Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN F6

Upaya Pengobatan Dasar

SKIZOFRENIA

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Oleh:

dr. Khozatin Zuni Fitmawati

Pusat Kesehatan Masyarakat Cikidang

Kabupaten Banyumas - Jawa Tengah

Periode Agustus 2017 – November 2017


LATAR Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan
BELAKANG kesehatan di seluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan
jiwa menyatakan bahwa semakin modern dan indsutrial suatu
masyarakat, semakin besar pula stressor psikososialnya, yang pada
gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu
mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa
skizofrenia.
Gangguan jiwa merupakan gangguan pada pikiran, perasaan,
atau perilaku yang mengakibatkan penderitaan dan terganggunya
fungsi sehari-hari. Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik
dengan distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai
perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar
dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek
abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan
autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas
intelektual biasanya tidak terganggu.
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering.
Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup
mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir
atau dewasa muda. Onset pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun
dan pada perempuan antara 25-35 tahun. Prognosis biasanya lebih
buruk pada laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. Onset
setelah umur 40 tahun jarang terjadi.
PERMASALAHAN Kasus
I. Identitas pasien
Nama : Sdr. S
Usia : 36 tahun
Tanggal lahir : 22 April 1981
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMU
Pekerjaan :-
Alamat : Ds. Cikidang RT 3 RW 3 Kec. Cilongok
No Reg : xxx
Identitas keluarga pasien
Nama : Ny. S
Usia : 63 tahun
Alamat : Ds. Cikidang RT 3 RW 3 Kec. Cilongok
Pekerjaan : Buruh Tani
Agama : Islam
Hubungan : Ibu Kandung
Kebenaran anamnesa : Dapat dipercaya

II. Riwayat psikiatri


Riwayat psikiatri diperoleh pada tanggal 30 Agustus 2017 , di
rumah pasien.
Autoanamnesis dengan pasien
Alloanamnesis ibu pasien.
A. Keluhan utama
Pasien merasa mendengar suara-suara dan melihat bayangan putih
B. Riwayat gangguan sekarang
Pasien datang untuk kontrol rutin penyakit yang dilakukan pasien
sebulan sekali. Pasien mengatakan bahwa pasien masih mendengar
suara yang berbicara pada diri pasien (halusinasi auditorik), orang-
orang yang tidak kasat mata (halusinasi visual) juga dialami oleh
pasien akhir-akhir ini, nyeri kepala tidak dirasakan oleh pasien, nyeri
bagian tubuh tertentu juga tidak ada. Pikiran terorganisir dengan
baik, gangguan perasaan (cekikikan, pengulangan kata) tidak ada,
gangguan perilaku (merusak, menyendiri) tidak ada, Pasien
menyadari bahwa dirinya sakit dan sakit itu muncul karena pikiran
diri sendiri. Pasien melakukan perawatan diri (mandi, makan,
minum) secara mandiri. Pasien kadang-kadang berkumpul dirumah
temannya dan mengobrol dengan teman-temannya. Pasien sering
bertandang ke warung kopi. Pasien menggunakan waktu luang
dengan bertandang ke rumah temannya atau minum kopi di warung.
Pasien minum obat dari Puskesmas secara teratur. Keluarga dan
lingkungan sekitar mendukung pengobatan yang dilakukan pasien.

C. Riwayat gangguan sebelumnya


1. Riwayat gangguan psikiatrik
Pasien dirawat di RSJ sudah 2x.

II. Dirawat selama 3 minggu di RSJ Banyumas pada tahun 2010


III. Dirawat selama 3 minggu di RSJ Banyumas pada April 2015

Pasien tidak pernah menjalani pembedahan apapun. Tidak ada


riwayat alergi pada pasien. Pasien tidak mendapat imunisasi dan
tidak pernah menjalani skrining apapun.

2. Riwayat gangguan medis


Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat kejang : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
:-
III. Riwayat kehidupan pribadi
A. Riwayat prenatal dan perinatal (usia 0-18 bulan)
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. lahir melalui
persalinan normal di rumah yang ditolong oleh dukun bayi dan
dalam keadaan sehat, pasien langsung menangis, tanpa cacat
bawaan. Berat badan saat lahir tidak didapatkan data.
B. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak awal sesuai
dengan usia pasien. Berat badan tidak diperoleh keterangan.
Pada usia ini pasien mulai belajar berbicara, berjalan dan makan
sendiri. Saat kecil pasien memiliki kepribadian yang ramah dan
senang bermain. Pasien minum ASI dan susu formula, tidak
terdapat masalah dalam makan. Pasien diasuh oleh kedua orang
tua yang tidak memiliki penyakit psikiatrik atau medis.
C. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien merupakan anak yang dekat dengan kedua
orangtuanya. Menurut keluarga pasien, pasien merupakan murid
biasa-biasa saja di sekolah. Pasien menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar tanpa ketinggalan kelas.
D. Riwayat masa akhir (pubertas) dan remaja
Pasien termasuk anak yang mudah bergaul dengan teman-
temannya di sekolah dan lingkungan sekitar. Pasien tidak
pernah terlibat masalah yang berarti di dalam sekolahnya.
A. Hubungan sosial
Pasien mempunyai banyak teman dan hubungan dengan
teman, saudara atau lingkungan semuanya baik. Pasien
merupakan seseorang yang pandai bergaul.
B. Riwayat pendidikan
Pasien merupakan siswa yang biasa-biasa saja di
sekolahnya. Pasien merupakan seseorang yang pandai
bergaul dan banyak teman.
C. Perkembangan kognitif dan motorik
Tidak ada disfungsi otak atau gangguan perkembangan yang
spesifik.
D. Riwayat psikoseksual
Tidak didapatkan gangguan pada psikoseksual pasien.
E. Latar belakang agama
Pasien beragama islam, pasien melakukan ibadah sholat dan
kadang mengaji
E. Riwayat masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja di Jakarta pada tahun 2007, dan
pernah bekerja di Surabaya pada tahun 2013.
2. Riwayat psikoseksual
Orientasi seksual pasien adalah lawan jenisnya yang sebaya.
3. Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah.
4. Kehidupan beragama
Pasien beragama islam, pasien melakukan ibadah sholat dan
kadang mengaji.
5. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan perbuatan yang melanggar
hukum.
6. Situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal serumah dengan ibu dan ayah pasien. Saat ini
pasien tidak bekerja. Saat pagi atau siang kadang pasien
mengobrol dan bermain ke rumah teman pasien sambil
merokok dan minum kopi. Hubungan dengan keluarga baik,
tetapi pasien tidak mempunyai semangat untuk bekerja.
7. Riwayat keluarga.
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara, pasien
termasuk golongan keluarga dengan finansial yang kurang.
Hubungan dengan orangtua baik. Pasien kadang sering
membantah dan tidak menuruti perkataan kedua orang
tuanya. Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami
keluhan yang sama seperti pasien.

W.I = Istri pertama, P= Patient, F= Father, D= Daughter, W.II= Istri


ke-2, DM= Decision Maker, M= Mother, B= Brother

8. APGAR Keluarga (Family APGAR)


[Adaptability-Partnership-Growth-Affection-Resolve]

APGAR Keluarga Hampir Kadang- Hampir


selalu (2) kadang tidak
(1) pernah (0)
1. Saya merasa puas karena
saya dapat meminta 1
pertolongan kepada
keluarga saya ketika
saya menghadapi
permasalahan
2. Saya merasa puas
dengan cara keluarga
saya membahas berbagai 1
hal dengan saya dan
berbagai masalah dengan
saya
3. Saya merasa puas karena
keluarga saya menerima
dan mendukung
keinginan keinginan 1
saya untuk memulai
kegiatan atau tujuan baru
dalam hidup saya
4. Saya merasa puas
dengan cara keluarga
saya mengungkapkan
kasih sayang dan 1
menanggapi perasaan-
perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan
dan cinta
5. Saya merasa puas
dengan cara keluarga 1
saya dan saya berbagi
waktu bersama
Skor Total 5
Keterangan : Disfungsional
sedang
Skala pengukuran: Skor:
Hampir selalu = 2 8-10 = Sangat fungsional
Kadang-kadang = 1 4-7 = Disfungsional sedang
Hampir tidak pernah = 0 0-3 = Disfungsional berat

9. SCREEM Keluarga (Family SCREEM)


(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)
Aspek SCREEM Sumber Daya Patologis
Social Pasien tinggal di
desa Getas. Pasien
kadang berkumpul
dengan teman
pasien. Pasien sering
bertandang ke
warung kopi.
Komunikasi dengan
keluarga terjalin
dengan baik.
Cultural Pasien
menggunakan
bahasa jawa dalam
kehidupan sehari-
hari.
Religious Pasien kadang
menjalankan shalat
kalau ingat.
Educational Pasien merupakan
lulusan STM.
Economic Pasien mendapat Pasien tidak
biaya hidup dari bekerja
orang tuanya. Orang Keluarga hidup
tuanya bekerja dalam ekonomi
sebagai buruh tani yang kurang
Medical Pasien mempunyai
kartu Jamkesda yang
selalu digunakan
saat kontrol ke
Puskesmas.
F. Riwayat Personal Sosial
Pasien merupakan anak ke-1 dari 2 orang bersaudara. Pasien lahir di
Desa Getas, Kec. Cepu kemudian bersekolah SD-SMP-SMK di
Cepu. Pada tahun 2000 setamat SMK, pasien bekerja di Jakarta dan
menikah di Jakarta pada tahun 2007. Pernikahannya hanya
berlangsung 2 minggu disebabkan pasien tiba-tiba dalam kondisi
bingung dan pikiran kosong. Oleh keluarganya, pasien dibawa ke
Puskesmas Rejoso, Nganjuk pada tahun 2009 dan mulai membaik.
Sepulang dari Puskesmas Rejoso Ngawi, pasien bekerja ke Surabaya
lagi. Pada tahun 2012 mengalami pikiran kosong lagi dan dirawat di
RSJ Magelang selama sebulan. Pada tahun 2013 pasien menikah,
akan tetapi 2 tahun kemudian pasien mengalami pikiran kosong lagi
dan kemudian bercerai dengan istrinya. Pasien dikaruniai seorang
anak perempuan. Sampai saat ini pasien masih sering mengunjungi
anak perempuannya di Bojonegoro. Hubungan pasien dengan
keluarga istrinya baik. Kemudian pasien mengalami pikiran kosong
lagi pada April 2016 dan dirawat di RSJ Surakarta selama 1 bulan.
Sepulang dari RSJ Surakarta, pasien rutin kontrol ke Puskesmas
Kapuan. Saat ini pasien tidak bekerja dan hidup bersama kedua
orang tuanya. Pasien terbiasa menghabiskan rokok 1 bungkus/hari
dan minum kopi 2 cangkir/hari.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 36 tahun, tampak
sesuai usianya, berkulit sawo matang, rambut hitam,
penampilan cukup rapi dengan menggunakan kaos dan jaket
serta bawahan sarung. Pasien tampak tenang saat
diwawancara.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Tingkah laku : normoaktif
b. Sikap : kooperatif.
c. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
d. Kontak psikis : kontak (+) wajar
Pasien duduk menghadap pemeriksa. Pasien dapat
mengikuti wawancara dengan baik.
3. Pembicaraan
Selama wawancaara pasien menyimak pertanyaan dan
menjawab dengan jawaban yang cukup tepat. Artikulasi dan
intonasi jelas, volume sedang, isi pembicaraan cukup.
B. Mood dan Afek
1. Mood : Eutimik
2. Afek : normoafek
3. Keserasian : appropiate
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
Auditorik : pasien terkadang mendengar suara-suara yang
bergema ditelinga pasien, sehingga pasien tidak mau bekerja
karena takut dengan suara-suara tersebut yang dapat
membuat pasien bingung kembali.
Visual : pasien terkadang melihat bayangan putih dengan
sosok perempuan yang selalu muncul disaat pasien sedang
melakukan aktivitas, merasa lelah, maupun saat mau
istirahat.
Taktil : -
2. Ilusi :
a. Visual : (-)
b. Audiotorik : (-)
c. Olfaktorik : (-)
d. Gustatorik : (-)
e. Taktil : (-)
D. Fungsi Sensorium dan Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan :SMU
Pengetahuan Umum :Baik (dapat menyebut nama presiden
republik indonesia saat ditanya)
Kecerdasan :Baik (pasien bisa membaca dan
menulis)
2. Daya Konsentrasi :Baik (karena pasien dapat mengeja
”BUKU” dalam urutun terbalik)
3. Orientasi
- Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan
mengidentifikasi hari, tanggal, bulan dan tahun)
- Daya Orientasi Tempat : Baik ( pasien mengetahui
dimana ia berada sekarang. Pasien dapat menyebutkan
alamat tempat tinggal )
- Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengenali adik
dan ibunya).
- Daya orientasi situasi : Baik.
4. Daya Ingat
- Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat
menceritakan kehidupannya selama masih sekolah)
pasien menceritakan bahwa selama sekolah pasien
memiliki banyak teman, sering pergi keluar bersama
teman-teman.
- Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari
ini jam berapa makan siang, dan lauk makan apa saja)
dikatakan oleh pasien bahwa pasien makan siang pukul
11.00 dengan nasi dan sayur
- Daya Ingat Sesaat: Baik (pasien mampu mengulang nama
pemeriksa)
5. Kemampuan Visuospasial: Baik (pasien dapat menggambar
gambar jam pada pukul 09.00)
6. Pikiran Abstrak : Baik (pasien dapat membedakan antara
buah jeruk dan apel)
7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan
mandi secara teratur)

E. Pikiran
1. Bentuk pikir : realistis
2. Arus pikir
a. Flight of idea : (-) h. Retardasi : (-)
b. Asosiasi longgar : (-) i. Asosiasi bunyi : (-)
c. Inkoherensi : (-) j. Blocking : (-)
d. Tangensial : (-) k. Perseverasi : (-)
e. Sirkumstansial : (-) l. Verbigerasi : (-)
f. Neologisme : (-) m. Lancar : (+)
g. Giggling : (-)
3. Isi pikir
a. Waham :
Though of echo : (+) merasa mendengar suara-
suara yang bergema di telinga pasien
Kebesaran : (-)
Though of insertion : (-) Kejar : (-)
Though of withdrawal : (-) Magic mistik : (-)
Though of broadcasting : (-) Waham curiga : (-)
Though of control : (-) Berdosa : (-)
Delution of influence : (-) Somatik : (-)
Delution of passivity : (-) Nihilistik : (-)
Delution of perfection : (-)
b. Obsesi : (-)
c. Fobia : (-)
d. Kemiskinan isi pikir : (-)
F. Pengendalian Impuls
Pasien tenang selama wawancara (pengendalian impuls cukup
baik)
G. Tilikan
Tilikan 5 (menerima bahwa pasien sakit dan gejala/ kegagalan
dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan rasional
dalam diri pasien).
H. Taraf dapat dipercaya
Penjelasan pasien dapat dipercaya.

V. Status fisik
A. Status internus
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah :110/70
Respiration Rate : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : afebril
BB / TB : 53 kg / 160 cm
Status gizi : tampak cukup
Kulit : sawo matang
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan
Pulmo :
Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen

- Inspeksi : normal

- Auskultasi : bising usus (+) normal, metallic sound (-)

- Perkusi : timpani di seluruh lapang

- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), pembesaran organ (-)


Ekstremitas

- Akral hangat (+/+) superior/inferior

- Oedem (-/-) superior/inferior

B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-),
hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan
koordinasi.
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
VI. Diagnosis:
Formulasi diagnosis :
Seorang laki-laki usia 36 tahun, sudah menikah, saat ini
pasien tidak bekerja, pasien tampak pendiam dan terkadang
menundukkan kepala ketika diajak berbicara dan sesekali tampak
tersenyum. Saat ditanya nama, pasien bisa menjawab namanya
dengan benar. Pasien mengetahui hari, tanggal, bulan dan tahun
saat diperiksa. Pasien dapat membaca dan menulis dengan baik.
Pasien dapat berhitung dan membedakan apel dan jeruk.
Pasien mengalami perubahan sikap dan perilaku yang secara
klinis bermakna saat usia 26 tahun atau setelah berpisah/ cerai
dengan istri pertamanya. Pada usia 28 tahun (tepatnya tahun 2009)
kondisi pasien mulai membaik, namun pada tahun 2010 pasien
mengalami pikiran kosong lagi dan pasien tampak bingung lagi.
Dan pada tahun 2015 pasien membaik dan menikah dengan istri
kedua, akan tetapi 2 tahun kemudian pasien tampak bingung dan
pikirannya kosong kembali dan pasien bercerai dengan istrinya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah
menderita penyakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi
otak. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kelainan yang
secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak sehingga gangguan
mental organik disingkirkan.
Pada gejala awal, terdapat hendaya pada ke empat fungsi
peran, sosial, waktu luang, dan juga terdapat halusinasi auditorik
dan visual yang berlangsung lebih dari 6 bulan sehingga
digolongkan ke dalam ganggan psikotik.

A. Axis I
F20.1 Skizofrenia Paranoid
Laki-laki usia 36 tahun, Terdapat halusinasi auditorik dan
visual yang menonjol yang berlangsung lebih dari 6 bulan.
Terdapat though echo pada pasien, yaitu pasien mendengar
suara-suara yang bergema dipikirannya yang mengajak pasien
untuk berbicara.
B. Axis II
Dari autoanamnesis, tidak didapatkan gangguan kepribadian
pada riwayat premorbid.
C. Axis III
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan gangguan fisik yang
mendasar sehingga pada axis ketiga tidak ada diagnosis.
D. Axis IV
Dari hasil autoanamnesis didapatkan bahwa pencetus gejala
awal pasien adalah bercerai dengan istrinya.
E. Aksis V
Current GAF : 70-61 gejala ringan dan menetap
Diagnosis multiaksial
Axis 1 : F20.1 Skizofrenia paranoid
Axis 2 : Z03.2 Tidak ada diagnosa
Axis 3 : tidak ada diagnosis
Axis 4 : masalah dengan pasangan (bercerai)
Axis 5 : current GAF 70-61
Diagnosis banding :
F20.3 skizofrenia tak terinci

PROGNOSIS
Keterangan Baik Buruk
Genetik Tidak ada -
Onset - Usia muda
Faktor pencetus Ada -
Kepribadian premorbid Tidak ada -
Status marital - Belum pernah
Status ekonomi - Kurang mampu
Kekambuhan - Pernah
Support lingkungan Ada -
Gejala positif Ada -
Gejala negative - Ada
Respon terapi Membaik -
Dubia ad bonam

PERENCANAAN Diagnosis: skizofrenia paranoid


DAN PEMILIHAN - Anamnesis
INTERVENSI - Pemeriksaan fisik
- Penatalaksanaan :
1. Psikofarmaka :
Risperidon 2x2mg
Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (malam)
Chlorpomazine tab 1 x 100mg
 Risperidon tablet memiliki efek sedasi dan efek
ekstrapiramidal yang kecil. Risperidon tergolong obat
antipsikotik atipikal sehingga mampu mengobati gejala
positif dan negatif sindrom skizofrenia.
 Tablet trihexyphenidyl diberikan jika efek ekstrapiramidal
muncul. Gejala tersebut seperti distonia akut, akatisia dan
sindrom parkinsonisme (tremor,bradikinesia,rigiditas). Obat
ini tergolong obat antikolinergik sehingga efektif terhadap
gejala ektrapiramidal.
 Chlorpomazine bekerja dengan cara memblok reseptor
dopaminergik di post sinaptik mesolimbik otak. Memblok
kuat efek alfa adrenergik. Menekan pelepasan hormon
hipotalamus dan hipofisis, menekan reticular Activating
System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme basal,
temperatur tubuh, kesiagaan, tonus vasomotor, dan emesis.
2. Psikoterapi
3. Sosioterapi
PELAKSANAAN Penatalaksanaan :
1. Psikofarmaka:
Risperidon 2 x 2 mg
Trihexyphenidyl 1 x 2 mg (malam)
Chlorpomazine 1x100mg
2. Psikoterapi
- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada
pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan
pasien bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan
masalah yang ada.
- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur
dan memberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala
yang dialami akan menghilang.
- Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum
tidak menimbulkan ketergantungan, justru sebagai
pengontrol agar gejala yang dialami pasien dapat terkontrol
dan pasien dapat menjalani kegiatan sehari-hari seperti
sebelum sakit.
- Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat
kembali melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.
- Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama,
berkeluarga, dan sosial yang baik.
3. Sosioterapi :
- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien
agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan
kepada pasien.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke
puskesmas dan mengambil obat secara teratur apabila obat
habis.
- Memberikan informasi pentingnya activity daily living
dalam kehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien
agar selalu semangat dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
MONITORING Pasien diminta untuk rutin kontrol di Puskesmas apabila obat
DAN EVALUASI habis dan harus rutin minum obat. Dipantau perbaikan diri dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.

Komentar/Umpan Balik:

Kapuan, November 2017


Peserta, Dokter Pendamping,

dr. Khozatin Zuni dr. Novita Sabjan


Fitmawati
SKIZOFRENIA

Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropiate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Pedoman Diagnostik Skizofrenia :
1.Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
A.) – “Thought echo”
= isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda.
– “Thought insertion or withdrawal”
= isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).
– “ Thought broadcasting”
= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya

B.) - “Delusion of control”


= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
- “ Delusion of influence”
= waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
- “ Delusion of passivity”
= waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
dari luar
(tentang “dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh/ anggota
gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus).
- “Delusional perception”
= pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

C.) Halusinasi Auditorik


- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku
pasien, atau mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh.
D.) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia
lain).

2.Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
E.) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun diserati oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus-menerus
F.) Arus pikiran yang berputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme
G.) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu atau flexibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor
H.) Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
3.Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal).

4.Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Pedoman Diagnostik F20.0 Skizofrenia Paranoid


1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan/ atau waham harus menonjol :
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau
bunyi tawa (laughing)
(b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of
influence) atau (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata/ tidak menonjol.

Anda mungkin juga menyukai