-Datang dibawa oleh anak dan menantunya karena ibunya sering tertawa dan
berbicara sendiri dari 11 tahun yll.
-Menarik diri dari lingkungan sosial, tetapi senang jika bermain dengan anak
kecil di sekitar tempat tinggal pasien.
-Pasien merasa mendengar suara ibunya yang sudah meninggal dengan kalimat
yang menyuruh-nyuruhnya.
Riwayat sosial pasien dengan keluarga terbilang cukup baik, hanya saja
dari cerita ayah pasien, bahwa pasien suka kesal dan marah karena
ibunya yang tegas dan selalu membentak pasien saat usia pasien remaja
sampai menikah. Ibu pasien sudah meninggal.
Menurut anak dan ayahnya, pasien adalah seorang yang memang
pendiam dan tidak pernah punya masalah dengan tetangga, keluarga dan
anaknya.
Riwayat Pekerjaan
Pasien menikah muda dan menjadi ibu rumah tangga
Kehidupan Beragama
Penampilan
Seorang perempun berumur 49 tahun, berpenampilan rapi
dan memakai baju muslim dan jilbab, berkulit sawo
matang, berbadan kurus dan tampak lebih tua.
Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tampak tidak terganggu.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pembicaraan
Volume : pelan
Irama : tidak teratur
Kelancaran : artikulasi kadang-kadang kurang jelas
Kecepatan : sedang
ALAM PERASAAN
Mood : hipotim
Afek : Datar
Keserasian : Tidak serasi
Halusinasi Auditorik : Pasien mendengar suara ibunya yang sudah
meninggal menyuruh-nyuruh.
Visual : Suka melihat ibunya datang kerumah
Gustatatorik : Disangkal
Olfaktorik : Disangkal
Taktil : Disangkal
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Daya Ingat
Jangka panjang : Tidak terganggu (pasien mampu
mengingat dirinya adalah seorang ibu dari satu anak dan ibu
rumah tangga)
Jangka sedang : Tidak Terganggu (pasien mampu
mengingat aktivitasnya saat dirumah)
Jangka pendek : Terganggu (pasien tidak ingat saat
pasien dibawa ke rumah sakit)
Segera : Terganggu (pasien tidak mampu
mengingat nama pewawancara)
Pikiran Abstrak : Kesan cukup sesuai dengan
usia tingkat pendidikannya
Arus Pikir
Produktivitas : Kurang, hanya menjawab
bila ditanya
Kontinuitas : Pembicaraan Lancar
Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham : Tidak ada
Obsesi kompulsi : Tidak didapatkan
Fobia : Tidak didapatkan
Ide bunuh diri : Didapatkan
Miskin ide : Tidak Didapatkan
Pengendalian Impuls
Baik (pasien tidak menujukkan agresivitas selama
wawancara)
Realibilitas
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban
pasien dapat dipercaya. Pasien menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan konsisten.
PEMERIKSAAN FISIK
Motorik :
Sensibilitas :
Tilikan 1
FORMULASI DIAGNOSTIK
Perempuan, usia 49 tahun, sudah menikah
Penampilan bersih dan rapi tetapi perawatan diri yang kurang
baik
Pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak adekuat, arus
pikiran asosiasi longgar. Mood hipotim, afek pasien tampak
datar
Terdapat gangguan Halusinasi Auditorik
Aksis I
F20.1 Skizofrenia hebefrenik.
Aksis II
Tidak ada diagnosis aksis
Aksis III
Tidak ada gangguan. Dari pemeriksaan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tidak
memiliki penyakit lain.
Aksis IV
Ditemukan adanya masalah hubungan keluarga
(psikososial)
Aksis V
GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak Bermasalah
Psikologis
Mood : Hipotim
Afek : Datar
Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik
Isi pikir : Waham persepi (+)
Tilikan : Derajat 2
Psikoterapi suportif
Psikoterapi persuasi : minum obat teratur dan
control kedokter.
Psikoterapi sugestif : meyakinkan pasien dengan
tegas bahwa yang didengarnya tidak benar.
Psikoterapi bimbingan : memberi nasehat kepada
pasien bahwa beribadah itu penting karena dapat
menenangkan pikiran.
PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
SCHIZOPHRENIA: SCHIZOPHRENIA HEBEFRENIK:
Berasal dari dua kata, yaitu Perilaku yang khas, regresi,
skizo yang artinya retak atau primitif, afek tidak sesuai
pecah, dan frenia yang artinya dengan karakteristik
jiwa, dengan demikian, umumnya, wajah dungu,
seseorang yang menderita tertawa aneh-aneh, menangis
skizofrenia adalah seseorang dan menarik diri secara
yang mengalami keretakan ekstrim (Towsend,2005)
jiwa atau keretakkan
kepribadian (Hawari, 2009).
EPIDEMIOLOGI
• Genetik
• Neurobiologi
CLASSIFICATIONS
• Skizofrenia Paranoid
• Skizofrenia
Disorganized
• Skizofrenia Catatonic
• Skizofrenia
Undifferentiated
• Skizofrenia Residual
PEDOMAN DIAGNOSIS SKIZOFRENIA
Harus ada 1 gejala (amat jelas) / 2 gejala atau lebih (kurang
jelas) :
(a)- Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang /
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya
berbeda; atau
-Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari
luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
(withdrawal); dan
-Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar
sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
(b)- Delusion of control : waham tentang dirinya
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
-Delusion of influence : waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
-Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang “dirinya” : secara jelas merujuk ke pergerakan
tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan /
penginderaan khusus);
-Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya
bersifat mistik atau mukjizat;
(c) Halusinasi auditorik :
-Suara halusinasi yang berkomentar secara terus
menerus terhadap perilaku pasien, atau
-Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
-Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
(d)Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,
misalnya perihal keyakinan agama / politik tertentu, / kekuatan
dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, / berkomunikasi dengan makhluk asing
dari dunia lain)
• Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
• Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, / apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu / berbulan-bulan terus
menerus;
• Arus pikiran yang terputus (break) / yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi / pembicaraan
yang tidak relevan, / neologisme;
(g)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh- gelisah
(excitement), posisis tubuh tertentu (posturing), /
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor;
(h)Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara
yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau
tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial;
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi / medikasi neuroleptika;
• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu 1 bulan / >
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadai
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
(self absorbed attitude), dan penarikan diri
secara sosial.
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada
usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25)
• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu &
senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian
untuk menentukan diagnosis
• Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 / 3 bulan lamanya,
untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini
memang benar bertahan :
Perilaku yang tidak bertanggung jawab & tak dapat
diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan
untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku
menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar
(inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) /
perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-
absorbed smiling), / oleh sikap, tinggi hati (lofty manner),
tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli
secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan
ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);
Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak
menentu (rambling) serta inkoheren.
• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan
proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham
mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and
fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan
kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang
serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan
(aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya
suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat
terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin
mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
PERAWATAN DI RUMAH
SAKIT
• Indikasi :
• Menegakkan diagnosis
• Menstabilkan medikasi
• Keamanan pasien
• Perilaku sangat kacau
• Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
(pangan, sandang, papan)
MEDIKAMENTOSA
• Pemeriksaan awal
• Situasi gawat darurat : dokter dapat memberI obat
(kecuali clozapine) tanpa melakukan pemeriksaan fisik
maupun laboratorium
• Terapi perilaku
• Meningkatkan kemampuan social
• Meningkatkan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri
• Komunikasi dan latihan perilaku adaptif
• Latihan keterampilan dengan menggunakan
kaset video maupun permainan