SKIZOFRENIA
Oleh:
E. Pikiran
1. Bentuk pikir : realistis
2. Arus pikir
a. Flight of idea : (-) h. Retardasi : (-)
b. Asosiasi longgar : (-) i. Asosiasi bunyi : (-)
c. Inkoherensi : (-) j. Blocking : (-)
d. Tangensial : (-) k. Perseverasi : (-)
e. Sirkumstansial : (-) l. Verbigerasi : (-)
f. Neologisme : (-) m. Lancar : (+)
g. Giggling : (-)
3. Isi pikir
a. Waham :
Though of echo : (+) merasa mendengar suara-
suara yang bergema di telinga pasien
Kebesaran : (-)
Though of insertion : (-) Kejar : (-)
Though of withdrawal : (-) Magic mistik : (-)
Though of broadcasting : (-) Waham curiga : (-)
Though of control : (-) Berdosa : (-)
Delution of influence : (-) Somatik : (-)
Delution of passivity : (-) Nihilistik : (-)
Delution of perfection : (-)
b. Obsesi : (-)
c. Fobia : (-)
d. Kemiskinan isi pikir : (-)
F. Pengendalian Impuls
Pasien tenang selama wawancara (pengendalian impuls cukup
baik)
G. Tilikan
Tilikan 5 (menerima bahwa pasien sakit dan gejala/ kegagalan
dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan rasional
dalam diri pasien).
H. Taraf dapat dipercaya
Penjelasan pasien dapat dipercaya.
V. Status fisik
A. Status internus
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah :110/70
Respiration Rate : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : afebril
BB / TB : 53 kg / 160 cm
Status gizi : tampak cukup
Kulit : sawo matang
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan
Pulmo :
Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen
- Inspeksi : normal
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-),
hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan
koordinasi.
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
VI. Diagnosis:
Formulasi diagnosis :
Seorang laki-laki usia 36 tahun, sudah menikah, saat ini
pasien tidak bekerja, pasien tampak pendiam dan terkadang
menundukkan kepala ketika diajak berbicara dan sesekali tampak
tersenyum. Saat ditanya nama, pasien bisa menjawab namanya
dengan benar. Pasien mengetahui hari, tanggal, bulan dan tahun
saat diperiksa. Pasien dapat membaca dan menulis dengan baik.
Pasien dapat berhitung dan membedakan apel dan jeruk.
Pasien mengalami perubahan sikap dan perilaku yang secara
klinis bermakna saat usia 26 tahun atau setelah berpisah/ cerai
dengan istri pertamanya. Pada usia 28 tahun (tepatnya tahun 2009)
kondisi pasien mulai membaik, namun pada tahun 2010 pasien
mengalami pikiran kosong lagi dan pasien tampak bingung lagi.
Dan pada tahun 2015 pasien membaik dan menikah dengan istri
kedua, akan tetapi 2 tahun kemudian pasien tampak bingung dan
pikirannya kosong kembali dan pasien bercerai dengan istrinya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah
menderita penyakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi
otak. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kelainan yang
secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak sehingga gangguan
mental organik disingkirkan.
Pada gejala awal, terdapat hendaya pada ke empat fungsi
peran, sosial, waktu luang, dan juga terdapat halusinasi auditorik
dan visual yang berlangsung lebih dari 6 bulan sehingga
digolongkan ke dalam ganggan psikotik.
A. Axis I
F20.1 Skizofrenia Paranoid
Laki-laki usia 36 tahun, Terdapat halusinasi auditorik dan
visual yang menonjol yang berlangsung lebih dari 6 bulan.
Terdapat though echo pada pasien, yaitu pasien mendengar
suara-suara yang bergema dipikirannya yang mengajak pasien
untuk berbicara.
B. Axis II
Dari autoanamnesis, tidak didapatkan gangguan kepribadian
pada riwayat premorbid.
C. Axis III
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan gangguan fisik yang
mendasar sehingga pada axis ketiga tidak ada diagnosis.
D. Axis IV
Dari hasil autoanamnesis didapatkan bahwa pencetus gejala
awal pasien adalah bercerai dengan istrinya.
E. Aksis V
Current GAF : 70-61 gejala ringan dan menetap
Diagnosis multiaksial
Axis 1 : F20.1 Skizofrenia paranoid
Axis 2 : Z03.2 Tidak ada diagnosa
Axis 3 : tidak ada diagnosis
Axis 4 : masalah dengan pasangan (bercerai)
Axis 5 : current GAF 70-61
Diagnosis banding :
F20.3 skizofrenia tak terinci
PROGNOSIS
Keterangan Baik Buruk
Genetik Tidak ada -
Onset - Usia muda
Faktor pencetus Ada -
Kepribadian premorbid Tidak ada -
Status marital - Belum pernah
Status ekonomi - Kurang mampu
Kekambuhan - Pernah
Support lingkungan Ada -
Gejala positif Ada -
Gejala negative - Ada
Respon terapi Membaik -
Dubia ad bonam
Komentar/Umpan Balik:
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropiate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Pedoman Diagnostik Skizofrenia :
1.Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
A.) – “Thought echo”
= isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda.
– “Thought insertion or withdrawal”
= isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).
– “ Thought broadcasting”
= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya
2.Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
E.) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun diserati oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus-menerus
F.) Arus pikiran yang berputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme
G.) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu atau flexibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor
H.) Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
3.Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal).
4.Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.