – marah. Menurut Tn S pasien sering bertukar pikiran padanya
mengenai apapun

3. Sosio – budaya : Ny. S hidup dengan suami yang berbeda suku sehingga Ny. S
sulit untuk menyampaikan kepada suaminya untuk meminta agar mereka bisa
tinggal serumah

4. Gaya hidup : Ny S biasa menyesuaikan dengan keadaan ekonomi suaminya dan


tidak berpengaruh pada kesehatan dirinya

E. RIWAYAT KELUARGA

1. Genogram

X X X X

X
3 X 1 1 4
6 2 8 0 X X
6
4

12 10
Keterangan :

a. : Laki – laki

b. : Perempuan

c. X : Meninggal

d. : Klien

e. : Tinggal serumah

2. Masalah Keluarga dan Krisis

a. Keadaan keluarga : Saat ini Ny. S merasa cemas dengan saudaranya yang
telah ditinggal mati kedua orang tuanya , dimana Ny. S memikirkan siapa
yang akan mengurus adik-adiknya yang belum bisa untuk bekerja, selain itu
cemas bagaimana cara menyampaikan kepada suaminya agar ketiga adiknya
dapat tinggal serumah dengan mereka

b. Interaksi dalam keluarga : Karena antara Ny S dengan suaminya memiliki


perbedaan suku sehingga Ny. S canggung apabila harus menyampaikan
kepada suaminya bahwa ia ingin tinggal bersama dengan adik adiknya juga,
sedangkan menurut suaminya semenjak pasien merasa cemas, interaksi
antara suami istri menjadi kurang terjalin

F. PENGKAJIAN FISIK

1. Riwayat Penyakit : Ny S tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa

2. Kebiasaan yang b.d status kesehatan : selama ini Ny. S dalam menjalankan
rumah tangganya tidak mempunyai masalah namun setelah kedua orang tuanya
meninggal Ny. S berubah menjadi mudah murah, pendiam dan cemas terhadap
kondisi adik – adiknya

3. Kebiasaan merokok : Ny S tidak merokok dan suaminya pun tidak merokok

5
4. Alcohol/obat – obatan : Ny S tidak mengkonsumsi alcohol ataupun obat

5. Istirahat dan tidur : kualitas tidur Ny S baik-baik saja (sekitar 8 jam/hari)


sebelum sakit namun setelah sakit, kualitas tidur pasien terganggu apabila
serangan cemas muncul (sekitar 5 jam/ hari) karena menurut suaminya pasien
terkadang menangis dan menanyakan terus kondisi adiknya. Upaya yang
dilakukan oleh suaminya yakni menenangkan pasien dan menelpon adik pasien
untuk menanyakan kabarnya

6. Nutrisi : kebutuhan nutrisi pasien dalam keadaan baik, kebiasaan pasien saat
sakit dan sebelum sakit menurut suaminya baik baik saja dan tidak ada gangguan
pada selera makannya. BB sebelum sakit : 54 kg, dan sesudah sakit : 54 kg

7. Eliminasi : dalam BAB ataupun BAK pasien tidak memiliki gangguan

8. Orientasi : Ny S saat ditanyakan letak posisi pasien berada menjawab bahwa ia


berada di rumah orang tuanya padahal ia berada dirumah dengan suami dan anak
anaknya

9. Tingkat aktivitas : Ny. S beraktifitas di kantor tempat ia bekerja dan mengurus


rumah tangga namun setelah sakit pasien menghabiskan waktu di rumah saja.

10. Tingkat energi : Pasien saat sebelum sakit merupakan wanita yang sangat aktif
namun setelah sakit menjadi pendiam dan terlihat tak berdaya.

G. ANALISA DATA

No Data Masalah
1 Data Subjektif : Ansietas b.d krisis
situasional
a. Ny. S mengatakan selalu sedih memikirkan
adik – adiknya yang ditinggal oleh orang tuanya

b. Ny. S mengatakan dirinya cemas memikirkan


saudaranya yang telah ditinggal mati oleh kedua
orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurus
adik – adiknya yang belum dewasa

6
Data Objektif :

a. TD : 150/100 mmHg, N : 95x/mnt, S : 36oC,


RR : 20x/mnt

b. Ny S mudah marah

c. Ny S tampak cemas dan bingung

d. Tingkat kecemasan pasien, skala 5 (nyeri


sedang)

e. Pasien sulit tidur

f. Saat dilakukan pengkajian pasien terlihat


tegang

g. Pasien saat dilakukan pengkajian terkadang


membicarakan hal – hal pada masa lalu

h. Terdengar saat pasien berbicara suaranya


bergetar dan bicara banyak serta cepat
2 Data Subjektif : Ketidakmampuan koping
keluarga b.d hubungan
a. Tn N mengatakan bingung memikirkan nasib
keluarga ambivalen
istrinya yang selalu memikirkan saudaranya
setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya

b. Tn N mengatakan stress harus membagi


waktunya untuk mengurus antara istrinya,
urusan rumah tangga dan pekerjaan
Data Objektif

a. Tn N terlihat bingung sekaligus cemas


terhadap kondisi istrinya

b. Keluarga terlihat tidak memenuhi kebutuhan


pasien

7
3 Data Subjektif : Berduka b.d kematian
keluarga atau orang yang
a. Pasien mengatakan merasa sedih
berarti
b.Ny S mengatakan dirinya tidak berguna dan
telah gagal menjadi seorang kakak yang baik
karena tidak bisa membantu adik – adiknya
setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya
Data objektif :

a. Terlihat pasien menangis

b.Kualitas dan pola tidur pasien terganggu

c.Pasien mudah marah dan tampak panik

H. POHON MASALAH

Ketidakmampuan Efek
koping keluarga

MASALAH UTAMA
Ansietas

Berduka akibat Causa


kematian keluarga

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

2. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan hubungan keluarga


ambivalen

3. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti

8
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

Inisial : ..................... Nama mhs : .......................


Pasien No. : ..................... NPM : .......................
Medrec : .....................
Ruangan : .....................

Rencana Tindakan Keperawatan


No No. Dx Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Evaluasi Intervensi
Ansietas berhubungan
1. 1 Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
dengan krisis situasional
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan cemas terkontrol dan - Identifikasi saat tingkat ansietas
koping meningkat. berubah (mis. Kondisi, waktu,
Dengan Kriteria Hasil : stressor)
- Monitor tanda-tanda ansietas
1.
- Monitor tanda-tanda ansietas
2. (verbal dan non verbal)
3. Terapeutik :
- Ciptakan suasana terapeutik untuk

9
menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu

10
- Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
ansietas, jika perlu
2. 2 Ketidakmampuan koping Setelah dilakukan tindakan Dukungan Koping Keluarga
keluarga berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
Observasi :
diharapkan perilaku anggota
dengan hubungan
keluarga dalam mendukung, - Identifikasi respons emosional
keluarga ambivalen memberi rasa nyaman dan terhadap kondisi saat ini
memotivasi keluarga membaik. - Identifikasi beban prognosis secara
Dengan Kriteria Hasil : psikologis

1. . - Identifikasi pemahaman tentang


keputusan perawatan setelah
2. .
pulang
3.

11
- Identifikasi kesesuaian antara
harapan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan
Terapeutik :
- Dengarkan masalah, perasaan, dan
pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan
cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis dan
perawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan
antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga
- Fasilitasi pengambilan keputusan
dalam merencanakan perawatan
jangka panjang, jika perlu
- Fasilitasi anggota keluarga dan
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
dasar keluarga (mis. Tempat
tinggal, makanan, pakaian)
- Fasilitasi anggota keluarga melalui

12
proses kematian dan berduka, jika
perlu
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien
- Bersikap sebagai pengganti
keluarga untuk menenangkan
pasien dan/jika keluarga tidak
dapat memberikan perawatan
- Hargai dan dukung mekanisme
koping adaptif yang digunakan
- Berikan kesempatan berkunjung
bagi anggota keluarga
Edukasi :
- Informasikan kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan fasilitas perawatan
kesehatan yang tersedia
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi keluarga, jika
perlu
Berduka berhubungan
3. 3 Setelah dilakukan tindakan Dukungan Emosional

13
dengan kematian keluarga
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
atau orang yang berarti
diharapkan keluarga dapat menerima - Identifikasi fungsi marah,
kehilangan frekuensi, dan amuk bagi pasien
- Identifikasi hal yang telah memicu
Dengan Kriteria Hasil :
emosi
1. . Terapeutik :
2. . - Fasilitasi mengungkapkan perasaan
3. . cemas, marah, atau sedih
- Buat pernyataan suportif atau
empati selama fase berduka
- Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan (mis.
Merangkul, menepuk-nepuk)
- Tatap bersama pasien dan pastikan
keamanan selama ansietas, jika
perlu
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit
atau lemah
Edukasi :
- Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan

14
yang dialami (mis. Ansietas,
marah, sedih)
- Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
dan pola respons yang biasa
digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kolaborasi :
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

15

Anda mungkin juga menyukai