RPD : 1 tahun yang lalu pasien mengalami nyeri perut dan ditemukan terdapat
ileitis TB disertai perlengketan → dilakukan tindakan ileostomi
Lab Imaging
- Pasien tidak ada keluhan. KU : tampak tenang Ileitis TB post LE dan ileostomi - Puasa 6 jam pre op
Kesadaran : compos mentis
- Nyeri perut (-), demam (-), GCS : E4M6V5
- IVFD RL 1500cc /24 jam
batuk (-), pilek (-) - Ceftriaxone 1x1 gr IV 1 jam pre
- Pasien terakhir makan kemarin TTV : op
TD : 110/70 mmHg
jam 00.00 dan minum air putih HR : 68x/menit
sebanyak 1 botol (600 ml) dalam RR : 20x/menit
S : 36.8 C
sehari SpO2 : 99 % on room air
- Terakhir ganti ostomy pouch 2
Cairan:
hari yang lalu. - BAK baik, tidak
Input: 1800cc /24jam
ada keluhan. Output: 900cc /24jam
IWL: 565cc /24jam
Balance: +335cc
Pemeriksaan fisik:
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera
ikterik -/- , mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+).
a/r iliaka kanan terdapat stoma
colostomi beserta ostomy pouch berisi
BAB konsistensi cair berwarna coklat
kehitaman.
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2
detik, turgor kulit baik.
Sabtu, 18 Juni 2022 (HR 3, POD1)
S O A P
-- Pasien mengeluhkan nyeri KU : tampak sakit sedang Ileitis TB post LE dan ileostomi - Puasa sampai hari ke 2
Kesadaran : compos mentis
pada luka operasi dengan VAS GCS : E4M6V5
post laparotomy adhesiolisis - IVFD RL 1500cc /24 jam
8/10. reanastomosis POD 1 - IVFD Dextrose 5% 500cc /24
- Demam (-), mua (-)l, muntah TTV : jam
TD : 120/80mmHg
(-) HR : 89x/menit - Ceftriaxone 1x1 gr IV
- Pasien belum makan, minum RR : 20x/menit - Ketorolac 2x30 mg IV
S : 36.9 C
dan BAB SpO2 : 99% on room air - Ranitidin 2x1 amp IV
- BAK on catheter
Cairan:
- Tidur cukup nyenyak
Input: 1150cc /24jam
Output: 600cc /24jam
IWL: 675cc /24jam
Balance: -125 cc
Drain: 100cc /24 jam, hemoragik
Pasien mengeluhkan mual dari KU : tampak sakit sedang Ileitis TB post LE dan ileostomi - Minum 1 jam 1 sendok makan
Kesadaran : compos mentis
semalam. Pasien tidak merasa GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis - IVFD RL 1500cc /24 jam
nyeri pada luka post op, namun Cairan:
reanastomosis POD 3 - IVFD Dextrose 5% 500cc /24
nyeri masih dirasakan saat Input: 1720cc /24jam jam
Output: 1150cc /24jam
batuk dengan VAS 5/10, nyeri IWL: 675cc /24jam - Ceftriaxone 1x1 gr IV H4D4
tidak menjalar, terasa seperti Balance: -105 cc - Ketorolac 2x30 mg IV
nyut-nyut, hilang timbul. Keluhan TTV : - Ranitidin 2x1 amp IV
lain seperti demam, mual, TD : 120/80 mmHg
HR : 93x/menit
muntah disangkal. Pasien belum RR : x/menit
S : 36.9 C
makan, sudah minum 1 sendok SpO2 : 99% on room air
per 1 jam. Belum BAB, BAK on
PF
catheter. Tidur cukup nyenyak. Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik
-/- , mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
disekitar luka operasi (+), distensi (-).
Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi
tertutup kassa, terdapat rembesan minimal
(+)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain
tertutup kasa, rembesan (-)
Pasien merasa keluhan KU : tampak sakit ringan Ileitis TB post LE dan ileostomi - Diet cair kaldu 6×50 cc, air
Kesadaran : compos mentis
kembung dan nyeri pada luka GCS : E4M6V5 post laparotomy adhesiolisis putih bebas
post op membaik (VAS 3). Cairan:
reanastomosis POD 5 - IVFD RL 1000cc /24 jam
Keluhan lain seperti demam, Input: 3250 cc /24jam - IVFD kalbamin 500 cc +
Output: 1322 cc /24jam
mual, muntah disangkal. Pasien IWL: 675 cc /24jam Dextrose 5% 500cc /24 jam
belum makan dan minum air Balance: +1253 cc - Ceftriaxone 1x1 gr IV H6D6
Drain: 22cc/24 jam, serosanguinous
sebanyak 3 sedot melalui - Ketorolac 2x30 mg IV
sedotan. Pasien minum air kaldu TTV : - Ranitidin 2x1 amp IV
TD : 113/70 mmHg
sebanyak 5 x 2 sendok. Belum HR : 78x/menit
RR : 20x/menit
BAB. Kateter sudah dilepas, S : 36.4 C
BAK sebanyak 1 kali berwarna SpO2 : 98% on room air
Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi
tertutup kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain
tertutup kasa, rembesan (-), 22cc/24 jam
serosanguinous
PF
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- ,
mukosa oral basah.
Thorax: vesikuler (+/+), rhonki (-/-).
Abdomen: tampak datar, BU (+), nyeri tekan
disekitar luka operasi (+), distensi (-).
Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
kasa, rembesan (-), 4,1 cc/24 jam, hemoragik
Status lokalis:
a/r iliaka kanan tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-)
a/r midline tampak luka post operasi tertutup
kassa, rembesan (-).
a/r hipogastrik sinistra tampak luka drain tertutup
kasa, drain sudah dilepas
● Keseimbangan makronutrien
○ Protein : 1,5 gr/kgBB ideal (20% KET) → karena adanya hipoalbuminemia
○ Protein : lemak : karbohidrat = 20 : 30 : 50
Perubahan Metabolik
● Pasien dengan operasi gastrointestinal → berisiko mengalami kekurangan nutrisi → intake
nutrisi inadekuat, stress selama pembedahan, peningaktan laju metabolik
● Perubahan metabolik selama proses pembedahan:
○ Trauma selama pembedahan → peningkatan sekresi katekolamin dan aktivitas
simpatis
○ Terjadi kondisi hipermetabolik → peningkatan laju metabolisme sebanyak 10% pada
saat post operatif
○ Jika asupan nutrisi inadekuat pada kondisi ini → terjadi proteolisis otot secara masif
○ Peningkatan energy expenditure → terjadi akibat respons hormonal setelah stress
saat terjadi trauma pembedahan (TNF-a, IL-1, IL-6)
○ Terjadi glukoneogenesis, glikogenolisis, lipolisis, sintesis protein fase akut, katabolisme
protein otot
○ Terjadi kondisi hipoalbumenia (penurunan sintesis, redistribusi ke ekstravaskular)
Perubahan Fisiologis
● Post operatif → permeabilitas usus meningkat sebanyak dua sampai empat kali lipat
(kembali normal kira-kira 5 hari post operatif)
● Deplesi nutrisi diasosiasikan dengan peningkatan permeabilitas usus dan
berkurangnya tinggi villi usus
● Peningkatan permeabilitas usus → dapat menyebabkan kegagalan barrier terhadap
bakteri dan toksin endogen
● Akibatnya, dapat terjadi systemic inflammatory response syndrome (SIRS) → sepsis,
multiorgan failure
● Maka dari itu, nutrisi pada pasien post operatif perlu diperhatikan
Manfaat Terapi Nutrisi Untuk Pasien Bedah
● Pasien, yang terutama sudah dalam kondisi malnutrisi bahkan sebelum operasi,
berisiko tinggi mengalami komplikasi post operasi
● Meningkatkan status nutrisi dan clinical outcome pada pasien yang mengalami
kekurangan nutrisi
● Beberapa studi membuktikan adanya penurunan angka morbiditas dan length of
hospital stays
● Terbukti pula meningkatkan recovery after surgery
Pemberian Nutrisi Enteral
● Dahulu → setelah dilakukan operasi pada sistem pencernaan, tidak boleh diberikan
nutrisi secara enteral → dapat mengganggu integritas usus post anastomosis dan
pasien tidak dapat mentoleransinya
● Akan tetapi, motilitas dari usus kecil kembali dalam 6-8 jam post operasi dan
kemampuan absorpsinya adekuat
● MAKA DARI ITU → pemberian nutrisi enteral pada pasien post operasi
gastrointestinal terbukti aman dan dapat ditoleransi, bisa diberikan 24-48 jam post op
(early enteral nutrition) → beberapa efek samping yang sering ditemukan, yaitu: kram
perut dan kembung
● Perlu dipilih rute pemberian yang sesuai → tergantung dengan durasi pemberian
nutrisi, risiko aspirasi, dan anatomi saluran GIT
● Nutrisi enteral terbukti memiliki banyak manfaat pada pasien post operatif →
menurunkan risiko infeksi post-op, meningkatkan respon penyembuhan luka,
memengaruhi oksigenasi mukosa usus
Early Enteral Nutrition
1. Pasien yang tidak bisa maupun yang tidak mau mengkonsumsi nutrisi yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
2. Untuk dapat diberikan nutrisi secara enteral, maka dibutuhkan fungsi GIT
yang komplit atau parsial, :
a. Anoreksia
b. Koma, stroke
c. Sepsis
d. Trauma
e. Post op
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL
1. Nasogastric
2. Orogastric
SHORT TERM (<6-8 minggu)
3. Nasointestinal
4. Orointestinal
5. Gastrostomy
a. Open : melalui dinding gaster
b. Endoskopik : percutaneous endoscopic gastrostomy
6. Jejunostomy LONG TERM
a. Open : melalui dinding abdomen ke dalam usus
b. Endoskopik : percutaneous endoscopic jejunostomy
Pemberian Nutrisi Parenteral