LAPORAN KASUS
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIA
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 34 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Sudah Menikah
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Alamat
Mallusetasi, Pare-Pare
Pekerjaan
Masuk RS
: 20-08-2016
: Maemunah
Alamat
Malassetasi, Pare-Pare
No. Telepon
: 08237107756
LAPORAN PSIKIATRI
I.
RIWAYAT PENYAKIT :
A. Keluhan utama:
Gelisah
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan gejala:
Pasien perempuan berusia 34 tahun masuk untuk
yang ke-4 kalinya di RSKD Dadi dengan keluhan
gelisah dan mengganggu tetangga, dialami sejak 5
bulan yang lalu. Pasien sering membongkar barang,
melarang anaknya ke sekolah, tertawa sendiri dan
sulit tidur pada malam hari. Pasien juga mencurigai
tetangganya menceritakan kejelekan dirinya, adiknya
16
mengambil
barang-barangnya,
dan
suaminya
menghasut
berselingkuh.
pasien
Pasien
bahwa
meyakini
suaminya
dirinya
pernah
Pasien
mengalami
gagal
panen
dan
orang
lain
sampai
kemudian
menuduh
yang
baik
17
o
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
o
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial :
Pasien mengalami gagal panen 7 tahun yang lalu
sehingga perekonomian keluarganya jatuh dan suami
dibantu
oleh
dukun
di
rumah.
Pasien
berbicara
baik,
perkembangan
dengan
motorik
teman
di
sekolah
baik,
hubungan
pasien
18
STATUS MENTAL :
A. Deskripsi Umum :
Penampilan
Tampak seorang perempuan memakai piyama dengan
celana panjang berwarna biru bercorak, perawakan
sedang, wajah sesuai usia, perawatan diri kurang.
Kesadaran
: Berubah
Aktivitas psikomotor : Gelisah
Pembicaraan
: Membanjir
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati,
perhatian :
Mood
: hipertimia
Afek
: hipertimia
Empati
: tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
sesuai dengan pendidikan.
19
2. Daya konsentrasi
: Tidak terganggu
3. Orientasi
:
Orientasi waktu : Tidak terganggu
Orang
: Tidak terganggu
Tempat
: Tidak terganggu
4. Daya ingat
:
Jangka panjang : Tidak terganggu
Jangka pendek
: Tidak terganggu
Jangka segera
: Tidak terganggu
5. Pikiran abstrak
: Tidak terganggu
6. Bakat kreatif
: Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
:
- Auditorik : mendengar suara perempuan yang
menghasut pasien bahwa suaminya berselingkuh
dan menyuruhnya untuk pergi
- Visual : melihat ular di rumahnya
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonalisasi
: Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Berpikir :
1. Arus pikiran : kadang irrelevan, koheren
Produktivitas
: Berlebih
Kontinuitas
: Flight of ideas
Hendaya berbahasa
:
Organik : Tidak ada
Non-organik : Tidak ada
2. Isi pikiran :
Preokupasi
: Tidak ada
Gangguan isi pikiran
:
Waham bizarre (+)
: Pasien meyakini
melahirkan buaya
Waham Curiga (+)
Pasien
merasa
dirinya
curiga
20
H. Tilikan (insight)
Derajat
:
(Pasien
tidak
1) Kesan
IV.
2,5mm / 2,5 mm
g. Refleks cahaya : +/+
: normal
menceritakan
dirinya
dan
curiga
suaminya
21
bercorak,
perawakan
sedang,
wajah
sesuai
usia,
psikomotorik
afek
pasien
gelisah,
pembicaraan
hipertimia,
empati
membanjir,
tidak
dapat
dirabarasakan.
Ada gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, yaitu
suara perempuan yang menyuruh pasien untuk pergi dan
menghasut bahwa suaminya berselingkuh. Terdapat halusinasi
visual dimana pasien melihat ular di rumahnya yang akan
menggigitnya.
Kontuinitas flight of idea, gangguan isi pikiran terdapat
waham curiga yaitu pasien mencurigai suaminya berselingkuh
dengan adiknya ataupun dengan perempuan lain. Terdapat
waham
bizarre
yaitu
pasien
meyakini
dirinya
pernah
22
V.
EVALUASI MULTIAKSIAL :
Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan
pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang
bermakna yaitu gelisah, sulit tidur pada malam hari,
menganggu tetangga, melarang anaknya ke sekolah,
sering
curiga
tetangganya
sering
membicarakan
sering
mendengar
suara
perempuan
yang
melahirkan
seekor
buaya.
Keadaan
ini
adanya
hendaya
maka
pasien
dapat
dikatakan
menderita
ditemukan
gangguan
adanya
mental
kelainan,
organik
dapat
sehingga
adanya
disingkirkan
dan
pemeriksaan
status
mental
didapatkan
trias
mania
yaitu
psikomotor
23
DAFTAR MASALAH :
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun
diduga terdapat ketidak seimbangan neurotransmitter,
psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya
hendaya
dalam
bidang
sosial,
RENCANA TERAPI :
Psikofarmakoterapi :
o Risperidon 2 mg 3x1
o Clozapin 25 mg 0-0-1
Psikoterapi :
- Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga
pasien merasa lega.
24
Konseling:
kepada
Memberikan
pasien
tentang
penjelasan
dan
penyakitnya,
pengertian
agar
pasien
pasien
dan
orang
disekitarnya
tentang
PROGNOSIS :
Ad Vitam
: Dubia ad malam.
Ad Sanatiorem
: Dubia ad malam.
Faktor Pendukung :
Faktor penghambat
IX.
FOLLOW UP :
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu
yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala
skizofrenia dan gejala gangguan afektif.Penyebab gangguan
skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual
telah dikembangkan.Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia
atau tipe gangguan mood.Gangguan skizoafektif mungkin
merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan
merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood.
Keempat
dan
yang
paling
mungkin,
bahwa
gangguan
gejala
gangguan
mood
maupun
gejala
26
Pada
setiap
pemeriksaan
medis
menyingkirkan
dituliskan
gangguan
di
diagnosis
lengkap
penyebab
dalam
mood
banding
harus
psikotik,
dilakukan
organik.Semua
diagnosis
perlu
gangguan
banding
kondisi
skizofrenia
dipertimbangkan.Sebagai
untuk
yang
dan
suatu
suatu
kelompok,
pasien
dengan
gangguan
Skizoafektif
mempunyai
gambaran
baik
27
pasien
sering
kali
terdapat
suatu
gangguan
bervariasi
diklarifikasi
menderita
gangguan
C. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi
seumur
hidup
dari
gangguan
skizoafektif
dengan
gangguan
skizoafektif
kemungkinan
28
bahwa
penyebab
gangguan
skizoafektif
mungkin
mirip
gangguan
skizoafektif
juga
mencakup
kausa
skizoafektif
mungkin
merupakan
ekspresi
ketiga
yang
berbeda,
tipe
yang
tidak
terbesar
adalah
bahwa
gangguan
meliputi
semua
tiga
kemungkinan
pertama.
gejala
gangguan
mood
maupun
gejala
29
ulangan,
walaupun
isinya
of
control
waham
tentang
dirinya
khusus).
delusional
perception
30
katatonik,
seperti
keadaan
gaduh-gelisah
gejala-gejala
khas
tersebut
diatas
telah
31
gangguan
baik
skizoafektif
skizofrenia
maupun
melibatkan
gangguan
konsep
mood,
tanpa
adanya
gejala
gangguan
mood
yang
kriteria
dituliskan
untuk
membantu
klinisi
1.
Kriteria
Diagnostik
untuk
Gangguan
Skizoafektif (DSM-V)
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Skizoafektif
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana,
pada suatu waktu.
Terdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau
suatu episode campuran dengan
gejala yang memenuhi kriteria A untuk skizofrenia.
Catatan: Episode depresif berat harus termasuk kriteria A1:
mood terdepresi.
32
skizoafektif,
tipe
depresif.
Seorang
pasien
bergantian
dengan
gangguan-gangguan
waham
33
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejalagejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia
dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang
satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun
G. DIAGNOSIS BANDING
Semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding
skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan di
dalam diagnosis banding gangguan skizoafektif.Pasien yang
diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamin dan
phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi
lobus temporalis secara khusus kemungkinan datang dengan
gejala skizofrenik dan gangguan mood yang bersamasama.Diagnosis banding psikiatrik juga termasuk semua
kemungkinan
yang
biasanya
dipertimbangkan
untuk
sampai
gejala
psikosis
yang
paling
akut
telah
terkendali.1,3
H. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Sebagai
suatu
kelompok,
pasien
dengan
gangguan
35
menyatakan
bahwa
pasien
dengan
gangguan
dengan
jenis
kelamin
pada
hasil
akhir
bunuh
diri
di
antara
pasien
dengan
digunakan
jangka
hanya
pendek.
jika
Pasien
diperlukan
dengan
untuk
gangguan
36
diberikan
percobaan
antidepresan
dan
terapi
sama-sama
menonjol.
Prevalensi
gangguan
telah
skizofrenia
dan
37
episode
gangguan
yang
sama.
skizoafektif
Sebagian
mengalami
diantara
episode
pasien
skizoafektif
dilakukan
dengan
melibatkan
keluarga,
farmakoterapi,
dengan
anti
digunakan
depresan
bila
kombinasi
memenuhi
anti
kriteria
bisa
diperkirakan
dengan
melihat
persisten
gejala-gejala
gangguan
afektifnya,
38
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis maka pasien ini didiagnosis dengan
Skizoafektif tipe manik. Hal ini didasarkan karena gejala yang
disampaikan pasien. Pasien memiliki waham bizarre dimana
pasien meyakini pernah melahirkan buaya. Dari pemeriksaan
status mental didapatkan hiperaktivitas motorik, afek hipertimia,
serta flight of idea.
Pada pasien ini memenuhi kriteria untuk Skizoafektif tipe
manik berdasarkan PPDGJ III yaitu :
a. Adanya waham menetap (Gejala Skizofrenia)
b. Terdapat trias manik yaitu hiperaktivitas motoric, flight of
ideas, dan afek hipertimia (Gejala gangguan afek)
c. Kedua gejala (a) dan (b) sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan.
d. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan keluhannya
dan dampak dari perilakunya.
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila
gejala gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan
afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan,
atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode
yang sama. Pada farmakoterapi, digunakan kombinasi anti
psikotik
dengan
anti
depresan
bila
memenuhi
kriteria
39
Prognosis
bisa
diperkirakan
dengan
melihat
persisten
gejala-gejala
gangguan
afektifnya,
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya. Jakarta : PT Nuh Jaya. 2013.
2. Kaplan, I. H. and Sadock, J. B. Sinopsis Psikiatri Ilmu Perilaku
Psikiatri Klinis, Edisi Ketujuh. Binarupa Aksara Publisher:
Jakarta.
3. Supratanda, Feri Eka. Penatalaksanaan Skizoafektif Tipe
Depresif
Dengan
Sindrom
Ekstrapiramidal.
Fakultas
Schizophrenia
Among
Medicaid
Patients.Psychiatric
Services. 2009.
5. American Psychiatric Association. Diagnosis dan Statistical
Manual
of
Mental
disorders
(DSM
TM).
American
40
LAMPIRAN
D : Dokter Muda
S : Ibu Sahra
41
42
D : Oh kembar?
S : Iya dok, buaya itu kembarnya.
D : Buaya? Kita liat itu buaya memang keluar?
S : Iya, saya liat i.
D : Ada ka yang sering kita dengar-dengar?
S : Ada dok.
D : Oh siapa? Apa na bilang?
S : Suara perempuan, laki-laki. Na bilang pergiko,pergiko
D : Kalo yang kita liat-liat?
S : Ada ular di rumahku dok. Ular besar dua. Mau ka na gigit. Tapi lari ka toh.
D : Memang ada itu ular dalam rumah?
S : Ada dok. Besarnya lagi itu ular.
D : Jadi sekarang di mana mi suami ta?
S : Ada di toli-toli.
D : Katanya kita ji bede yang usir suami ta.
S : Ah tidak dok. Dia tinggal ka. Na saya itu dok saya suka sekali suamiku. Selalu
ka bilang I love u. Dulu itu suka ka manja-manja sama suamiku. Kutunggumi na
kasih ka kembang. Tapi nda na kasih ka.
D : Oh begitu
S : Iya dok. Mesra sekali ka dulu sama suamiku. Pegangan tangan, mesra-mesraan
ki di depannya orang-orang. Serasa dunia milik berdua. Na itu mi iri orang-orang
sama saya dengan suamiku toh dok. Mau mi na ambil suamiku. Itu juga saudaraku
dok..
D : Kenapa saudara ta?
S : Na suka-suka itu suamiku dok.
D : Oh iya kah?
S : Iya dok. Suka apa na ambil barang-barangku.
D : Kita liat na ambil barang-barang ta?
43
S : Iya. Na foto ka apa telanjang baru na kasih liat orang bilang liat ko ini
candoleng-doleng. Mau menikah lagi suamiku jadi sekongkol ki na kasih gila ka.
Padahal ku suka sekali suamiku dulu dok. Mauka saya itu diperhatikan
D : Bilangki sama suami ta toh
S : Pernah itu ulang tahun ka na ma cantik-cantik ma, ku tunggui mi na bawakan
ka kembang tapi nda datang-datang. Malah pergi ki sama perempuan lain.
Disitumi mengamukka
D : Bilang ki harusya sama suami ta
S : Nda mau ma sama suamiku. Mauka cari yang lain. Sering ka na tinju, na
tampar. Pergi selingkuh baru kembali na tampar ka.
D : Kita liat betulan suamita selingkuh
S : Iya, kuliat i. Nda mau mi sama saya karena gila ka. Bisa ka sembuh ini dok?
D : Kalo minum ki obat teratur bisa. 7 tahun yang lalu ki masuk ke sini di pertama
kali
S : Darimana ki tau dok?
D : Saya tau. Saya liat dari mata ta
S : Masa? Orang pintar ki toh. Bagaimana cara ta tau nda pernah ka bilang
D : Ibu, tau ki apa artinya panjang tangan?
S : Pencuri
D : Bisa ki hitung 100-7?
S : Sembilan tiga
D : Sembilan tiga 7?
S : Nda ku tau i.
D : Oh oke mi pale. Sudah mi dulu nah ibu. Istirahat mki dulu.
S : Mau ka minum jamu dok.
D : Iya,iya sebentar nah. Nanti saya kasih obat juga, diminum nah.
S : Dok darimana ki tau 7 tahun lalu ka masuk ke sini?
D : Saya tau dari mata ta. Sudah mi dulu nah ibu.
44
45