Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan Afektif Bipolar adalah penyakit yang menyebabkan


gangguan pada alam perasaan (mood), energi, derajat aktivitas, dan kemampuan
untuk melakukanµpekerjaan sehari-hari yangµdikarakterisasikan oleh adanya
fluktuasi mood yangµekstrim dari euforia menjadiµdepresi berat, danµdiperantara
periode mood yangµnormal.1,2
Gangguan bipolar sendiri terbagi menjadi 3µtipe, yakni Tipeµ1, Tipe 2,
danµgangguanµsiklotimik. Prevalensiµseumur hidup dariµgangguan bipolar
berdasarkan berbagaiµstudi berbeda beda di tiap negara, yang rerata menyatakan
sekitar 1-2% dari populasi keseluruhan. µPerbandingan antara wanitaµdan pria
diketahui sekitarµ1,5:1,0 denganµperbedaan banyaknya pasien wanita dengan pria
terlihat jelas padaµbipolar tipe 2. Sedangkan, usia rerata puncakµdari onset
ditemukanµpada usia awal 20-anµpada berbagai penelitian.3,4
Penyebab atau etiologi dari gangguan bipolarµsangat berhubungan dengan
faktor genetik dan stresµberat, seperti tekanan dalam pekerjaan atau kejadian-
kejadian dalam kehidupan, dapat memicu episode-episode manik.
Penyalahgunaan obat-obatan atau narkotika, seperti ganja dan opium serta alkohol
juga menjadi salah satu faktor risiko pencetus terjadinya gangguan bipolar
maupun penyakit psikotik lainnya. Beberapa penyakit medis juga ditemukan
menjadi salah satu faktor risiko dari gangguan bipolar, seperti obesitas, yang turut
menyumbang buruknya prognosis dari gangguan bipolar itu sendiri. Gangguan
bipolar merupakan penyakit yang cukup menyulitkan penderitanyaµdalam
beraktifitas sehari-hari dengan perubahan alam perasaan yang ekstrim,
disamping ituµpenderitanya juga turut menjadi beban bagi keluarganya dengan
berbagai sebab.5


BAB II
STATUS PSIKIATRI

2.1 Riwayat Psikiatri


Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 22 Maret 2022 pukul 11.40
WIB di Poliklinik RSJD Jambi. Riwayat psikiatri diperoleh secara
alloanamnesis dan autoanamnesis.

2.2 Identitas Pasien


a. Nama : Ny. S
b. Tanggal lahir/Umur : Kota Sibolga, 27 Juli 1995/26 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat :
e. Agama : Kristen Protestan
f. Status perkawinan : Kawin
g. Pekerjaan : Guru
h. Pendidikan terakhir : S1

2.3 Riwayat Penyakit


A. Keluhan Utama
Os datang ke poliklinik RSJD Jambi bersama suami dengan
keluhan sulit mengontrol emosi dan selalu merasa sedih sejak ±3 bulan
yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang didampingi suami ke poliklinik RSJD Jambi dengan
berpakaian cukup rapi. Dari autoanamnesis, Os dapat kooperatif dan
kesadarannya compos mentis. Saat ini Os mengeluhkan bahwa dirinya
semakin tidak bisa mengontrol emosi dan selalu merasa sedih terhadap
hal-hal kecil sejak ±3 bulan SMRS. Keluhan ini mulai dirasakan Os
semakin berat setelah menikah dengan suami dan tinggal berdua di
rumah pada bulan januari 2022. Pada awalnya, dimana 1 bulan setelah
menikah, Os selalu sedih dan menyalahkan diri sendiri apabila suami Os
pergi bekerja, Os juga akan sangat sedih ketika suami Os pergi bersama


teman-temannya untuk bermain badminton. Os sangat merasa bersalah
dan sedih apabila melarang suami untuk melakukan hobinya, Os tertekan
dengan sifatnya yang selalu melarang suami untuk pergi bermain
badminton dan merasa menjadi beban bagi suaminya sehingga Os
menyakiti dirinya dengan menusukan paku ke tangan Os. Dalam
menyelesaikan permasalahan rumah tangga, Os selalu emosi dan
menyalahkan diri sendiri, Os sangat mudah marah dan dalam waktu
singkat mendadak senang. Os tidak dapat menahan emosi ketika suami
Os pergi keluar rumah, Os beranggapan bahwa suaminya tidak
memperdulikan keadaan Os yang merasa kesepian di rumah dan lebih
nyaman bermain badminton bersama teman-temanya daripada bersama
Os di rumah. Ketika suami Os berada di luar rumah, Os sering memukul
badannya, menjambak rambut, dan mencekik lehernya sendiri, Os juga
pernah meminum cairan pemutih pakaian dan 10 butir obat panadol.
Ketika Os sendirian di rumah, Os lebih sering berdiam diri di kamar dan
tidur seharian hingga suami Os pulang. Os tidak melakukan aktivitas
apapun dan selalu merasa malas. Os sering merasa hilang minat dan
sukar untuk bersosialisasi di lingkungan baru tempat Os dan suami Os
tinggal. Os juga mengeluh selama ±1 bulan SMRS sulit untuk tidur dan
selalu menunggu suaminya untuk tidur terlebih dahulu. Jika merasa
bosan, Os hanya menonton TV dari pagi hingga suami Os pulang.
Menurut keterangan suami Os (alloanamnesis), Os sangat sedih
apabila ditinggal di rumah sendirian walaupun hanya keluar untuk
membeli makanan. Os suka memukul badannya apabila suami Os ingin
pergi bersama teman-teman. Os pernah menangis dan mengamuk ketika
tidak dibangunkan dan Os merasa suaminya tidak sayang dengannya.
Namun, Ketika Os diberikan hadiah, Os akan merasa sangat bahagia dan
menyimpan barang tersebut hingga dibawa tidur selama satu minggu, Os
juga sangat senang apabila diberikan coklat dan memeluk coklat tersebut
saat Os tidur. Ketika suami Os sedang tidak bekerja dan berada di rumah,
Os akan sangat senang dan menjadi periang. Os menjadi sering berbicara
dan selalu bercerita tentang banyak hal.


C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat gangguan psikiatri
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sejak duduk di
bangku SMP tetapi tidak pernah melakukan konsultasi ke dokter.
2. Riwayat kondisi medik
Pasien mempunyai riwayat GERD
3. Riwayat penggunaan zat adiktif dan alkohol (-)
4. Riwayat gangguan neurologi (-)
5. Riwayat trauma (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala serupa.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Pranatal dan Perinatal
Pasien lahir pada tanggal 27 Juli 1995 namun pasien tidak
mengetahui riwayat kelahirannya.
2. Masa Kanak-kanak Awal (lahir – usia 3 tahun)
Pasien tidak ingat dengan lengkap Pertumbuhan dan perkembangan
pasien saat usia 0-3 tahun. Seingat pasien ibu pasien mengatakan
perkembangan pasien sama dengan anak lainnya.

3. Masa Kanak-kanak Menengah (usia 3 tahun – 11 tahun)


Proses pertumbuhan dan perkembangan pasien sama seperti anak-
anak lain seusianya. Pasien tinggal bersama orang tuanya. Pasien
masuk ke Sekolah Dasar (SD) pada usia 6 tahun dan menjalankan
sekolah seperti biasa.
4. Masa Kanak-kanak Akhir (Remaja)
Pasien merupakan anak yang memiliki banyak teman dan bisa
bergaul. Pasien melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Pasien bersekolah seperti anak perempuan pada
umumnya. Pasien tidak dapat mengontrol emosi dan sering merasa
sedih tanpa sebab. Pasien mengaku pernah marah dan mencakar


tangan adiknya hingga berdarah. Pasien pernah ingin melakukan
percobaan bunuh diri dengan meminum obat nyamuk.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat pendidikan: Pasien lulusan SMA dan tidak pernah
tinggal kelas.
b. Riwayat pekerjaan: Pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
c. Riwayat perkawinan: Pasien sudah menikah.
d. Aktivitas sosial: Pasien merupakan pribadi yang ramah, pandai
bergaul dan pandai bersosialisasi dengan orang sekitarnya.
Hubungan dengan tetangga pun baik. Namun semenjak keluhan
muncul, pasien menarik diri dari lingkungan sosial karena
merasa tidak ada yang peduli dengan pasien.
e. Latar belakang beragama: Pasien merupakan pemeluk agama
yang sangat taat dan sering mengikuti kegiatan keagamaan di
greja.
f. Riwayat hukum: Pasien tidak pernah terlibat dan memiliki
masalah kriminal.

F. Riwayat Alergi
Riwayat alergi tidak ada.


2.4 Pemeriksaan Status Psikiatri
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 22 Maret 2022, pukul 11.40
WIB di Poliklinik RSJD Jambi.
1) Keadaan Umum:
a. Penampilan : Pasien berpenampilan sesuai usia, rapi
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Orientasi : Waktu, Tempat, dan Orang baik
d. Sikap dan perilaku : Baik dan kooperatif.
2) Gangguan berpikir
a. Bentuk pikir : Realistik
b. Arus pikir : Koheren
c. Isi pikir : Preokupasi terhadap penyakitnya
3) Alam perasaan
a. Mood : Hipotimia
b. Afek : Depresif
4) Persepsi
a. Halusinasi : Tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
5) Fungsi intelektual
a. Daya konsentrasi : Baik
b. Orientasi : Waktu, Tempat, Orang baik
c. Daya ingat : Segera (immediate) : Baik
Baru saja (recent) : Baik
Agak lama (recent past) : Baik
Jauh (remote) : Baik
d. Pikiran abstrak : Baik
6) Pengendalian impuls : Baik
7) Daya nilai : Baik
8) Tilikan/insight :V
9) Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya


2.5 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a. TD : 150/102
b. Nadi : 100x/menit
c. RR : 18x/menit
d. Suhu : 36oC
e. TB : 160 cm
f. BB : 73 kg
g. IMT : 28,52 kg/m2 (overweight)
2) Status Generalisata
a. Kulit : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Pemeriksaan Thoraks
a. Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Jantung
a. Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

d. Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan


4) Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
5) Pemeriksaan Ekstremitas
a. Superior : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Inferior : Tidak dilakukan pemeriksaan
6) Pemeriksaan Neurologis
GCS :15 (E4 V5 M6)
Pemeriksaan Psikometrik : Tidak dilakukan pemeriksaan
7) Pemeriksaan Penunjang Lainnya :
Laboratorium darah rutin : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.6 Diagnosis Deferensial


1) F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan
Gejala Psikotik
2) F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

2.7 Diagnosis Multiaxial


1) Axis I : F.31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
2) Axis II :-
3) Axis III :-
4) Axis IV :-
5) Axis V :1) GAF Scale saat ini: 80-71 (Gejala sementara, dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam social)
2) GAF Scale tertinggi ±1 tahun terakhir: 90-81 (Gejala
minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian yang biasa)

2.8 Tatalaksana
1) Farmakoterapi
a. Divalproex sodium 3x250 mg

b. Lorazepam 1x2 mg (malam hari)


2) Terapi Suportif
Memberikan kehangatan, empati, pengertian, dan optimistik
pada pasien. Membantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan
hal-hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.
1. Edukasi penyakit
Sikap dan keyakinan ini perlu diedukasi yang menekankan
pada keparahan penyakit, dan pentingnya pengobatannya.
Menyarankan kepada keluarga untuk pentingnya dukungan kepada
pasien, jangan membatasi aktivitas pasien, ajak pasien bergembira,
kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stressor.
2. Latihan fisik
Latihan fisik teratur (2-3 kali/minggu baik aerobik atau
anaerobik) lebih efektif daripada tanpa pengobatan dalam
menghilangkan depresi.
3) Terapi Kognitif-perilaku
Terapi kognitif bertujuan untuk menghilangkan gejala
kecemasan melalui usaha yang sistematis yaitu merubah cara pikir
maladaptive dan otomatik. Mengidentifikasi dan mencoba memodifikasi
bias negatif kognisi.

2.9 Prognosis
1) Quo ad vitam : dubia ad bonam
2) Quo ad functionam : dubia ad bonam
3) Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA

1. Hooley JM, Franklin JC. Why Do People Hurt Themselves? A New


Conceptual Model of Nonsuicidal Self-Injury. Sage Journals. 2017
Dec 28;6(3):428–51.
2. Boland RJ, Verduin ML, editors. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. 12th ed. Wolters Kluwer; 2022.
3. Merikangas KR, Akiskal HS, Angst J, Greenberg PE, Hirschfeld
RMA, Petukhova M, et al. Lifetime and 12-month prevalence of
bipolar spectrum disorder in the National Comorbidity Survey
replication. Arch Gen Psychiatry. 2007;
4. Clemente AS, Diniz BS, Nicolato R, Kapczinski FP, Soares JC, Firmo
JO, et al. Bipolar disorder prevalence: a systematic review and meta-
analysis of the literature. Braz J Psychiatry. 2015;
5. Ashley L. Comes, Darina Czamara, Urs Heilbronner. The Role of
Environmental Stress and DNA Methylation in The Longitudinal
Course of Bipolar Disorder. International Journal of Bipolar Disorders.
2020;
 

Anda mungkin juga menyukai