Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

: TERAPI CAIRAN
PERIOPERATIF
Febrina Rambu
C11111162

Pembimbing :
Dr. Idha Nirmalasari

Konsulen
Dr. Alamsyah A.A Husain, Sp. An
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Mina
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
RM : 740169
BB : 65 kg
TB : 150 cm
IMT : 28.89 m2/kg (Obes 1)
Anamnesis:
Perempeuan 50 tahun di konsul dengan peritonitis
generalisata ec suspect appendencitis perforasi
rencana laparotomi expolarasi.dari RSUD Sinjai
dikonsul dengan peritonitis generalisata e.c trauma
tumpul abdomen dengan GCS 15 direncanakan anestesi
GETA untuk tindakan operasi Laparatomi Eksplorasi
dengan indikasi lifesaving. Pasien datang dibawa oleh
keluarga dengan nyeri perut dialami sejak beberapa
jam yang lalu sebelum masuk RSUD Sinjai akibat jatuh
dari atap rumah 1 hari yang lalu, dirujuk ke RSWS satu
hari kemudian. riwayat tidak sadarkan diri tidak ada.
Riwayat muntah ada. Riwayat operasi sebelumnya
tidak ada. Riwayat hipertensi tidak ada. Riwayat DM
tidak ada. Riwayat asma, alergi obat dan makanan tidak
ada. Riwayat kebiasaan merokok, alkohol, herbal, jamu-
jamuan tidak ada. Saat ini pasien tidak batuk, tidak
sesak, tidak demam. Riwayat terakhir makan dan
minum 10 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik :
B1 : Airwaypaten, napas spontan, bunyi pernapasan
vesikuler kanan = kiri, RR 30x/mnt dengan O2 2 lpm via
nasal kanul, Rh (-/-), Wh(-/-), Struma (-), Stiffness (-),
Buka mulut > 3 jari, Tyromandibula distance 3 jari,
Mallampati score I, pernafasan cuping hidung (-), gigi
geligi tidak tampak kelainan, gerak leher bebas, nyeri
telan (-), massa di leher (-), trakea di tengah.
B2 : Nadi 120 x/mnt kuat angkat, TD 100/60 mmHg,
Bunyi Jantung I/II murni regular, gallop (-), murmur(-),
suhu: 39,0oC
B3 : GCS 15 (E4M6V5), pupil bulat isokor 2,5mm/2,5mm,
Reflek Kornea ( +/+) normal, Reflek Cahaya (+/+)
normal,
B4 : Terpasang kateter, produksi 200 cc dalam 9 jam
warna coklat keruh
B5 : Abdomen kesan cembung, peristaltik (+) kesan
menurun, nyeri tekan (+). Terpasang NGT produksi 100
cc warna hijau, tampak jejas.
Laboratorium
(2/12/2015) :
TEST RESULT NORMAL VALUE
WBC 4.2 x 103/uL 4.0 10.0 x 103
RBC 4.88 x 106/uL 4.0 6.0 x 106
HGB 15.6 g/dL 12 18
HCT 45.3 % 37 48
PLT 222 x 103/uL 150 400 x 103
PT 14.7 detik 10 - 14

INR 1.41 <1,5


APTT 33.6 detik 22,0 - 30,0
GDS 180 mg/dL <140
SGOT 89u/L <38
SGPT 79 u/L <41
Ureum 100 mg/dL 10-50
Kreatinin 3.37 mg/dL 0,5-1,2
Natrium 142 mmol/L 136 - 145
Kalium 4.1 mmol/L 3,5 - 5,1
Klorida 113 mmol/L 97 111
HbSAg Non Reactive Non Reactive
Pemeriksaan Foto Thorax AP (2
Desember 2015):
Tidak tampak kelainan radiologik
pada foto thorax ini.
Pemeriksaan USG Whole Abdomen (2
Desember 2015):
Cairan bebas intraperitoneum
Assessment:
Peritonitis generalisata et causa trauma tumpul abdomen
Planning :
Terapi dari bagian Anestesi:
O2 6 lpm via simple mask
IVFD Ringer laktat 20 tp. Pasang IV catheter 18 G 2 jalur
dengan transfusi set guyur 1000 cc Ringer laktat
Stop intake oral, puasa dilanjutkan
Paracetamol 1 gram drips IV
Siapkan PRC 4 bag, 2 bag diambil
Antibiotik profilaksis ceftriakson 1 gram/iv + metronidazol
500mg/iv
Terapi dari bagian Bedah:
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/intravena
Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/intravena
2/12/201 S: nyeri perut ada, muntah ada O2 6 lpm via simple
frekuensi sering, pasien juga mask
5
mengeluh sesak
IVFD Ringer laktat 20
(pre-op) B1: RR 30x/i, BP vesikuler, Rh
tpm. Pasang IV
-/- ,Wh-/-.
catheter 18 G 2 jalur
B2: TD 100/60mmHg, HR
120x/m dengan transfusi set
B3: GCS 15 (E4M6V5), pupil guyur 1000 cc Ringer
bulat isokor 2,5mm ODS, RC +/+ laktat
B4: urin perkateter, produksi Stop intake oral,
200 cc dalam 9 jam
puasa dilanjutkan
B5: abdomen kesan cembung,
Paracetamol 1 gram
peristaltik (+) kesan menurun,
drips IV
nyeri tekan ada
B6: edema (-), fraktur (-) Siapkan PRC 4 bag, 2
A: anestesi : ASA P5 2E. bag diambil
(Peritonitis generalisata e.c Antibiotik profilaksis
trauma tumpul abdomen) ceftriakson 1 gram/iv
P: rencana anastesi GETA + metronidazol
(renacana op. Laparotomi
500mg/iv
2/12/2015 (Intra-
operasi)
KU : eutropis. TB : 168 cm; BB : 70 kg
Laboratorium : terlampir
Teknik anestesia : GETA
Cairan intra-op :
Kebutuhan maintanance :
40cc/kgbb/hari 40 x 70 = 2800 cc/hari : 24 = 116.67 cc/jam
Elektrolit K = 1-2mEq/kgBB/hr
= 70-140 mEq/hr
Na = 2-3mEq/kgBB/hr
= 140-210mEq/hr
Kebutuhan puasa : (13 jam puasa) Pre-operatif : RL 1000 cc
13 x 116.67 =1516.71 cc Durante operatif : RL 2500
Kebutuhan operasi (sekuesterasi) : cc + Gelofusin 500 cc
Operasi besar = 6-8 cc/kgBB/jam Cairan keluar :
Perdarahan : 250 cc
= 420 560 cc/jam
Derajat perdarahan : TBV = 70 X
Kebutuhan cairan intraoperatif :
70 = 4900
I. Kebutuhan puasa 50% + maintanance + sekuesterasi = (50% x
Kehilangan darah : 250/4900 x
1516.71) + 116.67 + 420 = 1295.02 cc
100 = 5% (derajat perdarahan I)
II. Kebutuhan puasa 25% + maintanance + sekuesterasi = (25% x
kristaloid
1516.71) + 116.67 + 420 = 915.85 cc
Urine : 220 cc
2/12/20 PACU - O2 6 lpm via simple

15 S : (-) mask
Awasi tanda vital
(post- B1 : RR 18X/i, BP -
hingga 24 jam post
op) vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
op
B2 : TD 135/96 mmHg,
- Kebutuhan cairan
HR 125x/m, reguler,
maintanance =
kuat angkat 40x70 = 2800 cc/24
Aldrete score : 9/10 jam IVFD RL 38
A : post op laparatomi tpm
eksplorasi dengan - Takar urin per jam

anestesi GETA balance cairan tiap


8 jam
- Post op pain
management :
fentanyl 30
ICU- Hr 0 Awasi hemodinamik,
2/12/201 -
S : pasien post. Op laparatomy eksplorasi
5 ec. Peritonitis generalisata ec. Perforasi balance cairan
ileum. Pasien ps Asa 2E (ur:100, cr:3.37, - O2 via ventilator
(post-op) got:89, gpt:78, alb:113). Dilakukan
anestesi GETA, operasi berlangsung 1,5 - Head up 30
jam, dengan perdarahan intra op 250 cc, Terapi cairan :
urin 500 cc, cairan RL 1000 cc, koloid 500
cc, post op. Pasien delayed ekstubasi Kebutuhan cairan 40 x
B1 : terintubasi, O2 via ventilator mode 70 = 2800 cc/24 jam
simv, ps 10 peep 5, VT 420, RR 14 x/mnt,
FiO2 80 % rr 16x/menit, rh -/-, wh -/-, RL : 1500 cc; Dekstrose
SpO2 100% 5% :1000 cc/24 jam
B2 : TD : 129/72 mmHg, HR : 92x/menit,
reguler, kuat angkat Pasien puasa

B3 : GCS tersedasi, pupil bulat, isokor, -

refleks cahaya +/+


B4 : urin perkateter, prod. 100 cc/jam
B5 : periistaltik (+)
B6 : udem (-), fraktur (-)
A : gagal nafas ec. Post op laparotomy
eksplorasi ec peritonitis generalisata ec.
Perforasi ileum
ICU HARI-1 - Awasi tanda vital dan

3/12/201 B1: O2 via ventilator rr balance cairan


20x/menit, BP vesikuler, Rh -/-, - O2 via ventilator mode
5
Wh -/-, SpO2 100% simv TV 420, rr 14, PS
B2: TD 138/80mmHg, HR 12, PEEP 8, FiO2 40%
120x/m, reguler, lemah - Puasakan
B3: GCS tersedasi, pupil bulat Terapi cairan :
isokor 2,5mm ODS, RC +/+. IVFD clinimix 1000cc/24
S : 37oC, BPS 3 jam
B4: urine perkateter 50 Pan Amin G 500cc/24
cc/jam. Balance -840 cc jam
B5: peristaltik (+) kesan Ringer laktat
normal 500cc/24 jam
B6: edema (-), fraktur (-) Albumin 25% 200 cc/24
A: post. Op laparotomi jam

explorasi ec peritonitis
generalisata; gagal nafas;
hipoalbuminemia (alb : 2.6
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Terapi Cairan Perioperatif ??
untuk mengganti defisit pra bedah, selama
pembedahan dan pasca bedah dimana saluran
pencernaan belum berfungsi secara optimal
disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal
harian

Terapi dinilai berhasil


Tidak ditemukan tanda hipovolemik
Tidak ditemukan tanda hipoperfusi
Tidak ditemukan tanda kelebihan cairan berupa edema paru
FISIOLOGI CAIRAN
TUBUH
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
Laki-laki Perempua
n Bayi
Total air tubuh ( % ) 60 50 75

intrasel 40 30 40
ekstra sel 20 20 35
Plasma 4 4 5
Interstitial 16 16 30
Kandungan Cairan Tubuh
Elektrolit
Non elektrolit : -BM kecil : Glukosa
-BM Besar : Protein
Elektrolit terpenting dalam cairan ekstra sel
adalah Na dan Cl, dalam cairan intrasel
adalah K dan fosfat.
Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Melalui membran semipermeabel,
dari larutan berkadar rendah tinggi
OSMOSIS Tekanan osmotik plasma darah 286 +
5 mOsm/L. Sama dengan larutan
isotonis

Konsentrasi tinggi rendah, pori-pori


DIFUSI Bergantung kepada perbedaan
konsentrasi dan tekanan hidrostatik

POMPA Tujuannya adalah untuk mencegah


keadaan hiperosmolar didalam sel
Na-K
Terapi Cairan Elektrolit
Perioperatif
Faktor pemberian cairan perioperatif??
1. Kebutuhan Normal Cairan dan Elektrolit Harian
Kebutuhan cairan org dewasa rata-rata 30-35
ml/kgBB/hari
Elektrolit utama Na+ = 2-3 mEq/kgBB/hari dan K+ = 1-2
mEq/kgBB/hari
2. Defisit Cairan dan Elektrolit Pra Bedah
Hal ini muncul akibat :
Puasa
Kehilangan cairan abnormal (perdarahan, muntah, diare,
diuresis berlebihan, translokasi cairan)
Meningkatnya insensible water loss akibat hiperventilasi
Demam dan berkeringat banyak
3. Kehilangan Cairan Saat Pembedahan
a. Perdarahan diukur dari botol penampung darah
kasa (4x4 cm) 10 ml darah
laparatomy pads 10-100 ml darah
b. Kehilangan cairan lainnya : evaporasi dan translokasi cairan
internal

4. Gangguan Fungsi Ginjal


Trauma, pembedahan dan anestesia dapat mengakibatkan :
GFR menurun
Reabsorbsi Na+ di tubulus meningkat, yang sebagian disebabkan
oleh meningkatnya kadar aldosteron
Hormon ADH meningkat retensi air dan reabsorpsi Na+ di
duktus koligentes
Ginjal tidak mampu menghasilkan urin hipotonis
Penatalaksanaan Terapi
Cairan Pra Bedah
Status cairan harus dinilai dan dikoreksi sebelum dilakukannya
induksi anestesi untuk mengurangi perubahan kardiovaskuler
dekompensasi akut. Penilaian status cairan ini didapat dari :
Anamnesa : Apakah ada perdarahan, muntah, diare, rasa
haus. Kencing terakhir, jumlah dan warnya.
Pemeriksaan fisik. Dari pemeriksaan fisik ini didapat tanda-
tanda obyektif dari status cairan, seperti tekanan darah,
nadi, berat badan, kulit, abdomen, mata dan mukosa.
Laboratorium meliputi pemeriksaan elektrolit, BUN,
hematokrit, hemoglobin dan protein.
Cairan perioperatif diberikan dalam bentuk cairan pemeliharaan
:
Dewasa 2 ml/kgBB/jam atau 60 ml + 1 ml/kgBB pada BB >20
kg
Anak 4 ml/kgBB pada 10 kgBB I + 2 ml/kgBB pada 10 kgBB
II + 1 ml/kgBB pada BB sisanya
Tanda rehidrasi tercapai produksi urin 0,5 1 ml/kgBB
Cairan Intra Bedah
Meliputi kebutuhan dasar cairan, penggantian sisa
defisit pra operasi, cairan yang hilang selama operasi

Penggantian cairan pada operasi :


Ringan: 4 cc/kgBB/jam
Sedang : 6 cc/kgBB/jam
Berat : 8 cc/kgBB/jam

Sedangkan untuk bayi dan anak : 2/4/6 cc/kgBB/jam


Prinsip pemberian cairan pada pembedahan :
1. Tanda vital stabil, prod urine 0,5-1 cc/kgBB/jam
2. Perdarahan < 10 % EBV ganti dgn kristaloid 10-
20% dgn kristaloid/koloid > 20 % dgn
transfusi darah
Intravenous fluid replacement in haemorrhagic shock
Class I 2.5 l Ringer-lactate solution or 1.0 L polygelatin
(haemorrhage 750 ml (15%))
1.0 l polygelatin plus 1.5 L Ringer-lactate solution
Class II
(haemorrhage 800-1500 ml (15-30%))
1.0. l Ringer-lactate solution plus 0.5 l whole
Class III blood or 0.1-1.5 l equal volumes of concentrated
(haemorrhage 1500-2000 ml (30-40%)) red cells and polygelatin

1.0 l Ringer-lactate solution plus 1.0 l polygelatin
Class IV plus 2.0 l whole blood or 2.0 l equal volumes of
(haemorrhage 2000 ml (48%)) concentrated red cells and polygelatin or
hestastarch
Cairan Paska Bedah
Terapi cairan paska bedah ditujukan untuk :
Memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan
nutrisi.
Mengganti kehilangan cairan pada masa
paska bedah (cairan lambung, febris).
Melanjutkan penggantian defisit prabedah
dan selama pembedahan.
Koreksi gangguan keseimbangan karena
terapi cairan.
Nutrisi parenteral bertujuan menyediakan
nutrisi lengkap
Macam-macam cairanyang
dapat digunakan
PEMBAHASAN
Pasien dikonsul dari bagian Bedah untuk anestesi
laparotomi eksplorasi di OK CITO pada tanggal 2/12/2015.
Keadaan pasien takikardi dengan hr 120x.menit dan suhu
tinggi 39oC, pasien telah puasa 10 jam, dan terapi cairan
yang diberikan sebelum operasi adalah ringger laktat 1000 cc
melalui dua line diguyur.
3 jam kemudian pasien masuk operasi, dengan penghitungan
kebutuhan maintanance 116.67 cc/jam, kebutuhan pengganti
puasa 1.516,71 cc, dan perkiraan sekuesterasi berada pada
rentang perhitungan operasi besar 420 -560 cc, sehingga
pada jam I pasien membutuhkan 1.295,02; II 915,85; III
915,85; IV 536,67. Sebelum masuk, pasien telah mendapat
RL 1000 cc, dan selama operasi pasien mendapatkan
gelofusin 500 cc dan Ringer Laktat sebanyak 2000 cc. Cairan
yang keluar selama operasi berupa perdarahan derajat I
sebanyak 250 cc, sehingga untuk mengganti hanya
diperlukan kristaloid, urin yang keluar selama operasi 220 cc.
Operasi berjalan selama 1 jam 35 menit
Setelah Pasien operasi, saat di PACU pasien mendapatkan
cairan rumatan di PACU, kebutuhan maintanance pasien
2800 cc, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari
pasien diberikan Ringer Laktat 38 tetesan per menit.
Pasien masuk ICU dikarenakan delayed ekstubasi ec
laparatomy eksplorasi ec peritonitis generalisati ec
perforasi ileum. Pasien diberikan cairan Ringer Laktat
1500 cc dan Dekstrose 5% 1000cc/24 jam. Pasien
dipuasakan. Pada hari 1 di ICU, pasien masih dipuasakan
dan nilai lab albumin pasien 2.6 gr/dl, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, pasien diberikan nutrisi
parenteral yakni clinimix 1000cc/24 jam, pan amin G 500
cc/24 jam, dan Ringer Laktat 500 cc/24 jam; serta
albumin 25 %200 cc/24 jam.
Oleh dokter bedah, sebelum operasi
pasien mendapatkan injeksi ceftriakson 1
gr/12jam/iv; injeksi ranitidin 50 mg/8
jam/iv, serta infus metronidazol 500 mg/8
jam/drips intravena. Post operasi, dari
dokter bedah memberikan ringer laktat
500 cc; dekstrose 5% 500 cc; dan
aminofluid 1000 cc. Untuk pengobatan
pasien diberikan injeksi ceftriakson 1
gr/12 jam/iv; metronidazol 500 mg/8
jaam/iv; injeksi ketorolak 30 mg/8 jam/iv;
dan injeksi ranitidin 50 mg/8 jam/iv
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai