Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kasus

Pembimbing: dr. Vetinly. M.Gizi, Sp.GK

Katherine Carolina Kayne (202106010111)


Jason Dewantara (202106010119)
Marvin Josevan (202106010122)
DAFTAR ISI

01. Pemaparan Kasus 02. Ileostomi

Nutrisi Pada Pasien Nutrisi Pada Pasien


03. Ileostomi
04. Post Op GIT
01.
Pemaparan Kasus
Tn. WA, 19 tahun
KU : Rencana tindakan laparotomi reverse anastomosis ileum.

RPS : Pasien direncanakan untuk tindakan laparotomi reverse anastomosis ileum


pada tanggal 17 Juni 2022 pk 14.00. Keluhan lain disangkal.

RPD : 1 tahun yang lalu pasien mengalami nyeri perut dan ditemukan terdapat
ileitis TB disertai perlengketan → dilakukan tindakan ileostomi

RPK : Ibu mempunyai riwayat hipertensi

RPO : Obat OAT selama 12 bulan


Pemeriksaan Fisik 16/6
● KEADAAN UMUM : sakit ringan
● KESADARAN : alert (E4M6V4)
● TANDA-TANDA VITAL
○ TD : 106/67 mmHg
○ HR : 72x/menit, nadi teraba kuat, penuh, reguler
○ RR : 20x/menit, reguler
○ SUHU : 36.5 0C (pengukuran termometer axilla)
○ SpO2 : 98% on room air
Pemeriksaan Fisik 16/6
● Kepala : simetris, normocephali
● Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik, refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), mata cekung (-/-)
● Hidung : simetris, deformitas (-), sekret (-)
● Telinga : simetris, deformitas (-), sekret (-)
● Mulut : simetris, mukosa oral basah, orofaring hiperemis (-), mallampati 1, gigi
goyang -, gigi palsu -
● Leher : trakea terletak ditengah, pembesaran KGB (-), TMD 7 cm, ROM baik
● Paru :
○ I : gerak nafas tampak simetris, retraksi (-)
○ P : gerak nafas teraba simetris
○ P : sonor +/+
○ A : suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
Pemeriksaan Fisik 16/6
● Jantung :
I : iktus cordis tidak terlihat
P : iktus cordis tidak teraba
A : bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)
● Abdomen :
I : tampak datar, distensi (-), a/r iliaka kanan terdapat stoma colostomi beserta
ostomy pouch
A : BU (+)
P : supel, nyeri tekan (-) seluruh regio, turgor kulit baik
P : timpani pada seluruh regio abdomen
● Ekstremitas : akral teraba hangat, CRT <2 detik, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)
Pemeriksaan Penunjang

Lab Imaging

Hematologi (10/06/2022) Kimia Klinikt (10/06/2022) CT Abdomen (04/06/2022)


● Hb : 16.5* ● SGOT: 19.2 Dibandingkan dengan CT Scan abdomen
● Ht : 47.4* ● SGPT: 17.3 tanggal 13 April 2022, saat ini:
● Leu : 6.62 ● Albumin : 5.10 - Limfadenopati multipel di
● Eri : 5.75* ● Ur: 23.3 para-aorta dan mesenterium
● Tromb : 369 ● Cr: 1.15 terutama kanan bawah dengan
● Basofil: 0.9 ● eGFR: 93.69 ukuran terbesar +/- 0,66 x 0,58 cm
● Eosinofil: 5.6 ● Na: 141.3 (mengecil perbaikan)
● Neutrofil: 60.9 ● K: 3.73 - Tampak stoma ileostomi di
● Limfosit: 26.6 ● Cl: 99.6* abdomen kanan, relatif stqa
● Monosit: 6.0 ● Ca: 1.23 - Tidak tampak tanda ileocolitis
● NLR: 2.29 maupun tanda-tanda peritonitis
● ALC: 1760.92 - Tidak tampak kelainan signifikan
● RDW: 11.6 struktur orga intraabdomen lain.
● MCV: 82.4
● MCH: 28.7 Ro thorax (14/06/2022):
● MCHC: 34.8 Tidak tampak kelainan radiologis
● LED: 20* signifikan pada jantung dan paru.
● PT : 13.3
● APTT : 29.1
● INR : 1.03
Jumat, 17 Junil 2022 (HR 2)
S O A P

- Pasien tidak ada keluhan. KU : tampak tenang Ileitis TB post LE dan ileostomi - Puasa 6 jam pre op
Kesadaran : compos mentis
- Nyeri perut (-), demam (-), GCS : E4M6V5
- IVFD RL 1500cc /24 jam
batuk (-), pilek (-) - Ceftriaxone 1x1 gr IV 1 jam pre
- Pasien terakhir makan kemarin TTV : op
TD : 110/70 mmHg
jam 00.00 dan minum air putih HR : 68x/menit
sebanyak 1 botol (600 ml) dalam RR : 20x/menit
S : 36.8 C
sehari SpO2 : 99 % on room air
- Terakhir ganti ostomy pouch 2
Cairan:
hari yang lalu. - BAK baik, tidak
Input: 1800cc /24jam
ada keluhan. Output: 900cc /24jam
IWL: 565cc /24jam
Balance: +335cc

Pemeriksaan fisik:
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera
ikterik -/- , mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+).
a/r iliaka kanan terdapat stoma
colostomi beserta ostomy pouch berisi
BAB konsistensi cair berwarna coklat
kehitaman.
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2
detik, turgor kulit baik.
Sabtu, 18 Juni 2022 (HR 3, POD1)
S O A P

-- Pasien mengeluhkan nyeri KU : tampak sakit sedang Ileitis TB post LE dan ileostomi - Puasa sampai hari ke 2
Kesadaran : compos mentis
pada luka operasi dengan VAS GCS : E4M6V5
post laparotomy adhesiolisis - IVFD RL 1500cc /24 jam
8/10. reanastomosis POD 1 - IVFD Dextrose 5% 500cc /24
- Demam (-), mua (-)l, muntah TTV : jam
TD : 120/80mmHg
(-) HR : 89x/menit - Ceftriaxone 1x1 gr IV
- Pasien belum makan, minum RR : 20x/menit - Ketorolac 2x30 mg IV
S : 36.9 C
dan BAB SpO2 : 99% on room air - Ranitidin 2x1 amp IV
- BAK on catheter
Cairan:
- Tidur cukup nyenyak
Input: 1150cc /24jam
Output: 600cc /24jam
IWL: 675cc /24jam
Balance: -125 cc
Drain: 100cc /24 jam, hemoragik

Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera


ikterik -/- , mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+).
a/r iliaka kanan tampak luka post
operasi tertutup kassa, terdapat
rembesan
a/r midline tampak luka post operasi
tertutup kassa, terdapat rembesan
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2
detik, turgor kulit baik.
Minggu, 19 Juni 2022 (HR 4, POD2)
S O A P

KU : tampak sakit sedang


- Pasien merasa nyeri pada luka Kesadaran : compos mentis
Ileitis TB post LE dan ileostomi - Puasa sampai hari ke 2
operasi membaik dengan VAS GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - IVFD RL 1500cc /24 jam
5/10, nyeri tidak menjalar, terasa TTV : reanastomosis POD 2 - IVFD Dextrose 5% 500cc /24
TD : 110/67mmHg
seperti nyut-nyut, hilang timbul, HR : 70x/menit jam
RR : 20x/menit
menbaik setelah diberikan obat S : 36.7 C - Ceftriaxone 1x1 gr IV H3D3
SpO2 : 99% on room air
- Demam (-), mual (-), muntah - Ketorolac 2x30 mg IV
(-) Cairan: - Ranitidin 2x1 amp IV
Input: 2130cc /24jam
- Pasien sempat demam pada Output: 900cc /24jam - Paracetamol 1x1 gr IV extra
IWL: 675cc /24jam
jam 18.00 kemarin dengan suhu Balance: + 555 cc
Drain: 25 cc/24 jam, hemoragik
39.0, dan mengeluh nyeri
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- ,
dengan VAS 8/10, nyeri mukosa oral basah.
nyut-nyutan, memburuk ketika Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+) 8x/menit, nyeri
memberat, tidak ada faktor yang tekan disekitar luka operasi (+), distensi (-).
memperbaik nyeri. Pasien lalu
Status lokalis:
diberikan paracetamol extra 1 a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup
gr, nyeri dan demam segera kassa, terdapat rembesan minimal (+)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
turun. kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
- Pasien belum makan, minum, kasa, rembesan (-), 25 cc/24 jam, hemoragik
kentut maupun BAB.
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, turgor
- BAK on catheter. kulit baik.
- Tidur cukup nyenyak.
Senin, 20 Juni 2022 (HR 5, POD3)
S O A P

Pasien mengeluhkan mual dari KU : tampak sakit sedang Ileitis TB post LE dan ileostomi - Minum 1 jam 1 sendok makan
Kesadaran : compos mentis
semalam. Pasien tidak merasa GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - IVFD RL 1500cc /24 jam
nyeri pada luka post op, namun Cairan:
reanastomosis POD 3 - IVFD Dextrose 5% 500cc /24
nyeri masih dirasakan saat Input: 1720cc /24jam jam
Output: 1150cc /24jam
batuk dengan VAS 5/10, nyeri IWL: 675cc /24jam - Ceftriaxone 1x1 gr IV H4D4
tidak menjalar, terasa seperti Balance: -105 cc - Ketorolac 2x30 mg IV
nyut-nyut, hilang timbul. Keluhan TTV : - Ranitidin 2x1 amp IV
lain seperti demam, mual, TD : 120/80 mmHg
HR : 93x/menit
muntah disangkal. Pasien belum RR : x/menit
S : 36.9 C
makan, sudah minum 1 sendok SpO2 : 99% on room air
per 1 jam. Belum BAB, BAK on
PF
catheter. Tidur cukup nyenyak. Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik
-/- , mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
disekitar luka operasi (+), distensi (-).

Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi
tertutup kassa, terdapat rembesan minimal
(+)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain
tertutup kasa, rembesan (-)

Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik,


turgor kulit baik.
Selasa, 21 Juni 2022 (HR 6, POD4)
S O A P

KU : tampak sakit sedang


Pasien mengeluh kembung dan Kesadaran : compos mentis
Ileitis TB post LE dan ileostomi - Minum 1 jam 1 sendok makan
nyeri pada luka post op dengan GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - Minum susu 6x50 cc
VAS 4. Nyeri terasa seperti Cairan: reanastomosis POD 4 - IVFD RL 1000cc /24 jam
Input: 2120cc /24jam
nyut-nyut, hilang timbul, Output: 1600cc /24jam - IVFD kalbamin 500 cc +
IWL: 675cc /24jam
membaik setelah diberikan obat. Balance: -155 cc Dextrose 5% 500cc /24 jam
Drain: terdapat di selang, sudah tidak produktif
Keluhan lain seperti demam, - Ceftriaxone 1x1 gr IV H5D5
mual, muntah disangkal. Pasien TTV : - Ketorolac 2x30 mg IV
TD : 120/80 mmHg
belum makan dan minum air HR : 85x/menit - Ranitidin 2x1 amp IV
RR : 20x/menit
sebanyak 1 sedot melalui S : 37.1 C
SpO2 : 99% on room air
sedotan. Pasien terakhir minum
PF
susu pada pagi kemarin Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- ,
sebanyak 1 sendok, lalu tidak mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
minum lagi karena mual. Belum Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
disekitar luka operasi (+), distensi (-).
BAB, BAK on catheter. Tidur
Status lokalis:
cukup nyenyak. a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup
kassa, terdapat rembesan minimal (+)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
kasa, rembesan (-)

Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, turgor


kulit baik.
Rabu, 22 Juni 2022 (HR 7 , POD5)
S O A P

Pasien merasa keluhan KU : tampak sakit ringan Ileitis TB post LE dan ileostomi - Diet cair kaldu 6×50 cc, air
Kesadaran : compos mentis
kembung dan nyeri pada luka GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis putih bebas
post op membaik (VAS 3). Cairan:
reanastomosis POD 5 - IVFD RL 1000cc /24 jam
Keluhan lain seperti demam, Input: 3250 cc /24jam - IVFD kalbamin 500 cc +
Output: 1322 cc /24jam
mual, muntah disangkal. Pasien IWL: 675 cc /24jam Dextrose 5% 500cc /24 jam
belum makan dan minum air Balance: +1253 cc - Ceftriaxone 1x1 gr IV H6D6
Drain: 22cc/24 jam, serosanguinous
sebanyak 3 sedot melalui - Ketorolac 2x30 mg IV
sedotan. Pasien minum air kaldu TTV : - Ranitidin 2x1 amp IV
TD : 113/70 mmHg
sebanyak 5 x 2 sendok. Belum HR : 78x/menit
RR : 20x/menit
BAB. Kateter sudah dilepas, S : 36.4 C
BAK sebanyak 1 kali berwarna SpO2 : 98% on room air

kuning keruh dengan sedikit PF


bercak kemerahan. Pasien Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik
-/- , mukosa oral basah.
sudah bisa duduk dengan Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
dibantu.Tidur cukup nyenyak. disekitar luka operasi (+), distensi (-).

Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi
tertutup kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain
tertutup kasa, rembesan (-), 22cc/24 jam
serosanguinous

Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik,


turgor kulit baik.
Kamis, 23 Juni 2022 (HR 8, POD6)
S O A P

KU : tampak sakit ringan - Diet cair kaldu 6x100 cc


Pasien merasa keluhan Kesadaran : compos mentis
Ileitis TB post LE dan ileostomi
kembung dan nyeri pada luka GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - IVFD RL 1000cc /24 jam
- IVFD kalbamin 500 cc + Dextrose
post op membaik (VAS 3). BB : 48 kg reanastomosis POD 6 5% 500cc /24 jam
TB : 175 cm
Keluhan lain seperti demam, BMI : 15.67 - Ceftriaxone 1x1 gr IV H6D6
mual, muntah disangkal. Pasien Cairan:
- Ketorolac 2x30 mg IV
belum makan. Pasien minum air Input: 2650 cc /24jam - Ranitidin 2x1 amp IV
Output: 1500 cc /24jam
kaldu sebanyak 4 x 3 sendok IWL: 675 cc /24jam
Instruksi dr. Irene Stephanie, Sp.B
Balance: +475
dan minum susu kedelai Drain: terdapat di selang, sudah tidak produktif - diet air kaldu naik 6×200 cc
sebanyak 3/4 gelas. Belum TTV : - lepas drain jika produksi <25 cc
TD : 110/80 mmHg - infus dan obat lain tetap
BAB. BAK sebanyak 7 kali HR : 82x/menit
RR : 20x/menit
berwarna kuning keruh dengan S : 36.8 C Saran dr. Vetinly, M.Gizi, Sp.GK
sedikit bercak kemerahan. SpO2 : 99% on room air - 22/6 malam : diet cair protein
Pasien sudah bisa duduk PF 2x150 kkal
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- , - 23/6
dengan dibantu.Tidur nyenyak. mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-). pagi : diet lunak bubur sumsum 1 ×
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan setengah porsi + putel
disekitar luka operasi (+), distensi (-).
siang : diet lunak bubur saring
Status lokalis: campur 3x200 kkal (protein @10
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup gram) proten 3 x 150 kkal
kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup - Parenteral B fluid 1000ml/24 jam
kassa, rembesan (-). (karena dalam beberapa hari
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
kasa, rembesan (-) kedepan diperkirakan belum
mencapai total kalori)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, turgor
kulit baik.
Jumat, 24 Juni 2022 (HR 9, POD7)
S O A P

KU : tampak sakit ringan


Pasien merasa nyeri pada luka Kesadaran : compos mentis
Ileitis TB post LE dan ileostomi - IVFD RL 1000cc /24 jam
post op membaik (VAS 2). GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - IVFD kalbamin 500 cc +
Keluhan lain seperti demam, BB : 48 kg reanastomosis POD 7 Dextrose 5% 500cc /24 jam
TB : 175 cm
mual, muntah disangkal. Pasien BMI : 15.67 - Ceftriaxone 1x1 gr IV H8D8
makan bubur sumsum jam 5 Cairan: - Ketorolac 2x30 mg IV
Input: 4000 cc /24jam
sore dan minum air kaldu Output: 1400 cc /24jam
- Ranitidin 2x1 amp IV
sebanyak 2 x 5 sendok. Belum IWL: 675 cc /24jam
Balance: +1925
BAB. BAK sebanyak 8 kali Drain: 4,1 cc/24 jam, hemoragik

berwarna kuning keruh, tidak TTV :


TD : 110/80 mmHg
ada keluhan. Pasien sudah bisa HR : 82x/menit
RR : 20x/menit
berdiri dengan dibantu.Tidur S : 36.8 C
nyenyak. SpO2 : 99% on room air

PF
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- ,
mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
disekitar luka operasi (+), distensi (-).

Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
kasa, rembesan (-), 4,1 cc/24 jam, hemoragik

Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, turgor


kulit baik.
Sabtu, 25 Juni 2022 (HR 10, POD8)
S O A P

KU : tampak sakit ringan


Pasien sudah tidak merasa nyeri Kesadaran : compos mentis
Ileitis TB post LE dan ileostomi - IVFD RL 1000cc /24 jam
pada luka post op. Keluhan lain GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - IVFD kalbamin 500 cc +
seperti demam, mual, muntah BB : 48 kg reanastomosis POD 8 Dextrose 5% 500cc /24 jam
TB : 175 cm
disangkal. Pasien makan bubur BMI : 15.67 - Ceftriaxone 1x1 gr IV H9D9
sumsum dan roti sebanyak 3 Cairan: - Ketorolac 2x30 mg IV
Input: 3710 cc /24jam
kali, minum susu kedelai Output: 2600 cc /24jam
- Ranitidin 2x1 amp IV
sebanyak 1 gelas. Sudah BAB 2 IWL: 675 cc /24jam
Balance: +435
kali dengan konsistensi cair, Drain: sudah dilepas Instruksi dr. Irene Stephanie,
berwarna coklat dengan bercak TTV : Sp.B
TD : 110/70 mmHg
kemerahan. BAK tidak ada HR : 82x/menit Pasien pulang hari ini dengan
RR : 20x/menit
keluhan. Pasien sudah bisa S : 37.0 C
obat pulang:
berdiri dengan dibantu.Tidur SpO2 : 99% on room air - Cefixime 2x200 mg pc
nyenyak. PF - Paracetamol 3x1 g pc
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- ,
mukosa oral basah. - Omeprazole 2x20 mg pc
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
disekitar luka operasi (+), distensi (-).

Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
kasa, drain sudah dilepas

Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, turgor


kulit baik.
02.
Ileostomi
ILEOSTOMI
Ileostomy merupakan suatu prosedur operatif
untuk membuat suatu bukaan (opening) dari
ileum ke permukaan abdomen (terhubung ke
luar)

Bukaan ini dikenal dengan istilah ‘stoma’,


dimana feses akan keluar melalui bukaan ini
(yang seharusnya melalui anus)
JENIS ILEOSTOMY

End ileostomy → hanya ada proximal loop, tidak


Loop ileostomy → terdapat dua lubang, proximal
ada distal loop karena dilakukan penangkatan
loop merupakan tempat keluarnya feses, dan distal
seluruh kolon secara permanen – tidak dapat
loop berperan sebagai fistula mukus – dapat
dilakukan reanastomosis
dilakukan reanatomosis
ILEOSTOMI
INDIKASI ILEOSTOMI KONTRAINDIKASI ILEOSTOMI
● Melindungi anastomosis →
● Tidak ada kontraindikasi absolut
berisiko imunosupresi, syok,
● Mesenterium pendek → Membuat
peritonitis
ileum keluar ke dinding perut dengan
● Meringankan obstruksi usus
kondisi tegang
● Perbaikan sfingter anal
● Karsinomatosis → mencegah
● Trauma Kolorektal
mobilisasi penuh ileum
● Infeksi
● Ileostomi harus dibentuk sedistal
- Gangren Fournier → Sepsis
mungkin untuk memungkinkan usus
panggul
yang cukup panjang untuk
- Perforasi usus.
penyerapan nutrisi.
Komplikasi
● Stenosis
● Iskemia/Nekrosis
● Pendarahan
● Infeksi / Abses
● Hernia parastomal
● Retraksi/Prolaps
● Ketidakseimbangan elektrolit →tingginya keluaran limbah dari ileostomi
● Dehidrasi
● Gangguan ginjal
● Hematoma/Seroma
● Pembentukan fistula
● Iritasi kulit
03.
Nutrisi Pada Pasien
Dengan Ileostomy
Makanan Post Ileostomy
● Makan 6 kali sehari (porsi kecil) ● Makanan hambar dan rendah serat
lebih baik dari 3 kali (porsi besar) selama beberapa minggu pertama
● Jangan makan terlalu banyak di setelah operasi.
malam hari → membantu ● Makanan hambar → makanan yang
membatasi pergerakan usus
dimasak, mudah dicerna yang tidak
(kotoran) dari ileostomi
● Makan secara perlahan dan pedas, berat, atau digoreng.
dikunyah dengan baik ● Manfaat:
● Minum +2 L/hari Diare, kembung, pembengkakan atau
● Jika ada makanan yang membuat nyeri tekan di situs ileostomi
tidak nyaman → berhenti 2-3 ● Tidak ada pantangan makan seumur
minggu lalu coba kembali
hidup
Makanan Post Ileostomy (6 Minggu)
● Buah yang lembut dan mudah
dikupas → hindari buah berbiji dan
● Makan daging yang lembut dan
buah kering
● Sayuran dimasak tanpa kulit dan empuk serta makanan berprotein
biji → hindari sayuran berserat dan yang dimasak, mudah dicerna yang
mentah tidak pedas, berat, atau digoreng.
● Pilih biji-bijian olahan→ roti putih, ● Minum multivitamin dengan mineral
sereal olahan, nasi putih, dan pasta ● 6 porsi kecil > 3 porsi besar
putih.
● Minum + 2 L/hari
● Hindari biji-bijian, beras merah,
dedak, dan roti dengan kacang atau
biji-bijian
Anjuran Post-Ileostomy
● Makan secara teratur – jangan ada jeda terlalu lama antara jadwal makan →
peningkatan output ileostomy
● Makan dengan pelan – makan sedikit-sedikit dan kunyah lumat → membantu
digesti dan absorpsi serta agar tidak terjadi penyumbatan
● Minum: 1.5-2 L/hari
● Minum lebih banyak jika terjadi kehilangan cairan berlebih (misal pasien
sering berolahraga rutin atau saat cuaca panas)
● Jika produksi pada ileostomy banyak → risiko kekurangan ion-elektrolit →
tingkatkan intake garam
● Hindari kulit dan biji-bijian dari buah dan sayuran → dapat menyumbat stoma
● Hindari makan langsung dalam porsi banyak dalam satu aktu → menghindari
produksi pada stoma yang berlebih
Masalah Pada Ileostomy

● Masalah yang muncul


pada ileostomy umumnya
berhubungan dengan
produksi (feses) yang
keluar dari stoma itu
sendiri
● Masalah utama → odor,
flatus, dan feses yang
lembek
Feses yang Lembek pada Pasien Ileostomy
● Masalah yang sering muncul → feses lembek
● Makanan berikut dapat membuat konsistensi feses lebih
padat:
○ Makanan mengandung pati yang rendah serat (nasi
putih - pasta - mie - roti - tapioka)
○ Makanan yang mengandung gelatin (marshmallow -
jelly)
○ Selai kacang (tanpa remahan kacang)
○ Tapioka
○ Kentang (tanpa kulit)
Dehidrasi pada Pasien Ileostomy
● Rata-rata output cairan pada pasien dengan ileostomy
→ 800-1000 mL/hari (4-5 kantung stoma)
● Menghindari dehidrasi → konsumsi cairan minimal 1.5
L/hari
● Tanda-tanda dehidrasi:
○ Haus berlebih
○ Mulut kering
○ Lesu
○ Pingsan
○ Pandangan buram
● Kehilangan elektrolit dan cairan melalui output
ileostomi yang berlebih → tingkatkan intake cairan dan
garam (waspada pada pasien dengan hipertensi dan
gangguan ginjal)
04.
Nutrisi Peri-operatif pada
Pasien dengan Operasi
Gastrointestinal
Pre Operatif
● Tujuan :
○ Mencegah dan melakukan tata laksana terjadinya katabolisme dan malnutrisi
○ Mencegah komplikasi post operasi
● Indikasi terapi nutrisi:
○ Pada pasien yang sudah malnutrisi → Dukungan nutrisi 7-10 hari sebelum
pembedahan
○ Pada pasien risiko malnutrisi berat
■ Kehilangan BB > 10-15% dalam 6 bulan
■ IMT < 18,5 kg/m2
■ SGA grade C atau NRS > 5
■ Serum albumin <3 g/dL, tanpa gangguan fungsi hati dan ginjal
○ Asupan oral <50% dalam 7 hari → kombinasi dengan nutrisi parenteral
● Pre operative fasting → untuk mencegah aspirasi saat anestesi bekerja
○ Clear fluid : 2 jam sebelum operasi
○ Makanan padat : 6 jam sebelum operasi
Intra Operatif
● Pemberian infus karbohidrat tidak diperlukan pada durasi pembedahan <13 jam
● Terapi nutrisi tidak diberikan intra bedah untuk menurunkan risiko terjadinya hiperglikemia
pasca bedah
● Terapi nutrisi pre operasi pasien yang adekuat diharapkan dapat mencukupi kebutuhan
nutrisi selama intra bedah
Post Operatif
● Kebutuhan energi
○ Harris Benedict : Kebutuhan energi basal (KEB) x factor stress (FS) x aktivitas fisik (AF)
■ KEB
● Pria = 66,5 + (13,7 x berat badan) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x usia)
● Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7 x usia)
■ FS : bedah = 1,2; sepsis = 1,4-1,8
■ AF : non ambulatory = 0,8-0,9; bed rest = 1-1,15; ambulatory ringan = 1,2-1,3
○ ESPEN
■ Fase akut : 20-25 kkal/kgBB
■ Fase anabolik : 25-30 kkal/BB
■ Malnutrisi : 25-30 kkal/kgBB

● Keseimbangan makronutrien
○ Protein : 1,5 gr/kgBB ideal (20% KET) → karena adanya hipoalbuminemia
○ Protein : lemak : karbohidrat = 20 : 30 : 50
Perubahan Metabolik
● Pasien dengan operasi gastrointestinal → berisiko mengalami kekurangan nutrisi → intake
nutrisi inadekuat, stress selama pembedahan, peningaktan laju metabolik
● Perubahan metabolik selama proses pembedahan:
○ Trauma selama pembedahan → peningkatan sekresi katekolamin dan aktivitas
simpatis
○ Terjadi kondisi hipermetabolik → peningkatan laju metabolisme sebanyak 10% pada
saat post operatif
○ Jika asupan nutrisi inadekuat pada kondisi ini → terjadi proteolisis otot secara masif
○ Peningkatan energy expenditure → terjadi akibat respons hormonal setelah stress
saat terjadi trauma pembedahan (TNF-a, IL-1, IL-6)
○ Terjadi glukoneogenesis, glikogenolisis, lipolisis, sintesis protein fase akut, katabolisme
protein otot
○ Terjadi kondisi hipoalbumenia (penurunan sintesis, redistribusi ke ekstravaskular)
Perubahan Fisiologis

● Post operatif → permeabilitas usus meningkat sebanyak dua sampai empat kali lipat
(kembali normal kira-kira 5 hari post operatif)
● Deplesi nutrisi diasosiasikan dengan peningkatan permeabilitas usus dan
berkurangnya tinggi villi usus
● Peningkatan permeabilitas usus → dapat menyebabkan kegagalan barrier terhadap
bakteri dan toksin endogen
● Akibatnya, dapat terjadi systemic inflammatory response syndrome (SIRS) → sepsis,
multiorgan failure
● Maka dari itu, nutrisi pada pasien post operatif perlu diperhatikan
Manfaat Terapi Nutrisi Untuk Pasien Bedah

● Pasien, yang terutama sudah dalam kondisi malnutrisi bahkan sebelum operasi,
berisiko tinggi mengalami komplikasi post operasi
● Meningkatkan status nutrisi dan clinical outcome pada pasien yang mengalami
kekurangan nutrisi
● Beberapa studi membuktikan adanya penurunan angka morbiditas dan length of
hospital stays
● Terbukti pula meningkatkan recovery after surgery
Pemberian Nutrisi Enteral
● Dahulu → setelah dilakukan operasi pada sistem pencernaan, tidak boleh diberikan
nutrisi secara enteral → dapat mengganggu integritas usus post anastomosis dan
pasien tidak dapat mentoleransinya
● Akan tetapi, motilitas dari usus kecil kembali dalam 6-8 jam post operasi dan
kemampuan absorpsinya adekuat
● MAKA DARI ITU → pemberian nutrisi enteral pada pasien post operasi
gastrointestinal terbukti aman dan dapat ditoleransi, bisa diberikan 24-48 jam post op
(early enteral nutrition) → beberapa efek samping yang sering ditemukan, yaitu: kram
perut dan kembung
● Perlu dipilih rute pemberian yang sesuai → tergantung dengan durasi pemberian
nutrisi, risiko aspirasi, dan anatomi saluran GIT
● Nutrisi enteral terbukti memiliki banyak manfaat pada pasien post operatif →
menurunkan risiko infeksi post-op, meningkatkan respon penyembuhan luka,
memengaruhi oksigenasi mukosa usus
Early Enteral Nutrition

● Early enteral nutrition → pemberian nutrisi enteral 24-48 jam post op


● Tujuan : menjaga integritas mukosa saluran pencernaan dan menyediakan nutrisi
selama stress metabolik
● Membutuhkan administrasi secara kontinyu melalui infusion pump melalui pipa yang
dipasang pada bagian distal dari jejunum proksimal (pada pasien dengan
hemodinamika stabil)
● Bukan untuk memenuhi kebutuhan kalori pasien
INDIKASI PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL

1. Pasien yang tidak bisa maupun yang tidak mau mengkonsumsi nutrisi yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
2. Untuk dapat diberikan nutrisi secara enteral, maka dibutuhkan fungsi GIT
yang komplit atau parsial, :
a. Anoreksia
b. Koma, stroke
c. Sepsis
d. Trauma
e. Post op
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL

KONTRAINDIKASI RELATIF KONTRAINDIKASI ABSOLUT


1. Nyeri postprandial 1. Complete bowel obstruction
2. Short Bowel Syndrome 2. Severe ileus dengan distensi
3. Muntah 3. Ketidakmampuan secara
4. Diare berat penuh saluran GIT untuk
absorpsi nutrisi
4. Severe shock
5. Intestinal ischemia
6. High output fistula
7. Severe intestinal
hemorrhage
LOKASI PIPA ENTERAL

1. Nasogastric
2. Orogastric
SHORT TERM (<6-8 minggu)
3. Nasointestinal
4. Orointestinal
5. Gastrostomy
a. Open : melalui dinding gaster
b. Endoskopik : percutaneous endoscopic gastrostomy
6. Jejunostomy LONG TERM
a. Open : melalui dinding abdomen ke dalam usus
b. Endoskopik : percutaneous endoscopic jejunostomy
Pemberian Nutrisi Parenteral

● Total Parenteral Nutrition (TPN) → seluruh nutrisi pasien didapatkan secara


parenteral (IV access)
● Pemberian TPN → tidak ada penurunan signifikan dari mortalitas dan
morbiditas pada pasien post op
● Pada pasien dengan malnutrisi ringan → pemberian TPN, dari segi risk/benefit
justru meningkatkan risiko infeksi.
● TPN direkomendasikan terbatas hanya pada pasien dengan malnutrisi berat.
INDIKASI - KONTRAINDIKASI PEMBERIAN NUTRISI
PARENTERAL
INDIKASI KONTRAINDIKASI
1. Non functional GIT 1. Instabilitas hemodinamik
a. Obstruksi usus komplit 2. Dapat menerima nutrisi
b. Peritonitis secara enteral dengan
c. Diare berat adekuat
d. Malabsorpsi berat
ENTERAL VS PARENTERAL PADA PASIEN DENGAN OPERASI
GIT
● Setiap metode pemberian nutrisi (enteral/parenteral) tentu memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing
● Namun, komplikasi pada nutrisi parenteral → tingkat morbiditas lebih tinggi dibandingkan
nutrisi enteral
● Rute administrasi memengaruhi fungsi dari usus itu sendiri
○ Pemberian nutrisi enteral lebih mengutilisasi fungsi dari usus, sehingga mencegah
terjadinya atrofi usus, mempertahakan flora normal, meningkatkan respon terhadap
trauma, serta mempertahankan sistem imun.
● Meta analisis → early enteral nutrition lebih efektif dan berisiko lebih rendah untuk terjadi
sepsis dibandingkan TPN pada high risk surgical patient
● Nutrisi enteral → komplikasi lebih sedikit, shorter hospital stays, biaya relatif lebih murah
● Konklusi: utamakan terlebih dahulu pemberian nutrisi secara enteral, apabila memang rute
enteral sudah tidak memungkinkan, dapat dilakukan TPN.
Daftar Putaka
1. Rajaretnam N, Lieske B. Ileostomy [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2022 [cited 28 June 2022]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519003/
2. Ileostomy - Living with an ileostomy [Internet]. nhs.uk. 2022 [cited 28 June 2022]. Available from:
https://www.nhs.uk/conditions/ileostomy/living-with/
3. Weimann A, Braga M, Carli F, et al. ESPEN practical guidelines: Clinical nutrition in surgery. 2021.
4. [Internet]. Bppsdmk.kemkes.go.id. 2022 [cited 28 June 2022]. Available from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-DAUR-KEHIDUPAN-FINAL-SC.
pdf
5. Mazaki T, Ebisawa K. Enteral versus parenteral nutrition after gastrointestinal surgery: a systematic review and
meta-analysis of randomized controlled trials in the English literature. J Gastrointest Surg 2008;12:739e55.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai