PENDAHULUAN
Depresi merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dimasyarakat. 1
Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang dapat jatuh kedalam fase
depresi.2 Manifestasi klinis depresi yang muncul dalam bentuk keluhan yang
berkaitan dengan mood (seperti murung, putus asa, dan sedih) dapat mempermudah
menegakkan diagnosis depresi, namun bila keluhan yang muncul dalam bentuk
keluhan psikomotor dan somatik (seperti malas bekerja, lamban, lesu, sakit kepala
yang terus menesrus, nyeri ulu hati) yang muncul depresi sering tidak terdiagnosis.1
Dalam kasus gangguan jiwa sering ditemukan kasus depresi. Pravalensi wanita
yang terkena depresi diperkirakan 10-25% dan laki-laki 5-12%.1 Hal yang paling
berbahaya dari depresi ini adalah meningkatnya angka kejadian bunuh diri. Menurut
data pada tahun 2006, angka kejadian bunuh diri ditemukan sekitar 15-20%. Hal ini
dapat dihindari jika pasien depresi mendapatkan terapi yang tepat.1
Rata-rata dan jumlah dari gejala fisik dan kognitif depresi yang berhubungan
dengan gangguan depresi mayor atau major depressive disorder (MDD) yang berarti
banyak orang tidak menunjukkan gejala emosional. Satu dari tujuh orang yang
menderita gangguan psikososial dari MDD, ada beberapa yang tidak terdiagnosis
kecuali dengan berkonsultasi ke dokter secara berulang. Tingginya kejadian MDD
yang disertai dengan penyakit medis lainnya menunjukkan bahwa professional
kesehatan dan dokter, ataupun internis atau onkologis atau ahli bedah atau kardiologis
atau neurologis atau spesialis lainnya, juga harus dapat mengenali dan memberikan
tatalaksana depresi klinis pada pasien.2
BAB II
KASUS
CATATAN MEDIS MAHASISWA KEPANITRAAN UMUM
ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
I. Identitas
a. Identitas penderita
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Status pernikahan
No. RM Irja / Irna
b. Identitas Sumber Alloanamnesis
Nama
Umur
Alamat
Jenis kelamin
Pekerjaan
Hubungan dengan pasien
Kedekatan dengan pasien
: Anton
: 19 tahun
: Laki laki
: Islam
: Jawa
: Kedungmundu
: Mahasiswa
: SMA
: Belum menikah
: 02619
: Ny. Wiwik
: 45 tahun
: Kedumgmundu
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Orang tua ( Ibu )
: Baik
II. Anamnesis
( Autoanamnesis / Alloanamnesis ). Tanggal 18 Maret 2015, Jam 09.30
Keluhan Utama
Autoanamnesis
: Sedih.
Alloanamnesis
: Anak menjadi lebih pendiam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar oleh ibu kandung ke Puskesmas dengan keluhan
menjadi lebih pendiam, sering melamun, merasa sedih, dan suka menangis
sejak 2 minggu yang lalu. Hal tersebut terjadi secara tiba tiba setelah teman
2
2 minggu GAF 70 - 61
Gejala : lebih pendiam, melamun, suka menangis, merasa sedih
Stressor : masalah lingkungan sosial, yaitu dituduh mencuri handphone
oleh temannya
Hendaya : Fungsi peran ( - ) masih dapat kuliah, namun berangkat
siang, pulang lebih cepat.
Fungsi sosial ( + ) lebih suka menyendiri
Perawatan diri ( + ) makan, minum, mandi di perintah oleh
orang tua.
Waktu luang ( + ) melamun
Riwayat Pramorbid
a. Riwayat prenatal dan perinatal :
Pasien merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Pasien merupakan
anak yang diharapkan. Selama mengandung ibu melakukan pemeriksaan
Antental Care 4 kali, tidak pernah mengkonsumsi obat obatan maupun
jamu
apapun.
Tidak
ada
masalah
saat
kehamilan,
ibu
hanya
dan
baik, tidak pernah tinggal kelas, dan hubungan dengan teman teman
serta guru baik.
d. Riwayat masa anak akhir ( masa pubertas sampai remaja ) :
Pasien adalah pribadi yang pendiam, namun pasien memiliki pergaulan
yang cukup baik, punya banyak teman.
e. Riwayat masa dewasa :
- Riwayat pendidikan :
Pasien bersekolah dari SD hingga lulus SMA, prestasi cukup baik, dan
tidak pernah tinggal kelas. Hubungan dengan guru dan teman
temannya baik. Saat ini pasien sedang malanjutkan sekolah di Fakultas
-
Kesehatan Masyarakat.
Riwayat pekerjaan :
Pasien belum pernah bekerja.
Riwayat pernikahan :
Pasien belum pernah menikah, dan saat ini tidak memiliki teman dekat
wanita.
Riwayat keagamaan :
Pasien beragama islam, yang rajin beribadah, solat lima waktu, dan
rajin mengaji. Ketika sakit seperti ini, pasien jarang melakukan ibadah
Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa, dan keluhan seperti
pasein.
Keterangan :
= Laki laki sehat
= Perempuan sehat
= Pasien
Autoanamnesis :
-
Mood
: Hipotimik
Afek
: Appropriate
Kesesuian
: Sesuai
Ekspresi emosi yang lain
Pengendalian
: kurang pengendalian
Stabilitas
: stabil
Echt Unecht
: serius
Dalam / dangkal
: dalam
Arus emosi
: cukup
Empati
: dapat diraba rasakan
Skala diferensiasi
: cukup
Pembicaraan
a.
b.
c.
d.
e.
Kualitas
: koherens
Kuantitas
: remming
Bicara spontan
: tidak
Sulit mulai bicara / sulit ditarik
: tidak
Kecepatan bicara / lambat bicara
: bicara lambat
Pikiran
a. Bentuk pikir
b. Arus pikir
c. Isi pikir
:realistis
: koherens
: tidak terdapat waham
Empati
: baik
Intelegensia
: -
Pertimbangan : buruk
Realbilitas
: buruk
Tanggal
Jam
: 18 Maret 2015
: 10.00
Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak sedih
Kesadaran
: composmentis
Vital Sign
8
TD
Nadi
RR
T
TB
BB
BMI
: 110 / 70 mmHg
: 85 x/menit
: 18 x/menit
: 36,8 C
: 165 cm
: 55 kg
: BB (kg) / TB (m) 2
55 / 1,65 x 1,65 = 55 / 2,7225 = 20,20
Kepala
Mata
: Mesosefal
: Ikterus ( - / - ), Reflek Pupil ( N/N),
Konjungtiva anemis ( - / - )
- Telinga
: Secret ( - / - )
- Bibir
: Sianosis (- ), mucosa bucal (N)
- Faring
: Hiperemis (-)
- Tonsil
: T1 T1
- Leher
: Otot bantu nafas (-), Pembesaran KGB (-)
- Thorax
Paru
Inspeksi
: Nafas tertinggal ( - / - )
Palpasi
: Stem fremitus normal
Perkusi: Sonor
Auskultasi
: Suara dasar paru vesikuler, tidak ada suara tambahan
Jantung
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Thrill ( - ) , Pulsus epigastrium ( - ), Sternal lift ( - )
Perkusi
: Batas jantung normal
Auskultasi
: suara jantung I > II pada katub mitral dan trikuspid
- Abdomen
Inspeksi
: Bentuk datar, tidak ada benjolan
Auskultasi
: Bising usus normal (21x/menit)
Perkusi
: Timphani
Palpasi
: tidak ada organ yang teraba
Status Neurologis
V. Pemeriksaan Penunjang
:-
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
Terapi:
Farmakoterapi : Fluoxetine 20mg 1X1
Psikoterapi
:-
Psikoedukasi :
VII. PROGNOSIS
a.
b.
c.
d.
e.
Genetik
Onset
Faktor Pencetus
Kepribadian Premorbid
Status marital
: tidak
: cepat
: ada
: baik
: belum menikah
10
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Status ekonomi
Kekambuhan
Support lingkungan
Gejala positif
Gejala negative
Respon terapi
: mampu
:: ada
: tidak ada
: tidak ada
:-
11
BAB III
PEMBAHASAN
Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga,
merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri,
dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, penderita tidak berminat pada
pemeliharaan diri dan aktivitas sehari-hari. Keadaan ini sering disebutkan dengan
istilah kesedihan (sadness), murung (blue), dan kesengsaraan.
Menurut PPDGJ III depresi adalah gangguan yang memiliki karakteristik:
a. Gejala Utama
Afek depresif
b. Gejala lainnya
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
12
Tidur terganggu
di atas
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (a) sampai dengan (g).
2. Pedoman Diagnostik Episode Depresi Sedang
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut
3.
di atas
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaik-baiknya 4) dari gejala lainnya
Lamanya seluruh episode berlangsung minimal 2 minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
13
14
Etiologi depresi masih belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang
diketahui berkaitan dengan terjadinya depresi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
lingkungan yaitu pada satu bulan yang lalu dituduh mencuri oleh teman-temannya
dalam rangka kejutan untuk ulang tahun pasien, sehingga membuat pasien merasa
sedih.
Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan status mental pada saat
wawancara diperoleh penampilan pasien yang baik (sesuai usia, rawat diri cukup, rapi
dan beralas kaki) perilaku dan aktifitas psikomotor hipoaktif, kontak psikis ada,
wajar, dapat dipertahankan dan kooperatif.
Mood pasien hipotimik, ekspresi afektif serasi/appropriate yaitu tampak
murung dan sedih. Empati dapat dirabarasakan, pengendalian diri cukup. Pada
persepsi pasien tidak ditemukan halunsinasi dan ilusi. Pikiran pasien realistis dan
koherens serta tidak ditemukan waham. Data tersebut menunjukkan pasien ini tidak
memiliki gejala yang mengarah ke diagnosis psikosis.
Pengobatan depresi menggunakan anti-depresan terbagi dalam golongan
sebagai berikut:
15
konstipasi,
mengantuk,
dan
bertambah
berat
badan.
dipilih mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan (meningkatkan
kepatuhan minum obat, lethal dose yang tinggi >6000 mg, spektrum luas)
17
Pada
keadaan
overodosis/intoksikasi
dapat
timbul
Atropine
Toxic
18
Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang
biasa. Karena tidak ditemukan gangguan dalam sebelum pasien mengalami keluhan
yang dirasakan pada saat datang
2. GAF pada saat masuk Puskesmas adalah 70-61.
Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dengan fungsi, secara umum
masih baik.
Karena dari hasil autoanamnese dan alloanamnese didapatkan pasien mengalami
gangguan fungsi sosial, waktu luang dan perawatan diri tetapi masih dapat dilakukan
secara terbatas (dimotivasi oleh orang lain). Keluhan bersifat menetap secara
kontinyu selama 2 minggu terakhir.
BAB IV
RINGKASAN
1. Kasus
Seorang ibu berusia 45 tahun datang bersama anak lelakinya yang berusia 19
tahun ke puskesmas pada tanggal 18 maret 2015 pukul 09.00 WIB dengan keluhan
anak menjadi pendiam. Melalui alloanamnesis ditemukan keluhan pasien timbul
sejak 2 minggu yang lalu setelah pasien dikerjai oleh temannya dan dituduh
mencuri handphone. Selain itu ibu pasien mengeluhkan bahwa anaknya sering
tidak masuk kuliah, melamun dan menangis sendiri.
Dari aoutoanamnesis pasien mengemukakan bahwa perasaannya sedih
karena teman-temannya menuduhnya mencuri dan mengeluhkan tidurnya
terganggun karena mimpi teman-temannya datang dan menuduhnya mencuri.
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang sama dan sejauh ini
belum ada pengobatan yang dijalani untuk mengurangi keluhan yang dirasakan.
2. Permasalahan
19
:-
Psikoedukasi :
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurmiati, Amir. 2005. Depresi : aspek neurologi, diagnosis, dan tatalaksana.
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Anonim. Major depressive disorder. [online]. Update 0n 2012. Cited on [13
septmber 2013]: Available from : http://www.Major_depressive_disorder.htm
21