Anda di halaman 1dari 57

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Pembimbing : dr. Hendriks Sirait, Sp.KJ

Citra Dinanti Amanda


1102014063
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. S.K
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 49 tahun
 Alamat : Kp. Gabus Singkil rt01/02,
tambun utara, kab bekasi
 Warga Negara : Indonesia
 Suku : Betawi
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan :-
 Pendidikan : SD
 Tgl Datang Poli : 7 Januari 2019
 Tgl pemeriksaan : 13 Januari 2019
 KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan sering tertawa dan berbicara sendiri di rumah.

 RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


-Pasien perempuan, usia 49 tahun.

-Datang dibawa oleh anak dan menantunya karena ibunya sering tertawa dan
berbicara sendiri dari 11 tahun yll.

-Menarik diri dari lingkungan sosial, tetapi senang jika bermain dengan anak
kecil di sekitar tempat tinggal pasien.

-Kegiatan sehari-hari pasien hanya berdiam diri di belakang rumah sambil


tertawa dan berbicara sendiri.

-Pasien merasa mendengar suara ibunya yang sudah meninggal dengan kalimat
yang menyuruh-nyuruhnya.

-Pasien merasa pikirannya bisa dibaca oleh orang lain.

-Pasien merasa tubuhnya dirasuki oleh sesuatu yang ghaib.


RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
Gangguan psikiatrik

 11 tahun smrs, pasien mengalami sakit demam sampai kejang dan


hanya dibawa ke puskesmas terdekat serta diberi infus sebanyak 8
kantong. Dokter yang menangani tidak memberikan penjelasan tentang
sakit yang dialami pasien.

 Setelah sembuh dari demam tersebut, pasien mulai menunjukkan


perubahan sikap seperti senang menyendiri, berbicara sendiri, tertawa
sendiri, dan tidak bisa merawat dirinya (BAK tidak pada tempatnya dan
mandi jika disuruh)

 Riwayat sosial pasien dengan keluarga terbilang cukup baik, hanya saja
dari cerita ayah pasien, bahwa pasien suka kesal dan marah karena
ibunya yang tegas dan selalu membentak pasien saat usia pasien remaja
sampai menikah. Ibu pasien sudah meninggal.
 Menurut anak dan ayahnya, pasien adalah seorang yang memang
pendiam dan tidak pernah punya masalah dengan tetangga, keluarga dan
anaknya.

 Suami pasien juga memberi penjelasan bahwa mereka memang hidup


dari keluarga sederhana, tetapi pasien tidak pernah bermasalah dengan
per ekonomian suami dan keluarganya. Dan setahun yang lalu, pasien
menunjukan gejala menangis-nangis saat hari raya idul fitri sambil
berbisik kepada anaknya bahwa ibunya jahat dan kampungan.

 Selama gejala muncul, anak pasien melakukan kegiatannya secara


mandiri tanpa bantuan dari ibunya. Tetapi sampai sekarang ibunya
hanya nurut jika anaknya yang menyuruh untuk mandi, minum obat dll.
Serta informasi dari anaknya alasan pasien baru dibawa ke RSUD
Kabupaten Bekasi karena keluarga mereka baru membuat kartu BPJS.
 Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat.

 Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)


Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif.

 Skema Perjalanan Gangguan Psikiatrik

2018-2018 Jan 2019


RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
 Riwayat Perkembangan Fisik
Menurut pengakuan dari keluarga pasien, pasien lahir
spontan cukup bulan dan anak pertama dari 2
bersaudara. Pasien dirawat dan disusui oleh ibu
kandung.

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara.


Riwayat pemakaian obat selama kehamilan tidak diketahui.
RIWAYAT PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

 Masa kanak-kanak : Pasien tidak ingat masa


kanak-kanak awal.
 Masa remaja dan dewasa : Pasien merupakan
pribadi yang sopan, ramah dan terkenal pendiam.
Riwayat Pendidikan
 Pasien sekolah sampai SD kelas 5. Setelah itu pasien tidak
melanjutkan studinya karena tidak mampu mengikuti
pelajaran dan terbentur biaya

Riwayat Pekerjaan
 Pasien menikah muda dan menjadi ibu rumah tangga
Kehidupan Beragama

Pasien terlahir di keluarga Islam. Pasien menjalankan sholat


5 waktu sebelum gejala muncul
Kehidupan sosial dan Perkawinan

 Pasien kurang bergaul, namun memiliki hubungan yang


baik dengan keluarga dan tetangga setempat.
Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
 Pasien tinggal bersama Ayah dan suaminya. Pasien
seorang yang kurang bergaul, pendiam dan sehari-
harinya hanya dirumah. Pasien sudah menikah lalu
mempunyai satu orang anak. Anaknya menjadi
pegawai di salah satu pabrik.

 Suaminya bekerja sebagai kuli bangunan dan


ayahnya sebagai buruh pabrik.
STATUS MENTAL

 Penampilan
Seorang perempun berumur 49 tahun, berpenampilan rapi
dan memakai baju muslim dan jilbab, berkulit sawo
matang, berbadan kurus dan tampak lebih tua.

 Kesadaran
 Kesadaran neurologis : Compos mentis
 Kesadaran Psikiatrik : Tampak tidak terganggu.
 Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Perilaku pasien baik selama dilakukan wawancara,


menunjukan sikap malu, kurang kooperatif dan sedikit
menjawab pertanyaan yang diajukan. Aktivitas psikomotor
terlihat hipoaktif.
 Sikap terhadap Pemeriksa

 Sikap selama wawancara pasien menunjukkan sikap kurang


kooperatif dan kontak kurang baik.

 Pembicaraan
 Volume : pelan
 Irama : tidak teratur
 Kelancaran : artikulasi kadang-kadang kurang jelas

 Kecepatan : sedang
ALAM PERASAAN

 Mood : hipotim
 Afek : Datar
 Keserasian : Tidak serasi
 Halusinasi Auditorik : Pasien mendengar suara ibunya yang sudah
meninggal menyuruh-nyuruh.
 Visual : Suka melihat ibunya datang kerumah
 Gustatatorik : Disangkal
 Olfaktorik : Disangkal
 Taktil : Disangkal
 Ilusi : Tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada

 Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)


 Taraf Pendidikan : SD kelas 5
 Pengetahuan Umum : Tidak baik (tidak bisa memberitahu nama
presiden sekarang)
 Kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan
 Proses Berpikir
 Arus Pikir
 Produktivitas : Kurang, hanya menjawab bila
ditanya
 Kontinuitas : Pembicaraan Lancar
 Hendaya bahasa : Tidak ada
 Isi Pikir
 Preokupasi : Tidak ada
 Waham : Tidak ada
 Obsesi kompulsi : Tidak didapatkan
 Fobia : Tidak didapatkan
 Ide bunuh diri : Didapatkan
 Miskin ide : Tidak Didapatkan
 Orientasi :
 Waktu : Tidak dapat menilai tanggal dan hari
 Tempat : Baik
 Orang : Baik

Daya Ingat
 Jangka panjang : Tidak terganggu (pasien mampu
mengingat dirinya adalah seorang ibu dari satu anak dan ibu
rumah tangga)
 Jangka sedang : Tidak Terganggu (pasien mampu
mengingat aktivitasnya saat dirumah)
 Jangka pendek : Terganggu (pasien tidak ingat saat
pasien dibawa ke rumah sakit)
 Segera : Terganggu (pasien tidak mampu
mengingat nama pewawancara)
 Pikiran Abstrak : Kesan cukup sesuai dengan
usia tingkat pendidikannya

 Visuospasial : Baik (pasien dapat berjalan


dengan baik tanpa menabrak benda-benda
disekitarnya)

 Bakat kreatif : Tidak baik (tidak terlibat dalam


kegiatan apapun)

 Kemampuan Menolong Diri : Kurang baik


(pasien masih mampu mandi sendiri tapi harus
disuruh, berpakaian dan makan sendiri, tetapi
BAK dan BAK tidak pada tempatnya ).
PROSES PIKIR

 Arus Pikir
 Produktivitas : Kurang, hanya menjawab
bila ditanya
 Kontinuitas : Pembicaraan Lancar
 Hendaya bahasa : Tidak ada
 Isi Pikir
 Preokupasi : Tidak ada
 Waham : Tidak ada
 Obsesi kompulsi : Tidak didapatkan
 Fobia : Tidak didapatkan
 Ide bunuh diri : Didapatkan
 Miskin ide : Tidak Didapatkan
Pengendalian Impuls
Baik (pasien tidak menujukkan agresivitas selama
wawancara)

 Daya Nilai dan Tilikan


 Daya Nilai Sosial :Tidak terganggu

 Uji Daya Nilai : Tidak terganggu


 Penilaian Realita : Terganggu (terdapat halusinasi)
 Tilikan : Tilikan 2

Realibilitas
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban
pasien dapat dipercaya. Pasien menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan konsisten.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Baik


 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Suhu : 36,8oC
 Pernafasan : 20 x/menit
 Bentuk tubuh : atletikus
 Sistem kardiovaskular : Dalam batas normal
 Sistem respiratorius : Dalam batas normal

 Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal


 Sistem muskulo-skeletal : Dalam batas normal
 Sistem urogenital : Dalam batas normal
STATUS NEUROLOGI

 Saraf kranial (I-XII) : dalam batas normal.


 Rangsang meningeal : tidak ada.
 Mata : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
 Pupil : isokor, refleks cahaya L dan TL (+/+)
 Ophtalmoscopy : tidak dilakukan.

 Motorik :

 Sensibilitas :

 Sistem saraf vegetatif : tidak terdapat gangguan.


 Fungsi luhur : tidak terdapat gangguan.
 Gangguan khusus : tidak ada
IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA

 Pasien masuk ke RSUD Kabupaten Bekasi diantar oleh anak


dan menantu pasien dengan keadaan berbicara dan tertawa
sendiri,dan senyum-senyum saat ditanyakan.
 Terdapat gangguan persepsi yaitu pasien mendengar suara
ibunya yang sedang menyuruh-nyuruh (halusinasi
auditorik)
 Pasien percaya bahwa ada sesuatu yang memasuki dirinya
dan orang lain mengetaui isi pikirannya
 Menarik diri dari lingkungan sekitar, lebih suka menyendiri
dan senang bermain dengan anak-anak
 Ide yang terbatas

 Tilikan 1
FORMULASI DIAGNOSTIK
 Perempuan, usia 49 tahun, sudah menikah
 Penampilan bersih dan rapi tetapi perawatan diri yang kurang
baik
 Pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak adekuat, arus
pikiran asosiasi longgar. Mood hipotim, afek pasien tampak
datar
 Terdapat gangguan Halusinasi Auditorik

 Keluhan muncul sudah dari 11 tahun sebelum pasien datang


ke poli Psikiatri
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I
 F20.1 Skizofrenia hebefrenik.

 Diagnosis ini berdasarkan dari gejala dan anamnesis


pasien yaitu suka berbicara sendiri dan tertawa
(giggling), lebih suka menyendiri dan kekanak-kanak an.
Didapatkan juga persepsi, halusinasi auditorik dan visual.

Aksis II
 Tidak ada diagnosis aksis
Aksis III
 Tidak ada gangguan. Dari pemeriksaan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tidak
memiliki penyakit lain.
Aksis IV
 Ditemukan adanya masalah hubungan keluarga
(psikososial)
Aksis V
 GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
 DAFTAR MASALAH
Organobiologik
 Tidak Bermasalah

Psikologis
 Mood : Hipotim
 Afek : Datar
 Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik
 Isi pikir : Waham persepi (+)
 Tilikan : Derajat 2

Lingkungan dan Sosioekonomi


 Tidak terdapat masalah. Pasien tidak pernah mengancam
ataupun melukai anggota keluarga
TERAPI PSIKOFARMAKA

Lorazepam Tab 2 mg 1x1 (p.o)

Trihexyphenidil Tab 2 mg 2x1 (p.o)

Trifluoperazin Tab 5 mg 2x1 (p.o)


PSIKOTERAPI

 Psikoterapi suportif
 Psikoterapi persuasi : minum obat teratur dan
control kedokter.
 Psikoterapi sugestif : meyakinkan pasien dengan
tegas bahwa yang didengarnya tidak benar.
 Psikoterapi bimbingan : memberi nasehat kepada
pasien bahwa beribadah itu penting karena dapat
menenangkan pikiran.
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
HOME VISITE
HOME VISITE
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
SCHIZOPHRENIA: SCHIZOPHRENIA HEBEFRENIK:
Berasal dari dua kata, yaitu Perilaku yang khas, regresi,
skizo yang artinya retak atau primitif, afek tidak sesuai
pecah, dan frenia yang artinya dengan karakteristik
jiwa, dengan demikian, umumnya, wajah dungu,
seseorang yang menderita tertawa aneh-aneh, menangis
skizofrenia adalah seseorang dan menarik diri secara
yang mengalami keretakan ekstrim (Towsend,2005)
jiwa atau keretakkan
kepribadian (Hawari, 2009).
EPIDEMIOLOGI

• Dapat ditemukan pada semua strata sosial dan


daerah
• Pria = wanita, tetapi wanita mempunyai
prognosis yang lebih baik
• 90% pada usia 15-55 tahun
• Laki : 15-25 tahun
• Perempuan : <35 tahun
ETIOLOGI

• Genetik
• Neurobiologi
CLASSIFICATIONS

• Skizofrenia Paranoid
• Skizofrenia
Disorganized
• Skizofrenia Catatonic
• Skizofrenia
Undifferentiated
• Skizofrenia Residual
PEDOMAN DIAGNOSIS SKIZOFRENIA
Harus ada 1 gejala (amat jelas) / 2 gejala atau lebih (kurang
jelas) :
(a)- Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang /
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya
berbeda; atau
-Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari
luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
(withdrawal); dan
-Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar
sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
(b)- Delusion of control : waham tentang dirinya
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
-Delusion of influence : waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
-Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang “dirinya” : secara jelas merujuk ke pergerakan
tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan /
penginderaan khusus);
-Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya
bersifat mistik atau mukjizat;
(c) Halusinasi auditorik :
-Suara halusinasi yang berkomentar secara terus
menerus terhadap perilaku pasien, atau
-Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
-Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
(d)Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,
misalnya perihal keyakinan agama / politik tertentu, / kekuatan
dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, / berkomunikasi dengan makhluk asing
dari dunia lain)
• Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
• Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, / apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu / berbulan-bulan terus
menerus;
• Arus pikiran yang terputus (break) / yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi / pembicaraan
yang tidak relevan, / neologisme;
(g)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh- gelisah
(excitement), posisis tubuh tertentu (posturing), /
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor;
(h)Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara
yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau
tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial;
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi / medikasi neuroleptika;
• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu 1 bulan / >
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadai
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
(self absorbed attitude), dan penarikan diri
secara sosial.
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada
usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25)
• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu &
senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian
untuk menentukan diagnosis
• Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 / 3 bulan lamanya,
untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini
memang benar bertahan :
Perilaku yang tidak bertanggung jawab & tak dapat
diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan
untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku
menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar
(inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) /
perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-
absorbed smiling), / oleh sikap, tinggi hati (lofty manner),
tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli
secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan
ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);
Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak
menentu (rambling) serta inkoheren.
• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan
proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham
mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and
fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan
kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang
serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan
(aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya
suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat
terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin
mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
PERAWATAN DI RUMAH
SAKIT
• Indikasi :
• Menegakkan diagnosis
• Menstabilkan medikasi
• Keamanan pasien
• Perilaku sangat kacau
• Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
(pangan, sandang, papan)
MEDIKAMENTOSA

• Pemeriksaan awal
• Situasi gawat darurat : dokter dapat memberI obat
(kecuali clozapine) tanpa melakukan pemeriksaan fisik
maupun laboratorium

• Pemeriksaan biasa : lakukan pemeriksaan hematologi


rutin, fungsi hati dan ECG
OBAT-OBAT Antipsikotik :
• Konvensional : Haloperidol, Trifluoperazin,
Flufenazin, Chlorpromazin
• Atipikal : Risperidon, Clozapin, Quetiapin,
Zotepin, Aripiprazol, Olanzapin
OBAT ANTIPSIKOTIK
OBAT LINI PERTAMA OBAT LINI KEDUA
• Antagonis reseptor dopamine • Clozapine
• Hanya sejumlah kecil pasien  Antagonis lemah
(kemungkinan 25%) yang dapat reseptor D2, antagonis
kembali pada fungsi mental kuat reseptor D4
normal
• Efek samping : akatisia, gejala
mirip parkinsonisme (rigiditas  Efek samping :
dan tremor) agranulositosis (6-18
minggu setelah
• Efek samping serius : tardive pengobatan) sehingga
dyskinesia, sindroma harus dilakukan
neuroleptik malignan monitoring tiap minggu
dan lama terapi tidak
• Risperidon lebih dari 6 minggu
• Antagonis reseptor
serotonin tipe 2 (5-HT2) dan  Mahal
dopamine tipe 2 (D2)
• Efektif mengobati gejala + dan –
• Kontraindikasi Antipsikotik
• Respon alergi serius
• Pasien yang mungkin telah mengkonsumsi zat-zat
yang akan berinteraksi dengan antispikotik sehingga
terjadi depresi SSP (mis.alkohol, opioid, barbiturate,
benzodiazepine)
• Resiko tinggi kejang akibat lesi organic ataupun
idiopatik
• Glaukoma sudut sempit
• KEGAGALAN PERCOBAAN OBAT
• Adanya suatu lesi organic
• Ketidak patuhan
• Waktu yang ridak mencukupi
Gagal, bukan alasan di atas:
• Tambahkan obat lain :
• Lithium
• Antikonvulsan ( carbamazepine / valproate)
• (efektif untuk menurunkan episode kekerasan)
• Benzodiazepine
TERAPI LAIN
• ECT (elektro konvulsif)
• Diindikasikan untuk pasien kakatonik dan pasien yang
tidak dapat menggunakan antipsikotik
(*) yang paling mungkin merespon adalah pasien yang
sakit < 1 tahun
TERAPI PSIKOSOSIAL

• Terapi perilaku
• Meningkatkan kemampuan social
• Meningkatkan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri
• Komunikasi dan latihan perilaku adaptif
• Latihan keterampilan dengan menggunakan
kaset video maupun permainan

• Terapi orientasi keluarga ( penyuluhan


terhadap keluarga tentang penyakit)
• NAMI (The National Alliance for the
Mental Ill)
• Merupakan suatu kelompok yang memberikan
nasihat emosi dan praktis untuk keluarga dan
teman pasien
• Terapi individual : membina hubungan antara
pasien dan dokter
• Tujuan : pasien tetap mengikuti psikoterapi dan
patuh terhadap medikasi sehingga dedapatkan
hasil yang baik (selama follow-up 2 tahun)
PROGNOSIS

• > periode 5 sampai 10 tahun setelah perawatan


psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena
skiofrenia  ± 10-20 % pasien memliki hasil
yang baik.
• > 50% pasien memiliki hasil yang buruk, dengan
perawatan di rumah sakit yang berulang,
eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat,
dan usaha bunuh diri.
PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK
Onset lambat Onset muda
Factor pencetus jelas Tidak ada factor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat social, seksual Riwayat social, seksual
dan pekerjaan pramorbid dan pekerjaan pramorbid
yang baik yang buruk
Gejala gangguan Perilaku menarik diri, autistic
mood (terutama
gangguan depresi)
Menikah Tidak menikah, bercerai
Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga schizophrenia
System pendukung yang baik System pendukung buruk
Gejala positif Gejala negative
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai